Anda di halaman 1dari 13

RS KELUARGA HUSADA BATAS KADALUARSA PEMAKAIAN ALAT STERIL

Batam
No. Dokumen Revisi Halaman

1/1

SPO Tanggal Terbit : DITETAPKAN


DIREKTUR

Pengertian Kadaluarsa adalah masa habis berlakunya suatu alat / barang pada
pemberian tanggal batas penggunaan / pemakaian alat / barang yang
telah disterilkan dengan metode sterilisasi.
Tujuan Menjaga kualitas mutu sterilisasi dan pencegahan terhadap infeksi.
Kebijakan 1. SK Menkes No. 270/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman
Manajerial PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.
2. SK Menkes No.382/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman
Pelaksanaan PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.
3. SK Menkes No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang SPM RS.
4. SK Menkes 1165.A/Menkes/SK/X/2004 tentang KARS.
5. SE Dirjen Bina Yanmed No.HK.03.01/III/3744/08 Pembentukan
Komite PPI RS dan Tim PPI RS.
6. Undang-Undang RI no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
7. Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Prosedur Alat / barang yang disterilkan mempunyai beberapa ketentuan, yaitu :
1. Peralatan yg disterilkan dengan Ethylen Oxide (Gas) dan dengan
steam (panas) dikemas dengan kertas (poches) batas kadaluarsa
pemakaian 6 bulan bila dibungkus double dan 3 bulan jika satu
pembungkus sejak tanggal disterilkan.
2. Peralatan yang disterilkan dengan steam (panas) dan dikemas
dengan kain dua lapis, batas kadaluarsa pemakaian 3 hari sejak
tanggal alat disterilkan.
Unit Terkait 1. CSSD
2. Keperawatan

Dokumen Terkait -

1
RS KELUARGA HUSADA PENDISTRIBUSIAN ALAT STERIL
Batam
No. Dokumen Revisi Halaman

1/1

SPO Tanggal Terbit : DITETAPKAN


DIREKTUR

Pengertian Merupakan proses penyerahan alat / instrument yang sudah disterilkan


dari petugas CSSD dan diterima oleh petugas unit/unit lain.
Tujuan Agar dalam proses serah terima barang/alat steril tidak terjadi
kesalahan ataupun kehilangan.
Kebijakan 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
2. SK Menkes No. 270/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman
Manajerial PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.
3. SK Menkes No. 382/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman
Pelaksanaan PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya
4. SK Menkes No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang SPM RS.
5. SK Menkes 1165.A/Menkes/SK/X/2004 tentang KARS
6. SE Dirjen Bina Yanmed No.HK.03.01/III/3744/08 tentang
pembentukan Komite PPIRS dan Tim PPIRS.
7. Undang-undang RI No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
8. Undang-undang RI No.44 Tahun 2009 tentang Rumah sakit.
Prosedur 1. Petugas CSSD menghubungi unit-unit yang terkait dengan
sterilisasi untuk mengambil barang atau alatnya.
2. Petugas ruangan dating ke CSSD dengan membawa buku ekspedisi.
3. Petugas CSSD membuka jendela serah terima alat.
4. Petugas CSSD menyerahkan alat steril kepada petugas ruangan
sesuai dengan catatan yg ada dibuku ekspedisi.
5. Bersama – sama mengecek kelengkapan alat-alat tersebut apakah
sudah benar atau tidak.
6. Mengidentifikasi keutuhan kemasan label instrument, indicator serta
tanggal kadaluarsa.
7. Bila sudah lengkap dan benar, petugas CSSD dan petugas ruangan
bersama – sama menandatangani dimasing – masing buku
ekspedisinya.
8. Setelah selesai, petugas CSSD menutup jendela serah terima alat.
Unit Terkait Ruang CSSD dan Ruang / Unit lain di Rumah Sakit Awalbros Batam.

