WWW
WWW
2.1 M1 (MAN)
Krisan-Lily A tidak memiliki visi dan misi, Krisan-Lily meggunkan visi dan
misi Rumah sakit sendiri tetapi tidak tertulis di ruangan (Sumber: Kepala ruangan
Krisan-Lily A).
a. Jenis Kelamin
Tabel 2.1 Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel 2.1 dapat diartikan bahwa sebanyak 8 orang (73%) tenaga
keperawatan berjenis kelamin perem dan 3 orang (27%) berjenis kelamin laki-laki.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara perempuan dengan laki-laki, baik
secara fisik maupun psikis. Kelebihan perempuan atas laki-laki secara kodrati
adalah kepekaan dan emosi mereka. Perempuan secara tabiat lebih intuitif (lebih
pekah) dari pada laki-laki. Dengan demikin, sebagai suatu pekerjaan yang
didasarkan atas naluri, keperawatan banyak dilakukan oleh perempuan
( Sumber:Asmadi, 2008).
b. Pendidikan
Tabel 2.2 Kualifikasi Tenaga Berdasarkan Pendidikan
No Kualifikasi Jumlah Prosentase
4
1. S1 2 18 %
2. DIII 9 82 %
Jumlah 11 100%
d. Status Sertifikasi
Tujuan sertifikat sendiri adalah untuk memberi kejelasan batas kewenangan tiap
kategori tenaga keperawatan untuk melakukan praktik keperawatan dan mengesahkan atau
memberi bukti untuk melakukan praktik keperawatan profesional. (Kusnanto, 2004)
KEPALA RUANGAN
PJ
PJ PJ PJ
PP PP PP PP
PASIEN PASIEN
PP PP
PASIEN
PASIEN
6
Penentuan kepala ruanagan tidak dilihat dari pendidikan yang S1/D3 melainkan dari pengalaman
kerja yang lama. Sedangkan penentuan perawat penanggung jawab dilihat dari lama kerja di RSU
UMM (Sumber: Kepala Ruangan Krisan-Lily A).
Kepala ruangan di selaksi menggunakan syarat dengan kriteria yang mampu menjadi leadership,
pernah menjadi perawat primer atau ketua tim, memiliki kinerja yang baik. Selanjutnya kepala bidang
keperawatan akan menghubungi perawat yang telah diseleksi. Perawat yang di tunjuk dan menyatakan
bersedia, membuat pernyataan secara tertulis dengan melampirkan (Momon, 2008).
Kepala Krisan-Lily A
7
4. Rawat Luka
5. EKG
6. Cod blue
7. Plebotomi
8. In house training
9. K3RS
8
S. Kep. pengendalian infeksi
Ns (PPI)
4. Rawat Luka
5. EKG
6. Cod blue
7. Plebotomi
8. In house training
9. K3RS
9. Ainul, L S1 Pegawai PP 1 th 1. Basic Life Support
S.Kep.Ne Kontrak 2. Service Excellent
rs 3. pencegahan dan
pengendalian infeksi
(PPI)
4. Rawat Luka
5. EKG
6. Cod blue
7. Plebotomi
8. In house training
9. K3RS
10. Nur P D3 Pegawai PP 1 th 1. Basic Life Support
Bayiti, Kontrak 2. Service Excellent
Amd. Kep 3. pencegahan dan
pengendalian infeksi
(PPI)
4. Rawat Luka
5. EKG
6. Cod blue
7. Plebotomi
8. In house training
9. K3RS
11. Maya. P S1 Pegawai PP 2 th 1. Basic Life Support
S,Kep.Ne Kontrak 2. Service Excellent
rs 3. pencegahan dan
pengendalian infeksi
(PPI)
4. Rawat Luka
5. EKG
6. Cod blue
7. Plebotomi
8. In house training
9. K3RS
Sumber: Dokumentasi pegawai ruangan Krisan-Lily A di Rumah Sakit Universitas
Muhammadiyah Malang.
9
Hari 19 Tn. A 302.A Anemia Minimal
November 2018 Ny. S 302.B ICH Total
Nn. A 303.B TF Minimal
Sdr. Y 305.A TF Minimal
Tn. N 305.B Vomiting dan DM Persial
Nn. D 306.A TF Minimal
Ny. S 306.B DM Minimal
Tn.E 307.A Anemia Minimal
Sdr. A 308.A Post op CF maksila Minimal
Nn.Z 309.B Cepalgia Minimal
Ny. E 310.A Glaukoma dan DM Minimal
Tn. S 311.A ADHF Minimal
Tn. B 311.B ESRD Persial
10
Pagi : 3 orang
Siang : 2 orang
Malam : 1 orang
Jumlah : 6 orang
79 x 6 = 1,9 (dibulatkan 2)
240
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas perhari di ruang Krisan-
Lily A adalah 6 orang + 2 orang lepas dinas + 1 Kepala Ruangan = 9
(Sumber: Dougles dalam nursalam 2017)
1. Memnentukan jam keperawatn yang di butuhkan px/hari
a. Keperawatan langsung: mandiri 13 x2=26
Parsial 2x3 =6
Total 1x6= 6
Jumlah =38
b. Keperawatn tidak langsung: 16x1= 16
c. Penyuluhan kesehatan: 16x0,25= 4
Total keseluruhan = 58
2. Jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan/px/hari: 58/16=3,625 (4)
3. Jumlah kebutuhan tenaga keperawatn pada ruangan adalah:
4x16x365 hari = 23.360 = 11 orang
(365-76)x7 2023
20%x32 = 6 orang
Jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 11 + 6= 17 orang /hari
4. Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan per hari:
16x 4 jam = 9 orang
7 jam
5. Jumlah tenaga keperawatn yang dibutuhkan per shift:
