Kecuali dengan menaikkan konsentrasi zat-zat pereaksi, reaksi kimia juga cenderung lebih
cepat pada suhu yang lebih tinggi. Sebagai contoh, kita memasak makanan dengan
menaikkan suhu untuk mempercepat reaksi. Sebaliknya, reaksi pembusukan makanan
diperlambat dengan mendinginkan atau membekukan makanan.
Untuk mencegah keracunan yang akan dialami siswa dalam memahami pengaruh suhu
terhadap laju reaksi, maka siswa harus diberi pemahaman yang cukup mengenai proses
terjadinya suatu reaksi kimia, dengan menerangkan mengenai teori tumbukan di bawah ini.
Teori Tumbukan
Akibat kenaikan suhu, energi kinetik dari molekul-molekul akan bertambah besar, berarti
molekul-molekul akan bergerak dengan kecepatan yang lebih tinggi, sehingga memperbesar
jumlah tumbukan tiap satuan waktu. Jadi, jika suhu reaksi dinaikkan, maka reaksi akan
berjalan lebih cepat.
Pada suhu yang lebih rendah (T1), fraksi molekul yang mencapai energi aktivasi sebesar y1.
Jika suhu dinaikkan (T2) maka energi rata-rata molekul-molekul bertambah besar dan fraksi
molekul yang mencapai energi aktivasi juga bertambah (y2B). Karena itu, reaksi akan
berlangsung lebih cepat. Jika suatu reaksi berlangsung 2 kali lebih cepat bila suhunya
dinaikkan 10 oC, artinya fraksi molekul yang mencapai energi aktivasi menjadi 2 kali lebih
besar dengan kenaikan suhu 10 oC. Seperti reaksi :
Na2S2O3 (aq) + 2HCl(aq) → 2NaCl (aq) + H2O (l) + S(s) + SO2 (aq)
Reaksi antara larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,2 M dengan larutan HCl 2M pada suhu
kamar memiliki kecepatan reaksi sekitar setengah dari kecepatan reaksinya pada saat suhunya
dinaikkan 10oC.
Contoh.
Suatu reaksi berlangsung dua kali lebih cepat setiap kali suhu dinaikkan 10 oC. Jika laju
reaksinya pada suhu 25 oC adalah x M det-1, berapakah laju reaksinya pada 55 oC?
Jawab.
= 2 x 2x 2 x x M det -1
= 23 x M det-1
= 8 x M det-1
Suhu : 25 oC 35 oC 45 oC 55 oC
(sumber : https://bossfitrach.wordpress.com/2014/09/15/laju-reaksi/)
Istilah “laju” atau “kecepatan” menunjukkan perubahan sesuatu yang terjadi tiap satuan
waktu. Dalam reaksi kimia terjadi proses perubahan zat-zat pereaksi menjadi produk. Jadi
pada saat reaksi berlangsung, jumlah zat pereaksi akan berkurang sedangkan jumlah produk
bertambah.
Laju reaksi didefnisikan sebagai perubahan konsentrasi zat pereaksi atau produk per satuan
waktu. Laju reaksi juga biasa dinyatakan sebagai laju pengurangan konsentrasi molar salah
satu pereaksi atau laju pertambahan konsentrasi molar salah satu produk dalam satuan waktu.
Laju reaksi dirumuskan sebagai persamaan 7.1 berikut:
Reaksi: R —————> P
v = atau v =
dengan
R = pereaksi (reaktan)
v = laju reaksi
t = waktu reaksi
= laju pengurangan konsentrasi salah satu pereaksi dalam satu satuan waktu
= laju penambahan konsentrasi salah satu produk dalam satu satuan waktu
Berdasarkan definisi di atas, maka laju reaksi mempunyai satuan (konsentrasi) (waktu)-1.
Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam molar, sedangkan satuan waktu dapat digunakan
detik atau menit bagi reaksi yang berlangsung relatif cepat, dan jam bagi reaksi yang lambat.
Ada dua pengertian laju reaksi, yaitu laju rata-rata dan laju seketika. Laju reaksi rata-rata
menyatakan perubahan konsentrasi yang terjadi pada selang waktu tertentu. Laju reaksi
seketika menyatakan perubahan konsentrasi pada suatu waktu tertentu.
Untuk mencegah kesukaran yang dihadapi siswa dalam menentukan laju reaksi dan
menghindari adanya miskonsepsi tentang 2 pengertian laju reaksi, berilah contoh dan
bandingkan kedua pengertian tersebut dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya untuk reaksi:
2N2O5 (g) → 4 NO2 (g) + O2 (g)
Kinetika kimia merupakan salah satu bidang dalam kimia yang mempelajari tentang
kecepatan dan laju terjadinya reaksi kimia. Kata “kinetik” bermaksud perubahan atau
perubahan. Salah satu hal penting yang perlu di pelajari dalam kinetika kimia ini adalah laju
reaksi. Laju reaksi ialah perubahan konsentrasi reaktan atau produk terhadap waktu(M/s).
Contoh soal:
1. Bila pada suhu tertentu, laju penguraian N2O5 menjadi NO2 dan O2 adalah 2,5 x 10-
6 mol/L.s, maka laju pembentukan NO2 adalah ....
Pembahasan :
• Reaksi yang terjadi :
2N2O5 → 4 NO2 + O2
• Perbandingan laju reaksi tiap zat = perbandingan koefisien
VN2O5 : VNO2 = 2 : 4
VNO2 = x 2,5 x 10-6
= 5,0 x 10-6 mol/L.s
( sumber : https://chemicalholiccybre.wordpress.com/chemistry/kimia-fisik/kinetika-
kimia/)
(sumber: http://www.kompasiana.com/ardadinata/dasar-pertimbangan-pengolahan-
air-limbah_551116e38133117341bc603e)
Untuk menghilangkan gas yang berbau dapat juga dilakukan dengan cara
melewatkan gas pada cairan basa seperti kalsium dan sodium hidroksida. Apabila
kadar karbondioksidanya tinggi maka biaya pengolahannya juga menjadi sangat
tinggi,sehingga biaya ini merupakan salah satu penghambat yang besar. Dengan
melakukan oksidasi pada pengolahan air limbah merupakan cara yang baik agar
bau klorin dan ozon dapat dihindari. Adapun bahan yang dipergunakan sebagai
bahan oksidator adalah Hidrogen peroksida. Pengendapan dengan bahan kimia
membuat terjadinya endapan dari Sulfida dengan garam metal khususnya besi.
Air limbah dengan kandungan bahan pencemar gas karbondioksida yang agresif
dapat mempercepat proses terjadinya karat pada benda yang terbuat dari besi
serta bahan dari logam lainnya. Selain karbondioksida agresif, juga kadar pH
rendah atau bersifat asam maupun pH tinggi dapat mengakibatkan timbulnya
kerusakan pada benda – benda yang dilaluinya