Dari hasil pendeskripsian didapatkan bahwa batuan 084 merupakan
batulempung. Pada umumnya batulempung memiliki ciri fisik yang berlapis hampir menyerupai slatestone. Namun batu ini memliki bentuk permukaan seperti batu pada umumnya tanpa memiliki ciri fisik berlapis. Jika dilihat kembali pada genesa batuannya, besar kemungkinan batuan ini belum mengalami pengompakan secara intensif yang mana menyebabkan mineral lempung tidak dapat merekat sempurna satu sama lain membentuk lapisan tipis. Pada batulempung lainnya hasil pendeskripsian, yaitu batu 113, ditemukan warna merah karat pada beberapa sisi batuan ini. Umumnya lempung memiliki satu macam warna saja karena pada proses keterbentukannya yang sangat tinggi akan tekanan menyebabkan pemerataan komposisi. Warna merah karat yang timbul pada beberapa sisi dapat mengindikasikan mineral lempung yang banyak mengandung unsur besi dan juga magnesium telah mengalami oksidasi pada salah satu sisinya sehingga menghasilkan warna merah karat tersebut. Berbeda dengan batu no Batu 074 merupakan batupasir sangat halus yang biasanya terdiri dari pasir sangat halus. Namun batuan ini memiliki sejumlah mineral kuarsa pada permukaannya sehingga batupasir ini dapat dikatakan memiliki sedikit campuran silika. Kuarsa yang memiliki tingkat resistansi yang tinggi terkompakan bersama batupasir dapat mengindikasikan bahwa mineral kuarsa tersebut bukan berasal dari batuan induk batupasir, melainkan berasal dari tempat yang dilewati oleh material pembentuk batupasir ini sebelum mengalami proses pengendapan. Porositas yang buruk pada batuan umumnya menunjukan komposisi yang sejenis dengan kemas tertutup, namun batuan 149 yang merupakan konglomerat kerakal memiliki porositas yang buruk dengan kemas terbuka. Kemungkinan besar semen yang membentuk batuan ini merupakan mineral lempung yang memadat secara intensif dan telah bercampur dengan material berukuran kerakal. Hal inilah yang menyebabkan batuan dengan kemas terbuka memiliki porositas yang buruk.