Anda di halaman 1dari 17

Senin, 02 April 2018 TET

Kelompok 1 GOL A

LAPORAN PRAKTIKUM MESIN PENDINGIN


JENIS-JENIS KATUP EKSPANSI

Dosen Pengajar:
Mokhammad Nuruddin, ST., M.Si

Oleh:
1. Maulana Rizal Purwanto (H41150066)
2. Hafiyyan Yuha Aminudin (H41150126)
3. Fa Rizal Aziz Gatut K. (H41150256)
4. Hamdan Syakirin (H41150268)
5. Salimatul Munawarah (H41150407)
6. Adinda Ayuning Amri (H41150430)

PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI TERBARUKAN


JURUSAN TEKNIK
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2018
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teknologi mesin pendingin saat ini sangat mempengaruhi kehidupan dunia
modern, tidak hanya terbatas untuk peningkatan kualitas dan kenyamanan hidup,
namun juga sudah menyentuh halhal esensial penunjang kehidupan manusia. Mesin
pendingin adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam
ruangan ke luar ruangan. Mesin pendingin yang paling banyak digunakan saat ini
adalah mesin pendingin yang beroperasi dengan siklus kompresi uap. Mesin
pendingin siklus kompresi uap memiliki empat komponen utama yaitu kompresor,
kondensor, evaporator dan alat ekspansi.
Proses penyerapan kalor terjadi di evaporator, cairan refrigeran (zat/fluida
pendingin) di dalam evaporator yang berada pada temperatur dan tekanan rendah
akan mengambil atau menyerap kalor dari ruangan, sehingga refrigeran yang
berubah fasa menjadi uap menurunkan temperatur ruangan. Uap refrigeran pada
temperatur dan tekanan rendah kemudian dihisap oleh kompresor sehingga
temperatur dan tekanannya naik. Kalor dari uap refrigeran yang tekanan dan
temperaturnya naik, kemudian dibuang ke luar ruangan/lingkungan di kondensor,
sehingga uap refrigeran akan mengembun (kondensasi) menjadi cairan. Agar proses
pendinginan dapat berlangsung, maka cairan refrigeran yang bertemperatur dan
tekanan tinggi di kondensor perlu diturunkan temperatur dan tekanannya agar
penyerapan kalor dapat berlangsung kembali. Sebuah alat ekspansi yang dipasang
setelah kondensor akan menyebabkan temperatur dan tekanan cairan refrigeran
turun sehingga panas ruangan akan diserap atau diambil kembali oleh carian
refrigeran di evaporator. Penggunaan katup ekspansi termostatik memerlukan daya
kompresor dan COP yang lebih tinggi dibandingkan dengan kapiler. Katup ekspansi
termostatik mempunyai performansi yang lebih baik dibandingkan dengan kapiler.
2

Katup ekspansi mempunyai dua kegunaan, yaitu menurunkan tekanan


refrigeran cair dan mengatur aliran refrigeran ke evaporator. Katup ekspansi dari
jenis umum yaitu pipa kapiler, katup ekspansi berpengendali-lanjut-panas
(superheatcontrolled expansion valve), katup apung (floating valve), dan katup
ekspansi tekanan konstan (constant-pressure expansion valve).

1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui prinsip kerja katup ekspansi.
b. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan beberapa jenis katup ekspansi pada
mesin kompresi uap.

1.3 Manfaat
a. Dapat mengetahui prinsip kerja katup ekspansi.
b. Dapat mengetahui pengaruh penggunaan beberapa jenis katup ekspansi pada
mesin kompresi uap.
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Siklus Kompresi Uap


