Anda di halaman 1dari 21

Profesi Ners STIKes Tana Toraja 2017

LAPORAN PENDAHULUAN CARSINOMA MAMMAE

A. PENGERTIAN

Carsinoma mammae adalah neoplasma ganas dengan pertumbuhan

jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya,

tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase.

Merupakan suatu pertumbuhan sel-sel abnormal pada daerah payudara


yang menginvasi jaringan disekitarnya dan menyebar ketempat-tempat yang
jauh.

B. ANATOMI FISIOLOGI

1. Jaringan kelenjar mammae.

2. Lemak belakang mammae.

3. Selubung subcutan memisahkan mammae dari kulit diatasnya.

4. Septa fibrosa ligamentum cooperi yang memfiksasi mammae pada kulit

diatasnya.

5. Lapisan lemak dan M-Pectoralis di bawah facia profunda.

Mammae terletak pada hemitoraks kanan dan kiri dengan batas-batas

sebagai berikut :

1. Batas-batas payudara yang tampak dari luar :

a. Superior : iga II atau III

b. Inferior : iga III atau VII

c. Medial : pinggir sternum

d. Lateral : garis aksilaris anterior

2. Batas-batas mammae yang sesungguhnya :

a. Superior : hampir sampai klavikula

LILIS TANGDILIAN , S.Kep. 1


Profesi Ners STIKes Tana Toraja 2017

b. Inferior : garis tengah

c. Lateral : m.Latissimus dorsi

3. Struktur mammae :

Mammae terdiri dari berbagai struktur :

a. Parenkim epitel

b. Lemak, pembuluh darah, saraf dan saluran getah bening

c. Otot dan fascia

Parenkim epitalia di bentuk oleh kurang lebih 15 – 20 lobus yang masing-

masing mempunyai saluran tersendiri untuk mengalirkan produknya dan

bermuara pada putting susu. Tiap lobus-lobus di bentuk oleh tubulus. Tubulus

yang masing-masing terdiri dari 10-100 asini group. Lobulus-lobulus ini

merupakan struktur masing-masing terdiri dari 10 – 100 asini group. Lobulus-

lobulus merupakan struktur daftar dari glandula mammae.

Mammae di bungkus oleh fasia pektoralis superficial dimana permukaan dan

posterior dihubungkan oleh ligamentum cooper yang berfungsi sebagai

penyangga. .

C. ETIOLOGI

1. Menurut C. J. H. Van de Velde (2001) :

a. Ca Payudara yang terdahulu

Terjadi malignitas sinkron di payudara lain karena mammae adalah

organ berpasangan.

b. Keluarga

Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini,

dikuatkan bila 3 anggota keluarga terkena carsinoma mammae.

LILIS TANGDILIAN , S.Kep. 2


Profesi Ners STIKes Tana Toraja 2017

c. Kelainan payudara ( benigna )

Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah

ditunjukkan bahwa wanita yang menderita / pernah menderita yang

proliferatif sedikit meningkat.

d. Makanan, berat badan, dan faktor resiko lain

Status sosial yang tinggi menunjukkan resiko yang meningkat,

sedangkan berat badan yang berlebihan ada hubungan dengan kenaikan

terjadi tumor yang berhubungan dengan oestrogen pada wanita post

menopause.

e. Faktor endokrin dan reproduksi

Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30

tahun, Menarche kurang dari 12 tahun.

f. Obat anti konseptiva oral

Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun

mempunyai resiko lebih besar untuk terkena kanker.

2. Menurut E.M. Coppeland

Ada beberapa faktor yang merangsang atau memudahkan timbulnya

atau terjadinya carcinoma mammae adalah :

a. Faktor endogen :

1) Hormon

Diduga tidak adanya keseimbangan estrogen sehingga dapat

menyebabkan carcinoma mammae. Oleh sebab itu carcinoma

mammae lebih banyak perempuan dibandingkan dengan laki-laki.

2) Mendapat haid pertama kurang dari umur 10 tahun.

3) Menopause setelah umur 50 tahun.

LILIS TANGDILIAN , S.Kep. 3


Profesi Ners STIKes Tana Toraja 2017

4) Tidak pernah melahirkan anak serta tidak pernah menyusui.

