Sepsis Neonatorum PDF
Sepsis Neonatorum PDF
TINJAUAN PUSTAKA
atau jaringan lain atau dapat dikatakan suatu keadaan yang berhubungan dengan
Bakteremia adalah adanya bakteri di dalam darah. Viremia adalah adanya virus di
dalam darah.17
Sepsis bakterial pada neonatus adalah sindrom klinis dengan gejala infeksi
sistemik dan diikuti dengan bakteremia pada bulan pertama kehidupan.18 Dalam
Response Syndrome (SIRS) dan infeksi. Sepsis merupakan suatu proses berkelanjutan
mulai dari infeksi, SIRS, sepsis, sepsis berat, renjatan/syok septik, disfungsi
menjadi dua bentuk yaitu sepsis neonatorum awitan dini (early-onset neonatal sepsis)
Sepsis awitan dini (SAD) merupakan infeksi perinatal yang terjadi segera
dalam periode pascanatal (kurang dari 72 jam) dan biasanya diperoleh pada saat
proses kelahiran atau in utero.20 Incidence rate sepsis neonatorum awitan dini adalah
3,5 kasus per 1.000 kelahiran hidup dan 15-50% pasien tersebut meninggal.7
Sepsis awitan lambat (SAL) merupakan infeksi pascanatal (lebih dari 72 jam)
yang diperoleh dari lingkungan sekitar atau rumah sakit (infeksi nosokomial). Proses
infeksi pasien semacam ini disebut juga infeksi dengan transmisi horizontal. Angka
mortalitas SAL lebih rendah daripada SAD yaitu kira-kira 10-20%.7 SAD sering
karena terlindung oleh berbagai organ tubuh seperti plasenta, selaput amnion,
Infeksi pada neonatus dapat terjadi antenatal, intranatal dan pascanatal. Lintas
Infeksi antenatal pada umumnya infeksi transplasenta, kuman berasal dari ibu,
kemudian melewati plasenta dan umbilikus dan masuk ke dalam tubuh bayi melalui
sirkulasi bayi. Infeksi bakteri antenatal antara lain oleh Streptococcus Group B.
Penyakit lain yang dapat melalui lintas ini adalah toksoplasmosis, malaria dan sifilis.
Pada dugaan infeksi tranplasenta biasanya selain skrining untuk sifilis, juga dilakukan
yang berasal dari vagina dan serviks. Karena ketuban pecah dini maka kuman dari
serviks dan vagina menjalar ke atas menyebabkan korionitis dan amnionitis. Akibat
korionitis, maka infeksi menjalar terus melalui umbilikus dan akhirnya ke bayi.
Selain itu korionitis menyebabkan amnionitis dan liquor amnion yang terinfeksi ini
infeksi disana.21
Infeksi lintas jalan lahir ialah infeksi yang terjadi pada janin pada saat
melewati jalan lahir melalui kulit bayi atau tempat masuk lain. Pada umumnya infeksi
ini adalah akibat kuman Gram negatif yaitu bakteri yang menghasilkan warna merah
pada pewarnaan Gram dan kandida. Menurut Centers for Diseases Control and
Prevention (CDC) Amerika, paling tidak terdapat bakteria pada vagina atau rektum
pada satu dari setiap lima wanita hamil, yang dapat mengkontaminasi bayi selama
melahirkan.22
bayi dari lingkungannya di luar rahim ibu, seperti kontaminasi oleh alat-alat, sarana
perawatan dan oleh yang merawatnya. Kuman penyebabnya terutama bakteri, yang
INFEKSI
PRANATAL
INFEKSI
INTRANATAL
Bila paparan kuman ini berlanjut dan memasuki aliran darah, akan terjadi
respons tubuh yang berupaya untuk mengeluarkan kuman dari tubuh. Berbagai reaksi
tubuh yang terjadi akan memperlihatkan pula bermacam gambaran gejala klinis pada
pasien. Tergantung dari perjalanan penyakit, gambaran klinis yang terlihat akan
berbeda. Oleh karena itu, pada penatalaksanaan selain pemberian antibiotika, harus
memperhatikan pula gangguan fungsi organ yang timbul akibat beratnya penyakit.7
Gejala klinik infeksi sistemik pada neonatus tidak spesifik dan seringkali
sama dengan gejala klinik gangguan metabolik, hematologik dan susunan saraf pusat.
cukup bulan. Hipotermia lebih sering ditemukan daripada hipertermia. Leukosit pada
neonatus mempunyai rentang yang luas yaitu antara 4.000 s/d 30.000 per mm3.
