Anda di halaman 1dari 13

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan semakin bertambahnya penduduk semakin bertambah pula
kebutuhan manusia akan bahan-bahan terutama bahan-bahan tambang, baik dalam
hal jumlah dan jenisnya. Manusia semakin berusaha mencari cara bagaimana cara
untuk memenuhi kebutuhannya, hal ini juga disebabkan karena kemajuan teknologi
dari hasil kreasi manusia tersebut, sehingga banyak bermunculan berbagai industri
yang memerlukan bahan baku dari bahan tambang. Meningkatnya perkembangan
industri secara langsung meningkatkan pula kebutuhan berbagai macam bahan
tambang yaitu yang lebih dikenal dengan sebutan bahan galian industri. Untuk
memenuhi berbagai macam kebutuhan tersebut manusia berupaya untuk mencari
cadangan-cadangan baru bahan tambang tersebut.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Mengetahui dan memahami pengertian dari bentonit genesa dari bentonit dan
pemanfaatan bentonit maupun kegunaanya di dunia tambang
1.2.2 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami bahan galian bentonit
2. Mengetahui dan memahami keterbentukan bentonit
3. Mengetahui dan memahami proses penambangan dan pengolahan bentonit
4. Mengetahui dan memahami pemanfaatan bentonit

1
2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bentonit


Bentonit dalam ilmu mineralogi tergolong ke dalam kelompok besar tanah
lempung. Nama bentonit pertama kali digunakan pada tahun 1890 untuk
mengidentifikasi mineral bersifat plastis yang ditemukan di Fort Benton, Wyoming,
Amerika Serikat. Bentonit merupakan salah satu jenis batuan dgn komposisi utama
mineral lempung (85%) terdiri dari mineral montmorilonit dengan mineral lainnya
seperti kuarsa, klasit, dolomit, feldspar, dan mineral lainnya. Bentonit merupakan
istilah dari lempung monmorilonit yang dikenal dalam dunia perdagangan dan
termasuk kelompok dioktohedral. Secara geologi bentonit terjadi karena dari hasil
pelapukan, hidrotermal, akibat transformasi dan sedimentasi. Montmorillonit
merupakan bagian dari kelompok smektit dan memiliki rumus kimia secara umum
(Mg,Ca) xAl2O3.ySiO2.nH2O dengan nilai n sama dengan 8 dan nilai x,y merupakan
perbandingan antara Al2O3 dan SiO.
Smektit adalah mineral yang terdiri dari tiga lapis struktur aluminium silikat
hidrat, yaitu dua lembar silika tetrahedral dan satu lembar alumina oktahedral. Pada
montmorillonit, lembaran yang berbentuk tetrahedral merupakan kombinasi dari silika
tetrahedron yang terdiri dari atom Si dikelilingi oleh ion oksigen pada keempat ujung-
ujungnya, sedangkan untuk lembaran yang berbentuk oktahedral, merupakan
kombinasi dari alumina oktahedron. Alumina oktahedron terdiri dari atom Al yang
dikelilingi oleh hidroksi (dapat berupa ion aluminium, magnesium, besi dan atom
lainnya.
Lapisan silika tersebut bermuatan sedikit negatif yang dikompensasi dengan
keberadaan kation di antara lapisannya yang dapat tertukar. Pada umumnya adalah
Ca+, Mg2+ dan atau Na+. Inilah karakteristik penting pada bentonit yang mempengaruhi
kegunaan dan sifatnya.