Pada siklus kompresi uap standar, di evaporator refrigeran akan menyerap
panas dari dalam ruangan sehingga panas tersebut akan menguapkan refrigeran.
Skema sistem refrigerasi uap dapat dilihat pada gambar 1, kemudian uap refrigeran
akan dikompres oleh kompresor hingga temperatur dan tekanannya naik, kemudian
uap refrigeran didorong masuk ke kondensor, di dalam kondensor uap refrigeran
dikondensasikan dengan cara membuang panas dari uap refrigeran ke
lingkungannya.
Di dalam kondensor, energi kalor yang dibawa oleh uap refrigeran dilepaskan
dan diterima oleh medium pendinginnya (udara). Refrigeran cair dari kondensor
selanjutnya akan diterima oleh katup ekspansi dan dialirkan lagi masuk ke
evaporator. Pada katup ekspansi ini tekanan refrigeran yang masuk ke evaporator
diturunkan. Penurunan tekanan ini disesuaikan dengan kondisi yang diinginkan,
sehingga refrigeran tersebut dapat menyerap cukup banyak kalor dari evaporator.
Dalam diagram T-s dan P-h siklus kompresi uap ideal dapat dilihat dalam gambar
2 berikut ini.

Gambar 2.1 Sistem Refrigasi Kompresi Uap


4

Gambar 2.2 Diagram T-s dan P-h Siklus Kompresi


Uap
Proses-proses yang terjadi pada siklus kompresi uap seperti pada gambar 2
diatas adalah sebagai berikut:
a. Proses Kompresi (1-2), proses ini dilakukan oleh kompresor dan
berlangsung secara isentropik. Kondisi awal refrigeran pada saat masuk ke
dalam kompresor adalah uap jenuh bertekanan rendah, setelah mengalami
kompresi refrigerant akan menjadi uap bertekanan tinggi, karena proses ini
berlangsung secara isentropik, maka temperatur ke luar kompresor pun
meningkat.
b. Proses Kondensasi (2-3), proses ini berlangsung di dalam kondensor.
Refrigeran yang bertekanan tinggi dan bertemperatur tinggi yang berasal
dari kompresor akan membuang kalor sehingga fasanya berubah menjadi
cair. Hal ini berarti bahwa di dalam kondensor terjadi pertukaran kalor
antara refrigeran dengan lingkungannya (udara), sehingga panas berpindah
dari refrigeran ke udara pendingin yang menyebabkan uap refrigeran
mengembun menjadi cair.
c. Proses Ekspansi (3-4), proses ekspansi ini berlangsung secara isoentalpi.
Hal ini berarti tidak terjadi perubahan entalpi tetapi terjadi drop tekanan
dan penurunan temperatur.
d. Proses evaporasi (4-1), proses ini berlangsung secara isobar, isothermal
(tekanan konstan, temperatur konstan) di dalam evaporator. Panas dari
dalam ruangan akan diserap oleh cairan refrigeran yang bertekanan rendah
sehingga refrigeran berubah fasa menjadi uap bertekanan rendah.
5

2.2 Refrigeran
Refrigeran adalah bahan pendingin berupa fluida yang digunakan untuk
menyerap kalor melalui perubahan phasa cair ke gas (menguap) dan membuang
kalor melalui perubahan phasa gas ke cair (mengembun). Refrigeran merupakan
media utama yang digunakan untuk menyerap dan mentransmisikan panas pada
sebuah sistem refrigrasi. Refrigeran menyerap panas pada temperatur dan tekanan
yang lebih rendah dan melepas panas pada temperatur dan tekanan yang lebih
tinggi. Standar keamanan untuk refrigerant berdasarkan standar ANSI/ASHRE 34-
1997, adalah sebagai berikut:
1) A1 kandungan racun rendah dan tidak terbakar.
2) A2 kandungan racun rendah dan tingkat keterbakaran yang rendah.
3) A3 kandungan racun rendah dan tingkat keterbakaran yang tinggi.
4) B1 kandungan racun tinggi dan tidak terbakar.
5) B2 kandungan racun tinggi dan tiangkat keterbakaran yang rendah.
6) B3 kandungan kacun tinggi dan tingkat keterbakaran yang tinggi.
Berdasarkan MSDS (Material Safety Data Sheet) FE-36 [HFC-236fa],
klasifikasi tingkat keamanannya masuk dalam rating A1. Syarat refrigeran yang
baik memiliki sifat sifat antara lain:
1) Tidak beracun, tidak berwarna, tidak berbau dalam semua keadaan.
2) Tidak dapat terbakar atau meledak sendiri, juga bila bercampur dengan udara,
minyak pelumas.
3) Tidak korosif terhadap logam yang banyak dipakai sistem refrigerasi dan
pengkondisian udara.
4) Dapat bercampur dengan minyak pelumas kompresor, tetapi tidak merusak
minyak pelumas tersebut.
5) Struktur kimia yang stabil, tidak boleh terurai setiap kali dimampatkan,
diembunkan dan diuapkan.
6) Titik didih rendah. Harus lebih rendah daripada suhu evaporator yang
direncanakan.
7) Tekanan kondensasi rendah.
6

