Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Demam merupakan salah satu keluhan tersering orang tua yang
mencari perawatan medis untuk anak mereka. Fobia demam dan konsep yang
salah mengenai demam sering dijumpai pada semua kelompok sosioekonomi.
Pemberian antiperatik merupakan respons yang hampir universal terhadap
demam yang dialami anak-anak. Orang tua sebaiknya diyakinkan bahwa
demam pada suhu 37,80-400C itu tidak berbahaya. Demam tidak
menyebabkan “kerusakan otak”, kecuali jika suhunya melebihi 41,20C.
Penting diingat bahwa suhu tubuh dapat meningkat karena beberapa
faktor, seperti aktivitas fisik, emosi, selesai makan dan ovulasi. Faktor
ekstrinsik, seperti memakai pakaian tebal, pajanan terhadap suhu lingkungan
yang tingg, sertameningkatnya kelembapan dapat juga menaikkan suhu
tubuh. Faktor-faktor ini sangat penting bagi anak-anak karena area luas
permukaan tubuh relatif per unit volumenya lebih kecil dari pada orang
dewasa. Oleh karena itu, permukaan tubuh yang ada untuk mendinginkan
menjadi lebih sedikit. Suhu inti tubuh normal pada anak-anak dapat mencapai
380C.

B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan pembelajaran diharapkan mahasiswa PSIK 5B mampu
menjelaskan, memahami dan mengaplikasikan mengenai materi Asuhan
Keperawatan Febris
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui dan memahami pengertian febris/demam.
b. Mengetahui dan memahami klasifikasi febris/demam
c. Mengetahui dan memahami etiologi febris/demam

1
d. Mengetahui dan memahami manifestasi klinis febris/demam
e. Mengetahui dan memahami patofisiologi febris/demam
f. Mengetahui dan memahami pathways febris/demam
g. Mengetahui dan memahami pengkajian febris/demam
h. Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang ferbris/demam
i. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan ferbris/demam
j. Mengetahui dan memahami diagnosa keperawatan
k. Mengetahui dan memahami intervensi keperawatan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN FEBRIS/DEMAM
Demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh yang abnormal
(Nurarif, 2013).
Demam adalah suhu rektal yang lebih dari 380C (100,40F). Suhu normal
dapat berfluktuasi sepanjang hari, berkisar antara 36,1-380C. Umumnya suhu
tubuh pada anak-anak lebih tinggi, kemudian menurun hingga pada tingkat
dewasa pada usia 13-14 tahun pada anak perempuan dan 17-18 tahun pada
laki-laki (Schwartz, 2004).
Demam adalah peningkatan suhu tubuh yang normal bersama dengan
peningkatan set point hipotalamus. Temperatur normal tubuh dipertahankan
(≤ 37,20C).

B. KLASIFIKASI DEMAM
1. Demam Septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari
dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai
keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun
ke tingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
2. Demam Termiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tapi tidak pernah mencapai suhu badan
normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat
dan tidak tersebar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
3. Demam Intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapaa jam dalam
suatu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam 2 hari sekali disebut
tersiana dan bila terjadi 2 hari terbebas demam diantara 2 serangan demam
disebut kuartana.

3
4. Demam Kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari 1 derajat. Pada tingkat
demam yang terus menerus tinggi sekali ddisebut hiperpireksia.
5. Demam Siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh
beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti
oleh kenaikan suhu seperti semula.

C. ETIOLOGI
1. Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan
toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada
gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya perdarahan otak, koma).
Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam
antara lain : ketelitian pengambilan riwayat pasien, pelaksanaan
pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan
laboratorium, serta penunjang lain secara tepat dan holistik.
2. Beberapa hal khusus yang perlu diperhatikan pada demam adalah cara
timbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lain
yang menyertai demam.
3. Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien
mengalami demam terus-menerus selama 3 minggu dan suhu badan diatas
38,30C dan tetap belum didapat penyebabnya walaupun telah diteliti
selama satu mingggu secara intensif dengan menggunakan secara
laboratorium dan penunjang medis lainnya.