5) Melahirkan anak pertama sesudah umur 35 tahun.

6) Ibu dan saudara dari penderita carcinoma mammae mempunyai

kemungkinan yang lebih besar menderita carcinoma mammae.

7) Obesitas pasca menopause.

8) Pemakaian alkohol.

b. Faktor eksogen :

1) Disebabkan oleh tumor yang terjadi karena trauma yang berulang-

ulang iritasi yang berjalan kronis oleh karena rangsangan oleh

bahan-bahan kimiawi, zat pewarna, sinar radioaktif.

2) Pernah mengalami operasi pada payudara kelainan jinak atau tumor

ganas mammae.

D. GAMBARAN KLINIK

Menurut William Godson III. M. D (2000) :

1. Tanda carsinoma

Kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang khas, mirip pada tumor

jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk bulat, dan elips.

2. Gejala carsinoma

Kadang tak nyeri, kadang nyeri, adanya keluaran dari puting susu,

puting eritema, mengeras, asimetik, inversi, gejala lain nyeri tulang, berat

badan turun dapat sebagai petunjuk adanya metastase.

LILIS TANGDILIAN , S.Kep. 4


Profesi Ners STIKes Tana Toraja 2017

E. PATOFISIOLOGI

Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi

pada sistem duktal, mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan

sel-sel atipik. Sel - sel ini akan berlanjut menjadi carsinoma insitu dan

menginvasi stroma.

Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal

sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira-kira

berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira-kira seperempat dari carsinoma

mammae telah bermetastasis.

Carsinoma mammae bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan

sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah.

F. TEST DIAGNOSTIK

1. Mammografi

Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi

secara dini. Memperlihatkan struktur internal mammae, dapat untuk

mendeteksi kanker yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap

awal. Mammografi pada masa menopause kurang bermanfaat karean

gambaran kanker diantara jaringan kelenjar kurang tampak.

2. Thermography

Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae atau

mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena

peningkatan suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.

3. Xerodiography

LILIS TANGDILIAN , S.Kep. 5


Profesi Ners STIKes Tana Toraja 2017

Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara

pembuluh-pembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan

peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor.

4. Ultrasonography

Untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat pada mammae

ultrasonography berguna untuk menentukan adanya kista, kadang-kadang

tampak kista sebesar sampai 2 cm.

5. Aspirasi

Pengaliran kista dan untuk mendapat preparat dan sediaan pemeriksaan

sitologik.

6. Biopsi

Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas,

dengan cara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif terhadap

massa dan berguna klasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi terapi.

G. PENATALAKSANAAN MEDIK

Pilihan pengobatan untuk kanker payudara tergantung pada tipe, ukuran

dan lokasi tumor, juga karakteristik klinis. Terapi dapat termasuk intervensi

bedah tanpa radiasi, kemoterapi dan terapi hormone. Penggunaan trasnplantasi

sumsum tulang masih dalam penelitian.

1. Pembedahan

Tipe pembedahan secara umum dikelompokkan ke dalam tiga

kategori, yaitu mastektomi radikal, inextektomi total dan prosedur lebih

terbatas. Contoh: segmental., lumpektomi. Mastektomi adalah

pengangkatan seluruh atau sebagian payudara disebabkan oleh kanker

LILIS TANGDILIAN , S.Kep. 6


Profesi Ners STIKes Tana Toraja 2017

payudara stadium I dan II. Mastektomi total mengangkat semua jaringan

payudara tetapi modifikasi mengangkat seluruh payudara atau seluruh

nodus, kadang-kadang otot-otot, pektoralis minor dan mayor, limfe,

ketiak. Lumpektomi dianggap tumor non metastatik bila kurang dari 5 cm

ukurannya tidak melibatkan putting.

2. Radiasi

a. Terapi eksternal beam

Dilakukan kira-kira selama 5 minggu. Wanita mengalami masa

perpanjangan kelelahan dan depresi oleh kanker katabolisme dan

hilangnya jaringan.

b. Terapi interstitial

Jarum iridium ditanamkan ke dalam payudara klien dan di bawah

pengawasan anestesi umum.