Gejala klinik sepsis neonatorum pada stadium dini sangat sulit ditemuka n
karena tidak spesifik, tidak jelas dan seringkali tidak terobservasi. Karena itu,
dibutuhkan suatu dugaan keras terhadap kemungkinan ini agar diagnosa dapat
2.5.1. Gejala umum: bayi tidak kelihatan sehat (not doing well), tidak mau
Ga
mbar 2.3. Sepsis pada kulit bayi karena infeksi bakteri dan jamur dari jalan
lahir23
menyebutkan bahwa berdasarkan umur, proporsi bayi dengan sepsis yang berumur
0-7 hari adalah 77,2% sedangkan yang berumur > 7 hari adalah 22,8%. Berdasarkan
jenis kelamin, proporsi bayi laki-laki dengan sepsis adalah 61,4% sedangkan bayi
perempuan adalah 38,6%. 15 Menurut Jumah, dkk tahun 2007 di Iraq terdapat 22 bayi
yang berumur < 7 hari (62,9%) meninggal akibat sepsis, dan terdapat 31 bayi yang
Sepsis lebih sering terjadi pada bayi berkulit hitam daripada bayi berkulit
putih, namun hal ini dapat dijelaskan berdasarkan tingginya insiden prematur, pecah
ketuban, ibu demam, dan berat lahir rendah.18 Perbedaan kejadian sepsis neonatorum
pada suku bangsa lebih dikaitkan dengan kebiasaan dan pola makan yang telah dianut
oleh ibu dari bayi tersebut. Hal ini sangat berpengaruh pada kondisi gizi ibu yang
sepsis awitan dini, sebanyak 54% terjadi pada bayi berkulit hitam dan dari semua
penderita sepsis awitan lambat, sebanyak 65% juga terjadi pada bayi berkulit hitam.25
waktu dan lokasi. Insiden yang bervariasi di berbagai rumah sakit tersebut
menyebutkan bahwa insiden infeksi perinatal yang tinggi yaitu 50-60% selama dua
Dalam penelitian Jumah, dkk tahun 2007 di Iraq, CFR sepsis neonatus tinggi
dilaporkan sekitar 44,2%, hasil yang sama dilaporkan di Basrah (Iraq) oleh Radhy H.
pada tahun 2001 yaitu 43,5%, kemudian di Abha (Saudia Arabia) oleh Asindi A, dkk
pada tahun 1999 diperoleh sebanyak 44% dan oleh Rodriguez-weber, dkk di Mexico
pada tahun 2003 sebanyak 43,9%. Sementara angka kematian sepsis neonatus rendah
oleh peneliti lain seperti yang dilaporkan oleh Ezechukwze C, dkk di Nigeria pada
tahun 2004 yaitu 19,3%, oleh Koutouby A, dkk di UAE (United Arab Emirates) pada
tahun 1995 melaporkan sebanyak 26%, Stall B. di USA pada tahun 2002 melaporkan
sebanyak 28% dan Dawodu A, dkk di Al-Dammam (Saudi Arabia) pada tahun 1997
beberapa negara dapat dijelaskan oleh beberapa faktor seperti keadaan sosial
ekonomi, keadaan geografi dan faktor ras, penggunaan ventilator dan inkubator,
dan environment.
a. Host
a.1.1. Umur
statistik angka kematian akibat sepsis lebih tinggi secara signifikan pada bayi
berumur < 7 hari dibandingkan pada bayi berumur 7-28 hari (p<0,001).24 Hasil
sepsis neonatorum berumur <7 hari 77,2% dan >7 hari 22,8%.15
neonatorum banyak terjadi pada bayi laki-laki (61,2%).10 Hasil penelitian Patel,
neonatorum lebih banyak pada bayi laki-laki, diantaranya 56,75% yang hidup
a.1.3. Prematuritas
prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu.
Bayi yang lahir prematur mempunyai berat badan lahir rendah, namun bayi yang
Umumnya imunitas bayi kurang bulan lebih rendah dari pada bayi cukup bulan.
pertahanan kulit.29
per 1.000 kelahiran hidup, dengan kejadian terbanyak pada bayi kurang bulan
Bayi berat lahir rendah adalah bayi yang kurang atau sama dengan
2500 gram saat lahir. Tujuh persen dari semua kelahiran termasuk kelompok ini.