D. MANIFESTASI KLINIK
1. Suhu badan lebih dari 37,80C-400C
2. Banyak keringat
3. Menggigil
4. Anak rewel
5. Kulit kemerahan

4
6. Hangat pada sentuhan
7. Peningkatan frekuensi pernapasan
8. Dehidrasi
9. Kehilangan nafsu makan

E. PATOFISIOLOGI
Hipertermia muncul sebagai akibat stimulasi pusat termoregulasi
endogen yang ada dalam darah. Protein berbobot molekul rendah ini
disintesis oleh leukosit palimor, fornuklear, monosit dan sel-sel makrofag
jaringan. Zat-zat yang menyebabkan pelepasan pirogen tersebut di dalam
darah adalah tiksin bakteri, berbagai hasil pemecahan pada kerusakan
jaringan dan komplekimun. Pirogenini juga diproduksi oleh sejumlah
neoplasma, khususnya limpoma dan karsinoma ginjal. Ketika mendapatkan
rangsangan dengan cara ini, pusat termoregulasi tersebut akan mengirim
implus kepada pusat vasomotor disebelahnya yang akan menaikkan suhu
tubuh dengan, zat-zat neurotrans mitter yang terlihat masih belum diketahui,
tetapi mungkin senyawa-senyawa prostaglandin. Hal ini dapat menjelaskan
efek antipiretik pada aspirin dan zat-zat inhibitor prostaglandin lainnya yang
tidak trelihat menghambat produksi pirogen itu sendiri.

5
F. PATHWAYS

Infeksius agens Monocytes Pyrogenic cytokines


toxius mediator of macrophages IL, I, TNF, IL-6,
inflamasi endothel sell of other IFNs
sell types

Elevated Anterior
PGE2
thermoregulary set hypotalamus

Heat onversation Fever Metabolisme basal


heat production meningkat meningkat

Ketidakefektifan Ketidakseimbangan
02 ke otak menurun nutrisi kurang dari
termoregulasi
kebutuhan tubuh

Kejang demam TIK meningkat

Ketidakefektifan
perfusi jaringan
perifer

Resiko
Resiko cedera keterlambatan
perkembangan

6
G. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, alamat, status
perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit dan
diagnosa medis.
2. Keluhan Utama
Orang yang menderita observasi febris biasanya emngeluh suhu badannya
naik (panas), keluar banyak keringat, batuk-batuk dan tidak nafsu makan
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada umumnya didapatkan peningkatan suhu tubuh diatas 37,50C atau
ada masalah psikologis (rasa takut dan cemas terhadap penyakitnya)
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Umumnya dikaitkan dengan riwayat medis yang berhubungan dengan
penyakit febris
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam susunan keluarga adalah riwayat febris yang pernah diderita atau
penyakit turunan dan menular yang pernah diderita pada anggota
keluarga.
d. Pola – pola Fungsi Kesehatan
1) Pola persepsi dan tata laksana hidup ssehat
Umumnya pada pola ini penderita penyakit febris mengalami
perubahan dalam perawat dirinya diakibatkan oleh penyakitnya
2) Pola nutrisi dan metabolisme
Umumnya terjadi penurunan nafsu makan atau tidak
3) Pola eliminasi
Pola ini bisa terjadi perubahan asupan yang kurang sehingga klien
tidak bisa BAB/BAK secara normal
4) Pola istirahat dan tidur
Pada pola ini tidur klien biasanya mengalami gangguan karena
adanya rasa tidak nyaman dengan meningkatnya suhu

7
5) Pola aktivitas dan latihan
Aktivitas klien bergantung karena biasanya klien lemah karena
kurangnya asupan serta meningkatnya suhu
6) Pola persepsi dan konsep diri
Klien merasa cemas dengan keadaan suhu tubuhnya yang mengikat
dan ketakutan sehingga mengalami perubahan metabolisme
7) Pola sensori dan kognitif
Tidak terjadi gangguan pada pola ini dan biasanya hanya sebagian
klien yang dapat mengetahuinya
8) Pola reproduksi dan seksual
Pada pola ini biasanya klien tidak mengalmai gangguan
9) Pola hubungan peran
Bisa terjadi hubungan yang baik atau ekkeluargaan dan tidak
mengalami gangguan
10) Pola penanggulangan stres
Dukungan keluarga sangat berarti untuk kesembuhan klien
11) Pola tata nilai dan kepercayaan
Adanya perubahan dalam melaksanakan ibadah sebagai dampak
dari penyakitnya
e. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaa Umum
Kesadaran (baik, gelisah, apatis/koma), badan lemah frekuensi
pernapasan tinggi, suhu badan meningkaat dan nadi meningkat
2) Kepala dan leher
Bentuk, kebersihan, ada bekas trauma atau tidak
3) Kulit, rambut, kuku
Turgor kulit (baik-buruk), tidak ada gangguan/kelainan
4) Mata
Terlihat berair apa tidak, kemerahan
5) Telinga, hidung, tenggorokan dan mulut
Bentuk, kebersihan, fungsi indranya adanya gangguan atau tidak