3. Pengobatan kemoterapi

Pemberian kemoterapi direncanakan berdasarkan hasil pengamatan

terhadap pembedahan-pembedahan dalam reaksi sel kanker dan normal

terhadap obat sistotik. Kemotherapi merupakan terapi sistemik yang

digunakan bila ada penyebaran secara sistemik dan juga dipakai sebagai

terapi ajuvan.

Kemotherapi ajuvan diberikan kepada pasien yang pada umumnya yang

ditemukan ada metastasis di beberapa kelenjar pada pemeriksaan

hispatologi pasca bedah mastektomi. Tujuannya adalah menghancurkan

mikrometastis di dalam tubuh yang biasanya terdapat pada klien yang

kelenjar aksilanya sudah mengandung metastase, obat yang diberikan

kombinasi giklofamid, metotreksa dan fluorourasil selama enam bulan

LILIS TANGDILIAN , S.Kep. 7


Profesi Ners STIKes Tana Toraja 2017

pada wanita premanapouse sedangkan pada pascamenopouse diberikan

terapi ajura hormonal berupa pada antiestrogen.

Terapi hormonal adalah bila penyakit telah sistemik berupa metastasis

jauh. Terapi hormonal biasanya diberikan secara paliatif sebelum

kemotherapinya karena efek lebih lama dan efek sampingnya kurang,

tetapi tidak semua kanker peka terhadap terapi hormonal.

LILIS TANGDILIAN , S.Kep. 8


Profesi Ners STIKes Tana Toraja 2017

KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Aktivitas/istirahat

Gejala : kerja aktivitas yang melibatkan banyak gerakan tangan atau

pengulangan.

Pola tidur ( contoh , tidur tengkurap)

2. Sirkulasi

Gejala : Kongestif unilateral pada lengan yang terkena (system limfe)

3. Integritas ego

Gejala : Stressor konstan dalam pekerjaan atau pola dirumah. Stress atau

takut tentang diagnose, prognosis, harapan yang akan datang.

4. Makanan/cairan

Gejala : Kehilangan nafsu makan, adanya penurunan berat badan

5. Nyeri / Kenyamanan

Gejala : Nyeri pada penyakit yang luas/ metastatik (nyeri lokal jarang

terjadi pada keganasan ini). Beberapa pengalaman atau perasaan “lucu”

pada jaringan payudara. Payudara berat, nyeri sebelum menstruasi

biasanya mengindikasikan penyakit fibrokistik.

6. Keamanan

Gejala : Massa nodul aksilla. edema, eritema pada kulit sekitar.

7. Seksualitas

Gejala : Adanya benjolan payudara; perubahan pada ukuran dan

kesimetrisan payudara.perubahan pada warna kulit payudara atau suhu;

rabas putting yang tak biasanya; gatal, rasa terbakar, atau putting

LILIS TANGDILIAN , S.Kep. 9


Profesi Ners STIKes Tana Toraja 2017

meregang. Riwayat menarke dini (lebih muda dari usia 12 tahun);

menopause lambat (setelah 50 tahun); kehamilan pertama lambat (setelah

usia 35 tahun).

