Anda di halaman 1dari 68

BAB II

HASIL PENGKAJIAN MANAJEMEN

2.1 M1 (MAN)

2.1.1 Visi dan Misi Krisan-Lily A RS.UMM

Krisan-Lily A tidak memiliki visi dan misi, Krisan-Lily meggunkan visi dan
misi Rumah sakit sendiri tetapi tidak tertulis di ruangan (Sumber: Kepala ruangan
Krisan-Lily A).

2.1.2 Sistem Timbang Terima

Sistem operan shift di ruang Krisan-Lily A, seluruh anggota yang berdinas


sebelumnya dan yang akan berdinas berikutnya berkumpul terlebih dahulu di nurse
station untuk melakukan timbang terima, selanjutnya perawat penanggung jawab akan
membacakan status pasien didepan semua perawat dan perawat penanggung jawab di
shift berikutnya. Setelah itu ada sesi tanya jawab dari perawat yang lepas dinas dan
yang akan dinas. Selanjutnya anggota yang berdinas dan yang akan lepas dinas akan
berkeliling bersama untuk mengecek pasien, perkenalan pasien dan perawat untuk
shift selanjutnya (Sumber: Kepala ruangan Krisan-Lily A).

2.1.3 Kategori Ketenagaan Perawat

a. Jenis Kelamin
Tabel 2.1 Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah


1. Laki-laki 3
2. Perempuan 8
Total 11

Berdasarkan tabel 2.1 dapat diartikan bahwa sebanyak 8 orang (73%) tenaga
keperawatan berjenis kelamin perem dan 3 orang (27%) berjenis kelamin laki-laki.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara perempuan dengan laki-laki, baik
secara fisik maupun psikis. Kelebihan perempuan atas laki-laki secara kodrati
adalah kepekaan dan emosi mereka. Perempuan secara tabiat lebih intuitif (lebih
pekah) dari pada laki-laki. Dengan demikin, sebagai suatu pekerjaan yang
didasarkan atas naluri, keperawatan banyak dilakukan oleh perempuan
( Sumber:Asmadi, 2008).

b. Pendidikan
Tabel 2.2 Kualifikasi Tenaga Berdasarkan Pendidikan
No Kualifikasi Jumlah Prosentase

4
1. S1 2 18 %
2. DIII 9 82 %
Jumlah 11 100%

Berdasarkan tabel 2.2 dapat diartikan bahwa Pendidikan S1 sebanyak orang 2


(18%), dan pendidikan DIII sebanyak 9 orang (82%).
Menurut sumber yang didapatkan dari kepala ruangan krisan lily sendiri tidak
ada perbedaan hanya saja kurang SDM.
Sejak awal tahun 2000, di Kanada semua perawat kesehatan sudah setingkat
S1 di Norwegia, 70% perawat rumah sakit merupakan lulusan S1. Di indonesia
sendiri mungkin perlu 40-50 lagi untuk mencapai tingkatan itu. Kalau saat ini
dipaksakan perawat profesional harus lulusan S1, hal itu tuntu akan sulit. Karena
itu, lulusan D3 disebut sebagai perawat profesional pemula. Kalau di tambah
pengalaman kerja 3 tahun, mereka bisa mendapatkan surat izin praktik (SIP).
(Momon, 2008).
c. Status Kepegawaian

Tabel 2.3 Kualifikasi Tenaga Berdasarkan status kepegawaian


No Kualifikasi Jumlah Prosentase
1. Pegawai Tetap 5 45 %
2. Calon Pegawai Tetap 1 10 %
3. Kontrak 5 45 %
Jumlah 11 100%
Berdasarkan tabel 2.3 dapat diartikan bahwa status kepegawaian tetap
sebanyak 5 orang (45%), status kepegawaian calon tetap sebanyak 1 orang (10%),
dan status kepegawaian kontrak sebanyak 5 orang (45%).

