Anda di halaman 1dari 5

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSUP H.

ADAM MALIK MEDAN


NOMOR : UK.01.09/I/......../2015

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN SEDASI
DI RSUP H. ADAM MALIK
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
DIREKTUR UTAMA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu standar pelayanan sedasi, perlu adanya
kebijakan khusus mengenai pelayanan sedasi, dalam hal ini mencakup sedasi
sedang dan dalam;
b. bahwa pelayanan sedasi sedang dan dalam, memiliki risiko kepada pasien, maka
dipandang perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Utama RSUP H. Adam
Malik;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.


2. Undang-Undang RI No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Praktek Kedokteran.
4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 779/ Menkes/ SK/VIII/2008
tanggal19 Agustus 2008 tentang Standar Pelayanan Anestesiologi dan Terapi
Intensif Rumah Sakit.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
519/MENKES/PER/III/2011 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan
Anestesiologi dan Terapi Intensif di Rumah Sakit.
6. Undang-undang praktek kedokteran No. 29 Tahun 2004 pasal 51 tentang Pelayanan
Anestesia harus sesuai dengan kebutuhan pasien.
7. Undang-undang praktek kedokteran No. 29 Tahun 2004 pasal 44 tentang Standar
Pelayanan Anestesi dan Sedasi dilakukan berdasarkan pedoman pelayanan medis
departemen

Memperhatikan : Standar Akreditasi Pelayanan Anestesi dan Pembedahan (PAB)

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSUP H. ADAM MALIK TENTANG


PELAYANAN SEDASI.

KESATU : Pelayanan sedasi sedang dan dalam dilakukan dikamar bedah pusat dan di luar
kamar bedah atau di tempat lain yang membutuhkan tindakan sedasi sedang dan
dalam;

KEDUA : Setiap tindakan sedasi sedang dan dalam yang dilakukan oleh DPJP harus
melalui proses komunikasi dan pemberian informasi serta mendapat persetujuan
dari pasien atau keluarga pasien
KETIGA : Kebijakan ini dijabarkan lebih lanjut dalam lampiran keputusan ini

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan Keputusan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di : Medan
Pada Tanggal : Januari 2015
Direktur Utama,

Dr. dr Yusirwan, SpB, SpBA(K), MARS


NIP : 19621122 198903 1001
Lampiran : Surat Keputusan Direktur Utama RSUP H. Adam Malik
Nomor : UK.01.09/I/ ...... /2015
Tanggal : Januari 2015
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

KEBIJAKAN TENTANG PELAYANAN SEDASI


DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

I. Definisi :
Sedasi dapat didefinisikan sebagai penggunaan agen-agen farmakologik untuk menghasilkan
depresi tingkat kesadaran secara cukup sehingga menimbulkan rasa mengantuk dan
menghilangkan kecemasan tanpa kehilangan komunikasi verbal.

The American Society of Anesthesiologists menggunakan definisi berikut untuk sedasi :

1) Sedasi minimal :
adalah suatu keadaan dimana selama terinduksi obat, pasien berespon normal terhadap perintah
verbal. Walaupun fungsi kognitif dan koordinasi terganggu, tetapi fungsi kardiovaskuler dan
ventilasi tidakdipengaruhi.

2) Sedasi sedang :
(sedasi sadar) adalah suatu keadaan depresi kesadaran setelah terinduksi obat di mana pasien
dapat berespon terhadap perintah verbal secara spontan atau setelah diikuti oleh rangsangan
taktil cahaya. Tidak diperlukan intervensi untuk menjaga jalan napas paten dan ventilasi
spontan masih adekuat. Fungsikardiovaskuler biasanya dijaga.

