Tahap terakhir yang dilalui dalam proses pengolahan minyak bumi sehingga
menghasilkan bahan siap guna adalah proses blending. Blending adalah tahapan yang
dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk melalui penambahan bahan-bahan aditif ke
dalam fraksi minyak bumi. Bahan-bahan aditif yang digunakan tersebut salah satunya adalah
tetra ethyl lead (TEL). TEL adalah bahan aditif yang digunakan menaikkan bilangan oktan
bensin. Untuk memperoleh kualitas bensin yang baik dilakukan blending (pencampuran),
terdapat sekitar 22 bahan pencampur (zat aditif) yang dapat ditambahkan ke dalam proses
pengolahannya. Bahan- bahan pencampur tersebut, antara lain tetraethyllead (TEL), MTBE,
etanol, dan methanol. Penambahan zat aditif ini dapat menimgkatkan bilangan oktan. Dalam
proses rekayasa industri, pencampuran adalah operasi unit yang melibatkan manipulasi
sistem fisik heterogen, dengan maksud untuk membuatnya lebih homogen.
Suatu pencampuran adalah sebuah zat yang dibuat dengan menggabungkan dua zat
atau lebih yang berbeda tanpa reaksi kimia yang terjadi (objek tidak menempel satu sama
lain). Sementara tak ada perubahan fisik dalam suatu pencampuran, properti kimia suatu
pencampuran, seperti titik lelehnya,dapat menyimpang dari komponennya.
Pencampuran dapat dipisahkan menjadi komponen aslinya secara mekanis.
Pencampuran dapat bersifat homogen atau heterogen. Tujuan pencampuran adalah untuk
melapisi partikel dengan pengikat, untuk memutus aglomerat, dan untuk mencapai distribusi
seragam pengikat dan ukuran partikel seluruh bahan baku. Selanjutnya beberapa komponen
dari binder harus tipis dan tersebar diantara partikel, untuk mendapatkan ini beberapa detail
harus menjadi pertimbangan yang penting.
Thermoplastic pencampuran dilakukan pada temperatur yang lebih tinggi/menengah
karena disini gaya gunting yang terjadi cukup dominan. Banyak yang beranggapan bahwa
pengadukan sama dengan pencampuran padahal jelas sangat berbeda karena pengadukan
(agitasi) ada bantuan mekanis, sedangkan pencampuran tidak ada bantuan mekanis. Dalam
pengadukan pasti ada pencampuran tetapi dalam pencampuran belum tentu ada pengadukan.
Reaktor Berpengaduk
a. Reaktor Tangki Ideal
b. Dikatakan reaktor tangki ideal apabila pengadukan dalam reaktor terjadi secara
sempurna, sehingga suhu dan komposisi dalam reaktor uniform. Rektor tangki dapat
dipakai secara batch, semibatch, dan kontinyu.
c. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (CSTR)
Reaktor alir tangki berpengaduk hampir sama dengan reaktor batch tetapi umpan dan
produk mengalir secara kontinyu dan pada reaktor CSTR dilengkapi dengan alat penambahan
zat pereaksi dan pengambilan produk secara kontinyu.
Countinued Stirred Tank Reaktor (CSTR) adalah tipe reaktor umum yang ideal di teknik
kimia . CSTR sering mengacu pada model yang digunakan untuk memperkirakan variabel
unit operasi kunci ketika menggunakan countinous agitated tank reaktor untuk mencapai
output yang ditentukan . Countinued Stirred Tank Reaktor (CSTR) bisa berbentuk dalam
tangki satu atau lebih dari satu dalam bentuk seri . Keuntungan dari reaktor ini adalah kualitas
produk yang bagus ,kontrol yang otomatis dan tidak banyak menggunakan tenaga operator .
Karateristik dari reaktor ini adalah beroperasi pada keadaan steady state dengan aliran reaktan
dan produk secara kontinu . Coil stainless didalam reaktor CSTR berguna sebagai pemindah
panas permukaan untuk memanaskan sirkulator air . Agitator pengaduk turbin bekerja pada
sambungan dengan mengatur baffle untuk menghasilkan dan pengadukan yang sempurna .
Agitator ini bekerja menggunakan motor listrik bukan rotor listrik yang dimana ditaruh pada
penutup reaktor . Motor ini dijalanka dengan variabel speed unit yang ditaruh didepan sevice
unit . Tombol untuk plug motor listrik ini diletakkan pada bagian belakang service unit .