2.3 Koefisien Kinerja Mesin Pendingin Kompresi Uap (COP)


Performa mesin pendingin (COP = Coeficient of Perfomance) di dapat
melalui energi mekanik dibutuhkan oleh kompresor untuk mensirkulasikan
refrigeran, pembuangan kalor dilakukan pada kondensor dan pengambilan kalor
(tempat benda akan didinginkan) terjadi di evaporator. Untuk mendapatkan kinerja
evaporator yang baik, refrigeran pada kondensor diturunkan tekanannya oleh
sebuah katup ekspansi. Disini terjadi tawar-menawar antara rendahnya tekanan
refrigerant yang diikuti dengan rendahnya temperatur dengan laju aliran massa
refrigeran bersirkulasi.

2.4 Alat Ekspansi


Alat ekspansi dipergunakan untuk mengekspansikan secara adiabatik cairan
refrigeran yang bertekanan dan bertemperatur tinggi sampai mencapai tingkat
keadaan tekanan dan temperatur rendah, jadi melaksanakan proses trotel atau proses
ekspansi entalpi konstan. Selain itu, katup ekspansi mengatur pemasukan refrigeran
sesuai dengan beban pendinginan yang harus dilakukan oleh evaporator. Adapun
jenis-jenis katup ekspansi, yaitu:
1) Pipa kapiler (capillary tube).
2) Katup ekspansi otomatis (automatic expansion valve).
3) Katup ekspansi termostatik (thermostatic expansion valve).
4) Katup ekspansi manual (hand expansion valve).
5) Katup apung sisi tekanan rendah (low side float valve).
6) Katup apung sisi tekanan tinggi (high side float valve).
7) Katup ekspansi termoelektrik (thermal electric expansion valve).
7

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada hari Senin, 02 April 2018. Praktikum
berlangsung di Workshop TET (Teknik Energi Terbarukan) Politeknik Negeri
Jember (POLIJE).

3.2 Alat dan Bahan


Alat peraga mesin pendingin kompresi uap visual refrigeration training unit
801 P.A. Hilton LTD, sensor suhu, dan sebuah termokopel.

3.3 Prosedur Kerja


1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Memasang sensor suhu pada komponen utama mesin pendingin kompresi
uap.
3) Menghubungkan setiap sensor di termokopel agar temperaturnya dapat
terbaca.
4) Menyalakan mesin pendingin kompresi uap dengan katup ekspansi pipa
kapiler dan mengamati suhu dan tekanan selama 20 menit.
5) Mengganti dengan katup ekspansi otomatis dan mengamati suhu dan tekanan
selama 20 menit.
6) Mengganti dengan katup ekspansi termostatik dan mengamati suhu dan
tekanan selama 20 menit.
7) Mencatat dan mengolah data yang diperoleh.
8) Melaporkan dalam bentuk laporan praktikum.
8

BAB 4. PEMBAHASAN

4.1 Data Praktikum


1) Menggunakan Katup Ekspansi Otomatis
Suhu (°C) Tekanan (Psi)
Waktu
Evaporator Kondensor P1 P2
5 menit 0.3 35.5 24 142
10 menit -2.6 35.9 24 150
15 menit -4 38.9 24 150
20 menit -3.6 38.3 24 150