2
3

Sumber: anonim,2010
Foto 2.1
Bentonit

2.2 Klasifikasi Bentonit


Bentonit dapat dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan kandungan alumunium
silikat hydrous dan berdasarkan tipenya, seperti :
1. Berdasarkan Kandungan Alumunium Silikiat Hydrous
 Activated Clay
Merupakan lempung yang kurang memiliki daya pemucat, tetapi daya
pemucatnya dapat ditingkatkan melalui pengolahan tertentu.
 Fuller's Earth
Biasa digunakan di dalam fulling atau pembersih.
2. Berdasarkan Tipenya
 Tipe Wyoming (Na-bentonit – Swelling bentonite)
Jenis mineral montmorilonit yang memiliki lapisan partikel air tunggal yang
mengandung Na+ yang dapat dipertukarkan. Na dari bentonit memiliki daya
mengembang hingga delapan kali apabila dicelupkan ke dalam air, dan tetap
terdispersi beberapa waktu di dalam air. Dalam keadaan kering berwarna putih
atau cream, pada keadaan basah dan terkena sinar matahari akan berwarna
mengkilap. Perbandingan soda dan kapur tinggi, suspensi koloidal mempunyai
pH: 8,5-9,8, tidak dapat diaktifkan, posisi pertukaran diduduki oleh ion-ion
sodium (Na+). Penggunaan yang utama adalah untuk lumpur (bor) pembilas
dalam kegiatan pemboran, pembuatan pellet biji besi, penyumbat kebocoran
bendungan ataupun kolam.

3
4

Sumber: novakristina,2013
Gambar 2.1
Non swelling dan swelling bentonite

 Mg, Ca bentonit – non swelling bentonite


Bentonit dengan kandungan kalsium sebagai kation utamanya yang dapat
ditukar, memiliki kemampuan pengembangan volume yang rendah di dalam
air dan tipe ini kurang mengembang apabila dicelupkan ke dalam air, dan tetap
terdispersi di dalam air, tetapi secara alami atau setelah diaktifkan mempunyai
sifat menghisap yang baik. Perbandingan kandungan Na dan Ca rendah,
suspensi koloidal memiliki pH: 4-7. Posisi pertukaran ion lebih banyak diduduki
oleh ion-ion kalsium dan magnesium. Dalam keadaan kering bersifat rapid
slaking, berwarna abu-abu, biru, kuning, merah dan coklat. Penggunaan
bentonit dalam proses pemurnian minyak goreng perlu aktivasi terlebih
dahulu.
Perbandingan persen dari Ca bentonite dan Na bentonite bisa dilihat dari table
berikut ini:
Tabel 2.1
Perbandingan Na% dan Ca% Bentonit

Sumber: novakristina,2013

4
5

2.3 Genesa Bentonit


Secara umum endapan yang terjadi pada bentonit dapat dibagi menjadi 4
(empat) macam yaitu :
1. Pengaruh Pelapukan
Pengaruh dari pelapukan ini adalah merupakan hasil dekomposisi kimia
batuan silika akibat pengaruh air tanah. Pelapukan sebagai faktor utama yang
menyebabkan terbentuknya jenis mineral lempung. Dalam proses ini adalah
komposisi mineral batuan, komposisi kimia dari air dan daya alir air tersebut
dalam batuan. Secara umum faktor yang berpengaruh adalah iklim, macam
batuan, relief dan tumbuh-tumbuhan yang berada di atas batuan tersebut.
Pembentukan bentonit hasil pelapukan adalah hasil reaksi antara ion-ion
hidrogen H+ dalam air tanah dengan senyawa silikat. Ion H+ tersebut
berasalasal dari asam karbon akibat pembusukan zat-zat organik didalam
tanah. Mineral penting saat pembentukan lempung adalah mineral plagioklas,
kalium-feldspar, biotit, muskovit, sedikit kandungan senyawa alumina dan
feromagnesia. Plagioklas sangat reaktif biasanya berjumlah banyak dan
sumber utama dari kation dan silika dlam air tanah.
2. Pengaruh Hidrotermal
Proses dari hidrothermal ini berasal dari larutan hidrotermal yang bersifat
asam dengan kandungan klorida, belerang, karbon dioksida dan silika.
Komposisi larutan berubah karena ada reaksi denga batuan gamping menjadi
larutan alkali yang bersifat basa, lalu terbawa keluar dan akan tetap bertahan
selama unsur alkali dan alkali tanah tetap terbentuk akibat penguraian dari
batuan asalnya.
Proses hidrotermal dapat mempengaruhi alterasi yang sangat lemah dan
minral-mineral yang masuk akan memnentukan hasil alterasi tersebut. Pada
mineral-mineral yang kaya akan magnesium seperti hornblende dan biotit
cenderung membentuk chlorit. Pada alterasi lemah kehadiran unsur-unsur
logam alkali dan alkali tanah, kecuali kalium, mineral-mineral mika,
ferromagnesia dan feldspar plagioklas umumnya akan membentuk
montmorilonit terutama disebabkan adanya magnesium.

