Hubungan BBLR DGN Hipo, Ikterus, Infeksi PDF
Hubungan BBLR DGN Hipo, Ikterus, Infeksi PDF
SINOPSIS TESIS
Oleh :
Rosa Mutianingsih
KEPADA
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
ini masih diwarnai oleh rawannya derajat kesehatan ibu dan anak,
terutama pada kelompok yang paling rawan yaitu ibu hamil, ibu bersalin
Semua angka kematian bayi dan anak hasil SDKI 2012 lebih
rendah dari hasil SDKI 2007. Untuk periode lima tahun sebelum survei,
angka kematian bayi hasil SDKI 2012 adalah 32 kematian per 1.000
kelahiran hidup. Sama dengan pola SDKI 2007, lebih dari tiga perempat
dari semua kematian balita terjadi dalam tahun pertama kehidupan anak
hidup. Angka ini lebih dari angka nasional, sebab rata-rata secara
2008 sampai 2012. Tahun 2008 jumlah kematian bayi berada pada
1
2
kisaran 1.383 kasus, tahun 2009 jumlah kematian bayi 1.218 kasus,
tahun 2010 kematian bayi sejumlah 1.338 kasus, tahun 2011 jumlah
kematian bayi yaitu kisaran 1.318 kasus sementara tahun 2012 kematian
penyebab kematian bayi secara langsung antara lain BBLR 47%, asfiksia
ruang NICU RSUP NTB sebagai berikut jumlah bayi yang masuk NICU
tahun 2012 yaitu 2193 kasus diantaranya yang mengalami BBLR 26%,
1,8%. 5
kurang bulan dan BBLR cukup bulan. BBLR kurang bulan atau prematur
lebih mudah terkena komplikasi karena alat tubuh bayi prematur belum
berfungsi seperti bayi matur. Oleh sebab itu, bayi prematur mengalami
lebih banyak kesulitan untuk hidup diluar uterus. Makin pendek masa
kemampuan untuk bertahan hidup lebih baik dari pada bayi prematur
pada kematian bayi yang lahir setelah usia 36 minggu tanpa memandang
3
berat badan lahir bayi. Prognosis BBLR dengan berat lebih dari 1800
gram (4 pon) lebih baik dari pada bayi dengan berat antara 1500 sampai
1800 gram (3-4 pon). Mortalitas BBLR kurang dari 5% jika kehamilan
berlangsung sampai usia 35 minggu dan berat janin lebih dari 2000 gram
masalah yang lazim terjadi pada bayi BBLR kurang bulan (prematur) yaitu
hiperkalsemia. 7
untuk membentuk antibodi rusak dan sistem integumen rusak (kulit tipis
aterm normal selama periode segera setelah lahir dan bayi prematur
dicatat dan bilirubin diperiksa, bila ikterus muncul dini atau lebih cepat
cadangan glikogen pada hati dan otot skeletal. Otak bayi yang lebih besar
meningkatkan kebutuhan energi dan karena otak dan sel darah merah
RSUD Dr. Harjono Ponorogo pada tahun 2012 tentang Hubungan Antara
Berat Bayi Lahir dengan Kadar Bilirubin Bayi Baru Lahir, menyatakan
bahwa dari 88 berat bayi lahir tidak normal, 72 bayi (81,8%) mempunyai
bilirubin tidak normal sehingga dapat disimpulkan bahwa berat bayi lahir
pada tahun januari 2001 sampai desember 2003 tentang infeksi aliran
terjadinya infeksi pada bayi berat badan lahir rendah yaitu 25,4 % dan
pada bayi berat badan lahir sangat rendah yaitu 46,7% pada tahun 2001.
2003 menjadi 2,2% pada bayi berat lahir rendah dan 5,6% pada bayi
yang tertutup dan steril. Dan penelitian yang dilakukan oleh Abdelwaheb
Mejri, dkk pada tahun 2010 tentang Hipoglykemi pada bayi baru lahir
bahwa pada bayi yang berat lahir normal (2500 – 2900 gram) insiden
terjadinya hipoglikemia adalah 22% dari 85 kasus dan pada bayi BBLR (<
2500 gram) akan mengalami hipoglikemia yaitu 28% dari 102 kasus.