a. Shift pagi 44%= 4,4 orang (4 orang)
b. Shift sore 33% = 3,3 orang (3 orang)
c. Shif malam 23%= 2,3 orang (2 orang)
(Sumber: Gillies dalam nursalam)
11
Hari 20 Ny. M 301.A Post. Op release Minimal
November 2018 Nn. N 301.B CKR Minimal
Sdr. A 302.A Cholilitiasis Minimal
Tn.J 302.B Colic renal, anemia, Ns Minimal
dan ACS
Ny. N 303.A TF Minimal
Nn. A 303.B TF Minimal
Ny. Y 304.B Post. Sc Minimal
Sdr. Y 305.A TF Minimal
Tn. N 305.B Vomiting dan DM Persial
Ny. S 306.B DM Minimal
Nn. R 306.A Susp. TF Minimal
Tn. K 309.A DM. Hiperglikemi Minimal
Ny. E 310.A Glaukoma dan DM Minimal
Nn.M 310.B Post.Excisi Minimal
Tn. S 311.A ADHF Minimal
Tn. B 311.B ESRD Persial
12
Jumlah hari kerja efektif
Total tenaga perawat :
Pagi : 4 orang
Siang : 3 orang
Malam : 1 orang
Jumlah : 8 orang
79 x 8 = 2,6 (dibulatkan 3)
240
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas perhari di ruang Krisan-
Lily A adalah 8 orang + 2 orang lepas dinas + 1 Kepala Ruangan = 11
(Sumbr: Dougles dalam nursalam 2017)
1. Memnentukan jam keperawatn yang di butuhkan px/hari
a. Keperawatan langsung: mandiri 18 x2=36
Parsial 2x3 =6
Total 0 x6= 0
Jumlah =42
b. Keperawatn tidak langsung: 20 x1= 20
c. Penyuluhan kesehatan: 20 x0,25= 5
Total keseluruhan = 67
2. Jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan/px/hari: 67/20= 3,35 (3)
3. Jumlah kebutuhan tenaga keperawatn pada ruangan adalah:
3x20x365 hari = 21,900 = 11 orang
(365-76)x7 2023
20% x 32 = 6 orang
Jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 11 + 6= 17 orang /hari
4. Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan per hari:
20 x 3 jam = 8 orang
7 jam
5. Jumlah tenaga keperawatn yang dibutuhkan per shift:
a. Shift pagi 37,5%= 37,5 orang (3 orang)
b. Shift sore 37,5% = 37,5orang (3 orang)
c. Shif malam 25%= 25 orang (2 orang)
13
Hari 21 Ny. M 301.A Post. Op release Minimal
November 2018 Nn. N 301.B CKR Minimal
Sdr. A 302.A Cholilitiasis Minimal
Tn.J 302.B Colic renal, anemia, Ns Minimal
dan ACS
Ny. N 303.A TF Minimal
Nn. A 303.B TF Minimal
Ny. Y 304.B Post. Sc Minimal
Tn. N 305.B Vomiting dan DM Persial
Ny. S 306.B DM Minimal
Nn. R 306.A Susp. TF Minimal
Tn. A 307.A CVA Infark + AF Minimal
Sdr. A 307.B Adenotonsilitis Minimal
Ny. N 308.A CAD Minimal
Ny. S 308. B Vomiting Minimal
Tn. M 309.A DM + Tb kelenjar Minimal
Ny. E 310.A Glaukoma dan DM Minimal
Nn.M 310.B Post.Excisi Minimal
Tn. S 311.A ADHF Minimal
Tn. B 311.B ESRD Persial
14
Perhitungan rumus jumlah tenaga lepas per hari
Pagi : 4 orang
Siang : 3 orang
Malam : 2 orang
Jumlah : 9 orang
79 x 9 = 2,9 (dibulatkan 3)
240
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas perhari di ruang Krisan-
Lily A adalah 9 orang + 2 orang lepas dinas + 1 Kepala Ruangan = 12
(Sumber: Dougles dalam nursalam 2017)
15
3. Rabu, 21 November 4 bad (6 kosong) 4/10x100%= 40%
Keterangan:
1 = Sangat tidak puas
2 = Tidak puas
3 = Puas
4 = Sangat puas
A. Pendaftaran
1. Kecepatan pendaftaran
2. Keramahan petugas pendaftaran
3. Kerapihan petugas pendaftran
B. Dokter
4. Kecepatan dokter dalam menangani keluhan
penyakit anda
5. Keramahan dokter dokter terhadap keluhan anda
6. Tanggapan dokter terhadap keluhan anda
7. Kejelasan dokter
8. Kerapihan dokter
C. Perawat
9. Kecepatan perawat untuk memberikan bantuan
ketika anda perlukan
10. Keramaian perawat
11. Kejelasan informasi tentang tindakan-tindakan
perawat yang akan dilakukan
12. Keteraturan pengukuran tekanan darah dan suhu
16
tubuh
13. Kerapihan perawat
D. Makanan
14. Menu yang dihidangkan (variasi menu makanan)
15. Rasa makanan
16. Penatakeberan makanan atau penampilan makanan
17. Ketepatan waktu penyajian makanan
E. Kenyamanan dan kebersihan
18. Kebersihan ruangan
19. Kebisingan
20. Gangguan dari nyamuk
21. Perapihan tempat tidur
22. Penerangan di kamar anda
23. Kebersihan kamar mandi/WC
24. Persediaan air di kamar mandi/WC
25. Pembuangan sampah dari keranjang sampah di
kamar anda
F. Sarana Medik
26. Kecukupan peralatan di RS ini untuk pemeriksaaan/
mengobati penyakit anda
27. Kelengkapan obat oleh rumah sakit
28. Kecepatan petugas dalam melayani administrasi
keuangan (tidak lebih dari 15 menit)
29. Kejelasan perincian biaya
30. Kesesuaian harga obat-obatan
17
14. Kesempatan untuk membuat suatu prestasi dan
mendapatkan kenaikan pangkat.