8
6) Thorak dan abdomen
Tidak didapatkan adanya sesak, abdomen biasanya nyeri dan ada
peningkatan bsising usus
7) Sistem respirasi
Umumnya fungsi respirasi lebih cepat dan dalam
8) Sistem kardiovaskuler
Pada kasus ini biasanya denyut pada nadinya meningkat
9) Sistem muskuluskeletal
Terjadi gangguan apa tidak
10) Sistem pernapasan pada kasus ini tidak terdapat nafas yang
tertinggal / gerakan nafas dan biasanya kesadarannya gelisah,
apatis atau koma

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan fisik : vital sign
2. Laboratorium : pemeriksaan darah rutin, kultur urin dan kultur darah
3. Hemato : CRP (C. Reaktif Protein) : meningkat
SGOT/SGPT : memberi petunjuk mngenai sel hati

I. PENATALAKSANAAN
1. Ajarkan pada orang tua mengenal tanda-tnada kekambuhan dan laporkan
dokter/perawat
2. Instruksikan untuk memberikan pengobatan sesuai dengan dosis dan waktu
3. Ajarkan bagaimana mengukur suhu tubuh dan intervensi
4. Instruksikan untuk kontrol ulang
5. Jelaskan faktor penyebab demam dan menghindari faktor pencetus

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermia b.d proses penyakit
2. Resiko cedera b.d infeksi mikroorganisme

9
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang
kurang
4. Ketidakefektifan termoregulasi b.d peningkatan suhu tubuhdiatas kisaran
normal
5. Resiko keterlambatan perkembangan b.d infeksi
6. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d perubahahan karakteristik
kulit

K. INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Dx Tujuan kriteria Intervensi Rasional
hasil
1. 1 Setelah di lakukan a. Monitor suhu sesering mungkin a. Untuk mengetahui
tindakan b. Monitor IWL perubahan suhu pada
keperawatan c. Monitor tekanan darah, nadi dan klien
diharapkan : RR b. Untuk mengetahui
- Suhu tubuh d. Kolaborasi pemberian cairan balance cairan
dalam rentang intravena c. Untuk mngetahui vital
normal e. Berikan pengobatan untuk sign klien
- Nadi dan RR dam mencegah terjadinya menggigil d. Untuk
rentang normal f. Ajarkan indikasi dari hipotermi mempertahankan
- Tidak ada dan penangan yang diperlukan intake klien
perubahan warna g. Kolaborasi dengan time. Untuk mencegah
kulit kesehatan lain terjadinya menggigil
f. Untuk memberikan
edukasi pada keluarga
klien
g. Untuk menurunkan
suhu badan klien
2. 2. Setelah di lakukan a. Monitor vital sign klien a. Untuk menegtahui
tindakan b. Batasi pengunjung bila perlu status vital sign klien
keperawatan c. Pertahankan lingkungan aseptik b. Untuk mengurangi
diharapkan : selama pemasangan alat resiko terjadinya
- Klien terbebas d. Tingkatkan intake nutrisi infeksi nosokomial
dari cedera e. Ajarkan pasien atau keluarga c. Untuk menjaga
- Mampu tentang tanda-tanda infeksi lingkungan dari
mengenali f. Inspeksi kulit dan membran penyebaran infeksi
perubahan status mukosa terhadap kemerahan d. Untuk
kesehatan mempertahankan daya
- Jumlah leukosit tahan tubuh
dalam batas e. Untuk mendeteksi
normal secara dini tentang