B. Perumusan Masalah
ada hubungan antara Bayi Berat Lahir Rendah dengan kejadian Ikterus,
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
tahun 2012.
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Untuk Peneliti
2. Untuk Masyarakat
komplikasi.
7
mahasiswa kebidanan
E. Keaslian Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
masa kehamilan kurang dari 37minggu dengan berat yang sesuai, bayi
keduanya.15
a. Bayi berat bayi lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir (BBL)
b. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) / Very Low Birth Weight
Infant adalah BBL dengan berat lahir kurang dari 1500 gram sampai
1000 gram.
c. Bayi berat lahir amat sangat rendah / BBLASR / Very Very Low
Birth Weiqht infant / extremely low birth weight infant adalah BBL
9
10
dikelompokkan menjadi:
a. BBLR, BCB, SMKberat bayi lahir rendah, bayi cukup bulan, sesuai
masa kehamilan
b. BBLR, BKB, KMK berat bayi lahir rendah, bayi kurang bulan, kecil
masa kehamilan
c. BBLR, BKB, BMK berat bayi lahir rendah, bayi kurang bulan, besar
masa kehamilan
d. BBLR, BCB, KMKB berat bayi lahir rendah, bayi cukup bulan, kecill
masa kehamilan
e. BBLR, BLB, KMK berat bayi lahir rendah, bayi lebih bulan, kecil
masa kehamilan.
3. Etiologi
kelahiran prematur lebih dua kali lipat dan pada ibu-ibu kulit putih
c. Ibu usia dibawah 16 tahun atau lebih diatas 35 tahun, lebih banyak
hitam.
termasuk baik.
lebih dini.
amnionitis
IUGR.
usia kehamilan.
1. Faktor ibu.
a. Genetik
b. Usia
c. Ras
d. Diluar pernikahan
f. Sebelumnya BBLR
g. Penyakit kronis
jantung
i. Penyakit ginjal
k. Merokok
m. Penyakit paru-paru
o. Lebih bulan
p. Kehamilan multipel
q. Anomali rahim
2. Lesi plasenta
b. Kembar
c. Malformasi
d. Tumor
13
3. Faktor janin
b. Chromosom abnormal
f. Malformasi
g. Kembar
4. Karakteristik/pemeriksaan Fisik
berat badan kurang dari normal. Hal ini dapat terjadi karena beberapa
faktor yaitu dari ibu dan janin sendiri seorang ibu yang memiliki
14
lahir bayi dimana jika ada gangguan pada fungsi plasenta, liquor amni,
badan rendah. selain itu juga bayi-bayi yang lahir pada usia kehamilan
6. Komplikasi BBLR
anemia .11
7. Diagnosa BBLR
8. Upaya Pencegahan
kepercayaan masyarakat.
B. Ikterus Neonatorum
1. Definisi
a. Ikterus Fisiologis
serum tali pusat adalah sebesar 1-3 mg/dl dan akan meningkat
2) Terjadi selama 4-5 hari pada bayi normal dan 7 hari pada bayi
prematur
kurang bulan
perhari
b. Ikterus Patologis
patologik:
(SGNN)
9) Infeksi
13) Ikterus klinis yang menetap setelah bayi berusia >8 hari (pada
c. Kernicterus
2. Metabolisme Bilirubin
19
a. Produksi
tinggi dari pada bayi yang lebih tua.Satu gram hemoglobin dapat
hymans van den bergh), yang bersifat tidak larut dalam air tetapi
b. Transportasi
c. Konjugasi
d. Ekskresi
bilirubin dan disertai gejala ikterus. Pada bayi baru lahir karena
3. Etiologi
c. Gangguan transportasi
pada kira-kira 70% bayi yang disusuinya. Pada ibu lainnya, susu
4. Patofisiologi
peningkatan kadar bilirubin tubuh. Hal ini dapat terjadi apabila kadar
oleh anion lain, misalnya pada bayi dengan asidosis atau dengan
bilirubin indirek yang bersifat sukar larut dalam air tapi mudah larut
yang terjadi pada otak ini disebut kernikterus atau ensefalopati biliaris.
tersebut mungkin akan timbul apabila kadar bilirubin indirek lebih dari
kelainan susunan saraf pusat yang terjadi karena trauma atau infeksi.