Ruang krisan-lily sendiri untuk status kepegawaian tidak di bedah-bedahkan


semua diwajibkan mengikuti aturan yang ada di ruangan (Sumber: Kepala
Ruangan Krisan-Lily A).

d. Status Sertifikasi

Tabel 2.4 Kualifikasi Tenaga Berdasarkan Status Serfikasi yang dimiliki


Pegawai (BLS/BCLS dan Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) ), Service
Excellent, EKG, Rawat Luka, Cod blue, Plebotomi.

Tabel 2.4 Kualifikasi Tenaga Berdasarkan status kepegawaian


No Kualifikasi Jumlah Prosentase
1. BLS 11/11 100%/100%
2. Pencegahan dan pengendalian infeksi 11/11 100%/100%
(PPI)
3. Service Excellent 11/11 100%/100%
4. EKG 11/11 100%/100%
5. Rawat Luka 11/11 100%/100%
6. Code blue 11/11 100%/100%
7. Plebotomi 11/11 100%/100%
8. In house trainning 11/11 100%/100%
9. K3RS 11/11 100%/100%
10. DOKEP 1/11 9%/100%
Jumlah 5 11
Berdasarkan tabel 2.4 dapat diartikan bahwa status sertifikasi yang dimiliki
Pegawai BLS sebanyak 11 orang (100%), dan status sertifikasi Pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI) sebanyak 11 orang (100%), Service Excellent sebanyak 11
orang (100%), EKG sebanyak 11 orang (100%), Rawat Luka sebanyak 11 orang
(100%), Cod blue sebanyak 11 orang (100%), Plebotomi sebanyak 11 orang (100%),
In house trainning 11 orang (100%), K3RS 11 orang (100%), DOKEP 1/11 9%.

Tujuan sertifikat sendiri adalah untuk memberi kejelasan batas kewenangan tiap
kategori tenaga keperawatan untuk melakukan praktik keperawatan dan mengesahkan atau
memberi bukti untuk melakukan praktik keperawatan profesional. (Kusnanto, 2004)

e. Tenaga Non keperawatan

Tabel 2.5 Tenaga Non Keperawatan

No Kualifikasi Jumlah Prosentase


1. Administrasi 0 0%
2. Clining service (OutSourcing) 5 100 %
Jumlah 5 100 %

Berdasarkan tabel 2.5 dapat diartikan bahwa tenaga non keperawatan


clining service sebanyak 5 orang (100 %).
Berdasarkan tabel 2.1 dapat disimpulkan bahwa:
1. Tenaga laki- laki : 3 orang (27 %) dan wanita : 8 orang (73 %).
2. Tingkat pendidikan : DIII 9 orang (82 %), S1 2 orang (18 %).
3. Masa kerja : > 5 tahun 5 orang (42 %), < 5 tahun 6 orang (55 %).
4. Kepegawaian : Pegawai tetap 5 orang (45 %), calon pegawai tetap 1 orang (10
%), pegawai kontrak 5 orang (45 %).

2.1.4 Struktur Shift Jaga Krisan-Lily A

KEPALA RUANGAN

PJ
PJ PJ PJ

PP PP PP PP

PASIEN PASIEN
PP PP

PASIEN
PASIEN

Gambar 1 Struktur Shift Krisan Lily A

6
Penentuan kepala ruanagan tidak dilihat dari pendidikan yang S1/D3 melainkan dari pengalaman
kerja yang lama. Sedangkan penentuan perawat penanggung jawab dilihat dari lama kerja di RSU
UMM (Sumber: Kepala Ruangan Krisan-Lily A).

Kepala ruangan di selaksi menggunakan syarat dengan kriteria yang mampu menjadi leadership,
pernah menjadi perawat primer atau ketua tim, memiliki kinerja yang baik. Selanjutnya kepala bidang
keperawatan akan menghubungi perawat yang telah diseleksi. Perawat yang di tunjuk dan menyatakan
bersedia, membuat pernyataan secara tertulis dengan melampirkan (Momon, 2008).