5
6

3. Proses Transformasi (Devitrivikasi)


Proses tranformasi (ubahan) dari abu vulkanis yang mempunyai komposisi
gelas akan menjadi mineral lempung (devitrivikasi) yang lebih sempurna
terutama pada daerah danau, lautan dan cekungan sedimentasi. Tranformasi
dari gunung berapi yang sempurna akan terjadi apabila debu gunung api
diendapkan dalam cekungan seperti danau dan laut. Mineral gelas gunung api
lambat laun akan mengalami devitrifikasi. Bentonit yang terjadi akibat proses
tranformasi umumnya bercampur dengan sedimen laut lainnya yang berasal
dari daratan seperti batu pasir dan lanau.
4. Proses Endapan Kimia
Proses pengendapan bentonit secara kimiawi dapat berbentuk tidak saja dari
tufa tetapi dapat berupa endapan sedimen dalam suasana basa (alkali) yang
sangat silikan (authigenic neoformation) dan terbentuk pada cekungan
sedimen yang bersifat basa dimana unsur pembentukannya antara lain
karbonat, silika pipih, phospat laut dan unsur lainnya. Lingkungan ini banyak
mengandung larutan silika terendapkan dalam bentuk flint, kristobalit, atau
senyawa alumunium dan magnesium.

6
7

BAB III
METODE PENAMBANGAN

3.1 Sistem Penambangan dan Pengolahan Bentonit


Merupakan sebuah kegiatan pengambilan bahan galian dimana didalamnya
mencakup mulai dari proses pencari bahan galian tersebut dan proses penambangan
yang cocok untuk dapat mengambil bahan galian tersebut hingga nantinya bahan
galian tersebut dapat diolah dan dimanfaatkan.
3.1.1 Sistem Penambangan Bentonit
Kebanyakan endapan bentonite terdapat dekat dengan permukaan tanah,
bahkan ada yang sudah tersingkap dipermukaan akibat proses pelapukan, maka
sistem penambangannya dilakukan dengan metode penembangan terbuka dan
sistem jenjang. Lapisan tanah akan dikupas terlebih dahulu dan dipindahkan kesuatu
tempat penimbunan, yang akan digunakan untuk menimbun daerah endapan yang
sudah selesai ditambang dikemudian hari, sehingga bekas penambangan dapat
dimanfaatkan kembali untuk lahan pertanian atau perhubungan. Peralatan yang
digunakan dalam proses penggalian dan pengupasan tanah penutup, antara lain :
wheel scraper, dragline scraper, dragline excavator, dan power shovel.

Sumber: AdjatSudrajatDKK,1997
Gambar 3.1
Bagan Alir Penambangan Bentonite

7
8

3.1.2 Sistem Pengolahan Bentonit


Hasil penggalian endapan bentonit dari tambang berupa bongkah-bongkah
(raw material) diangkut dengan truk ke pabrik untuk diolah melalui beberapa tahapan
proses, yaitu : penghancuran, pemanasan, penggilingan, dan pengayakan.

