Kelompok 1 GOL A
Dosen Pengajar:
Mokhammad Nuruddin, ST., M.Si
Oleh:
1. Maulana Rizal Purwanto (H41150066)
2. Hafiyyan Yuha Aminudin (H41150126)
3. Fa Rizal Aziz Gatut K. (H41150256)
4. Hamdan Syakirin (H41150268)
5. Salimatul Munawarah (H41150407)
6. Adinda Ayuning Amri (H41150430)
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui prinsip kerja katup ekspansi.
b. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan beberapa jenis katup ekspansi pada
mesin kompresi uap.
1.3 Manfaat
a. Dapat mengetahui prinsip kerja katup ekspansi.
b. Dapat mengetahui pengaruh penggunaan beberapa jenis katup ekspansi pada
mesin kompresi uap.
3
2.2 Refrigeran
Refrigeran adalah bahan pendingin berupa fluida yang digunakan untuk
menyerap kalor melalui perubahan phasa cair ke gas (menguap) dan membuang
kalor melalui perubahan phasa gas ke cair (mengembun). Refrigeran merupakan
media utama yang digunakan untuk menyerap dan mentransmisikan panas pada
sebuah sistem refrigrasi. Refrigeran menyerap panas pada temperatur dan tekanan
yang lebih rendah dan melepas panas pada temperatur dan tekanan yang lebih
tinggi. Standar keamanan untuk refrigerant berdasarkan standar ANSI/ASHRE 34-
1997, adalah sebagai berikut:
1) A1 kandungan racun rendah dan tidak terbakar.
2) A2 kandungan racun rendah dan tingkat keterbakaran yang rendah.
3) A3 kandungan racun rendah dan tingkat keterbakaran yang tinggi.
4) B1 kandungan racun tinggi dan tidak terbakar.
5) B2 kandungan racun tinggi dan tiangkat keterbakaran yang rendah.
6) B3 kandungan kacun tinggi dan tingkat keterbakaran yang tinggi.
Berdasarkan MSDS (Material Safety Data Sheet) FE-36 [HFC-236fa],
klasifikasi tingkat keamanannya masuk dalam rating A1. Syarat refrigeran yang
baik memiliki sifat sifat antara lain:
1) Tidak beracun, tidak berwarna, tidak berbau dalam semua keadaan.
2) Tidak dapat terbakar atau meledak sendiri, juga bila bercampur dengan udara,
minyak pelumas.
3) Tidak korosif terhadap logam yang banyak dipakai sistem refrigerasi dan
pengkondisian udara.
4) Dapat bercampur dengan minyak pelumas kompresor, tetapi tidak merusak
minyak pelumas tersebut.
5) Struktur kimia yang stabil, tidak boleh terurai setiap kali dimampatkan,
diembunkan dan diuapkan.
6) Titik didih rendah. Harus lebih rendah daripada suhu evaporator yang
direncanakan.
7) Tekanan kondensasi rendah.
6
BAB 4. PEMBAHASAN
148
146
y = 2.4x + 142
144
R² = 0.6
142
140
138
136
0.3 -2.6 -4 -3.6
Suhu (°C)
148
146 y = 2.4x + 142
R² = 0.6
144
142
140
138
136
35.5 35.9 38.9 38.3
Suhu (°C)
10
6
Tekanan (Psi)
4
y = -0.3x + 6
3
R² = 0.6
2
0
-5.4 -7.6 -6.3 -8.2
Suhu (°C)
132
y = -2.25x + 133
Tekanan (Psi)
130
R² = 0.8824
128
126
124
122
120
30.9 33 33.3 33.4
Suhu (°C)
11
160
Tekanan (Psi)
158
156
150
148
-3.7 -2.9 -3 -2.82
Suhu (°C)
158
157
156
155
y = 3.4946x + 17.164
154 R² = 0.9178
153
152
39 39.5 40 40.5 41
Suhu (°C)
12
Ukuran diameter dan panjang pipa kapiler dibuat sedemikian rupa, sehingga
refrigeran cair harus menguap pada akhir evaporator. Jumlah refrigeran yang berada
dalam sistem juga menentukan sejauh mana refrigeran di dalam evaporator berhenti
menguap, sehingga pengisian refrigeran harus cukup agar dapat menguap sampai
ujung evaporator. Proses ekspansi ini berlangsung secara isoentalpi. Hal ini berarti
tidak terjadi perubahan entalpi tetapi terjadi drop tekanan dan penurunan
temperatur.
14
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1) Katup ekspansi dipergunakan untuk mengekspansikan secara adiabatik cairan
refrigeran yang bertekanan dan bertemperatur tinggi sampai mencapai tingkat
keadaan tekanan dan temperatur rendah, jadi melaksanakan proses trotel atau
proses ekspansi entalpi konstan. Selain itu, katup ekspansi mengatur
pemasukan refrigeran sesuai dengan beban pendinginan yang harus dilakukan
oleh evaporator.
2) Mesin kompresi uap lebih optimal menggunakan katup ekspansi jenis
termostatik. Hal tersebut terlihat dari suhu pada evaporator dan kondensor.
Pada kondisi standar menggunakan KET (Katup Ekspansi Termostatik) lebih
rendah dibandingkan menggunakan katup ekspansi otomatis dan kapiler. Hal
ini dipengaruhi oleh kemampuan KET yang baik dalam mengatur aliran
refrigeran dan menurunkan tekanan refrigeran. Pada temperatur evaporator,
KET (Katup Ekspansi Termostatik) lebih rendah dibandingkan menggunakan
katup ekspansi otomatis dan kapiler. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan
KET yang bagus dalam mengatur aliran refrigeran dan menurunkan tekanan
refrigeran sehingga temperatur evaporator menjadi rendah.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan untuk pengembangan lebih lanjut, maka
disarankan untuk mengukur suhu di kompresor juga agar data yang diperoleh lebih
valid.
15
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Khairil, dkk. 2010. “Efek Temperatur Pipa Kapiler terhadap Kinerja Mesin
Pendingin”. Jurnal Mekanikal, Vol. 1, No. 1 Januari 2010: 30-39.
Hartanto, Boby Hary dan Azridjal Aziz. 2014. “Pengaruh Alat Ekspansi terhadap
Temperatur dan Tekanan pada Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap”. Jom
FTEKNIK Volume 1, No. 2, Oktober 2014.
Jumadi, dkk. 2016. “Pengaruh Penggunaan Katup Ekspansi Jenis Kapiler dan
Termostatik terhadap Tekanan dan Temperatur pada Mesin Pendingin Siklus
Kompresi Uap Hibrida Menggunakan Refrigeran R-22”. Jom FTEKNIK
Volume 3, No. 2, Oktober 2016.
Majanasastra, Bagus Suryasa. 2015. “Analisis Kinerja Mesin Pendingin Kompresi
Uap Menggunakan FE-36 sebagai Alternatif Pengganti R-22”. Jurnal Ilmiah
Teknik Mesin, Vol. 3, No. 1, Februari 2015.
16
LAMPIRAN