Anda di halaman 1dari 13

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF

MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KOMPETENSI


DASAR 3.9 UNTUK SISWA SMP KELAS VIII

Esti Novianti, Sunarmi, Endang Suarsini


Universitas Negeri Malang
Email : esti_um@yahoo.com
Abstrak : Pembelajaran IPA biasanya menggunakan penjelasan secara
klasikal masih terpusat pada guru, dan terkadang dengan menggunakan
metode diskusi. Pembelajaran yang dilakukan belum menggunakan
multimedia, karena guru merasa kesulitan untuk membuat multimedia
pembelajaran. Hal ini yang melatarbelakangi pengembangan multimedia
pembelajaran interaktif di SMPN 6 Malang dengan tujuan untuk
mengembangkan multimedia pembelajaran interaktif sistem ekskresi pada
manusia dengan menggunakan pendekatan saintifik dan melakukan uji
kelayakan terhadap multimedia pembelajaran interaktif. Metode yang
digunakan dalam multimedia pembelajaran interaktif ini menggunakan
model pengembangan Borg & Gall (1983: 775) yang telah diadaptasi
hanya pada tujuh tahap saja. Keunggulan produk yang telah
dikembangkan yaitu dapat digunakan siswa untuk belajar mandiri, mudah
dalam penggunannya karena dilengkapi dengan petunjuk penggunaan,
audio, gambar, animasi dan video yang dapat menarik perhatian siswa
pada saat belajar. Produk yang dikembangkan telah dilakukan uji coba
kelayakan media oleh ahli media, ahli materi dan praktisi lapangan
dengan kriteria valid. Media pembelajaran interaktif efektif digunakan
dalam pembelajaran dengan nilai g-score 0,7401.

Kata Kunci : multimedia, sistem ekskresi, pendekatan saintifik

Abstract : Learning science usually use classical explanation where is the


teacher as a centre of learning process, and used the discussion method
only. The learning that was run had not used multimedia, it is because the
teachers got difficulties to make a learning multimedia. This is the reason
for the development of interactive multimedia with scientific approach to
content Excretory System in Junior High School Grade VIII, the purpose
to develop a multimedia interactive learning system excretion in humans
by using a scientific approach and to test the feasibility of the multimedia
interactive learning.The method that is used in this interactive learning
multimedia used Borg and Gall method (1983: 775) that has been adapted
only the seven stages. The product excellence that can be used for
students to learn independently, it is easy to use it because there are
intructions, audio, images, animations and videos that can attract the
attention of students during learning .Products developed has done testing
the viability of the media expert, material experts and practitioners of the
field, the results to be valid. Interactive learning media effectively used in
learning the value of 0,7401 g-score.

Keywords: multimedia, excretory system, scientific approach

1
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar
dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkunganya dan dengan
demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya
untuk berfungsi dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas untuk meng-
arahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana
yang diinginkan (Hamalik, 2011: 79). Tujuan pendidikan nasional Indonesia
merupakan implementasi dari empat pilar pendidikan yang dicanangkan
UNESCO, keempat pilar tersebut yakni: (1) learning to know (belajar untuk
mengetahui), (2) learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu), (3) learning to
be (belajar untuk menjadi seseorang) dan (4) learning to live together (belajar
untuk menjalani kehidupan bersama), keempat pilar tersebut merupakan salah satu
dasar pengembangan kurikulum (Suryani, 2013: 2).
Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memfasilitasi pencapaian kom-
petensi yang telah dirancang dalam dokument kurikulum, agar mampu menjadi
individu yang belajar mandiri sepanjang hayat. Kegiatan pembelajaran perlu
menggunakan prinsip yang mampu mencapai kualitas yang diharapkan tersebut,
antara lain (1) berpusat pada siswa (student centered), (2) mengembangkan
kreativitas siswa , (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4)
bermuatan nilai estetika, logika dan kinestetika, (5) menyediakan pengalaman
belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode
pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna
(Permendikbud2, 2013). Kualitas pembelajaran merupakan faktor yang
menentukan peningkatan mutu pendidikan, kualitas pembelajaran dilihat pada
intensitas ketertarikan sistematik dan sinergis antar siswa dengan guru, perilaku
dan dampak belajar siswa, materi, dan iklim pembelajaran yang dapat
menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal dengan kondisi yang
menyenangkan pada siswa (Rochman & Haryati , 2012: 1).
Fasilitas sekolah juga telah mendukung proses pembelajaran untuk meng-
gunakan media pembelajaran interaktif, masing-masing kelas sudah terpasang
LCD atau proyektor dan terdapat ruang multimedia disekolah namun guru belum
dapat memanfaatkan secara maksimal fasilitas di sekolah. Berdasarkan studi awal
yang dilakukan pada tanggal 19 Agustus 2014 pada pembelajaran IPA di SMP N 6
Malang, berdasarkan hasil observasi bahwa pembelajaran IPA sudah menerapkan