Sumber: AdjatSudrajatDKK,1997
Gambar 3.2
Bagan Alir Proses Pengolahan Bentonite

8
9

BAB IV
PEMANFAATAN BAHAN GALIAN

4.1 Pemanfaatan Bahan Galian Bentonit


Di Industri Na bentonit dipakai untuk bahan perekat, pengisi (filler), dan lumpur
bor. Sesuai sifatnya mampu membentuk suspense kental setelah bercampur dengan
air. Sedangkan Ca-Bentonit banyak dipakai sebagai bahan penyerap. Berikut
merupakan kandungan yang terdapat pada bentonit yang dapat dimanfaatkan antara
lain ialah :
1. Na-bentonit (sodium bentonit)
a. Sebagai lumpur bor
 Menaikkan daya suspense air pembilas
 Pendingin dan pelumas mata bor
 Menahan kotoran bor tidak mengendap walaupun kegiatan pemboran
sedang dihentikan
 Sebagai penahan stang/talibor
 Menahan tekanan air, minyak, gas yang keluar dari batuan yang
ditembus dan mencegah peresapan kembali
b. Pengecoran logam
Bentonit yang dipakai pada industri pengecoran logam besi atau bukan besi
adalah bentonit alam dan sintetis yang berfungsi sebagai bahan pengikat
dalam alat cetak.
c. Bahan pencuci atau pemutih
d. Digunakan dalam industri kosmetik
2. Ca-bentonit (kalsium bentonit)
Pemakaian Ca- bentonite di manfaatkan untuk pembuatan sodium bentonite
sintetis, dan bahan baku pembuatan lempung aktif. Sedangkan manfaat yang
lain dapat digunakan seperti :
 lumpur pemboran

9
10

 pencuci dan pembersih minyak bakar atau minyak goreng,


 industri obat-obatan kimia
 Pembuatan kertas

10
11

BAB V
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari materi yang telah dipaparkan mengenai bahan galian bentonit dapat di
ambil kesimpulan atau poin – poin secara garis besar diantaranya :
1. Bentonit dalam ilmu mineralogi tergolong ke dalam kelompok besar tanah
lempung. Bentonit merupakan salah satu jenis batuan dgn komposisi utama
mineral lempung (85%) terdiri dari mineral montmorilonit dengan mineral
lainnya seperti kuarsa, klasit, dolomit, feldspar, dan mineral lainnya
2. Untuk pembetukan bahan galian bentonit secara garis besar dapat dibagi
menjadi empat proses keterbentukan diaantaranya ialah melalui proses
pelapukan, melalui proses transformasi, proses hidrothermal dan proses yang
terbentuk akibat endapan kimia
3. Kebanyakan endapan bentonite terdapat dekat dengan permukaan tanah,
bahkan ada yang sudah tersingkap dipermukaan akibat proses pelapukan,
maka sistem penambangannya dilakukan dengan metode penembangan
terbuka dan sistem jenjang.
4. Hasil penggalian endapan bentonit dari tambang berupa bongkah-bongkah
(raw material) diangkut dengan truk ke pabrik untuk diolah melalui beberapa
tahapan proses, yaitu : penghancuran, pemanasan, penggilingan, dan
pengayakan.
5. Di Industri Na bentonit dipakai untuk bahan perekat, pengisi (filler), dan lumpur
bor. Sesuai sifatnya mampu membentuk suspense kental setelah bercampur
dengan air. Sedangkan Ca-Bentonit banyak dipakai sebagai bahan penyerap.

11
12

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 2016. “Bentonit”. id.wikipedia.org/wiki. Diakses pada tanggal 2 Agustus


2018.

2. Anonim. 2016. “Kegunaan Mineral Bentonit”. geologinesia.com. Diakses pada


tanggal 2 Agustus 2018.

3. Armanda, Bobby. 2012. “Proses Keterbentukan Bahan Galian Bentonit”.


aryadhani.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 2 Agustus 2018.

12
13

PERTANYAAN

Pertanyaan dan jawaban yang telah dilakukan pada saat presentasi:


1. Dari perbedaan genesa bentonite yang menghasilkan produk yang berbeda-
beda, bagaimanakah cara menentukan bahwa produk tersebut merupakan
Na-Bentonite atau Ca-Bentonite?
2. Sebagai bahan-bahan industri obat-obatan, apa contoh obat dan penyakit
yang dapat disembuhkan dari bahan bentonite ini?
Jawaban
1. Produk dari hasil genesa bentonite ini adalah tergantung dari batuan asalnya
yang memiliki kandungan lebih tinggi kandungan Na atau Ca, jika kandungan
Na lebih tinggi dan ketika dilakukan uji coba ternyata kadar Na lebih tinggi
maka dapat dikatakan bahwa itu Na-Bentonite.
2. Dikarenakan bentonite diolah menjadi bubuk sehingga sangat mudah
digunakan untuk berbagai penyakit seperti gangguan kulit mulai dari jerawat
hingga kanker kulit hanya mengoleskan pasta dari bentonite dan oleskan
ketubuh sesuai kebutuhan.

13

Anda mungkin juga menyukai