2) Menggunakan Katup Ekspansi Pipa Kapiler


Suhu (°C) Tekanan (Psi)
Waktu
Evaporator Kondensor P1 P2
5 menit -5.4 30.9 6 131.5
10 menit -7.6 33 5 128
15 menit -6.3 33.3 5 125
20 menit -8.2 33.4 5 125

3) Menggunakan Katup Ekspansi Termostatik


Suhu (°C) Tekanan (Psi)
Waktu
Evaporator Kondensor P1 P2
5 menit -3.7 39.1 25 153
10 menit -2.9 39.4 25 156
15 menit -3 39.8 25 156
20 menit -2.82 40.9 25 160
9

Penyajian Data dalam Bentuk Grafik


1) Menggunakan Katup Ekspansi Otomatis

Perbandingan Suhu Evaporator dan Tekanan (P2)


154
152
150
Tekaan (Psi)

148
146
y = 2.4x + 142
144
R² = 0.6
142
140
138
136
0.3 -2.6 -4 -3.6
Suhu (°C)

Perbandingan Suhu Kondensor dan Tekanan (P2)


154
152
150
Tekanan (Psi)

148
146 y = 2.4x + 142
R² = 0.6
144
142
140
138
136
35.5 35.9 38.9 38.3
Suhu (°C)
10

2) Menggunakan Katup Ekspansi Pipa Kapiler

Perbandingan Suhu Evaporator dengan Tekanan (P1)


7

6
Tekanan (Psi)

4
y = -0.3x + 6
3
R² = 0.6
2

0
-5.4 -7.6 -6.3 -8.2
Suhu (°C)

Perbandingan Suhu Kondensor dengan Tekanan (P2)


134

132
y = -2.25x + 133
Tekanan (Psi)

130
R² = 0.8824
128

126

124

122

120
30.9 33 33.3 33.4
Suhu (°C)
11

3) Menggunakan Katup Ekspansi Termostatik

Perbandingan Suhu Evaporator dengan Tekanan (P2)


162

160
Tekanan (Psi)

158

156

154 y = 2.1x + 151


R² = 0.8909
152

150

148
-3.7 -2.9 -3 -2.82
Suhu (°C)

Perbandingan Suhu Kondensor dengan Tekanan (P2)


161
160
159
Tekanan (Psi)

158
157
156
155
y = 3.4946x + 17.164
154 R² = 0.9178
153
152
39 39.5 40 40.5 41
Suhu (°C)
12

4.2 Analisis Data


Salah satu elemen dasar dalam siklus refrigerasi uap adalah alat ekspansi. Alat
ekspansi ini mempunyai dua fungsi yaitu menurunkan tekanan refrigeran dan
mengatur aliran refrigeran ke evaporator. Secara umum ada dua jenis alat ekspansi
yang biasa digunakan yaitu pipa kapiler dan katup ekspansi (expansion valve).
Dalam praktikum ini menggunakan jenis katup ekspansi otomatis, pipa kapiler, dan
termostatik.
Pipa katup ekspansi yang umum digunakan untuk sistem refrigerasi rumah
tangga adalah pipa kapiler. Pipa kapiler adalah pipa tembaga dengan diameter
lubang kecil dan panjang tertentu. Besarnya tekanan pipa kapiler bergantung pada
ukuran diameter lubang dan panjang pipa kapiler. Pipa kapiler berada di antara
kondensor dan evaporator. Refrigeran yang melalui pipa kapiler akan mulai
menguap. Suhu dan tekanan refrigerant saling berkaitan ketika berada dalam
kondisi jenuh dimana terjadi perubahan fase akibat proses penguapan. Semakin
tinggi tekanan, semakin tinggi pula suhu refrigeran begitupun sebaliknya.
Selanjutnya berlangsung proses penguapan yang sesungguhnya di evaporator. Jika
refrigeran mengandung uap air, maka uap air akan membeku dan menyumbat pipa
kapiler. Agar kotoran tidak menyumbat pipa kapiler, maka pada saluran masuk pipa
kapiler dipasang saringan yang disebut strainer.
Berdasarkan grafik di atas, mesin kompresi uap lebih optimal menggunakan
katup ekspansi jenis termostatik. Hal tersebut terlihat dari suhu pada evaporator dan
kondensor. Pada kondisi standar menggunakan KET (Katup Ekspansi Termostatik)
lebih rendah dibandingkan menggunakan katup ekspansi otomatis dan kapiler. Hal
ini dipengaruhi oleh kemampuan KET yang baik dalam mengatur aliran refrigeran
dan menurunkan tekanan refrigeran. Pada temperatur evaporator, KET (Katup
Ekspansi Termostatik) lebih rendah dibandingkan menggunakan katup ekspansi
otomatis dan kapiler. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan KET yang bagus dalam
mengatur aliran refrigeran dan menurunkan tekanan refrigeran sehingga temperatur
evaporator menjadi rendah.
13