B. DIAGNOSA

NO DIAGNOSA TUJUAN NOC/KRITERIA INTERVENSI


KEPERAWATAN HASIL NIC
1. Nyeri b.d penekanan  Pain level 1 Lakukan pengkajian nyeri
terhadap syaraf akibat dari  Pain control secara komperhensif
benjolan  Comfort level termasuk lokasi,karateristik,
Defenisi : Kriteria Hasil : durasi frekuensi, kualitas dan
Pengalaman sensori dan Mampu mengontrol faktor prespitasi
emosional yng tidak nyeri (tahu penyebab 2 Observasi non verbal dari
mnyenangkan yang muncul nyeri, mampu ketidaknyamanan
akibat kerusakan jaringn menggunkan teknik 3 Gunakan komunikasi
yang actual atau potensial nonfarmakologi untuk terapeutik untuk
atau digambarkan dalam hal mengurangi nyri, mengetahuipengalaman nyeri
keruskan sedemikian rupa. mencari bantuan) klien
Melaporkan bahwa nyeri 4 Kaji kultur yang
berkurang dengan memepengaruhi respon nyeri
menggunakan 5 Kontrol lingkungan yang
manajemen nyeri dapat mempengaruhi nyeri
Mampu mengenali nyeri seperti
(skala, intensitas, suhu,ruangan,pencahayaan
frekuensi dan tanda dan kebisingan
nyeri) 6 Kurangi faktor prepitasi nyeri
Menyatakan rasa 7 Pilih dan lakukan penanganan
nyaman setelah nyeri nyeri (farmakologi, non
berkurang farmakologi, dan
interpersonal)
8 Evaluasi keefektifan control
nyeri dan tingkatakan istrahat
9 Kolaborasi dengan dokter jika
ada keluhan dan tindakan
yang tidak berhasil.
2 Cemas b.d perubahan  Anxiety self-control 1. Identifikasi tingkat
gambaran tubuh  Anxiety level
kecemasan
 Coping
Defenisi : Perasaan tidak Kriteria Hasil : 2. Bantu pasien mengenal
nyaman atau kekhawatiran Klien mampu tidak
yang samar diserati respon situsai yang menimbulkan
mengidentifikasi dan
autonomy (sumber sering mengungkapkan kecemasan
kali tidak spesifik atau tidak gejala ceas
diketahui oleh 3.Dorong paien untuk
Mengidentifikasi,

LILIS TANGDILIAN , S.Kep. 10


Profesi Ners STIKes Tana Toraja 2017

individu)perasaan yang mengungkapkan dan mengungkapkan perasaan,


takut disebabkan oleh menunjukkan teknik
ketakutan,persepsi
antisipasi terhadap bahaya. untuk mengontrol
cemas 4.Instruksikan pasien
Vital sign dalam
menggunakan teknik
batas normal
Postur tubuh, ekspresi relaksasi
wajah, basa tubuh
5. Berikn obat untuk
dan tingkat aktivitas
menunjukkan mengurangi kecemasan
berkurangnya
kecemasan

Kerusakan integritas  Tissue integrity : skin and 1.Jaga kulit agar tetap bersih
3. jaringan berhubungan mucous
dan kering
dnegan faktor mekanik  Wound healing :primary
(tekanan jaringan mammae) and secondary intention 2.Observasi luka : lokasi,
Defenisi : Kerusakan Kriteri hasil : dimensi kedalaman luka,
jaringan membrane mukosa, Perfusi jaringan normal
kornea, integument, atau Tidak ada tanda-tanda jaringan nekrotik, tanda-tanda
subkutan infeksi infeksi lokal
Ketebala tekstur jaringan
normal 3.Lakukan teknik perawatan
Menunjukkan pemahaman luka dengan steril
dalam proses perbaikan
kulit dan mencegah 4. Berikan posisi yang
terjadinya cedera berulang mengurangi tekanan pada
Menunjukkan terjadinya
proses penyembuhan luka luka.

LILIS TANGDILIAN , S.Kep. 11


Profesi Ners STIKes Tana Toraja 2017

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer,Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3 jilid 2. Jakarta:


Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI.

Lewellyn Derek.2002. Dasar-dasar Obstetri & Ginekologi. Edisi 6.


Jakarta: Hipokrates.

Brunner & suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Medah. Edisi 8 vol 2.


Jakarta: Buku Kedokteran EGB.

Doenges M. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: EGC.

http://www.google.co.id/search?q=PATOFISIOLOGI CA MAMMAE.

LILIS TANGDILIAN , S.Kep. 12


Profesi Ners STIKes Tana Toraja 2017

RESUME KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Biodata:

a. Identitas klien

1) Nama klien : Ny. ”D”

2) Umur : 43 tahun

3) Jenis kelamin : Perempuan

4) Agama : Islam

5) Alamat : Luwu

6) Status perkawinan : Menikah

7) Pekerjaan : IRT

8) No. RM : 80 23 30

9) Tgl. Masuk RS : 17-9-2017

10) Tgl. Pegkajian : 20-7-2017

b. Identitas penanggung jawab

1) Nama : Nn. “M”