2
kurikulum 2013, akan tetapi guru masih menjelaskan dengan cara penjelasan
klasikal atau masih berpusat pada guru. Observasi kelas diadakan selama satu
minggu bersamaan dengan pelaksanaan PPL, dalam menyampaikan materi
pembelajaran guru hanya menuliskan di papan tulis dan diskusi. Pada saat diskusi
alokasi waktu yang diberikan untuk berdiskusi pun cenderung lama, sehingga
siswa merasa bosan dan jenuh sebanyak 40,6 % yang menyebabkan kondisi kelas
tidak kondusif, dan juga sebanyak 59,4% siswa mengalami kesulitan dalam
memahami materi IPA pada umumnya.
Berdasarkan hasil wawancara oleh siswa yang dilakukan pada tanggal 16
Desember 2014 sebanyak 80% siswa sudah memiliki laptop atau komputer
dirumahnya. Laptop atau komputer digunakan untuk bermain game, menonton
anime sebanyak 41,6%, sebanyak 8,3% digunakan untuk mendownload lagu atau
musik, untuk mengakses internet (sosial media) sebanyak 12,5%, sebanyak
29,16% digunakan untuk mengerjakan tugas, sebanyak 8,37% digunakan untuk
belajar tentang materi yang masih belum dipahami. Berdasarkan pengalaman
mengajar guru tentang sistem eksresi pada manusia kesulitan yang dihadapi siswa
yakni sulit dalam memahamai proses pengeluaran urin, tahap-tahap yang terjadi di
dalam ginjal (filtrasi, reabsorbsi, augmentasi), siswa juga sulit membedakan
tubulus kontortus proksimal dengan tubulus kontortus distal pada proses
pembentukan urin. Guru dalam menjelaskan struktur ginjal sudah menggunakan
model ginjal pada torso manusia akan tetapi siswa tetap mengalami kesulitan
sebanyak 40% untuk memahami mekanisme yang terjadi pada ginjal.
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian pengembangan,
tujuan penelitian pengembangan ini adalah untuk mengembangkan multimedia
pembelajaran interaktif sistem ekskresi pada manusia KD 3.9 dengan
menggunakan pendekatan saintifik dikelas VIII SMP N 6 Malang dan melakukan
uji kelayakan terhadap multimedia pembelajaran interaktif.

METODE
Penelitian ini menggunakan model pengembangan Borg dan Gall (1983:
775) yang telah diadaptasi, pada penelitian ini dibatasi hanya pada tujuh langkah
yang telah diadaptasi yakni, analisis kebutuhan siswa, perencanaan media,
pengembangan produk, uji coba validitas (ahli media, ahli materi dan ahli praktisi