Agitator pengaduk biasanya digunakan untuk beberapa tujuan sekaligus,misalnya dalam
hidrogenasi katalitik pada zat cair .
Dalam bejana hidrogenasi , gas hidrogen didispersikan melalui zat cair dimana
terdapat partikel katalis padat dalam keadaan suspensi , sementara kalor reaksi diangkut
keluar melalui kumparan ataupun mantel . Di dalam reaktor tangki ideal konsentrasi di setiap
titik di dalam reaktor adalah sama , sehingga kecepatan reaksi tidak dipengaruhi oleh posisi
campuran didalam reaktor . Dengan demikian perhitungan neraca massanya dapat dilakukan
secara makro, yaitu dengan meninjau reaktor tersebut sebagai suatu unit yang utuh) . Ada
reaktor CSTR prosesnya berlangsung secara kontinu , pengadukan adalah yang terpenting
dalam reaktor ini karena dengan pengadukan menjadikan reaksinya menjadi homogen . Di
reaktor CSTR , satu atau lebih reaktan masuk kedalam suatu bejana berpengaduk dan
bersamaan dengan itu sejumlah yang sama dengan produk yang ( dikeluarkan dari reaktor) .
Pengaduk dirancang sehinggacampuranteraduk dengan sempurna dan diharapkan reak
si berlangsung secara optimal waktu tinggal dapat diketahui dengan membagi volum reaktor
dengan kecepatan volumetrik cairan yang masuk reaktor . Reaktor CSTR dapat digunakan
jika reaksi memelurkan pengadukan dan
konfigurasi seri untuk aliran konsentrasi yang berbeda . Fase zat yang dapat digunakan adalah
liquid , gas – liquid , maupun solid – liquid . Kelebihan dari reaktor CSTR adalah operasi
kontinu , sehingga memungkinkan produksi dalam jumlah besar . Pengontrolan temperatur
mudah dilakukan sudah untuk menjalankan dua fase , biaya operasi murah . Kelemahan
reaktor CSTR , yaitu konversi per unit volume rendah . Agitasi yang kecil dapat
menyebabkan by passing dan channeling.
Reaktor dengan model berupa tangki berpengaduk dan diasumsikan pengaduk yang bi
sa bekerja di alam tangki sangat sempurna sehingga konsentrasi tiap komponen dalam reaktor
seragam sebesar konsentrasi aliran yang keluar dari reaktor . Reaktor jenis ini merupakan
reaktor yang umum digunakan dalam suatu industri .
1.8 Blower
Blower adalah mesin atau alat yang digunakan untuk menaikkan atau memperbesar
tekanan udara atau gas yang akan dialirkan dalam suatu ruangan tertentu juga sebagai
pengisapan atau pemvakuman udara atau gas tertentu . Bila untuk keperluan khusus , blower
kadang - kadang diberi nama lain misalnya untuk keperluan gas dari dalam oven kokas
disebut dengan nama exhouter. Di industri gas alat ini biasanya digunakan untuk
mensirkulasikan gas- gas tertentu didalam tahap proses - proses secara kimia dikenal dengan
nama booster atau circulator . Pengertian blower pada dasarnya sama dengan fan , namun
blower dapat menghasilkan tekanan statik yang lebih tinggi . Kadang - kadang tekanan yang
lebih tinggi dicapai melalui sebuah susunan impeller multitahap . Sebuah kipas sentrifugal
dengan rasio tekanan tinggi ( output tekanan tiga input tekanan) dikenal sebagai blower .
Blower memberikan laju aliran volume transfer yang tinggidengan rasio tekanan yang relatif
lebih besar .
Dalam praktik keteknikan , fan dan blower dikategorikan sebagai piranti yang
menghasilkan tekanan relatif rendah , sedangkan kompresor menghasilkan tekanan yang
lebih tinggi . Batasan antara blower dan kompresor ditetapkan pada tujuh persen peningkatan
densitas fluida (udara) dari umpan blower ke keluaran blower .
4) Pemanas,
5) Kondensor,
6) Termometer,
7) Pompa vakum,
8) Labu pemisah,
9) Kertas saring,
10) Over,
11) Buret,
Tahap untuk mengetahui karakteristik SBE sebelum dilakukan proses produksi biodiesel
sekaligus untuk menentukan tahapan produksi menggunakan metode in situ yang dilakukan.
