STASE GERONTIK
Penyusun:
Dosen Pembimbing:
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KATARAK
B. Tujuan Pendidikan
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit klien dan keluarga diharapkan dapat
mengerti tentang penyakit Katarak dengan baik
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai katarak selama 1x30 menit klien dan
keluarga mampu:
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada kakek dan nenek
di Panti Tresna Werdha Palembang
D. Hari/Tanggal
Sabtu, 24 November 2018
E. Tempat
F. Pelaksana
G. Waktu (Durasi)
30 menit
H. Materi
a. Pengertian katarak
b. Tanda dan gejala terkena katarak
c. Macam-macam katarak
d. Penyebab katarak
e. Penatalaksanaan dan pencegahan katarak
f. Perawatan pasien katarak setelah oprasi
I. Metode Pendidikan
a. Ceramah
b. Tanya jawab
2. 10 menit Pelaksanaan :
1. Penyampaian materi Mendengarkan
a. Menjelaskan tentang pengertian katarak
b. Menjelaskan tentang tanda dan gejala
terkena katarak
c. Menjelaskan tentang macam-
macam katarak
d. Menjelaskan tentang penyebab katarak
e. Menjelaskan tentang penatalaksanaan dan
pencegahan katarak
-Menjelaskan tentang perawatan pasien
katarak setelah oprasi Bertanya
Tanya Jawab
- -Memberikan kesempatan kepada peserta
untuk bertanya
3. 10 menit Evaluasi:
1. Menanyakan kembali hal-hal yang sudah Menjawab
dijelaskan mengenai katarak Menjelaskan
2. Meminta CI dan CT untuk memberikan Memperhatikan
tambahan, masukan dan saran pada
penyuluhan kesehatan yang sudah
dilakukan
4. 5 menit Penutup :
1. Menutup pertemuan dengan Mendengarkan
menyimpulkan materi yang telah dibahas Menjawab salam
2. Memberikan salam penutup
L. Evaluasi :
M. Pengorganisasian
N. Kreteria Evaluasi
A. Pengertian Katarak
1. Dalam bahasa Indonesia disebut buyar penglihatan seperti tertutup air terjun
akibat lensa yang keruh.
2. Katarak adalah keadaan di mana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan
lensa di dalam kapsul lensa (Sidarta Ilyas, 1998)
3. Katarak adalah proses terjadinya opasitas secara progresif pada lensa atau
kapsul lensa, umumnya akibat dari proses penuaan yang terjadi pada semua orang
lebih dari 65 tahun (Marilynn Doengoes, dkk. 2000).
4. Katarak adalah keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-
duanya.Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif. (Kapita Selekta
Jilid Satu, 2001).
C. Macam-macam Katarak
1. Katarak yang didapat sejak lahir / defek Kongenital ( salah satu kelainan
herediter sebagai akibat dari infeksi virus prenatal, seperti German Measles )
D. Penyebab Katarak
Sebagian besar katarak terjadi karena proses bertambahnya usia seseorang. Katarak
kebanyakan muncul pada usia lanjut. Data statistik menunjukkan bahwa lebih dari 90%
orang berusia di atas 65 tahun menderita katarak. Sekitar 50% orang berusia 75-85
tahun daya penglihatannya berkurang akibat katarak.
Walaupun sebenarnya dapat diobati, katarak merupakan penyebab utama kebutaan di
dunia, sehingga katarak akan mengakibatkan adanya kebutaan.
Penyebab katarak lainnya meliputi :
1. Faktor keturunan
2. Cacat bawaan sejak lahir
3. Masalah kesehatan, misalnya diabetes
4. Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid
5. gangguan metabolisme seperti DM (Diabetus Melitus)
6. gangguan pertumbuhan
7. Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama
8. Rokok dan Alkohol
9. Operasi mata sebelumnya
10. Trauma (kecelakaan) pada mata
11. Faktor-faktor lainya yang belum diketahui.
Salah satu cara pengobatan katarak adalah dengan cara pembedahan ,yaitu
lensa yang telah keruh diangkat dan sekaligus ditanam lensa intraokuler sehingga pasca
operasi tidak perlu lagi memakai kaca mata khusus (kaca mata aphakia).
Setelah operasi harus dijaga jangan sampai terjadi infeksi.
Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa
sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah menimbulkan penyulit
seperi glaukoma dan uveitis.
Tekhnik yang umum dilakukan adalah ekstraksi katarak ekstrakapsular, dimana
isi lensa dikeluarkan melalui pemecahan atau perobekan kapsul lensa anterior sehingga
korteks dan nukleus lensa dapat dikeluarkan melalui robekan tersebut. Namun dengan
tekhnik ini dapat timbul penyulit katarak sekunder.
Dengan tekhnik ekstraksi katarak intrakapsuler tidak terjadi katarak sekunder
karena seluruh lensa bersama kapsul dikeluarkan, dapat dilakukan pada yang matur
dan zonula zinn telah rapuh, namun tidak boleh dilakukan pada pasien berusia kurang
dari 40 tahun, katarak imatur, yang masih memiliki zonula zinn.
Dapat pula dilakukan tekhnik ekstrakapsuler dengan fakoemulsifikasi yaitu
fragmentasi nukleus lensa dengan gelombang ultrasonik, sehingga hanya diperlukan
insisi kecil, dimana komplikasi pasca operasi lebih sedikit dan rehabilitasi penglihatan
pasien meningkat.
Untuk mencegah katarak adalah dengan menjaga pola makan bergizi yang baik
untuk proses metabolisme, seperti konsumsi buah dan sayuran serta menjaga agar tidak
terjadi trauma atau kecelakaan pada mata.
1. Penderita tidak boleh batuk, mengedan, merokok, mengangkat beban lebih dari 5
KG, membungkuk, sujud (ibadah shalat dilakukan berdiri atau tidur), berhubungan
suami istri selama 1 minggu.
2. Mata yang usai dibedah tidak boleh terkena air, digosok gosok, serta harus
memakai pelindung plastik / dop terutama jika ingin tidur.
3. Obat tetes mata digunakan setelah operasi pada pukul: 15.00, 18.00, 21.00. Hari
hari selanjutnya diteteskan 6 kali sehari yaitu pada pukul: 06.00, 09.00, 12.00,
15.00, 18.00, dan terakhir pada pukul 21.00.
KATARAK
1. Pengertian
Katarak adalah terjadinya opasitas dari lensa kristalina yang seharusnya jernih
(Smeltzer,2001) atau dapat dikatakan katarak adalah proses pengaburan pada lensa.
(Pearce,1999) katarak senilis adalah katarak yang terjadi pada usia lanjut
2. Etiologi
6. adanya infeksi
3. Manifestasi klinis
4. Data Fokus
a. Pemeriksaan fisik
1. keratometri
2. pemeriksaan dengan ophtalmoskop untuk melihat terpendarnya cahaya
3. hitung sel endotel bila akan dilakukan operasi + 2000 sel/mm3
5. Patofisiologi
Penglihatan kabur
Resiko jatuh
6. Penatalaksanaan
Tidak ada obat untuk penyakit katarak, terapi dilakukan dengan melakukan
pembedahan.
Ilyas S. 2005. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. 3rd edisi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. hal:
128-136.
Ilyas S. 2008. Ilmu Penyakit Mata. ed 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 200-211
http://zonavick.blogspot.com/2010/10/laporan-pendahuluan-katarak.html