3
lapangan), revisi hasil uji coba, uji coba lapangan, penyempurnaan produk hasil
uji coba. Setelah multimedia pembelajaran interaktif menggunakan pendekatan
saintifik diproduksi, maka dilakukan uji kelayakan media pembelajaran oleh ahli
madia, ahli materi dan ahli praktisi lapangan.
Kualifikasi untuk dapat menjadi ahli media adalah menempuh pendidikan
minimal strata 2 (S2), telah memiliki pengalaman mengajar minimal 5 tahun dan
pernah mengajar matakuliah media pembelajaran atau yang berhubungan dengan
media yang berbantuan komputer. Ahli materi adalah seorang dosen jurusan
Biologi yang telah menempuh pendidikan minimal strata 2 (S2), telah memiliki
pengalaman mengajar minimal 5 tahun, dan mengajar matakuliah anatomi fisilogi
manusia yang ahli dalam bidang sistem ekskresi pada manusia. Ahli praktisi
lapangan adalah seseorang guru yang telah sertifikasi, memiliki banyak
pengalaman mengajar matapelajaran IPA minimal selama 3 tahun yang
memahami dengan sungguh-sungguh materi sistem ekskresi pada manusia yang
telah dikemas dengan menggunakan macromedia flash 8.
Data yang dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah data
kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif dihasilkan dari tanggapan ahli media,
ahli materi dan tanggapan siswa mengenai produk yang dikembangkan. Data yang
dihasilkan berkaitan dengan kelayakan atau kesesuaian media pembelajaran yang
digunakan dengan perangkat yang mendukung media pembelajaran tersebut. Data
kuantitatif didapatkan berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh dari skor angket
validasi dengan menggunakan skala Likert, selain itu data kuantitatif dihasilkan
dari data pre test dan post test yang telah dilaksanakan.
Angket yang digunakan terdiri dari dua bagian yaitu bagian pertama
berupa penilaian dan angket yang kedua berupa angket tanggapan, kritik maupun
saran dari validator terhadap media pembelajaran interaktif yang dikembangkan.
Jawaban dari angket penilaian dianalisis dengan menggunakan skala likert, skala
likert yang digunakan terdiri dari 4 kategori pilihan sebagai berikut.
1. Skor 4 : bila jawaban sangat baik/ sangat sesuai/ sangat mudah/ sangat
menarik/ sangat layak/ sangat bermanfaat/ sangat memotivasi.
2. Skor 3 : Bila jawaban baik/ sesuai/ mudah/ menarik/ mengerti/ layak/
bermanfaat/ memotivasi

4
3. Skor 2 : Bila jawaban kurang baik/ kurang sesuai/ kurang mudah/ kurang
menarik/ kurang mengerti/ kurang layak/ kurang bermanfaat/ kurang
memotivasi.
4. Skor 1 : Bila jawaban sangat kurang baik/ sangat kurang sesuai/ sangat
kurang mudah/ sangat kurang menarik/ sangat kurang layak/ sangat kurang
bermanfaat/ sangat kurang memotivasi
Menentukan nilai (%) kriteria kelayakan menggunakan rumus sebagai
berikut.

Validitas audience x 100% = ......... % Akbar, S (2013: 82)

Keterangan:
TSe : Total skor empirik yang dicapai (berdasarkan penilaian ahli)
TSh : Total skor yang diharapkan
100% : Konstanta
Setelah ditemukan persentase hasil subjek uji coba, selanjutnya dilakukan
pemaknaan terhadap hasil tersebut, terdapat pada Tabel 1.
Tabel 1 Persentase Hasil Penilaian

Persentase Keterangan
85,01 % - 100% Sangat valid/ dapat digunakan tanpa revisi
70,01% - 85% Cukup Valid/ dapat digunakan namu perlu
direvisi kecil
50% - 70% Kurang Valid/ Diganti
<50% Tidak Valid/ Diganti
Sumber: Akbar, S (2013: 41)

Teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisa keefektivan


media pembelajaran menggunakan data pretest dan post test yang telah
dilaksanakan. Adapun rumus yang digunakan dalam mengetahui keefektifan
media tersebut yaitu:

Sumber: (Hake, 1990)

Keterangan :
g = gain (untuk mengukur keefektivan media)
% <Sf > = persentase nilai post-test
% <Si> = persentase nilai pre-test

5
100 = konstanta (nilai maksimal yang dicapai)
% <Si> = persentase nilai pre-test