10
infeksi
f. Untuk mengetahui
keadaan kulit klien
3. 3. Setelah di lakukan a. Kaji adanya alergi makanan a. Untuk mengetahui
tindakan b. Kolaborasi dengan ahli gizi adanya alergi makanan
keperawatan dalam menentukan jumlah b. Untuk menentukan
diharapkan : kalori dan nutrisi yang jenis diet yang
- Mampu dibutuhkan klien diperlukan klien
megidentifikasi c. Monitor jumlah nutrisi dan c. Untuk mengetahui
kebutuhan nutrisi kandungan kalori jumlah nutris dan kalori
- Tidak ada tanda- d. Berikan informasi tentang yang masuk
tanda malnutrisi kebutuhan nutrisi d. Untuk meningkatkan
- Tidak terjadi e. Monitor mual dan muntah jumlah nutrisi klien
penurunan berat f. Kolaborasi dengan tim e. Untuk mengetahui
badan kesehatan lain bila terjadi mual jumlah output klien
dan muntah yang terjadi secara f. Untuk mencegah
terus-menerus terjadinya penurunan
BB seacara drastis
4. 4. Setelah di lakukan a. Monitor suhu minimal 2 jam a. Untuk mengetahui suhu
tindakan b. Monitor TD, nadi, RR klien
keperawatan c. Monitor tanda-tanda hipertermi b. Untuk mengetahui vital
diharapkan : d. Tingkatkan intake nutrisi sign klien
- Keseimbangan e. Selimuti pasien untuk mencegah c. Untuk mengetahui
antara produksi hilangnya kehangatan tubuh kondisi suhu klien
panas yang f. Beritahu tentang indikasi d. Untuk
diterima dan terjadimya keletihan keletihan mempertahankan daya
dikeluarkan dan penangan emergency tahan tubuh klien
- Tidak ada kejang g. Ajarkan indikasi dari hipotermi e. Untuk menjaga suhu
- Pengendalian dan penaganan yang diperlukan tubuh klien
resiko h. Berikan antipiretik jika perlu f. Untuk mengetahui
hipertermia indikasi dari hiptermi
g. Untuk menjaga suhu
tubuh klien dalam
rentang normal
5. 5. Setelah di lakukan a. Ajarkan kepada orang tua a. Untuk mengetahui
tindakan tentang penanada perkembangan tahap perkembangan
keperawatan normal anak sesuai dengan usia
diharapkan : b. Demonstrasikan aktivitas yang b. Untuk memberikan
- Fungsi menunjang perkembangan informasi tentang
gastrointestinal c. Ajarkan cara-cara memberikan aktivitas yang mampu
anak adekuat rangsangan yang berarti untuk membantu
- Makanan dan ibu dan anak perkembangan anak
asupan cairan d. Diskusikan hal-hal terkait c. Untuk memberikan
bergizi kerjasama antara orang tua dan edukasi pada ibu
- Kondisi gizi anak d. Untuk meningkatakn

11
adekuat hubungan yang
berkaitan dengan
perkembangan anak
6. 6. Setelah di lakukan a. Monitor adanya daerah tertentu a. Untuk mengidentifikasi
tindakan terhadap untuk daerah mana
keperawatan panas/dingin/tajam/tumpul yang sensitif terhadap
diharapkan : b. Instruksikan keluarga untuk dingin dan panas
- Tekanan darah mengobservasi kulit jika ada lesi b. Untuk membantu
dalam rentang atau laerasi memberikan informasi
normal c. Monitor kemampuan BAB kepada tenaga
- Tidak ada d. Kolaborasi pemberian analgetik kesehatan tentang
ortostatik e. Diskusikan mengenai penyebab keadaan kulit klien
hipertensi perubahan sensasi c. Untuk mengetahui
kemampuan BAB klien
d. Untuk memberikan
analgetik sesuai
indikasi klien
e. Untuk memberikan
tindakan keprawatan
selanjutnya

12
BAB III
PENUTUP

A. KEISMPULAN
Febris yang biasa disebut dengan demam merupakan suatu keadaaan
suhu tubuh diatas normal biasa, yang dapat disebabkan oleh kelainan dalam
otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu.
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat
berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit
metabolik maupun penyakit lain.

B. SARAN
Demikian pembuatan makalah askep ini dan kami mohon kritikan dan
saran yang membangun karena bagaiman kami tidak lepas dari ekkurangan
dalam membuat dan menyusun makalah ini, oleh karena itu dengan kritik dan
saran yang membangun dapat memperbaiki dan juga dalam pembuatan
makalah selanjutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif, A.,H.,& Kusuma, H. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis Dan NANDA NIC-NOC. Jakarta: Med Action

Schwartz, M., William. (2004). Pedoman klinis Pediatri. Jakarta : EGC

Dr. Saputra, Lyndon. (2009). Horison Manual Kedokteran Jilid I Eddisi 1.


Tangerang selatan : Karisma Publishing Group.

14

Anda mungkin juga menyukai