Keterangan :
STP : Sangat tidak Puas
TP : Tidak Puas
CP : Cukup Puas
P : Puas
SP : Sangat puas
Timur : Halaman depan/ Parkiran Mobil depan/ Batas akhir gedung lantai 3
sebelah timur.
a.
Barat : Halaman belakang/ batas akhir gedung lantai 3 sebelah barat.
b.
Utara : Halaman utara/ Parkiran mobil utara/ Batas akhir gedung lantai 3 sebelah
utara
c.
Selatan : Ruang OSCE Fakultas Kedokteran
d.
18
DENAH INSTALASI RAWAT INAP GEDUNG DUA LANTAI 1 RUANG KRISAN LILY A RS. UMM
Keterangan :
Masjid
Ruang Operator
Tangga
Lift
Halaman Ruang OSCE FK
Depan
Ruang Nurse Station
Ruang Tunggu Krisan
Lily
Lantai 1
Krisan A
Lily A
19
2.2.2 Peralatan dan Fasilitas di Instalasi Rawat Inap Ruang Krisan Lily A Lantai
1 RS. UMM
a. Fasilitas Untuk Pasien di Instalasi Rawat Inap Ruang Lily A Lantai 3
RS.UMM
Tabel 2.15 : Fasilitas Untuk Pasien di Instalasi Rawat Inap Ruang Lily A Lantai 3 RS.
UMM
17
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
18
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 305 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 2 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 306 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
19
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 1 Baik
11 Kipas Angin 1:1 2 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 307 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 308 Bed Pasien 1:1 2 Baik
20
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 Bed Pasien 1:1 2 Baik
309
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 1 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 2 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
21
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 310 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 2 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 311 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakan 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 2 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
22
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
11 AC 1/ruangan 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
23
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
11 AC 1/ruangan 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
24
1 315 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 AC 1/ruangan 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
11 AC 1/ruangan 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
25
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
11 AC 1/ruangan 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
26
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
11 AC 1/ruangan 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
11 AC 1/ruangan 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
27
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
11 AC 1/ruangan 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
28
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
11 AC 1/ruangan 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
11 AC 1/ruangan 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
29
3 Nakan 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
11 AC 1/ruangan 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
Fasilitas untuk pasien yang dimiliki Ruang Krisan Lily A Lantai 3 sudah
baik dan mencukupi untuk kebutuhan pasien dalam 23 ruangan.
30
Tabel 2.16 Sarana dan Prasarana di Instalasi Rawat Inap Ruang Krisan Lantai 1
RS. UMM
Keranjang untuk ke
20 1/ruangan 2 Baik
KST atau gudang
31
24 Kom mandi stainless 1/ruanan 4 Baik
Tabel 2.17 Fasilitas dan Alat Kesehatan di Instalasi Rawat Inap Krisan Lily A
lantai 3
No Sfesifikasi Ideal Jumlah Fisik Fungsi Ket
Barang
Nama / Jenis
Barang
1 BVM 3/ruangan 2 Baik Baik
2 Baskom 2/ruangan 6 Baik Baik
3 Bengkok 2/ruangan 1 Baik Baik Ditambahi
4 Brankart 1/ruangan 1 Baik Baik
5 EKG 1/ruangan 1 Baik Baik
6 Glucotes 1/ruangan 1 Baik Baik
7 Gunting Kassa 2/ruangan 1 Baik Baik Ditambahi
8 Infus Pump 2/ruangan 2 Baik Baik
9 Buli-buli 1/ruangan 1 Baik Baik
10 Korentang 2/ruangan 1 Tidak Tidak Ditambahi
Ada Ada
11 Lampu Tindakan 1/ruangan 2 Baik Baik
12 Flowmeter 10/ruangan 7 Baik Baik Ditambahi
13 Nebulizer 2/ruangan 2 Baik Baik
14 Oxymetri 1:2 2 1 Baik 1 Baik
15 Pen Light 1/ruangan 0 Tidak Tidak Ditambahi
Ada Ada
16 Pengukur Tb & 1/ruanngan 1 Baik Baik
Bb
17 Pispot 9 Baik Baik
18 Reflek Hammer 1/ruangan 1 Baik Baik
19 Spatel Lidah 1/ruangan 0 Tidak Tidak Ditambahi
32
Ada Ada
20 Stetoskop 1/ruangan 6 Baik Baik Dikurangi
21 Suction Portable 2/ruangan 1 Baik Baik
22 Syring Pump 1/ruangan 1 Baik Baik
23 Tensimeter 2/ruangan 3 1 Rusak 1 Rusak
24 Termometer 2/ruangan 1 Baik Baik
Digital
25 Tourniquate 2/ruangan 2 Baik Baik
26 Troli Baskom 1/ruangan 1 Baik Baik
27 Troli Injeksi 1/ruangan 1 Baik Baik
28 Troli Obat 1/ruangan 2 Baik Baik
29 Troli Tindakan 1/ruangan 1 Baik Baik
Fasilitas dan alat kesehatan yang dimiliki Ruang Krisan Lily A lantai
3sudah baik dan mencukupi untuk kebutuhan pasien sejumlah orang.