Analisis yang dilakukan meliputi kadar air, kadar asam lemak bebas dan kadar lemak.
Analisa masing-masing parameter dilakukan sebanyak dua kali pengulangan untuk
memperoleh hasil yang lebih akurat.
Pada penelitian ini digunakan model pengaduk five-blade turbin dan pitched-blade
turbin. Letak perbedaan antara kedua jenis pengaduk tersebut yakni pada bentuk, dimensi,
dan posisi sudut miring dari pisau pengaduk (blade). Menurut McCabe (2004) dimensi dan
geometri tangki menjadi salah satu pertimbangan dasar dalam pengoptimalan kemampuan
pengaduk untuk dapat menggerakkan dan membuat pola aliran fluida yang melingkupi
seluruh bagian fluida di dalam tangki. Hal ini berarti pengaduk yang baik diperoleh dari
perhitungan perbandingan terhadap wadah pengaduk yang digunakan termasuk pada jenis
bahan yang akan diaduk. Pengaduk model five-blade turbin telah dirancang dengan jumlah
blade yang digunakan sebanyak lima blade yang tersusun secara vertikal tegak, namun jenis
pengaduk ini tidak memiliki dimensi yang sesuai perhitungan optimalisasi pengaduk baik
terhadap tinggi pengaduk dari dasar tangki (C), diameter pengaduk (D), dan lebar pengaduk
(W) serta posisi blade yang kurang sesuai sebagai pengaduk bahan padatan. Pengaduk jenis
pitched-blade turbin adalah model pengaduk yang sengaja dirancang sehingga dapat
menghasilkan pola aliran kombinasi yang diinginkan. Perancangan model pengaduk dimulai
dari perhitungan dan perbandingan antara dimensi tangki dengan tinggi bahan dalam tangki
yang ditunjukkan pada Gambar 1.
2) Untuk memfasilitasi perpindahan massa atau energi diantara bagian- bagian dari
sistem yang tidak seragam dan
3) Untuk menunjukkan perubahan fase pada sistem multikomponen dengan atau tanpa
perubahan komposisi.
Pada penelitian ini jika semakin baik pengadukan yang terjadi maka akan semakin
besar peluang antara metanol/heksana, katalisator (asam/basa) dengan SBE saling bercampur
atau bertumbukan sehingga dapat menyebabkan transfer massa dan energi yang baik. Kondisi
tersebut adalah disaat kondisi yang sangat diharapkan pada proses esterifikasi-
transesterifikasi in situ saat dalam melakukan konversi pada asam lemak bebas dan
trigliserida menjadi metil ester.
Menurut McCabe (2004) pencampuran yang terjadi karena adanya gumpalan-
gumpalan fluida yang dapat terbentuk (fluida yang terbentuk dan tercampur akibat dari proses
yang saling bertumbukan karena proses pengadukan) dan tercampakkan di dalam medan
aliran yang dikenal juga sebagai eddies, sehingga mekanisme pada pencampuran ini disebut
eddy diffusion.
Mekanisme ini membedakan saat pencampuran dalam keadaan turbulen dan
pencampuran keadaan laminar. Keadaan laminar atau turbulen pada pencampuran yang
terjadi merupakan faktor penting yang harus diperhatikan. Keadaan mana yang diperlukan
tergantung dari proses dan tujuan produksi yang ingin dicapai. Ilustrasi eddy diffusion dapat
dilihat pada Gambar 2.
Pada Gambar 2 bisa dilihat bahwa aliran partikel B melewati jalan tanpa hambatan atau
dengan kata lain SBE dan pelarut tidak terjadi interaksi yang baik karena peluang
terjadinya tumbukan sangat kecil. Beda dengan A dan C. Kedua jenis aliran tak beraturan
dan pada kondisi ini dapat terjadi interaksi antara pelarut dan bahan saling bertumbukan
lebih baik. Untuk itu perlu dilakukan identifikasi kemungkinan model aliran apa saja yang
terjadi selama proses pengadukan lalu dirancang bagaimana agar model aliran fluida yang
dibutuhkan dapat terjadi. Apakah lebih dominan pada aliran A,B, atau C salah satu yang
dapat mempengaruhinya adalah model pengaduk.