Kebanyakan persoalan terjadi pada bayi yang beratnya kurang dari 1500 gram
medik khusus.30
Dalam penelitian Stoll, dari 7.861 bayi dengan berat badan lahir sangat
rendah (berat lahir <1500g) dari National Institute of Child Health and Human
kelompok ini dianggap memiliki sepsis klinis dan diobati dengan antibiotik
selama lebih dari lima hari. Dua puluh enam persen dari bayi tersebut
meninggal.31
infeksi lain walaupun sudah dikendalikan untuk prematuritasnya selain itu bayi
lahir dengan status kembar kemungkinan akan lahir dengan BBLR, sehingga
Menurut Mochtar, berat badan satu janin kembar rata-rata 1000 gram
lebih ringan dari janin tunggal. Berat badan masing-masing janin kembar tidak
sama, umunya berselisih antara 50 sampai 1000 gram, dan karena pembagian
sirkulasi darah tidak sama, maka yang satu kurang bertumbuh dari yang lainnya.
Pengaruh kehamilan kembar pada janin adalah umur kehamilan tambah singkat
Umur ibu melahirkan dibagi dalam 3 kelompok usia remaja dengan umur
< 20 tahun, kelompok usia reproduksi sehat dengan umur 20-35 tahun dan
kelompok usia risiko tua dengan umur > 35 tahun. Ibu hamil dengan umur lebih
baik. Pada kelompok umur risiko tua kejadian berat badan lahir rendah juga
1999 ditemukan 84% ibu yang melahirkan bayi prematur berusia kurang dari 20
neonatorum di kelompok umur ibu kurang dari 20 tahun adalah 14,2 %, lebih
tinggi dari insidens sepsis di kelompok umur 20 tahun atau lebih. Usia ibu
ibu dinilai lebih banyak memperoleh infromasi yang dibutuhkan. Selain itu, ibu
dengan tingkat pendidikan relatif tinggi lebih mudah menyerap informasi atau
kemudian diikuti pedagang kecil, pegawai negeri golongan I dan II. Sedangkan
istrinya (ibu hamil) pada umumnya tidak bekerja. Rendahnya kedudukan tingkat
dan macam pekerjaan ini adalah akibat dari tingkat pendidikan yang juga
rendah.37
tangga, menyiapkan makanan, mengasuh dan merawat anak. Salah satu studi
menunjukkan bahwa 25% dari rumah tangga sangat bergantung pada pendapatan
kaum perempuan. Jika ibu hamil bekerja terlalu keras dan intake kalori kurang
selama hamil akan lebih mudah melahirkan bayi dengan berat lahir rendah yang
Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 minggu, dihitung dari hari
ii. Partus matures atau aterm (cukup bulan), adalah partus pada
gram.
sering ketuban pecah pada atau mendekati saat persalinan; persalinan terjadi
secara spontan dalam beberapa jam. Bila ketuban pecah dini dihubungkan
KPD, demikian pula KPD dapat memudahkan infeksi asendens. Infeksi asendens
korioamnionitis.40 Bila ketuban pecah lebih dari 24 jam, kejadian sepsis pada
bayi meningkat sekitar 1% dan bila disertai korioamnionitis, kejadian sepsis akan
pada ketuban pecah kurang 12 jam adalah 1,5 kali, sesudah 12-18 jam adalah 7
kali dan pada 18-24 jam adalah 9 kali.35 Selain itu, KPD merupakan faktor risiko
perinatal.40
coli, dan komplikasi obstetrik lainnya.18 Ibu yang menderita infeksi ketika hamil
dapat menyebabkan dampak yang besar terhadap ibu maupun janin dan bayi
terdapat proporsi ibu dengan keadaan air ketuban keruh melahirkan bayi yang
sesaria) berisiko mengalami sepsis neonatorum. Infeksi dapat diperoleh bayi dari
kejadian sepsis neonatorum sedikit lebih banyak pada bayi dengan riwayat
yang lahir dengan tindakan berisiko 2,142 kali mengalami sepsis neonatorum
Pemeriksaan kehamilan perlu dilakukan oleh ibu semasa hamil, mulai dari
kehamilan adalah untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai risiko tinggi
sehingga risiko kematian ibu atau bayi dapat dikurangi.43 Pemeriksaan kehamilan
yang dilakukan dapat mengurangi kejadian kelahiran prematur pada bayi yang
sangat rentan terkena sepsis. Selain itu dengan melakukan pemeriksaan selama
hamil dapat dideteksi secara dini penyakit infeksi yang diderita oleh ibu yang
antenatal yaitu K1 (81%) dan K4 (66,7%). Dari hasil cakupan tersebut terlihat
pencapaian cakupan K4 ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti ibu hamil
sehat, pendidikan ibu rendah, kurangnya pengetahuan ibu hamil akan pentingnya
perawatan pada masa kehamilan secara berkala, bagi ibu hamil yang bekerja
b. Agent
kelompok bakteri yang heterogen, dan tidak ada satu sistem pun yang mampu untuk
(group A), streptococcus agalactiae (group B) dan jenis enterococcus (group D),
koloni pertumbuhan, pola hemolisis pada media agar darah (hemolisis α, hemolisis
ß,
atau tanpa hemolisis), komposisi antigen pada substansi dinding sel dan reaksi
berikut:
Mereka adalah anggota dari flora normal pada saluran organ wanita
Atkins, Munch-Peterson).