2) Umur : 21 tahun

3) Jenis kelamin : Perempuan

4) Pekerjaan : Mahasiswa

5) Hubungan dengan klien : Anak

LILIS TANGDILIAN , S.Kep. 13


Profesi Ners STIKes Tana Toraja 2017

2. Keluhan Utama : Nyeri


3. Riwayat Penyakit Sekarang
Ny. “D”, umur 43 Tahun. Klien datang ke Instalasi Gawat Darurat
RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar pada tanggal 17 September 2017
pagi. Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 20 September 2017 sekitar
pukul 07.15 WITA, klien mengeluh nyeri akibat luka pada payudara
sebelah kanan dan benjolan yang keras pada payudara kiri. Nyeri yang
dirasakan hilang timbul dengan skala nyeri 3. Klien juga mengatakan
cemas akan penyakitnya.
4. Riwayat Kesehatan dahulu
Klien sudah pernah dirawat di RS yang sama dengan penyakit yang
sama. Pada tahun 2011 benjolan pada payudara kanan diangkat dan
benjolan pada payudara kiri dialami sejak setahun yang lalu dan sudah 9
kali dikemoterapi.

5. PEMERIKSAAN FISIK

a. Kepala

Inspeksi: Rambut hitam dan baru mulai tumbuh karena efek dari obat

kemoterapi, penyebaran belum merata, kulit kepala bersih.

Palpasi: Tidak teraba adanya massa, klien tidak merasakan adanya

nyeri tekan pada kulit kepala.

b. Mata

Inspeksi : Kelopak mata tidak bengkak, sklera putih, konjungtiva tidak

anemis, reaksi pupil isokor, bola mata dapat bergerak kesegala

arah.

Palpasi : Tidak teraba adanya penonjolan bola mata, tidak ada nyeri

tekan.

LILIS TANGDILIAN , S.Kep. 14


Profesi Ners STIKes Tana Toraja 2017

c. Telinga

Inspeksi: Klien tidak memakai Alat Bantu pendengaran, fungsi

pendengaran baik, tidak ada tanda-tada infeksi pada telinga

dan telinga simetris kiri dan kaan.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

d. Hidung

Inspeksi: tidak ada gangguan pada indra penciuman, tidak ada

pengeluarn cairan atau darah dari hidung, tidak ada polip

dan tidak ada pernafasan cuping hidung.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada sinus frontal.

e. Mulut

Inspeksi: Lidah tidak kotor dan tidak ada perdarahan pada gusi, tidak

ada pengeluaran air liur yang berlebihan, struktur gigi

lengkap.

Palpasi: Tidak ada nyeri tekan pada tonsil, tidak ada nyeri tekan pada

mandibula.

f. Leher

Inspeksi: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

Palpasi: Tidak teraba adanya massa pada leher, Tidak teraba adanya

pembesaran kelenjar tiroid.

g. Dada

Inspeksi: Bentuk dada simetris kiri dan kanan, Pernafasan 20

kali/menit,

Palpasi: ada nyeri tekan pada payudara sebelah kanan.

LILIS TANGDILIAN , S.Kep. 15


Profesi Ners STIKes Tana Toraja 2017

Perkusi: Bunyi perkusi sonor

Auskultasi: Bunyi nafas vesikuler, tidak ada bunyi nafas tambahan.

h. Payudara

Inspeksi: Nampak ada luka pada mammae sebelah kanan, dan ada

pengeluaran cairan disekitar luka, luka nampak kemerahan

dan terdapat benjolan keras pada mammae sebelah kiri.

i. Jantung

Inspeksi: Denyut apeks tidak terlihat

Palpasi: Ictus cordis teraba pada ICS 5 – 6

Perkusi: tidak dilakukan

Auskultasi : BJ I/II = Murni

j. Abdomen

Inspeksi: Abdomen simetris kiri dan kanan, kulit berwarana sawo

matang

Auskultasi: Peristaltik 7 kali/menit

Perkusi: bunyi perkusi tympani

Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa dan tidak ada

pembesaran pada vesica urinaria.

k. Genetalia dan anus

( Pemeriksaaan tidak dilakukan karena klien tidak bersedia )

l. Ekstremitas

A. Ekstremitas atas

Inspeksi : tidak ada udem, tidak ada nyeri tekan, kulit elastis

LILIS TANGDILIAN , S.Kep. 16


Profesi Ners STIKes Tana Toraja 2017

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada udem.