2.3 M3 (METODE)
2.3.1 Penerapan MAKP
33
Berdasarkan hasil observasi di ruang Krisan Lily pelaksanaan MAKP
menggunakan Metode Tim-primer modifikasi, yang terdiri dari 1 kepala ruang
dan 4 orang penanggung jawab. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan dan beberapa perawat yang lain, mengatakan bahwa di ruangan MAKP
masih belum terbentuk dengan sempurna, dikarenakan kurangnya tenaga
keperawatan yang ada di ruangan. Tidak ada ketua tim, tetapi diganti dengan PJ
yang berjumlah 4 orang, sisanya merupakan PP.
1. Penerapan MAKP
Tabel 2.18. Checklist Tanggung Jawab Kepala Ruang (Nursalam, 2017)
Evaluasi Keterangan
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
7 Mengatur dan mengendalikan asuhan √
keperawatan.
- Membimbing pelaksanaan asuhan
keperawatan.
- Membimbing penerapan proses
keperawatan.
- Menilai asuhan keperawatan.
- Mengadakan diskusi untuk
pemecahan masalah.
- Memberikan informasi kepada
pasien dan keluarga yang baru
masuk.
8 Membantu mengembangkan niat √
pendidikan dan latihan diri;
9 Membantu membimbing peserta didik √
keperawatan
10 Menjaga terwujudnya visi dan misi √
keperawatan dan rumah sakit
Pengorganisasian:
11 Merumuskan metode penugasan/ MAKP √
yang di gunakan.
12 Merumuskan tujuan metode penugasan √
13 Membuat rincian tugas PJ dan anggota PP √
secara jelas
14 Membuat rentang kendali, kepala ruangan √
membawahi 3 PJ, dan PJ membawahi 2–3
perawat
15 Mengatur dan mengendalikan tenaga √
keperawatan, membuat proses dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan
lain-lain
34
16 Mengatur dan mengendalikan logistik √
ruangan
17 Mengatur dan mengendalikan situasi √
tempat praktik
18 Mendelegasikan tugas, saat kepala ruang √
tidak berada di tempat kepada
Penanggung Jawab
19 Mengembangkan kemampuan anggota √
20 Menyelenggarakan konferensi √
Pengarahan:
21 Memberi pengarahan tentang √
penugasan kepada penanggung
jawab.
22 Memberi pujian kepada anggota tim yang √
melaksanakan tugas dengan baik
28 Melalui supervisi: √
- Pengawasan langsung dilakukan
dengan cara inspeksi, mengamati
sendiri, atau melalui laporan
langsung secara lisan, dan
memperbaiki/mengawasi kelemahan-
kelemahan yang ada saat itu juga
- Pengawasan tidak lang-sung, yaitu
mengecek daftar hadir ketua tim,
membaca dan memeriksa rencana
keperawatan serta catatan yang
dibuat selama dan sesudah proses
keperawatan dilaksanakan
(didokumentasikan), mendengar
35
laporan ketua tim tentang
pelaksanaan tugas
29 Evaluasi √
- Mengevaluasi upaya pelaksanaan
dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah
disusun bersama ketua tim
- Audit keperawatan
Total 27 2
Prosentase 93% 7%
36
8 Membina hubungan saling percaya √
antara perawat, pasien, dan keluarga.
9 Memberikan pertolongan segera pada √
pasien dengan kedaruratan.
10 Membuat laporan pasien dan mencatat √
kasus dari pasien, kejadian diluar
dugaan yang tidak diinginkan.
11 Mengatur waktu istirahat. √
12 Melakukan ronde keperawatan √
bersama kepala ruang dan melaporkan
tentang kondisi pasien, asuhan
keperawatan yang dilakukan, kesulitan
yang dialami.
13 Bersama perawat pagi, sore, dan √
malam melaksanakan, mengawasi, dan
mengevaluasi pelayanan keperawatan
pasien yang sudah diprogramkan dan
membuat pembaharuan sesuai dengan
kebutuhan pasien.
14 Mendelegasikan pelaksanaan asuhan √
keperawatan pada anggota tim.
15 Membuat perincian tugas anggota tim. √
16 Menerima konsultasi dari anggota tim √
dan memberikan instruksi
keperawatan.
17. Melakukan penyuluhan kepada √
18 pasien/keluarga atau kepada anggota
tim.
19 Memberi teguran dan pujian. √
20 Melengkapi catatan yang telah dibuat √
oleh anggota tim.
21 Mengawasi dan berkomunikasi √
langsung dengan perawat pelaksana.
22 Mengawasi proses asuhan √
keperawatan yang dilakukan oleh
Perawat pelaksana
23 Membantu kepala ruangan √
membimbing peserta didik.
Total 20 3
Prosentase 87% 13%
37
1. Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruang dan melaporkan tentang
kondisi pasien, asuhan keperawatan yang dilakukan, kesulitan yang dialami.
2. Membagi tugas perawat pelaksana dengan mempertimbangkan kemampuan
masing-masing anggota
3. Membuat perincian tugas anggota
3. Perawat Pelaksana
Tabel 2.20 Checklis Kinerja Perawat Pelaksana ( Nursalam, 2017)
Evaluasi Keterangan
Aspek yang dinilai Ya Tidak
No
Pengkajian
1 Melaksanakan pengkajian pada klien √
saat klien masuk rumah sakit
2 Melengkapi format catatan pengkajian √
klien (buku status klien) dengan tepat
3 Menilai kondisi klien secara terus √
menerus
4 Menilai kebutuhan akan klien atau √
keluarga
5 Membuat prioritas masalah √
Perencanaan
6 Membuat rencana perawatan √
berdasarkan kebutuhan klien
7 Berkerjasama dengan anggota tim √
kesehatan yang lain dalam
merencanakan keperawatan
8 Membuat penjadwalan dalam √
melaksanakan rencana keperawatan
Implementasi
Porsentase 100% 0%
38
Berdasarkan tabel diatas di interpretasikan perawat pelaksana dalam
menjalankan fungsi manajemen keperawatan dilakukan 100% sehingga dapat
dikatakan fungsi tersebut dijalankan dengan sangat baik. Sehingga peran fungsi
perlu ditingkatkan lagi sesuai dengan uraian tugasnya.
Analisis
Ruangan Krisan Lily dipimpin oleh satu orang kepala ruangan dengan
jumlah perawat 11 orang. Kualifikasi tenaga perawat meliputi 5 orang perawat
berpendidikan S1, 7 orang berpendidikan D3.
No Evaluasi Keterangan
Aspek yang dinilai
D T
Persiapan :
1 Timbang terima dilaksanakan setiap √
pergantian sif/ operan.
2 Prinsip timbang terima, semua √
pasien baru masuk dan pasien yang
dilakukan timbang terima
khususnya pasien yang memiliki
permasalahan yang belum/dapat
teratasi serta yang membutuhkan
observasi lebih lanjut.
39
3 PJ menyampaikan timbang terima √
kepada perawat yang shift
selanjutnya dalam timbang terima:
4. Jumlah pasien √
5. Identitas pasien dan diagnosis √
medis
6. Data (keluhan/subjektif dan √
objektif)
7. Masalah keperawatan yang √
masih muncul
8. Intervensi keperawatan yang √
sudah dan belum dilaksanakan
(secara umum);
40
Post-timbang terima
19 Diskusi √
20 Pelaporan untuk timbang terima √ Tidak ada TTD pada
dituliskan secara langsung pada buku laporan timbang
format timbang terima yang terima
ditandatangani oleh pp yang jaga
saat itu dan pp yang jaga berikutnya
diketahui oleh kepala ruang.
21 Ditutup oleh kepala ruangan √ Ditutup oleh PJ
Total 16 5
Porsentase 76% 24%
Tahap pra
PP 1. Penetapan
pasien
2. persiapan pasien baru
Tahap Pelaksanaan Informed consent
Di Nurse Station Hasil pengkajian/validasi
3. Penyajiandata Apa diagnosis
masalah keperawatan?
Apa data yang mendukung?
Bagaimana intervensi yang
sudah dilakukan?
41 Apa hambatan yang
ditemukan?
Tahap pelaksanaan
Dikamar pasien
Pasca ronde (N station) 6. kesimpulan dan 4. validasi data di bed
rekomendasi solusi pasien
masalah PP, Konselor, KARU
5. Lanjutan-Diskusi di
Nurse Station
42
lembar tata tertib pasien.
3 Karu meminta bantuan PJ untuk mempersiapkan √
tempat tidur pasien baru
4 Karu menanyakan kembali kepada PJ tentang √
kelengkapan untuk menerima pasien baru
5 PJ menyebutkan hal-hal yang telah dipersiapkan √
Tahap Pelaksanaan
7 Karu dengan PJ menyambut pasien dan keluarga √
dengan memberi salam serta memperkenalkan diri
PJ pada klien dan keluarga
8 PJ menunjukkan atau orientasi tempat dan fasilitas √
yang ada di ruangan kemudian perawat pelaksana
mengisi lembar pasien masuk serta menjelaskan
mengenai beberapa hal yang tercantum dalam
lembar penerimaan pasien baru
9 PJ, pasien dan keluarga menandatangani lembar √
penerimaan pasien baru
Total 9 0
Presentase 100% 0%
Koordinasi dengan
perawat
Farmasi/Apot
ik
43
PP/Perawat yang
menerima Surat persetujuan
sentralisasi obat dari
perawat
Lembar serah terima obat
Pengaturan dan pengelolaan Buku serah terima/masuk
oleh perawat
Pasien/keluarga
Gambar 2.4 Alur pelaksanaan sentralisasi obat (Nursalam, 2017)
44
petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk
obat.
8. Obat-obatan yang hampir habis akan diinformasikan kepada √
keluarga dan kemudian dimintakan resep (jika masih perlu
dilanjutkan) kepada dokter penanggung jawab
9. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan alur pemberian √
obat, maka informasi ini akan dimasukan dalam kartu sediaan obat.
10. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka √
dokumentasikan hanya dilakukan pada buku masuk obat dan
selanjutnya diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus
obat.
11. Obat di kategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang √
cukup mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup sulit,
memiliki efek samping yang cukup besar hanya diberikan dalam
waktu tertentu /sewaktu saja.
12. Pemberian obat khusus dilakukan dengan menggunakan format √
pemberian obat oral/injeksi khusus untuk obat tersebut dan
dilakukan oleh perawat primer.
13. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga, nama obat, √
kegunaan obat, waktu pemberian efek samping, penanggung jawab
pemberian, dan wadah obat diserahkan atau ditunjukkan kepada
keluarga setelah pemberian
14. Bila klien pulang atau pindah ruangan dan obat masih sisa maka √
obat dikembalikan kepada klien / keluarga dengan ditanda tangani
oleh klien / keluarga serta tanggal dan waktu penyerahan.
Jumlah 10 4
Presentase (%) 72 % 28 %
Tabel 2.25 Kajian Data Observasi Pengelolaan Obat di Ruang Krisan Lily RS UMM
Malang pada Tanggal 19- 21 November 2018
No Data yang dinilai Ya Tidak Keterangan
Penerimaan Resep/Obat.