kecil (berdiameter < 0,5 mm) dan bereaksi dengan antiserum grup A,
α.
flora normal pada saluran pernafasan atas dan berperan penting untuk
monocytogenes dan bakteri anaerob. Sepsis awitan dini akan terlihat sebagai proses
nyata, yang mengenai banyak organ pada minggu pertama kehidupan, sedangkan
pertama kehidupan.
yang berasal dari cairan ketuban yang terinfeksi atau ketika janin melewati jalan lahir,
dan setelah itu bayi mungkin terinfeksi dari lingkungannya atau dari sejumlah sumber
Enterobacter sp, P. aeruginosa dan Serratila sp, lebih lazim menyebabkan sepsis
awitan lambat.21
c. Environment
terutama berasal dari keadaan Neonatal Intensive Care Unit (NICU) yaitu jumlah
pasien yang terlalu banyak, kurangnya tempat dan sabun untuk mencuci tangan,
kurangnya handuk atau tissue, tempat penyimpanan sarana kesehatan yang tidak
nyaman, buruknya kebersihan, buruknya ventilasi aliran udara dan fasilitas ruangan
masih menjadi masalah sampai saat ini. Hal ini merupakan salah satu faktor penyebab
tidak adanya perubahan pada angka kejadian sepsis neonatal dalam dekade terakhir
ini. Faktor-faktor risiko ini walaupun tidak selalu berakhir dengan infeksi, harus tetap
2.7.1. Meningitis
2.7.5. Komplikasi akibat gejala sisa atau sekuele berupa defisit neurologis
2.7.6. Kematian
mendapat dukungan dari kebiasaan, gaya hidup dan faktor risiko lainnya.46
terhadap faktor risiko terjadinya sepsis pada bayinya. Upaya yang dapat
adalah:
pada ibu untuk mempertahankan daya tahan tubuh serta menjaga kebesihan
(Antenatal Care) dengan cara mencari informasi melalui buku, televisi atau
c. Tidak melahirkan pada usia ibu risiko tinggi, seperti usia kurang dari 20 tahun
atau lebih dari 35 tahun agar tidak berisiko melahirkan bayi prematur dan bayi
kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi. Pencegahan primer
juga diartikan sebagai bentuk pencegahan terhadap terjadinya suatu penyakit pada
seseorang dengan faktor risiko. Upaya yang dapat dilakukan sebagai pencegahan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mewujudkan pelayanan kebidanan yang
diabetes, dll.
a.4.6. Wanita dengan umur 35 tahun ke atas dan kurang dari 20 tahun
postnatal.
upaya menurunkan angka kematian ibu dan perinatal. Dianjurkan agar pada
setiap kehamilan dilakukan antenatal care secara teratur dan sesuai dengan
jadwal yang lazim berlaku. Tujuan dilakukannya antenatal care adalah untuk
yang sangat rentan terkena penyakit infeksi. Selain itu dengan pemeriksaan
kehamilan dapat dideteksi penyakit infeksi yang dialami ibu yang dapat
c.1. Minimal 1 kali pada trimester I (K1), usia kehamilan 1-12 minggu.
c.2. Minimal 1 kali pada trimester II (K2), usia kehamilan 13-24 minggu.
c.3. Minimal 2 kali pada trimester III (K3 dan K4), usia kehamilan > 24
minggu.48
syarat penularan yang paling efisien untuk infeksi nosokomial. Oleh Karena
itu, mencuci tangan menjadi metode pencegahan dan pengendalian yang paling
tersebut.
