Anda di halaman 1dari 14

Pembangkit listrik adalah bagian dari alat industri yang dipakai untuk memproduksi dan

membangkitkan tenaga listrik dari berbagai sumber tenaga. Adapun bagian utama dari
pembangkit yakni Generatoryang berfungsi untuk mengubah energy mekanis menjadi energy
listrik dan rata-rata tegangan yang dihasilkan dari beberapa pembangkit yakni <30 kV.

1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)


Berdasarkan namanya, bahan utama dari pembangkit ini adalah AIR. Adapun tahap-tahap
sederhana sehingga dapat menghasilkan energy listrik antara lain:

a. Dam/Waduk/Bendungan

Dam/waduk/bendungan berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena


turbin memerlukan pasokan air yang cukup dan stabil. Selain itu,
dam/waduk/bendungan juga berfungsi untuk pengendalian banjir. Kebanyakan
dam/waduk/bendungan ini juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk
membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.
b. Pipa Pesat (Penstock)

Pipa pesat berfungsi untuk menyalurkan dan mengarahkan air ke cerobong turbin.
Salah satu ujung pipa pesat dipasang pada bak penenang minimal 10 cm diatas lantai
dasar bak penenang. Sedangkan ujung yang lain diarahkan pada cerobong turbin.
Pada bagian pipa pesat yang keluar dari bak penenang, dipasang pipa udara (Air
Vent) setinggi 1 meter di atas permukaan air bak penenang. Pemasangan pipa udara
ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya tekanan rendah (Low Pressure) apabila
bagian ujung pipa pesat tersumbat. Tekanan rendah ini akan berakibat pecahnya pipa
pesat. Fungsi lain pipa udara ini untuk membantu mengeluarkan udara dari dalam
pipa pesat pada saat start ½ inch.

c. Turbin
Gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin
air kebanyakan seperti kincir angina. Dengan menggantikan fungsi dorong angin
untuk memutar baling-baling digantikan air untuk memutar turbin. Selanjutnya turbin
akan mengkonversi energi potensial yang disebabkan gaya jatuh air menjadi energi
kinetik.

d. Generator

Generator dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga ketika baling-
baling turbin berputar, generator pun akan ikut berputar. Generator memanfaatkan
perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator sehingga
terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan timbulnya arus listrik AC.

2. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)


Adapun penjelasan mengenai prinsip kerja dari pembangkit ini, antara lain:
Siklus Prinsip Kerja PLTG Berdasarkan Gambar Diatas.

1. Pertama-tama udara ditekan dengan kompresor ke Ruang bakar


2. Di Ruang bakar udara dibakar dengan bahan baker gas alam
3. Udara yang dibakar akan menghasilkan gas dengan tekanan dan temperature yang sangat
tinggi.
4. Selanjutnya gas dialirkan ke turbin untuk memutar turbin, generator dikoppel secara
langsung dengan turbin, dengan demikian bila turbin berputar maka generator berputar.
Kompressor juga seporos dengan turbin. Jadi tekanan gas yang dihasilkan dari ruang bakar
selain memutar turbin juga untuk memutar compressor.
5. Selanjutnya gas dari turbin dibuang kembali ke udara.

3. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)


PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus tertutup artinya
menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan sirkulasinya secara singkat adalah
sebagai berikut :
 Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan pemindah
panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran bahan bakar
dengan udara sehingga berubah menjadi uap.
 Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan untuk
memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran.
 Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan energi
listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan, sehingga ketika
turbin berputar dihasilkan energi listrik dari terminal output generator
 Keempat, Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air
pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air kondensat. Air kondensat
hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler.
 Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.