Ukuran diameter dan panjang pipa kapiler dibuat sedemikian rupa, sehingga
refrigeran cair harus menguap pada akhir evaporator. Jumlah refrigeran yang berada
dalam sistem juga menentukan sejauh mana refrigeran di dalam evaporator berhenti
menguap, sehingga pengisian refrigeran harus cukup agar dapat menguap sampai
ujung evaporator. Proses ekspansi ini berlangsung secara isoentalpi. Hal ini berarti
tidak terjadi perubahan entalpi tetapi terjadi drop tekanan dan penurunan
temperatur.
14

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1) Katup ekspansi dipergunakan untuk mengekspansikan secara adiabatik cairan
refrigeran yang bertekanan dan bertemperatur tinggi sampai mencapai tingkat
keadaan tekanan dan temperatur rendah, jadi melaksanakan proses trotel atau
proses ekspansi entalpi konstan. Selain itu, katup ekspansi mengatur
pemasukan refrigeran sesuai dengan beban pendinginan yang harus dilakukan
oleh evaporator.
2) Mesin kompresi uap lebih optimal menggunakan katup ekspansi jenis
termostatik. Hal tersebut terlihat dari suhu pada evaporator dan kondensor.
Pada kondisi standar menggunakan KET (Katup Ekspansi Termostatik) lebih
rendah dibandingkan menggunakan katup ekspansi otomatis dan kapiler. Hal
ini dipengaruhi oleh kemampuan KET yang baik dalam mengatur aliran
refrigeran dan menurunkan tekanan refrigeran. Pada temperatur evaporator,
KET (Katup Ekspansi Termostatik) lebih rendah dibandingkan menggunakan
katup ekspansi otomatis dan kapiler. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan
KET yang bagus dalam mengatur aliran refrigeran dan menurunkan tekanan
refrigeran sehingga temperatur evaporator menjadi rendah.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan untuk pengembangan lebih lanjut, maka
disarankan untuk mengukur suhu di kompresor juga agar data yang diperoleh lebih
valid.
15

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Khairil, dkk. 2010. “Efek Temperatur Pipa Kapiler terhadap Kinerja Mesin
Pendingin”. Jurnal Mekanikal, Vol. 1, No. 1 Januari 2010: 30-39.
Hartanto, Boby Hary dan Azridjal Aziz. 2014. “Pengaruh Alat Ekspansi terhadap
Temperatur dan Tekanan pada Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap”. Jom
FTEKNIK Volume 1, No. 2, Oktober 2014.
Jumadi, dkk. 2016. “Pengaruh Penggunaan Katup Ekspansi Jenis Kapiler dan
Termostatik terhadap Tekanan dan Temperatur pada Mesin Pendingin Siklus
Kompresi Uap Hibrida Menggunakan Refrigeran R-22”. Jom FTEKNIK
Volume 3, No. 2, Oktober 2016.
Majanasastra, Bagus Suryasa. 2015. “Analisis Kinerja Mesin Pendingin Kompresi
Uap Menggunakan FE-36 sebagai Alternatif Pengganti R-22”. Jurnal Ilmiah
Teknik Mesin, Vol. 3, No. 1, Februari 2015.
16

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai