Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2.1 Pengenalan
Pada sebuah singkapan, kita bisa lihat bagaimana lapisan-lapisan batuan terlihat.
Lapisan batuan tersebut terjadi dikarenakan proses deposisi dari sedimentasi batuan
yang membentuk seperti lembaran-lembaran yang tidak terlalu tebal, namun
memanjang. Ketika lembaran-lemabaran tersebut bertambah, jika dilihat dari
keseluruhan akan terbentuk seperti kue lapis. Struktur stratifikasi tersevut disebut
bedding. Dalam bab ini kita akan mempelajari konsep-konsep dalam menentukan
struktur lapisan tanah.
2.2 Dip
Dip adalah kemiringan dari permukaan geologis. Terdapat dua aspek dari dip,
yaitu:
a. Arah dip, dimana arah kompas menunjukkan pada kemiringan tanah.
b. Sudut dip, dimana sudut antara lereng dengan tanah horizontal.
Arah dari dip dapat diketahui dengan menuangkan air dari tepi lereng yang mana air
tersebut mengalir dan sudut dip yaitu 0-90o. Dalam penulisan dip dapat ditulis dengan 2
angka, arah dip/sudut dip. Contoh 138/74, yaitu sudut dari lereng tersebut 74o dengan
arah dip 138o N ( dalam kompas dilihat secara clockwise dari N). Pada pengukuran di
lapangan bisa menggunakan kompas magnetik yang terdapat klinometernya.
2.3 Plunge of lines
Plunge digunakan untuk menjelaskan kemiringan dari garis. Plunge
menggambarkan sebuah garis dengan orientasi tiga dimensi dan terdapat dua bagian:
a. Sudut plunge
b. Arah plunge
Dari gambar diatas, arah plunge dapat dilihat dari arah kepenerusan vertical plane yang
sudah disejajarkan dengan garis plunge. Sudut plunge didapati dari sudut antara garis
plunge dengan garis horizontal. Sudut plunge dari garis horizontal yaitu 0O dan sudut
plunge dari garis vertikal yaitu 90O. Penulisan plunge dapat ditulis, sebagai contoh 23-
220, yaitu plunge dengan sudut 23O dengan arah 220ON.
Berikut ini adalah metode perhitungan dan penggambaran dari peta sayatan vertikal
topografi permukaan,
Untuk menemukan sudut dip dari sebuah kemiringan, maka kita harus
mempertimbangkan kenaikan permuakaan pada sudut yang tepat terhadap strike.
Untuk menemukan sudutnya maka digunakan persamaan tangen dengan persmaan
interval contur
𝑡𝑎𝑛𝑔𝑒𝑛 =
jarak contur pada peta
Ketebalan sebenarnya (TT) atau stratigrafi dari suatu unit adalah jarak antara
permukaannya yang melengkung dalam suatu arah yang tegak lurus dengan permukaan
ini. Ketebalan vertikal (VT) lebih mudah ditentukan dengan peta kontur struktur.
Ketebalan vertikal adalah perbedaan tinggi antara bagian atas dan bawah lapisan.
Berdasarkan sudut dip, ketebalan vertikal berbeda dengan ketebalan sebenanarnya (TT),
disebabkan:
𝑇𝑇
𝐶𝑜𝑠 (𝑑𝑖𝑝) =
𝑉𝑇
𝑇𝑇 = 𝑉𝑇 cos (𝑑𝑖𝑝)
Persamaan tersebut dapat digunakan untuk menentukan nilai Ketebalan sebenarnya jika
nilai ketebalan vertikalnya sudah diketahui. Ketebalan horizontal adalah ketebalan yang
diukur dari sudut kanan terhadap arah strike antara bagian dasar lapisan dengan bagian
atas lapisan.
2.18 Isochores dan Isopachs
Garis kontur dan isobath adalah garis yang digambar pada peta fungsinya
menggabungkan dua titik yang memiliki kesamaan nilai kuantitas fisik. Isochore adalah
garis yang sejajar dengan ketinggian vertikal, dan isopach adalah garis yang sejajar
dengan ketinggian sebenarnya.
2.19 Efek Topografi dan Skala Peta
Apabila permukaan bumi seluruhnya datar, membaca peta geologi menjadi jauh
lebih mudah, dengan semua komponen peta berjalan secara paralel menurut strikenya.
Pada permukaan geologi adanya lereng menyebabkan perbedaan antara arah pada peta
dan arah strike. Efek ini paling ditandai dalam skala yang lebih kecil karena lereng
tanah umumnya lebih curam pada skala ini. Hanya dimana nilai sudut dip besar dan
bentuk reliefnya jelas, baru terlihat efek topografinya. Umumnya lereng yang rendah
membuat interpretasi simbol pada peta menjadi lebih mudah.