5. Manifestasi Klinis
matahari. Bayi baru lahir (BBL) tampak kuning apabila kadar bilirubin
mikro mol/L). salah satu cara pemeriksaan derajat kuning pada BBL
tempat yang tulangnya menonjol seperti tulang hidung, dada, lutut dan
1) Dehidrasi
muntah)
3) Pucat
darah ekstravaskular.
5) Trauma lahir
26
tertutup lainnya.
eritroblastosis
penyakit hati
koledokus)
bagian hepatologi.3
ikterus (mg/dL)
Prematur Aterm
6. Diagnosis
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Fisik
Daerah mana yang ikterus? Ikterus pada 2 hari pertama Ikterus patologis
Tinja pucat
kadang-kadang bakteri).
d) Uji coombs
mg%/24 jam.
d) Polisitemia
lain).
f) Hipoksia.
h) Dehidrasi asidosis.
minggu pertama
b) Dehidrasi asidosis.
d) Pengaruh obat.
e) Sindrom Criggler-Najjar.
f) Sindrom Gilbert.
selanjutnya
b) Hipotiroidisme.
d) Infeksi.
e) Neonatal hepatitis.
f) Galaktosemia.
g) Lain-lain.
penyebab.
7. Penatalaksanaan
1) Pencegahan primer
dekstrose atau air pada bayi yang mendapat ASI dan tidak
mengalami dehidrasi.
2) Pencegahan sekunder
tidak biasa.
darah tali pusat bayi, tetapi hal itu tidak diperlukan jikan
3) Evaluasi laboratorium
yang berlebihan.
4) Penyebab kuning
b) Bayi sakit dan ikterus pada umur atau lebih dari 3 minggu
buruk.
35
hiperbilirubinemia berat.
pengganti.
melahirkan.
b. Fototerapi
obat, sinar akan diserap oleh bilirubin dengan cara yang sama
C. Hipoglikemia
1. Pengertian
2. Insiden
insiden hipoglikemia. Pada bayi cukup bulan yang sehat kadar glukosa
serumnya jarang kurang dari 35 mg/dL (1,9 mmol/L) antara usia 1-3
jam dan kurang dari 40 mg/dL (2,2 mmol/L) dari usia 3 samapi 24 jam
dan kurang dari 45 mg/dL (2,5 mmol/L) sesudah 24 jam. Bayi prematur
glukosa yang rendah. Risiko ini terkait dengan berat dan lama
hipoglikemia.6
3. Patofisiologi
hipoglikemia:
tubuh total, bayi kembar discordant yang lebih kecil (terutama jika
discordant 25% atau lebih dengan berat badan kurang dari 2 kg),
bayi polisitemia, bayi dari ibu toksemia, dan bayi dengan kelainan
4. Klasifikasi
5. Manifestasi klinis
menaikkan kadar gula darah menjadi normal, jika tidak, diagnosa lain
harus dipikirkan.6
6. Pengobatan
Glukosa serum harus diukur setiap 2 jam setelah terapi dimulai sampai
pada kisaran normal dan bayi tidak menampakkan gejala selama 24-
48 jam.8
yang dilakukan yaitu ASI diberikan bila bayi dapat minum dan jumlah
tiba dan periksa kadar glukosa tiap 12 jam. Bila bayi sudah tidk
7. Prognosis
8 bulan. Kumat lebih sering terjadi jika cairan intavena keluar dari
simtomatik, terutama bayi dengan berat badan lahir rendah danyi dari
asimtomatik.
42
D. Infeksi Neonatorum
1. Pengertian
infeksi selama satu bulan pertama kehidupan. Bakteri, virus, jamur dan
2. Patofisiologi
kematian.7
pada membran luar bakteri Gram negatif dan memiliki peranan penting
3. Klasifikasi
Klasifikasi infeksi
tanggap imun bayi baru lahir rendah dan cenderung memiliki insiden
infeksi yang lebih tinggi.Bayi prematur bahkan lebih rentan karena bayi
rusak, serta usus bayi tidak segera terkolonisasi dengan flora protektif
normal.
antibodi dansampai derjat tertentu, respon imun ini akan secara aktif di
neonatus, bayi baru lahir kurang bulan dan yang lahir dengan
berat badan kurang akan dapat tetap hidup dan dapat bertahan
polimorfonuklear.
(Nelson, 2011)
6. Penatalaksanaan
mukosa bayi.
Di rumah sakit, praktik ini meliputi (Bott 1999, Lawson 2001, Senior
2001)
perawatan
b. Diagnosis
2) Korioamnionitis
1) Ketidaksatbilan suhu
6) pemeriksaan CSS
c. Terapi
1994):
bayi
bayinya
infeksi neonatorum
enterohepatik.
peningkatan kadar bilirubin tubuh. Hal ini dapat terjadi apabila kadar
oleh anion lain, misalnya pada bayi dengan asidosis atau dengan
Pada derajat tertentu, bilirubin ini akan bersifat toksik dan merusak
yang bersifat sukar larut dalam air tapi mudah larut dalam lemak.Sifat
mungkin akan timbul apabila kadar bilirubin indirek lebih dari 20 mg/dl.
Mudah tidaknya bilirubin melalui sawar darah otak ternyata tidak hanya
daerah otak apabila pada bayi terdapat keadaan imaturitas, berat lahir
serumnya jarang kurang dari 35 mg/dL (1,9 mmol/L) antara usia 1-3
jam dan kurang dari 40 mg/dL (2,2 mmol/L) dari usia 3 samapi 24 jam
dan kurang dari 45 mg/dL (2,5 mmol/L) sesudah 24 jam. Bayi prematur
glukosa yang rendah. Risiko ini terkait dengan berat dan lama
hipoglikemia
tanggap imun bayi baru lahir rendah dan cenderung memiliki insiden
51
infeksi yang lebih tinggi.Bayi prematur bahkan lebih rentan karena bayi
setelah lahir,kulit menjadi lebih mudah teriritasi dan rusak, serta usus
antibodi dansampai derjat tertentu, repons imun ini akan secara aktif di
F. Kerangka Teori
FAKTOR PREDISPOSISI:
KOMPLIKASI:
1. Status sosial ekonomi.
1. Hypotermia
2. Ras.
2. Hypoglikemi
3. Umur ibu.
3. Gangguan cairan
4. Aktifitas ibu
dan Elektrolit
5. Penyakit kronis/Akut
BBLR 4. Ikterus Neonatoru
6. Paritas.
R 5. Syndrom Gawat
7. Riwayat Persalinan.
nafas.
8. Faktor-Faktor
6. Paten Duktus
Kebidanan.
Arteriosus.
9. Faktor Janin.
7. Infeksi, perdarahan
10. Umur kehamilan
dan Anemia
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Konsep
Hipoglikemi
Infeksi neonatorum
Keterangan :
: Diteliti
53
54
B. Hipotesis
ikterus neonatorum
hipoglikemi
infeksi neonatorum.
ikterus neonatorum
hipoglikemi
infeksi neonatorum
ikterus neonatorum
infeksi neonatorum
55
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
1. Waktu
2. Tempat
dengan alasan :
(tahun 2012).
B. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
57
56
waktu.15
4. Populasi Penelitian
a. Kriteria Sampel
1) Kriteria Inklusi
dari 37 minggu
2) Kriteria Eksklusi
b) Bayi kembar
1) Kelompok Kasus
167 kasus.15
6. Variabel Penelitian
atau ukuran yang dimiliki atau ukuran yang didapatkan oleh satuan
7. Definisi Operasional
a. Instrumen Penelitian
b. Cara Penelitian
dalam penelitian.
1) Editing
yang ada lalu diperiksa apakah data yang ada sudah sesuai
2) Coding
>9 mg/dl dikode dengan angka 1 dan bilirubin < 9 mg/dl dikode
darah < 45 mg/dl dikode dengan angka 1, dan kadar gula darah
3) Tabulating
20.000 μL atau WBC < 5.000 μL, WBC 5.000 - 20.000 μL,
bilirubin total < 9 mg/dl, hipoglikemi dengan kadar gula darah <
neonatorum dengan WBC > 25.000 μL atau WBC < 5.000 μL,
4) Analisis
b. Analisa Data
statistik:
1) Univariat
variabel dependen.
2) Bivariat
3) Multivariat
regresi linier kemudian diuji satu per satu dengan uji regresi
DAFTAR PUSTAKA
3. Depkes. RI. Manejement Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Untuk Bidan
Desa: Buku Acuan : Depkes RI . Jakarta. 2008.
6. Fraser, Diane M, dkk. Buku Ajar Bidan Mayles Edisi 14. EGC. Jakarta.
2011
8. Nelson, Waldo E, dkk. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Vol. 1. EGC.
Jakarta. 2011.
9. Tutiek H., Suparji, dan Rizki A. Hubungan Anatara Berat Bayi Lahir
Rendah dengan Kadar Bilirubin Bayi Baru Lahir di Ruang Perinatologi
RSUD Dr. Harjono Ponorogo. 2012.
10. Hany Aly, Victor Herson, Anne Duncan, Jill Herr, Jean Bender, Kantilal
Patel and Ayman A. E. El-Mohandes. Is Bloodstream Infection
Preventable Among Premature Infants? A Tale of Two.
http://www.pediatrics.org/cgi/content/full/115/6/1513. 2006.
14. Abdelwaheb Mejri, Veronique G Dorval, Anne Monique Nuyt, and Ana
Carceller. Hypoglycemia in term newborns with a birth weight below the
10th percentile. http://www.ncbi.nlm.nih.gov. 2010.
18. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDIA). Bayi Berat Lahir Rendah dan
Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Jakarta. 2004
19. Chernecky CC & Berger BJ. Laboratory Tests and Diagnostic Procedures
5th edition. Saunders-Elsevier, 2008
24. Surasmi. A dan Kususma. HN. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. EGC.
Jakarta. 2003
29. Herlina, Tutik, dkk. Hubungan Antara Berat Bayi Lahir Dengan Kadar
Bilirubin Bayi Baru Lahir Di Ruang Perinatologi RSUD dr Harjono
Ponorogo. http://suaraforikes.webs.com/volume3%20nomor3.pdf. 2012.
Diundung tanggal 24-08-2013
66
31. Jennifer S. Read, dkk. Moderate Low Birth Weight and Infectious Disease
Mortality during Infancy and Childhood. America.
http://aje.oxfordjournals.org/content/140/8/721.abstract. 2011. Diundung
tanggal 24-08-2013
32. Miftahul Munir. Hubungan antara Bayi Prematur dengan Kejadian Ikterus
Neonatorum di Ruang Perinatologi RSUD dr. R. Koesma. Tuban.
http://www.kopertis7.go.id/jurnal_lengkap-Sainmed-4-1-
01%2006%202012. 2012. Diundung tanggal 24-08-2013
33. Narasky Syarif Raden. Pengaruh Antara Berat Badan Bayi Dengan
Terjadinya Sepsis. Jakarta.
http://dglib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=detail&d_id=9854. 2007.
Diunduh tanggal 24-08-2013