a. Ekstermitas bawah

Inspeksi : Tidak ada Oedem, kulit nampak kering

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak terdapat Oedem

DATA FOKUS

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

Klien mengatakan ada luka Ada luka pada payudara

pada payudara kanan dan ada kanan

LILIS TANGDILIAN , S.Kep. 17


Profesi Ners STIKes Tana Toraja 2017

pengeluaran cairan Ada cairan yang keluar dari

Klien mengatakan nyeri pada daerah luka dan luka

payudara kanan kemerahan

Klien mengatakan ada Wajah klien meringis

benjolan pada payudara kiri Terdapat benjolan yang keras

Klien mengatakan merasa pada payudara kiri

malu dengan penyakit yang TTV: TD: 120/80 mmHg

diderita N: 83x/mnt

S: 36,5 0C

P: 20x/mnt

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan pertumbuhan jaringan abnormal

2. Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan status kesehatan

3. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya luka

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan pertumbuhan jaringan abnormal dan luka

Intervensi:

a. Kaji skala nyeri

b. Observasi tanda-tanda vital

c. Atur posisi yang menyenangkan

LILIS TANGDILIAN , S.Kep. 18


Profesi Ners STIKes Tana Toraja 2017

d. Anjurkan teknik relaksasi dan distraksi

2. Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan status kesehatan

Intervensi:

a. Dorong untuk mengungkapkan pertanyaan tentang situasi saat ini dan

harapan yang akan datang. Berikan dukungan emosional .

b. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan

c. Kaji ulang kemungkinan untuk dibedah rekonstruksi

3. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya luka

Intervensi:

a. Kaji tanda-tanda infeksi

b. Anjurkan klien agar tidak menyentuh daerah sekitar luka

c. Anjurkan klien agar selalu menjaga kebersihan diri khususnya daerah

sekitar luka

D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

1. Nyeri berhubungan dengan pertumbuhan jaringan abnormal dan luka

a. Mengkaji skala nyeri

Hasil: skala nyeri 3

b. Mengobservasi tanda-tanda vital

Hasil: TD: 120/80 mmHg, N: 83x/mnt, S: 36,5 0C, P: 20x/mnt

c. Mengatur posisi yang menyenangkan

Hasil: klien merasa nyaman dengan posisi semi fowler

LILIS TANGDILIAN , S.Kep. 19


Profesi Ners STIKes Tana Toraja 2017

d. Menganjurkan teknik relaksasi dan distraksi

Hasil: klien melakukan nafas dalam jika nyeri timbul

EVALUASI:

S : klien mengatakan nyeri yang dirasakan skala 3

O : klien meringis, ada luka pada payudara kanan dan benjolan yang

keras pada payudara kiri

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi 1,2,3,4

2. Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan status kesehatan

a. Mendorong klien untuk mengungkapkan pertanyaan tentang situasi saat

ini dan harapan yang akan datang. Berikan dukungan emosional.

Hasil: klien merasa sedih karena kedua payudaranya sudah berubah

b. Mendorong klien untuk mengekspresikan perasaannya

Hasil: klien merasa malu dengan kondisi yang dialami sekarang

EVALUASI:

S : klien mengatakan merasa malu dengan penyakit yang diderita

O : klien nampak sedih

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi 1,2

3. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya luka

a. Mengkaji tanda-tanda infeksi

Hasil: ada cairan yang keluar dari daerah sekitar luka dan luka nampa

kemerahan

b. Menganjurkan klien agar tidak menyentuh daerah sekitar luka

LILIS TANGDILIAN , S.Kep. 20


Profesi Ners STIKes Tana Toraja 2017

Hasil: klien mengerti

c. Menganjurkan klien agar selalu menjaga kebersihan diri khususnya

daerah sekitar luka

hasil: klien mengerti dan mau melakukannya

EVALUASI:

S : klien mengatakan ada luka pada payudara kanan

O : terdapat luka pada payudara kanan dan luka nampak kemerahan

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi 1,2,3

LILIS TANGDILIAN , S.Kep. 21

Anda mungkin juga menyukai