1. Penanggung jawab pengelolaan obat
adalah kepala ruang yang dapat
√
didelegasikan kepada staf yang ditunjuk
(ketua Tim / perawat pelaksana)
2. Melakukan penjelasan dan permintaan √
persetujuan tentang sentralisasi obat
pada pasien/keluarga
3. Format sentralisasi obat berisi: nama,
√
no. register, umur, ruangan.
Pemberian Obat.
4. Perhatikan 7 tepat (pasien, obat, dosis,
cara, waktu, informasi dan
dokumentasi) dan 1W √
(Waspada/monitoring) dalam pemberian
obat.
5. Perawat meminta tanta tangan √
45
persetujuan dari pasien/keluarga saat
akan memberikan obat
Penyimpanan Obat
6. Obat yang diterima dicatat dalam buku √
besar persediaan atau dalam kartu
persediaan.
7. Periksa persediaan obat, pemisahan √
antara obat untuk penggunaan oral dan
obat luar dan obat injeksi
TOTAL 5 2
PERSENTASE 67% 33%
Perencanaan pulang
Program HE
Control dan obat
nersan
Aktivitas dan istirahat
Perawatan diri
Gambar 2.5 Alur Discharge Planning
Tabel 2.26 Tabel Observasi Discharge Planning di Ruang Krisan Lily 19- 21 November 2018
No Pertanyaan Ya Tidak Keterangan
1 Pemulangan pasien dapat berjalan lancar √
2 Pasien boleh pulang jika semua pemeriksaan √
penunjang sudah selesai dan tidak dilakukan
pemeriksaan lain lagi saat pasien diijinkan
pulang
3 Pasien boleh pulang jika administrasi sudah √
selesai
46
4 Dokter menginformasikan kepada pasien bahwa √
pasien boleh pulang
5 Perawat melakukan pengecekan ulang √
mengenai tindakan-tindakan pelayanan yang
telah dilakukan
6 Perawat menginformasikan pelayanan yang √
telah dilakukan kepada petugas administrasi
7 Pihak administrasi verifikasi data √
8 Petugas administrasi menginformasikan total √
biaya rawat inap kepada pasien / keluarga pasien
9 Keluarga pasien mengurus pembiayaan di kasir √
10 Menyerahkan bukti pembayaran kepada √
perawat yang bertugas
11 Perawat memberikan surat kontrol kepada √
pasien
13 Perawat menjelaskan tentang hal hal yang perlu √
diajarkan kepada pasien dan keluarga (diit,
aktifitas dan istirahat, prosedur minum obat
yang benar, penanganan dan pencegahan
penyakit yang dialami, dan perawatan diri)
14 Perawat mengantar pasien sampai ke tempat √
penjemputan
15 Perawat memberikan leaflet tentang diet dan √
nutrisi untuk pasien
Jumlah Prosentase 13 2
(87%) (13%)
Hasil dari analisis terhadap observasi dan kajian data terhadap discharge planing
Ruang Krisan Lily RS.UMM Pelaksanaan discharge planning pada tgl 19 November
2018 terlaksana dengan baik (87%).
2.3.7 Supervisi
Bedasarkan hasil wawancara dari kepala ruang dan perawat di ruang Krisan
Lily RS.UMM, supervisi dilakukan hampir setiap hari oleh Kepala Ruang dengan
langsung mendatangi pasien untuk mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah
dilakukan oleh perawat.
Mekanisme supervisi yang dilakukan di Ruang Krisan Lily adalah dengan
observasi dan wawancara. Observasi dilakukan oleh kepala ruangan setiap pagi
dan terkadang kepala ruangan mengecek dan mensupervisi non medis, sarana pra-
sarana dan kebutuhan ruangan. .
2.3.8 Dokumentasi
47
Ruang Krisan Lily A RS.UMM menggunakan teknologi informasi
manajemen billing system, tetapi belum terdapat sistem informasi manajemen
pada dokumentasi asuhan keperawatan. Penyusunan dokumentasi asuhan
keperawatan selama ini masih dilakukan secara manual (ditulis tangan melalui
rekam medis pasien). Dokumentasi pada pengisian rekam medis dapat
disimpulkan bahwa di Ruang Krisan Lily kelengkapan rekam medis sudah sesuai.
48
Sistem komunikasi sudah berjalan dengan baik dan lancar, baik secara
vertikal (atasan dan bawahan) maupun secara horizontal (antar unit kegiatan)..
2.4 M4 (Money)
49
Tabel 2.27 Registrasi Pasien di Ruang Krisan Lily A RS UMM
Tabel 2.28 Tarif Tindakan Perawatan Di Ruang Rawat Inap Bulan November 2018
50
24 Aff drain Rp. 30.000
25 Perawatan kateter Rp. 60.000
26 Spoeling Rp. 17.000
27 Aff tampon Rp. 85.000
28 Observasi pasien / 24 jam Rp. 85.000
29 Lepas NGT Rp. 17.000
30 Rekap askep Rp. 7.000
31 Buang urine Rp. 7.000
32 Transfusi Rp. 12.000
33 Membantu BAB Rp. 12.000
34 Aff infus Rp. 17.000
35 Perawatan jenazah Rp. 27.000
36 Kompres Rp. 7.000
37 Skiren Rp. 17.000
Catatan : untuk semua administrasi pembayaran pelayanan tindakan dipusatkan di kasir
rumah sakit
2.5 M5 - MUTU
1. Agustus
a. BOR : 73,6% (standar 75-85%)
b. ALOS : 2 hari (standar 4-7 hari)
2. September
a. BOR : 79,7%
b. ALOS : 3 hari
3. Oktober
a. BOR : 94%
b. ALOS : 3 Hari
51
2.5.2 Pasien Safety
Keselamatan pasien di rumah sakit menurut KARS (2012) dibagi menjadi
beberapa sasaran, antara lain:
1. Sasaran 1 : Ketepatan Identifikasi Pasien
Kesalahan karena keliru-pasien sebenarnya terjadi di semua aspek
diagnosis dan pengobatan. Keadaan yang dapat mengarahkan terjadinya
error/kesalahan dalam mengidentifikasi pasien, adalah pasien yang
dalam keadaan terbius/tersedasi, mengalami disorientasi, atau tidak
sadar sepenuhnya; mungkin bertukar tempat tidur, kamar, lokasi di
dalam rumah sakit atau akibat situasi lain. Tujuan dari ketepatan
identifikasi pasien adalah untuk mengidentifikasi pasien sebagai
individu yang dimaksudkan untuk mendapatkan palayanan atau
pengobatan, dan untuk mencocokkan pelayanan atau pengobatan
terhadap individu tersebut.