Dokumen Terkait -

2
RS KELUARGA HUSADA PELIPATAN LINEN
Batam
No. Dokumen Revisi Halaman

1/2

SPO Tanggal Terbit : DITETAPKAN


DIREKTUR

Pengertian Adalah suatu kegiatan pelipatan linen yang sudah dicuci yang
dilakukan oleh petugas laundry secara manual untuk mendapatkan
kualitas lipatan yang lebih baik.
Tujuan 1. Merapikan dan memudahkan penggantian linen pasien
2. Menyeleksi hasil cucian secara detail agar noda yang masih
tertinggal bias segera dipisahkan.
Kebijakan 1. SK Menkes No.270/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman
Manajerial PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
2. SK Menkes No.382/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman
Pelaksanaan PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.
3. SK Menkes No.129/Menkes/SK/II/2008 tentang SPM RS
4. SK Menkes 1165.A/Menkes/SK/X/2004 tentang KARS
5. SE Dirjen Bina Yanmed No.HK.03.01/III/3744/08 tentang
pembentukan Komite PPIRS dan Tim PPIRS.
6. Undang-undang RI No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
7. Undang-undang RI No.44 Tahun 2009 tentang Rumah sakit.
Prosedur 1. Gunakan perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai
yaitu masker saat melipat linen.
2. Lakukan kebersihan tangan terlebih dahulu.
3. Pelipatan harus dilakukan dengan benar setelah penyetrilan agar
hasil lipatan lebih rapi dan bersih.
4. Lipatkan linen sesuai dengan bentuk dan jenis linen, contoh : sarung
bantal untuk posisi jahitan didalam, lipat menjadi ½ bagian
memanjang arah label diluar, lipat lagi menjadi ½ bagian.
5. Pada waktu pelipatan selalu memperhatikan label agar tidak terjadi
kesimpangsiuran linen untuk mempermudah penghitungan dan
pendistribusian.
6. Lokasi pelipatan linen harus di tempat bersih dan jauh dari ares
kotor.
7. Setelah dilipat lalu susun dalam lemari linen dengan rapi.
8. Setelah selesai, lepas dan buang APD lalu lakukan kebersihan
tangan.

3
Unit Terkait -

Dokumen Terkait -

4
RS KELUARGA HUSADA PENCUCIAN INSTRUMEN
Batam
No. Dokumen Revisi Halaman

1/2

SPO Tanggal Terbit : DITETAPKAN


DIREKTUR

Pengertian Merupakan proses pencucian alat atau instrument habis pakai dengan
cairan desinfektan dan belum disterilkan.
Tujuan Membuang semua kotoran dan benda asing yang menempel pada alat
atau instrument agar bersih dan bebas dari kotoran dan benda asing
atau mikroorganisme.
Kebijakan 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
2. SK Menkes No. 270/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman
Manajerial PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.
3. SK Menkes No. 382/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman
Pelaksanaan PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya
4. SK Menkes No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang SPM RS.
5. SK Menkes 1165.A/Menkes/SK/X/2004 tentang KARS
6. SE Dirjen Bina Yanmed No.HK.03.01/III/3744/08 tentang
pembentukan Komite PPIRS dan Tim PPIRS.
7. Undang-undang RI No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
8. Undang-undang RI No.44 Tahun 2009 tentang Rumah sakit.
Prosedur 1. Baskom plastic berisi larutan enzymatic 1 sachet : 1 L air
2. Sikat instrument
3. Kran air yang mengalir
4. Lap kering
5. Alat pelindung diri (APD)
6. Spon untuk mencuci
7. Sikat bertangkai kecil untuk membersihkan canul suction

Cara kerja :
1. Cuci tangan
2. Memakai alat pelindung diri (APD) masker, google dan sarung
tangan.
3. Merendam instrument kotor dalam keadaan tidak terkunci didalam
larutan enzyme sampai seluruh instrument terendam selama 5-10
menit.
4. Petugas kamar operasi mengantaralat kotor dalam keadaan alat
sudah terendam.

5
5. Petugas CSSD dan petugas kamar operasi melakukan serah terima
alat kotor sambil menghitung kelengkapan alat.
6. Jika ada kekurangan alat, maka petugas kamar operasi segera
mencari alat tersebut, jika alat sudah lengkap alat segera dicuci.
7. Menukat instrument satu persatu dengan menggunakan sikat halus
kecil, terutama dibagian engsel, ulir dan sudut – sudut instrument
dan setiap instrument yang bias dibongkar pasang harus dibuka saat
pencucian.
8. Membilas instrument dibawah air mengalir satu persatu dan
pastikan tidak ada kotoran yang menempel.
9. Untuk selang suction harus menggunakan sikat tangkai panjang
yang melebihi panjang dari selang itu sendiri agar semua bagian
dalam selang dapat dibersihkan.
10. Menyiram alat atau instrument dengan air panas kurang lebih 1-2
menit.
11. Mengeringkan sampai tidak ada air dan sisa detergen yang
menempel di alat atau sudut instrument.
12. Menginventarisasi dan menyortir apakah alat masih berfungsi baik.
Apabila alat keras dan berat dibuka, olesi sedikit engsel dengan
minyak parafin.
13. Membuka alat pelindung diri
14. Cuci tangan
Unit Terkait - CSSD
- Ruang Operasi