HASIL

Media pembelajaran yang dihasilkan berupa multimedia pembelajaran


interaktif yang digunakan untuk membantu guru mengatasi kesulitan pada materi
ekskresi, selain itu multimedia pembelajaran interaktif ini dapat digunakan secara
mandiri oleh siswa untuk mengulang materi yang sudah diajarakan di sekolah
sekolah. Media ini dikembangkan untuk mencapai kompetensi dasar menjelaskan
struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam
menjaga kesehatan diri.
Tampilan awal yang disajikan pada multimedia pembelajaran interaktif
yaitu pada bagian pertama terdapat judul multimedia pembelajaran interaktif,
bagian kedua terdapat nama dari pengembang, pada bagian ketiga terdapat nama
dosen pembimbing. Pada bagian pojok kanan bawah terdapat kata “starting” hal
ini bertujuan untuk memberikan jeda untuk tampilan selanjutnya. Jika proses
starting sudah selesai, maka akan muncul kata-kata motivasi yang ditujukan
kepada siswa kelas VIII agar bersemangat dalam belajar IPA pada materi sistem
ekskresi yang dikemas dengan menggunakan produk multimedia.
Data kuantitatif pada penelitian ini diperoleh dari pemberian skor dengan
menggunakan penilaian skala Likert pada angket oleh tim ahli, kelompok kecil
dan data keefektifan media dengan menggunakan rumus g-score yang diperoleh
dari data post test dan pre test. Tim ahli terdiri atas ahli media, ahli materi dan
praktisi lapangan sedangkan kelompok kecil yang berjumlah 36 siswa kelas VIII
yang diambil secara acak pada 3 kelas yang berbeda. Data kuantitatif hasil
validasi dan uji coba kelompok kecil adalah sebagai berikut.

a. Ahli Media
Hasil validasi oleh ahli media menunjukkan bahwa produk pengembangan
multimedia pembelajaran interaktif termasuk dalam kriteria sangat valid, dengan
persentase 86,84%. Secara keseluruhan aspek yang dinilai pada validasi ahli
media terdiri dari 4 aspek yakni cover, rekayasa perangkat lunak, desain pem-
belajaran dan komunikasi visual. Persentase rerata tiap aspek secara berurutan

6
adalah 85 % memiliki kriteria cukup valid, 91,67% memiliki kriteria sangat valid,
85,71% memiliki kriteria sangat valid dan 87,5%, memiliki kriteria sangat valid.

b. Ahli Materi
Hasil validasi oleh ahli materi menunjukkan bahwa produk pengembangan
multimedia pembelajaran interaktif termasuk dalam kriteria sangat valid, dengan
persentase 94,56%. Secara keseluruhan aspek yang dinilai pada ahli materi
memiliki 5 aspek yang dinilai, yaitu indikator dan tujuan pembelajaran, penyajian
materi, balikan/ feedback, soal evaluasi dan lain-lain.

c. Praktisi Lapangan
Hasil validasi oleh praktisi lapangan menunjukkan bahwa produk
pengembangan multimedia pembelajaran interaktif termasuk dalam kriteria cukup
valid, dengan persentase sebesar 81,25%. Secara keseluruhan aspek yang dinilai
mencakup 5 aspek penilaian yang terdiri dari relevansi, keakuratan, kelengkapan
sajian, kesesuaian sajian dengan tuntutan pembelajaran dan kesesuaian bahasa
dapat dilihat dengan jelas pada Tabel 4. Ahli praktisi lapangan memberikan
komentar dan saran pada produk pengembangan multimedia pembelajaran, pada
dasarnya materi yang terdapat pada media sudah sesuai dengan pembelajaran.
Saran yang diberikan oleh praktisi lapangan yaitu sebaiknya untuk materi yang
selanjutnya pada KD yang berbeda dibuat media pembelajaran yang seperti ini,
tidak berhenti hanya pada materi sistem ekskresi.