3) Sedasi dalam :
adalah suatu keadaan di mana selama terjadi depresi kesadaran setelah terinduksi obat, pasien
sulit dibangunkan tapi akan berespon terhadap rangsangan berulang atau rangsangan sakit.
Kemampuan untuk mempertahankan fungsi ventilasi dapat terganggu dan pasien dapat
memerlukan bantuan untuk menjaga jalan napas paten. Fungsi kardiovaskuler biasanya dijaga.
Dapat terjadi progresi dari sedasi minimal menjadi sedasi dalam di mana kontak verbal dan
refleks protektifhilang. Sedasi dalam dapat meningkat hingga sulit dibedakan dengan anestesi
umum, dimana pasien tidak dapat dibangunkan, dan diperlukan tingkat keahlian yang lebih
tinggi untuk penanganan pasien. Kemampuan pasien untuk menjaga jalan napas paten sendiri
merupakan salah satu karakteristik sedasi sedang atau sedasi sadar, tetapi pada tingkat sedasi ini
tidak dapat dipastikan bahwa refleks protektif masih baik. Beberapa obat anestesi dapat
digunakan dalam dosis kecil untuk menghasilkan efek sedasi. Obat-obat sedative dapat
menghasilkan efek anestesi jika diberikan dalam dosis yang besar.
II. Kebijakan :

1. Pelayanan sedasi dilakukan oleh staf Anestesiologi dan intensivis yang memiliki SIP di RSUP
H. Adam Malik sebagai DPJP anestesi dan oleh peserta didik yang berada dibawah supervisi
DPJP anestesi sesuai dengan tingkat kompetensinya;

2. Pelayanan sedasi harus dikerjakan tenaga yang terlatih (mengerti ) tindakan resusitasi,
mengenal farmakologi obat-obatan, tersedianya alat dan obat resusitasi dan alat monitoring
hemodinamik ( EKG, SPO2, NIBP );

3. Pelayanan sedasi dilakukan di kamar bedah dan di luar kamar bedah atau di tempat lain yang
membutuhkan tindakan sedasi sedang dan dalam seperti dilaksanakan di ruang IGD, IRJ, IDT,
Radiologi, Catherization Laboratorium, ICU/IPI ,CVCU, HD,Perinatologi, RB4 Anak dan RB
Obgyn.

4. Sebelum tindakan sedasi dilakukan informed consent persetuajuan tindakan anastesi dan
verifikasi Pra Sedasi dengan protokol universal sesuai dengan standar WHO.

5. Setiap pelayanan sedasi harus melalui proses penerimaan, penilaian/assesmen pra sedasi,
perencanaan dan persiapan, monitoring selama pelayanan sedasi, evaluasi pasca sedasi untuk
memenuhi kriteria pemulangan pasien;

6. Pemberian obat dalam pelayanan sedasi sedang dan dalam contohnya : (Midazolam, Diazepam)
Opioid (Morfin, Fentanyl, phethidin), Ketamin yang memerlukan monitoring ketat dan
tersedianya obat maupun alat resusitasi;

7. Petugas yang bertanggung jawab terhadap pelayanan sedasi, harus memiliki kompetensi
tentang :
a. Tehnik berbagai modus sedasi
b. Monitoring yang tepat
c. Respons terhadap komplikasi
d. Penggunaan zat reversal dan
e. Bantuan Hidup Dasar

8. Pengawasan intra prosedur terhadap pasien dengan sedasi sedang dan dalam harus memenuhi
persyaratan yang ditentukan sesuai dengan kebijakan rumah sakit

9. Setiap tindakan sedasi sedang dan dalam yang dilakukan oleh DPJP harus melalui proses
komunikasi dan pemberian informasi serta mendapat persetujuan dari pasien atau keluarga
pasien

10. Setiap layanan sedasi harus didokumentasikan dalam rekam medis dan status sedasi
11. Setiap pemberi layanan sedasi bertanggung jawab untuk :
a. Ikut mengembangkan, menanamkan dan menjaga agar kebijakan serta prosedur layanan
sedasi yang ada terus dikembangkan dan diperbaiki.
b. Menjaga program pengendalian kualitas yang telah dibentuk serta melaksanakannya.
c. Mengawasi dan meninjau seluruh layanan sedasi yang telah dibentuk serta
melaksanakannya.

Direktur Utama,

Dr. dr. Yusirwan, SpB, SpBA ( K).MARS


NIP .19621122 198903 1001

Anda mungkin juga menyukai