Dokumen Terkait -

6
RS KELUARGA HUSADA SERAH TERIMA ALAT KOTOR
Batam
No. Dokumen Revisi Halaman

1/2

SPO Tanggal Terbit : DITETAPKAN


DIREKTUR

Pengertian Prosedur yang mengatur tata cara dan proses penyerahan alat kotor
dari ruangan ke CSSD
Tujuan Merupakan proses pemeriksaan alat kotor dari ruangan ke CSSD dan
sebagai pengecekan apakah keadaan alat yang diantar daru ruangan
atau unit lain lengkap atau tidak.
Kebijakan 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
2. SK Menkes No. 270/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman
Manajerial PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.
3. SK Menkes No. 382/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman
Pelaksanaan PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya
4. SK Menkes No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang SPM RS.
5. SK Menkes 1165.A/Menkes/SK/X/2004 tentang KARS
6. SE Dirjen Bina Yanmed No.HK.03.01/III/3744/08 tentang
Pembentukan Komite PPIRS dan Tim PPIRS.
7. Undang-undang RI No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
8. Undang-undang RI No.44 Tahun 2009 tentang Rumah sakit.
Prosedur Persiapan Alat :
1. Buku Ekspedisi Pelayanan Sterilisasi dan Ekspedisi Ruangan.
2. Keranjang Plastik

Prosedur :
1. Petugas ruangan mengantare alat kotor ke CSSD
2. Petugas CSSD membuka jendela penyerahan alat kotor
3. Petugas CSSD dan petugas ruangan serah terima sambil mengecek
kelengkapan alat
4. Menulis dibuku ekspedisi sesuai alat yang ada dan kedua petugas
menandatangani disamping ceklist alat yang dicek
5. Jika ada :
- Kekurangan alat atau
- Alat masih kotor atau
- Alat rusak / tidak layak dipakai
Maka proses serah terima tidak dilakukan dan petugas kembali
keruangan melengkapinya.

7
6. Setelah selesai serah terima alat dan ditandatangani oleh petugas
ruangan dan petugas CSSD kemudian petugas CSSD menutup
kembali jendela.
Unit Terkait 1. Ruang CSSD
2. Ruang / Unit lain di Rumah Sakit Awalbros Batam

Dokumen Terkait - Buku ekspedisi masing – masing ruangan.

8
RS KELUARGA HUSADA PENYUSUNAN ALAT – ALAT INSTRUMEN
Batam
No. Dokumen Revisi Halaman

1/2

SPO Tanggal Terbit : DITETAPKAN


DIREKTUR

Pengertian Semua alat instrument yang dipakai harus disusun kembali sesuai
urutan yang berlaku.
Tujuan 1. Untuk mempermudah cara pengecekan
2. Untuk mempermudah pencarian saat memakai alat dalam suatu
tindakan.
Kebijakan 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
2. SK Menkes No. 270/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman
Manajerial PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.
3. SK Menkes No. 382/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman
Pelaksanaan PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya
4. SK Menkes No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang SPM RS.
5. SK Menkes 1165.A/Menkes/SK/X/2004 tentang KARS
6. SE Dirjen Bina Yanmed No.HK.03.01/III/3744/08 tentang
Pembentukan Komite PPIRS dan Tim PPIRS.
7. Undang-undang RI No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
8. Undang-undang RI No.44 Tahun 2009 tentang Rumah sakit.
Prosedur Persiapan Alat :

1. Sarung tangan
2. Doek / linen 2 buah / pouches
3. Autoclave tape
4. Alat tulis
5. Label set
6. Instrument yg telah dibersihkan

Cara Kerja :
1. Cuci tangan
2. Bersihkan bak tempat instrument
3. Menginventaris setiap instrument sesuai label masing – masing
disesuaikan dengan daftar induk set instrument CSSD
4. Menyusun instrument dengan ketentuan berikut :
- Pengkait klem instrument hanya dikait satu kali
- Susun klem, needle holder, gunting secara vertical

9
- Nierbeken dan kom harus menghadap ke atas dan tidak menimpa
instrument lain
- Gagang pisau, pinset anatomis dan cirugis letakkan didalam
nierbeken.
5. Membungkus set instrument memakai doek / pouches 2 lapis, untuk
doek diikat kuat memakai tali, untuk pouches beri jarak 3 cm, untuk
mempermudah membuka alat.
6. Memberi label, autoclave tape, tanggal dan nama penyusun
7. Siap untuk disterilkan
8. Cuci tangan.
Unit Terkait

Dokumen Terkait -

10
RS KELUARGA HUSADA KEBERSIHAN TANGAN (HAND HYGIENE)
Batam
No. Dokumen Revisi Halaman

1/1

SPO Tanggal Terbit : DITETAPKAN


DIREKTUR

Pengertian Kebersihan tangan adalah suatu prosedur tindakan membersihkan


tangan dengan menggunakan air mengalir atau dengan menggunakan
handrub berbasis alcohol dari penyebaran mikroorganisme dan dapat
menurunkan angka kejadian infeksi dirumah sakit (HAIs)
Adalah merupakan salah satu bagian dari kewaspadaan standar yang
harus dijalan dirumah sakit.
Adalah hal yang paling penting dalam program pengendalian infeksi
nosocomial di Rumah Sakit.

Tangan adalah “Instrumen” yang selalu digunakan untuk menyentuh


pasien, memegang alat, perabot Rumah Sakit dan juga untuk keperluan
pribadi seperti makan dll.

Tujuan 1. Mencegah penularan penyakit dari pasien ke pasien lain yang terjadi
melalui tangan petugas (infeksi silang).
2. Sederhanan dan sangat efektif untuk mencegah penyebaran
mikroorganisme dan dapat menurunkan angka kejadian infeksi
rumah sakit (HAIs).
Kebijakan 1. SK Menkes No. 270/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman
Manajerial PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.
2. SK Menkes No. 382/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman
Pelaksanaan PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya
3. SK Menkes No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang SPM RS.
4. SK Menkes 1165.A/Menkes/SK/X/2004 tentang KARS
5. SE Dirjen Bina Yanmed No.HK.03.01/III/3744/08 tentang
Pembentukan Komite PPIRS dan Tim PPIRS.
6. Undang-undang RI No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
7. Undang-undang RI No.44 Tahun 2009 tentang Rumah sakit.

Yang wajib melakukan kebersihan tangan adalah :


1. Setiap orang yang kontak langsung dengan pasien seperti
dokter, perawat dan petugas kesehatan lainnya.
2. Setiap orang yang ada kontak dengan pasien, meskipun tidak
langsung seperti ahli gizi, security dan lain – lain.

11
3. Setiap personil yang berkontribusi dengan prosedur yang
dilakukan terhadap pasien seperti petugas laboratorium,
fisioterapi, dll
4. Setiap orang yang bekerja dirumah sakit.

Kebersihan tangan dilakukan dengan memperhatikan prinsip 5 waktu


melakukan, yaitu :
1. Sebelum kontak ke pasien
2. Sesudah kontak ke pasien
3. Sebelum melakukan teknik aseptic
4. Sesudah menyentuh lingkungan sekitar pasien
5. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien.
Prosedur A. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir :
Indikasi cuci tangan dengan sabun dan air mengalir :
a. Ketika tangan kotor
b. Terkontaminasi darah dan cairan tubuh
c. Setelah melepas sarung tangan

Persiapan Alat :
1. Air bersih yang mengalir
2. Sabun cair berbasis alcohol
3. Tissue

Teknik cuci tangan dengan sabun dan air mengalir :


1. Lepaskan cincin dan gelang perhiasaan dari ruangan
2. Pastikan kuku dalam keadaan pendek
3. Basahkan kedua tangan dengan air mengalir
4. Tuangkan cairan sabun antiseptic secukupnya pada kedua
belah permukaan tangan dan ratakan
5. Gosokan kedua telapak tangan berhadapan
6. Gosokan telapak tangan kanan ke punggung tangan kiri
dengan saling menyisipkan jari-jari, begitu juga lakukan
sebaliknya.
7. Gosokan kedua telapak tangan berhadapan dengan jari-jari
saling menyisip
8. Gosokan bagian belakang jari-jari ke telapak tangan
berlawanan dalam posisi jari-jari saling mengunci
9. Gosokan berputar, ibu jari tangan kiri dalam genggaman
telapak tangan kanan kiri, begitu juga sebaliknya.
10. Gosokan berputar, ke kanan dan ke kiri ujung-ujung jari
tangan kanan ke telapak tangan kiri, begitu juga sebaliknya.
11. Bilas kedua tangan dengan air bersih mengalir
12. Segera keringkan kedua tangan dengan kertas tissue sekali
pakai.

12
13. Gunakan kertas tissue yang sudah dipakai untuk menutup kran
air.
14. Buang tissue ke tempat sampah non medis.
Unit Terkait

Dokumen Terkait -

13

Anda mungkin juga menyukai