d. Kelompok kecil
Kelompok kecil yang menilai produk multimedia pembelajaran interaktif
adalah siswa sebanyak 36 siswa kelas VIII yang dipilih secara acak dari 3 kelas
yang berbeda, uji coba dilakukan pada kelompok kecil yang belum mendapatkan
materi ekskresi. Penyampaian media yang telah dikembangkan dilakukan dalam
kelas dengan menggunakan LCD, untuk melakukan penilaian terhadap multi-
media yang telah dikembangkan dilakukan di ruang komputer yang masing-
masing anak mendapatkan komputer yang sudah disediakan. Hasil validasi yang
telah dilakukan oleh kelompok kecil yang berjumlah 36 siswa menunjukkan
bahwa produk pengembangan multimedia pembelajaran termasuk dalam kriteria
sangat valid, dengan persentase sebesar 90,38%. Angket yang diberikan pada
siswa memiliki 13 penilaian yaitu kemenarikan cover, kesesuaian komposisi

7
warna dan tulisan pada cover, kemudahan dalam memahami materi, konsep
materi ekskresi dapat dimengerti dengan mudah, siswa bersemangat dalam belajar
IPA, pemahaman materi ekskresi, keaktifan dalam bertanya, petunjuk soal
evaluasi dapat mudah dipahami, soal dapat mudah dipahami, susunan materi,
gambar, dan ilustrasi mudah dipahami dan menarik, bahasa yang digunakan dalam
media jelas dan mudah dipahami, kemenarikan media, motivasi belajar IPA
menjadi meningkat setelah melihat media.
Produk yang telah dikembangkan dilihat tingkat keefektifannya menggunakan
rumus gain score yang diperoleh berdasarkan nilai post test dan pre test . Pre-test
dilaksanakan pada saat pertemuan ke-1 sebelum menggunakan produk
multimedia, kemudian post-test dilaksanakan diruang komputer dengan
menggunakan komputer yang telah disediakan dengan nilai 0,7401 dengan kriteria
keefektifan yang tinggi. Kriteria tersebut menunjukkan bahwa keefektifan media
tinggi, produk yang telah dikembangkan efektif untuk digunakan dalam pem-
belajaran.

PEMBAHASAN

Media pembelajaran yang dikembangkan adalah multimedia pembelajaran


interaktif sistem ekskresi yang telah dirancang untuk mempermudah dalam
memahami materi ekskresi manusia. Multimedia pembelajaran interaktif yang
telah dikembangkan selanjutnya divalidasi oleh ahli media, ahli materi dan
praktisi lapangan. Revisi dilakukan berdasarkan data kualitatif yang diberikan
oleh tim ahli, langkah selanjutnya yaitu uji coba kelompok kecil. Produk yang
telah di uji coba akan dievaluasi dan diperbaiki jika masih terdapat kekurangan
berdasarkan data kualitatif yang diberikan oleh kelompok kecil.
Hasil validasi menunjukkan bahwa media pembelajaran yang dikembang-
kan memiliki nilai kelayakan yang tinggi. Hasil validasi dari ahli media
menunjukkan bahwa produk multimedia pembelajaran interaktif termasuk dalam
kriteria sangat valid dengan nilai 86,84%. Hasil validasi dari ahli materi
menunjukkan bahwa produk multimedia pembelajaran interaktif termasuk dalam
kriteria sangat valid dengan nilai 94,56%. Hasil validasi dari praktisi lapangan
menunjukkan bahwa produk multimedia pembelajaran interaktif termasuk dalam

8
kriteria cukup valid dengan nilai 81,25%. Berdasarkan uji coba kelompok kecil
produk multimedia pembelajaran interaktif ini termasuk dalam kriteria sangat
valid dengan nilai 90,38%.
Hasil validasi dari ahli materi dengan nilai 94,56% yang memiliki kriteria
sangat valid, hal ini dikarenakan unsur penilaian yang ditanyakan pada ahli materi
tidak semuanya mencakup isi dari kebenaran materi yang disajikan pada multi-
media pembelajaran interaktif sehingga hal ini yang menyebabkan hasilnya tidak
100%. Unsur penilaian yang menyebabkan hasil validasi dari ahli materi tidak
100% adalah aspek soal evaluasi, soal evaluasi kurang dapat membantu siswa
dalam memahami materi sistem ekskresi hal ini dikarenakan soal essay yang
diberikan tidak mencakup secara keseluruhan materi yang diajarkan. Soal yang
belum tercantum pada multimedia pembelajaran interaktif adalah soal esai tentang
hati dan paru-paru, akan tetapi sudah dilakukan revisi setelah mendapatkan hasil
validasi dari dosen ahli materi.
Produk hasil pengembangan diproduksi melalui laptop dengan meng-
gunakan program Macromedia flash 8 dan disimpan dalam bentuk flash disk dan
CD. Produk yang telah mengalami proses validasi dan revisi serta uji coba berupa
multimedia pembelajaran interaktif menggunakan pendekatan saintifik untuk
siswa kelas VIII. Pendekatan saintifik pada produk multimedia materi sistem
ekskresi ini memuat lima langkah kegiatan utama yakni mengamati, menanya,
mengumpulkan data, mengasosiasikan dan mengkomunikasikan hasil. Hal ini
didukung oleh pernyataan Machin (2014: 1) bahwa pembelajaran melalui
pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa
agar siswa secara aktif mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui
tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan
data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan
mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Langkah-
langkah pendekatan saintifik secara rinci dijabarkan sebagai berikut.
1) Mengamati, proses mengamati dalam pembelajaran dengan menggunakan
multimedia pembelajaran interaktif adalah siswa mengamati sebuah tayangan
animasi dan juga terdapat gambar yang dikemas secara menarik untuk dapat

9
memunculkan sebuah pertanyaan atau merumuskan masalah berdasarkan
tayangan yang sudah ditampilkan.
2) Menanya, siswa merumuskan masalah berdasarkan sebuah tayangan yang
sudah ditampilkan pada kegiatan mengamati sebelumnya.
3) Mengumpulkan data, proses mengumpulkan data dilakukan berdasarkan
permasalahan yang diajukan oleh siswa. Siswa diajarkan untuk menemukan
konsepnya sendiri, pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada kegiatan
mengumpulkan data siswa diminta untuk melakukan percobaan sederhana
tentang mekanisme penyaringan darah yang dibuat animasi pada menu “ayo
selidiki” pada multimedia pembelajaran interaktif dan juga dilakukan diskusi
antar kelompok.
4) Mengasosiasikan, pada kegiatan pembelajaran siswa mencocokan atau
mengkaji literature yang terdapat dalam multimedia pembelajaran interaktif,
pada saat dilakukan percobaan sederhana pada pertemuan ke- 2 siswa
mengkaji literature dalam buku pegangan dan guru membantu menayangkan
materi pada produk multimedia pada layar LCD.
5) Mengkomunikasikan hasil, pada kegiatan pembelajaran siswa dipandu
melalui produk multimedia pembelajaran interaktif untuk dapat
mempersentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan di depan kelas.
Produk berisi gambar visual, suara dan animasi yang digunakan untuk
mempermudah memahami konsep ekskresi pada manusia. Berdasarkan uji coba
kelompok kecil, siswa lebih bersemangat dalam mem-pelajari pelajaran IPA pada
khususnya materi sistem ekskresi dengan persentase 89,58%, pemahaman materi
tentang sistem ekskresi semakin meningkat dengan persentase 93,75%, serta
sebanyak 93,75% mudah memahami materi ekskresi karena dibantu dengan
visualisasi pada multimedia pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Gayeski dalam Furneaux (2004: 1) mendefiniskan multimedia sebagai kumpulan
media berbasis komputer dan sistem komunikasi yang berperan untuk membuat,
menyimpan, menyampaikan atau menghantarkan dan menerima informasi dalam
bentuk teks, animasi, grafis dan juga video.
Media pembelajaran yang digunakan dapat dikatakan sebagai multimedia,
hal ini dikarenakan dalam media sudah mencakup gambar, tulisan, animasi dan