Setiap pasien yang masuk ruang rawat inap dipasangkan gelang
identitas berwarna biru atau merah muda berdasarkan jenis kelamin
pasien. Pada gelang identitas terdapat nama, No RM, tanggal lahir dan
usia. Sebelum melakukan tindakan dilakukan identifikasi ulang untuk
mencocokan identitas dan terapi yang akan diberikan. Kebijakan untuk
proses identifikasi, digunakan untuk mengidentifikasi pasien ketika
pemberian obat, produk darah, pengambilan darah dan spesimen lain
untuk pemeriksaan klinis, memberikan pengobatan atau tindakan lain.
Memerlukan sedikitnya dua cara untuk mengidentifikasi seorang pasien
seperti nama pasien, nomor rekam medis, tanggal lahir atau dengan
bar-code. Nomor kamar atau lokasi pasien tidak bisa digunakan untuk
identifikasi.
2. Sasaran II : Peningkatan Komunikasi Yang Efektif
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan
yang dipahami oleh penerima pesan akan mengurangi kesalahan dan
menghasilkan peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat
dilakukan secara elektronik, lisan dan tertulis. Komunikasi paling
mudah mengalami kesalahan adalah lisan dengan menggunakan
52
telepon. Komunikasi lain yang mudah terjadi kesalahan adalah
pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis, seperti laboratorium klinis
menelepon unit pelayanan pasien untuk melaporkan hasil memeriksaan
segera/cito.
Didapatkan ruang Krisan Lily A menggunakan teknik
TULBAKON (tulis, baca, konfirmasi) dalam melaporkan keadaan
pasien. Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil
pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah dan
dibacakan kembali oleh penerima perintah kemudian dikonfirmasi oleh
pemberi perintah.
3. Sasaran III : Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspasai
(High-Alert Medications)
Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medication)
adalah obat yang persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadi
kesalahan/error, obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang
tidak diinginkan (adverse outcome) demikian pula obat-obatan yang
tampak mirip/ucapan mirip (nama obat, rupa dan ucapan mirip/
NORUM, atau Look-Alike Sound-Alike/ LASA).
Didapatkan data untuk kewaspadaan dan keamanan obat di ruang
Krili A menggunakan metode penyimpanan dalam loker pasien yang
diberi lebel nomor kamar pasien namun tidak disertai dengan nama
pasien. Penyimpanan obat yang tidak dapat disimpan di suhu ruangan
disimpan di lemari es dan beri lebel nama dan no. RM pasien.
Untuk obat-obatan yang tergolong high alert ruang Krili A
menggunakan metode pelabelan high alert dengan label warna merah
serta menggunakan teknik Lasanorum untuk menandakan adanya
kesamaan kemasan obat, nama obat dan bentuk dari obat.
4. Sasaran IV : Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien
Operasi
Salah-lokasi, salah-prosedur, salah-operasi pasien, adalah
kejadian yang mengkhawatirkan dan biasa terjadi di rumah sakit.
Kesalahan ini adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau
tidak adekuat antara anggota tim bedah, kurang/tidak melibatkan
53
pasien di dalam penandaan lokasi (site marking), dan tidak ada
prosedur untuk memverifikasi lokasi operasi. Di samping itu juga
assesmen pasien yang tidak adekuat, penelaahan ulang catatan medis
tidak adekuat, budaya yang tidak mendukung komunikasi terbuka
antara anggota tim bedah, permasalahan yang berhubungan dengan
resep yang tidak terbaca (illegible handwriting) dan pemakaian
singkatan.
Untuk menghindari ketidakamanan pasien di ruang Krisan Lily
melakukan penandaan pada pasien yang akan dilakukan operasi, yang
membuat tanda pada pasien adalah operator dan verifikator di IDO.
Sebelum pasien berangkat ke ruang operasi dilakukan verifikasi
terlebih dahulu dengan melibatkan pasien dengan menyakan lokasi
dan tindakan yang akan dilakukan.
54
langkah-langkah yang dilakukan untuk mengurangi pasien jatuh.
Misalnya penggunaan yang tidak benar dari alat penghalang atau
pembatasan asupan cairan bisa menyebabkan cedera, sirkulasi yang
terganggu, atau integritas kulit yang menurun.
Di ruang Krisan Lily A menerapkan assesment awal resiko
pasien jatuh, sudah terdapat gelang resiko pasien jatuh dan terpasang
penghalang tempat tidur untuk mengurangi angka kejadian jatuh. Tidak
didapatkan data pasien yang mengalami jatuh (0%) pada bulan
Agustus, September, Oktober 2018. Ruang Krisan Lily A sudah
dilakukan penandaan pada pasien dengan resiko jatuh.
55
c) Menurunkan Angka Kesakitan TB
d) Pelayanan Geriatri
e) Pelayanan Pengendalian resistensi antimikroba (PPRA)
6. Integrasi pendidikan kesehatan dalam pelayanan di rumah sakit
d. Keperawatan
1. Sasaran Kesalamatan Pasien (SKP)
2. Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
3. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
4. Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE)
5. Manajemen Onformasi dan rekam Medik (MIRM)
Analisis :
Berdasarkan hasil pengukuran tingkat kepuasan pasien dengan menggunakan
kuesioner pengukuran kepuasan pasien RS Universitas Muhammadiyah Malang
pada tanggal 19 November 2018 yang diberikan kepada 9 pasien didapatkan hasil
tertinggi yaitu sangat baik dengan prosentase 59,6% dengan nilai tertinggi pada
pertanyaan no 5 yaitu keramahan dokter dan tingkat kepuasan pasien baik
sebanyak 40%, dan tingkat kepuasan pasien kurang sebanyak 0,4% dengan nilai
terendah pada pertanyaan nomor 15 yaitu pada rasa makanan.
56
Analisis :
Berdasarkan hasil pengukuran tingkat kepuasan perawat dengan
menggunakan kuesioner pengukuran kepuasan pada tanggal 19 November 2018
dengan menggunakan kuesioner yang diadopsi dari Nursalam, 2017 yang
diberikan kepada 5 perawat didapatkan hasil tertinggi yaitu puas dengan
prosentase 51,4% dan diikuti cukup puas 27,1%, sangat puas 18,6%, tidak puas
2,9% dan sangat tidak puas 0%.
Strength
Total 1 2
57
Faktor Strategi Eksternal (EFAS) Bobot Rating Skor
Opportunity (O)
O–T
Threat (T) Bobot Rating Skor
4,0 - 3= 1
1. Makin tinggi komplein pasien mengenai 1 3 3
manajmen ruangan Krisan- Lily A
Total 1 3
Strength (Kekuatan)
58
3. Tersedianya visi dan misi ruangan tetapi 0,3 2 0,6
belum teraplikasikan
Total 1 2,7
Opportunity
Strength
MAKP
Total 1 2,0
Weakness (Kelemahan)
59
1. Perawat kurang paham tentang 0,5 3 1,5
pengaplikasian atau penerapan MAKP
Tim-Primer
2. Belum ada kejelasan mengenai MAKP 0,5 3 1,5
yang diterapkan di ruangan
total 1 3,0
Opportunity
Threat
Sentralisasi obat
Sentralisasi obat
Strength
60
2. Sudah dilakukan sentralisasi obat oleh 0,1 4 0,4
perawat berkolaborasi dengan depo
farmasi S–W
3. Adanya buku obat yang bekerja sama 0,2 3 0,6
dengan depo farmasi 3,4 – 2 ,3 =
4. Tersedianya loker obat untuk masing 0,1 4 0,4 1,1
masing pasien
5. Loker untuk obat injeksi dan oral 0,2 3 0,6
disendirikan
6. Sudah diterapkan ODD (One Daily 0,2 3 0,6
Dose)
Total 1 3,4
Opportunity
Threat
61
Total 1 3
Superfisi
Supervisi
Strength
Weakness
Opportunity
Timbang terima
62
Internal Faktor (IFAS) Bobot Rating Skor
Timbang terima
Strength
Weakness
Opportunity
O–T
Treathened
4-3=1
1. Kemungkinan perawat tidak mengetahui 1 3 3
dengan lengkap data pasien
Total 1 3
Discharge Planning
63
Internal Faktor (IFAS) Bobot Rating Skor
Strength
Weakness
Total 1 3
Oppurtunity
Threat
Ronde Keperawatan
Strength
Weakness
64
1. Karakteristik tenaga medis belum merata 0,5 2 1
Opportnity
Dokumentasi
Strength
Weakness
65
1. Catatan perkembangan pasien hanya 1 4 4
berupa SOAP, pada data O hanya tampak
interpretasi kesadaran dengan penilain
GCS, pada A terkadang tidak muncul, pada
P hanya muncul kalimat lanjutkan
intervensi, observasi keluhan dan ttv, serta
kolaborasi dengan tim gizi dan medis
Total 1 4
Opportunity O–T
Total 1 3
Threat
66
Opportunity (peluang) Bobot Rating Skor
1. Ruangan kelas I dengan fasilitas yang lebih 1 3 3
baik dari ruangan dengan kelas III dan O–T
kelas II 3,5 – 3= 0,5
Total 1 3,5
Threat (ancaman) Bobot Rating Skor
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk 1 3 3
mendapatkan pelayanan keperawatan yang
professional
Total 1 3
67
Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor
Opportunity (O)
1. Kepercayaan pasien dan masyarakat 0,5 4 2,0
terhadap RS sudah cukup baik
dibuktikan dengan nilai BOR yang
lebih dari standar
2. Sarana penunjang untuk mendukung 0,5 3 1,5
pengobatan pasien selama maasa
perawatan disediakan oleh Rumah
Sakit
Total 1 3,5
Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor O-T
Threat (T) 3,5-3= 0,5
1. Tuntutan pelayanan yang lebih baik 0,6 3 1,8
oleh masyarakat yang semakin sadar
tentang kesehatan
2. Persaingan Rumah Sakit dalam 0,4 3 1,2
memberikan pelayanan keperawatan
unggulan
Total 1 3
68