tenaga perawatan kesehatan pada risiko terhadap infeksi atau penyakit. Tenaga
dan Klebsiella secara langsung kepada hospes yang rentan, yang menyebabkan
nosokomial.
gizi bayi yang baik. Pemeliharaan gizi bayi dan balita yang baik memerlukan
pengaturan makanan yang tepat yaitu salah satunya dengan pemberian ASI secara
benar dan tepat.51 Air susu ibu memegang peranan yang penting untuk menjaga
kesehatan dan kelangsungan hidup bayi. Awal menyusui yang baik adalah 30 menit
setelah bayi lahir karena dapat merangsang pengeluaran ASI selanjutnya, disamping
itu akan terjadi interaksi atau hubungan timbal balik dengan cepat antara ibu dengan
bayi.52
infeksi pada bayi. Bayi yang mendapat ASI mempunyai risiko lebih kecil untuk
memperoleh infeksi daripada bayi yang mendapat susu formula. Efektifitas ASI
tergantung dari jumlah yang diberikan, semakin banyak ASI yang diberikan semakin
sedikit risiko untuk terkena infeksi. Insidensi infeksi nosokomial pada bayi prematur
yang mendapat ASI (29,3%) lebih kecil dibandingkan dengan bayi prematur yang
Bentuk, konstruksi dan suasana ruang perawatan yang baik dan memadai
NICU (Neonatal Intensive Care Unit) memerlukan paling sedikit 1 ruangan isolasi
untuk 2 pasien yang terinfeksi, dan ruangan untuk cuci tangan, ruangan tempat
memakai baju steril untuk tindakan invasif, dan tempat penyimpanan alat-alat atau
ampicillin 1 gram intravena yang diberikan pada awal persalinan dan tiap 6 jam
awitan dini (early-onset) sampai 56% pada bayi lahir prematur karena ketuban pecah
dini, serta menurunkan resiko infeksi Streptococcus Grup B sampai 36%. Pada
wanita dengan korioamnionitis dapat diberikan ampicillin dan gentamicin, yang dapat
Streptococcus Grup B sebesar 86%. Sedangkan wanita dengan faktor risiko seperti
obat profilaksis.7
dianggap menderita. Adapun tujuan pada pencegahan sekunder yaitu diagnosis dini
a. Diagnosis
perkembangan. Pada tahun 2004, The International Sepsis Forum mengajukan usulan
kriteria diagnosis sepsis pada neonatus berdasarkan perubahan klinis sesuai dengan
variabel, yaitu variabel klinik, variabel hemodinamik, variabel perfusi jaringan, dan
membuat sendiri kriteria yang cocok untuk dipakai ditempatnya. Pengkajian secara
statistik mengenai hal ini sangat sulit, karena faktor predisposisi infeksi maupun
b. Penatalaksanaan11
membutuhkan waktu dan mempunyai kendala tersendiri. Hal ini merupakan masalah
Pada kasus tersangka sepsis, terapi antibiotik empirik harus segera dimulai
tanpa menunggu hasil kultur darah. Setelah diberikan terapi empirik, pilihan
antibiotik harus dievaluasi ulang dan disesuaikan dengan hasil kultur dan uji
resistensi. Bila hasil kultur tidak menunjukkan pertumbuhan bakteri dalam 2-3 hari
Pada bayi dengan sepsis awitan dini, terapi empirik harus meliputi
penyebab sepsis awitan dini. Kombinasi ini sangat dianjurkan karena akan
digunakan untuk terapi awal sepsis awitan lambat. Pada kasus infeksi
Pada sepsis neonatorum berat mungkin terlihat disfungsi dua sistem organ
atau lebih yang disebut Disfungsi Multi Organ, seperti gangguan fungsi respirasi,
inotropik, dan pemberian komponen darah. Terapi suportif ini dalam kepustakaan
disebut terapi adjuvant dan beberapa terapi yang dilaporkan dikepustakaan antara lain
Tujuan utama dari pencegahan tertier adalah mencegah cacat, kematian, serta
kematian jika tidak dilakukan diagnosis dini dan terapi yang tepat. Untuk itu bayi-
bayi yang menderita sepsis perlu mendapat penanganan khusus dari petugas
kesehatan dalam rangka mencegah kematian dan membatasi gangguan lain yang