10
video. Siswa juga dapat berinteraksi secara langsung dengan media pembelajaran
dalam pembelajaran misalnya dalam hal kegiatan pengamatan dan juga menjawab
soal evaluasi yang terdapat dalam produk yang dikembangkan sehingga sebanyak
91,00 % motivasi belajar siswa menjadi meningkat. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Daryanto (2012: 53) bahwa multimedia interaktif adalah suatu
multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh
pengguna sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses
selanjutnya.
Multimedia interaktif sebagai media pembelajaran memiliki fungsi utama
yaitu membantu siswa memahami materi yang bersifat abstrak. Secara umum
manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih
interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat
ditingkatkan. Menurut Munir (2013: 151) ada beberapa manfaat media
pembelajaran yang dapat membantu keberhasilan pembelajaran yakni men-
jelaskan materi pembelajaran atau obyek yang abstrak (tidak nyata) menjadi
konkrit (nyata) karena dapat dilihat, dirasakan atau diraba, mempermudah dan
mempercepat guru untuk menyajikan materi pembelajaran, sehingga memudahkan
siswa untuk mengerti dan memahami.

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil uji validator oleh ahli media, ahli materi dan ahli
praktisi lapangan dapat dikatakan bahwa multimedia pembelajaran interaktif
dengan menggunakan pendekatan saintifik layak, praktis dan efektif dapat
digunakan dalam pembelajaran.
Saran pemanfaatan, saran diseminasi dan saran untuk pengembangan
produk lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut.

1. Saran Pemanfaatan Produk


a. Multimedia pembelajaran interaktif dapat lebih optimal penggunaannya jika
menggunakan komputer atau laptop yang memiliki layar minimal 14”.
b. Multimedia pembelajaran interaktif ini digunakan sebagai pelengkap atau
suplemen sebaiknya penggunaannya tidak terlepas dari penggunaan buku
paket dan hand-out yang dimiliki oleh siswa.

11
2. Saran Diseminasi Produk
a. Uji coba produk hasil pengembangan dapat dilakukan pada skala yang
jumlahnya lebih besar dengan melakukan uji coba pada sekolah-sekolah yang
berada di kota Malang dengan memperhatikan permasalahan yang dialami
oleh siswa dan guru dalam mempelajari materi ekskresi
b. Penggunaan multimedia pembelajaran interaktif harus memperhatikan sarana
dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah dan juga siswa.

3. Saran Pengembangan Lebih Lanjut


a. Produk multimedia pembelajaran interaktif dapat membangkitkan kreativitas
yang dimiliki oleh guru untuk membuat media pembelajaran yang menarik
dengan materi yang berbeda.
b. Multimedia pembelajaran interaktif hanya menggunakan animasi atau tayangan
bergerak pada mekanisme pembentukan urin pada ginjal dan mekanisme
pengeluaran keringat pada kulit. Peneliti selanjutnya membuat animasi atau
tayangan bergerak pada organ hati dan paru-paru sehingga tidak abstrak.
c. Pada pelaksaanaan pembelajaran sebaiknya terdapat observer yang mengamati
proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observer.

DAFTAR RUJUKAN

Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani


Sejahtera.

Furneaux, C. 2004. The potential and constraints of multimedia in university


settings, (online), (http://eprints.qut.edu.au/796/1/Craig_Furneaux_-
_Multimedia.pdf) diakses tanggal 18 November 2014.

Hake, R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. American Educational Research


Association’s Division D, 6 (19). (Online),
(http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf), diakses
19 Januari 2015.

12
Munir. 2013. Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung:
Alfabeta

Machin, A. 2014. Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter dan


Konservasi Pada Pembelajaran Materi Pertumbuhan. Jurnal Pendidikan
Indonesia, (Online), 3 (1): 28-35,
(http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/download/2898/2927)
diakses tanggal 12 Maret 2015.

Nuryani. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri


Malang Press.

Rochman, N & Haryati, T. 2012. Peningkatkan Kualitas Pembelajaran Pendidikan


Kewarganegaraan Melalui Praktik Belajar Kewarganegaraan (Project
Citizen), Jurnal Ilmiah, (Online), 2 (2),
(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=127940&val=538),
diakses tgl 7 Maret 2015.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

13

Anda mungkin juga menyukai