Gb 2 Siklus fluida kerja sederhana pada PLTU


4. Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU)
Adapun proses kerja dari pembangkit ini yakni Gabungan dari dua pembangkit yaitu
PLTG dan PLTU yang dimana proses kerja tahap pertamanya sama yang membedakan
hanya gas buang dari turbin gas akan dimanfaatkan terlebih dahulu untuk memasak air
yang berada di HRSG (Heat Recovery Steam Generator). Kemudian uap yang dihasilkan
dari HRSG tersebut akan digunakan untuk memutar turbin uap agar dapat menghasilkan
listrik setelah terlebih dahulu memutar generator. Jadi proses Siklus Tertutupinilah yang
disebut sebagai proses Pembangkitan Listrik Tenaga Gas Uap yaitu proses pembangkitan
listrik yang dihasilkan oleh putaran turbin gas dan turbin uap.
Sistem penyaluran energi listrik terbagi dalam beberapa bagian yang disebut dengan Sistem
Tenaga Listrik (STL), sistem tenaga listrik adalah rangkaian instalasi penyaluran listrik yang
terbagi menjadi :

1. Pembangkitan

2. Transmisi / Penyaluran

3. Distribusi

4. Konsumen

Gambar Sistem Tenaga Listrik (Sumber : PLN P3B Jawa Bali)


Di bawah ini akan dijelaskan bagian-bagian dalam Sistem Tenaga Listrik sesuai dengan yang
diterapkan di Indonesia

 Pembangkitan : Pembangkitan adalah proses dimana listrik dibangkitkan, listrik adalah


suatu energi dimana energi hanya bisa dirubah, maka energi listrik berasal dari
pengubahan energi, bisa dari energi apapun contohnya diantara lain adalah PLTA (Pusat
Listrik Tenaga Air) dari energi air, PLTU (Pusat Listrik Tenaga Uap) dari uap panas,
PLTG (Pusat Listrik Tenaga Gas) yang memakai bahan bakar minyak, dan masih banyak
lagi. Prinsip pembangkitan energi listrik pada dasarnya energi awal (yang akan dirubah
menjadi energi listrik) dipakai untuk memutar turbin yang terhubung dengan generator,
dalam generator ada kumparan dan magnet digerakkan oleh turbin yang bergerak oleh
energi primer, menghasilkan elektromagnetik yang akan menghasilkan listrik. Tegangan
listrik yang dihasilkan oleh generator pembangkit listrik sekitar 12 kV – 20 kV dan
disalurkan ke Transmisi, sebelum masuk ke Transmisi tegangan di naikkan (Step-up)
oleh Trafo Step Up.

 Transmisi / Penyaluran : Transmisi adalah proses penyaluran listrik dari pembangkitan,


tegangan dari pembangkitan di naikkan menjadi tegangan standar transmisi di Indonesia
yaitu ada 70 kV, 150 kV yang diklasifikasikan sebagai Tegangan Tinggi (TT) dan 500
kV, yang diklasifikasikan sebagai Tegangan Ekstra Tinggi (TET). Tujuan tegangan
dinaikkan agar mengurangi rugi-rugi daya akibat panjangnya saluran, makin tinggi
tegangannya maka makin berkurang rugi daya yang terjadi. Tegangan yang akan
diturunkan pada Distribusi biasanya tegangan 150 kV dan 70 kV, sedangkan 500 kV
dipakai untuk penyaluran. Saluran transmisi terdiri dari saluran udara yang biasa disebut
SUTT / SUTET dan kabel bawah tanah yang biasa disebut SKTT. Untuk saluran udara
biasanya terlihat dari tower-tower listrik yang besar, makin tinggi tegangannya makin
besar struktur towernya.

 Distribusi : Distribusi adalah proses penyaluran dari transmisi hingga ke konsumen,


Distribusi terbagi menjadi distribusi primer dan distribusi sekunder. Distribusi primer
adalah penyaluran listrik dari transmisi yang telah diturunkan tegangannya oleh trafo
step-down menjadi 20 kV yang diklasifikasikan sebagai tegangan menengah (TM), dan
disalurkan melalui penyulang-penyulang (feeder). Sama seperti transmisi, saluran
distribusi primer ada yang saluran udara (SUTM) dan kabel bawah tanah (SKTM). Pada
SUTM biasanya kita melihat di pinggir jalan ada tiang dengan tiga kawat konduktor di
atasnya. Sebelum masuk ke Distribusi sekunder listrik akan diturunkan lagi tegangannya
oleh trafo step-down menjadi tegangan pakai. Distribusi sekunder adalah saluran dari
trafo step-down distribusi hingga ke kWh pelanggan, tegangan pada distribusi sekunder
adalah tegangan pakai yaitu 380/220 Volt yang diklasifikasikan sebagai tegangan rendah
(TR).
 Konsumen : Konsumen adalah pemakain jasa tenaga listrik, konsumen terbagi menjadi
beberapa bagian tergantung tegangan yang dipakai oleh konsumen tersebut. Konsumen
biasa (untuk rumah tinggal atau kantor) biasanya memakai tegangan rendah yang disebut
Konsumen TR dengan tegangan pakai 380/220 Volt, konsumen TR ini menerima suplai
listrik dari Saluran Distribusi Sekunder. Pemakaian listrik untuk bisnis seperti mall, hotel
dan lain-lain, maupun industri menengah biasanya menggunakan listrik tegangan
menengah yang disebut dengan konsumen TM, konsumen TM ini mendapat supply listrik
langsung dari penyulang Distribusi Primer. Untuk konsumen Industri besar seperti pabrik
semen dan lain-lain yang membutuhkan daya listrik besar biasanya berlangganan listrik
tegangan tinggi yang disebut konsumen TT, supply listrik biasanya langsung didapatkan
dari saluran transmisi tegangan tinggi.

4.1. Pengoperasian Generator


4.1.1 Pengoperasian Genset secara Manual
Sebelum mengoperasikan Genset ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebab
Genset merupakan sebuah peralatan listrik dengan tegangan tinggi. Berikut merupakan hal-
hal yang harus diperhatikan sebelum mengoperasikan genset :
1. Memastikan semua MCB dalam kondisi OFF.
2. Memastikan air radiator tidak kurang dari batas minimum dan tidak lebih dari
batas maksimum.
3. Memeriksa bahan bakar.
4. Memeriksa oli mesin.
5. Memeriksa kondisi baterai.
Berikut merupakan langkah kerja pengoperasian Genset secara Manual :
1. Mengatur switch tiga posisi pada panel ATS/AMF pada posisi manual;

2. Mengaktifkan aki pada genset (aki dalam posisi ON);

3. Setelah aki diaktifkan, pada panel ATS/AMF monitor akan aktif;


4. Mengaktifkan MCB pada posisi ON;

5. Menyalakan lampu untuk panel;

6. Mengaktifkan kunci kontak, dengan cara memutar kunci pada posisi ‘Auto’;
7. Menekan tombol ON (tombol berwarna hijau) hingga lampu berwarna merah
menyala;

8. Dalam beberapa detik (+/- 7 detik) genset akan beroperasi.


9. Untuk meng-OFF-kan genset, maka kunci kontak diputar kembali pada posisi
“O”, kemudian MCB pada panel kontrol genset juga di-OFF-kan, serta aki
dikembalikan pada posisi OFF.

4.1.2 Pengoperasian Genset secara Automatis


1. Untuk mengoperasikan genset secaa otomatis, maka pertama-tama pastikan
bahwa kunci kontak pada panel kontrol genset berada pada posisi “0”;
2. Selanjutnya mengaktifkan aki (aki pada posisi ON) pada genset;
(Perlu diingat bahwa, untuk memindahkan pengoperasian dari manual ke otomatis,
aki pada genset harus di-OFF-kan terlebih dahulu baru kemudian di-ON-kan. Hal
ini diperlukan untuk me-“reset” monitor pada panel ATS/AMF)

3. Kemudian MCB pada panel kontorl genset di-ON-kan;

4. Setelah itu, mengatur regulator switch pada posisi “auto”;

5. Setelah semua langkah di atas dilakukan, dalam beberapa detik genset akan
bekerja/aktif;
6. Untuk meng-OFF-kan genset, regulator switch diatur kembali pada posisi
“OFF”.

Anda mungkin juga menyukai