2.1.5 Struktur Organisasi Krisan Lily A


Ruang Krisan-Lily A yang dipimpin oleh kepala ruang, kepala sift dan perawat
pelaksana. Adapun stuktur organisasinya sebagai berikut :

Kepala Krisan-Lily A

Kuliyah, Amd. Kep

Devisi Alkes BHP


Bendahara Non Medis

Iin Munawarah, Maya. Amd. Kep dan


Amd.Kep Mahmuratul Hasanah,
S.Kep.

Sarana Prasarana Linen Obat dan klien

Imam FitriyantoFakhtur, Iin Munawarah, Ainul, S.Kep.Ners dan Afi


S. Kep. Ns dan Okki, Amd.Kep Puji Rahayu, Amd. Kep
Amd. Kep
Gambar 2 Struktur Organisasi Krisan Lily A
2.1.6 Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Tabel 2.6 Kualifikasi sumber daya Manusia Ruang Krisan Lily A
No Nama Jenis Pendidikan Status Jabatan Masa Sertifikasi
Kelamin Kepegawaian Kerja
1. Kuliyah,, P D3 Pegawai Karu 6 th 1. Basic Life Support
Amd. Kep Tetap 2. Service Excellent
3. pencegahan dan
pengendalian infeksi
(PPI)
4. Rawat Luka
5. EKG
6. Cod blue
7. Plebotomi
8. In house trainning
9. K3RS
10. DOKEP
2. Iin P D3 Pegawai PJ 6 th 1. Basic Life Support
Munawar Tetap 2. Service Excellent
ah, 3. pencegahan dan
Amd.Kep. pengendalian infeksi
(PPI)

7
4. Rawat Luka
5. EKG
6. Cod blue
7. Plebotomi
8. In house training
9. K3RS

3. Mahmurat P S1 Pegawai PJ 6 th 1. Basic Life Support


ul Tetap 2. Service Excellent
Hasanah, 3. pencegahan dan
S.Kep. pengendalian infeksi
(PPI)
4. Rawat Luka
5. EKG
6. Cod blue
7. Plebotomi
8. In house training
9. K3RS
4. Bayu P D3 Pegawai PJ 6 th 1. Basic Life Support
Indra Tetap 2. Service Excellent
Sepyana, 3. pencegahan dan
Amd. Kep pengendalian infeksi
(PPI)
4. Rawat Luka
5. EKG
6. Cod blue
7. Plebotomi
8. In house training
9. K3RS
5. Afi Puji P S1 Calon PJ 5 th 1. Basic Life Support
Rahayu, Pegawai 2. Service Excellent
Amd. Kep Tetap 3. pencegahan dan
pengendalian infeksi
(PPI)
4. Rawat Luka
5. EKG
6. Cod blue
7. Plebotomi
8. In house training
9. K3RS
6. Okki, P D3 Pegawai PP 6 th 1. Basic Life Support
Amd. Kep Tetap 2. Service Excellent
3. pencegahan dan
pengendalian infeksi
(PPI)
4. Rawat Luka
5. EKG
6. Cod blue
7. Plebotomi
8. In house training
9. K3RS
7. Sudarson L D3 Pegawai PP 10 1. Basic Life Support
o, Amd. Kontrak bulan 2. Service Excellent
Kep 3. pencegahan dan
pengendalian infeksi
(PPI)
4. Rawat Luka
5. EKG
6. Cod blue
7. Plebotomi
8. In house training
9. K3RS
8. Imam L S1 Pegawai PP 2 th 1. Basic Life Support
Fitriyanto Kontrak 2. Service Excellent
Fakhtur, 3. pencegahan dan

8
S. Kep. pengendalian infeksi
Ns (PPI)
4. Rawat Luka
5. EKG
6. Cod blue
7. Plebotomi
8. In house training
9. K3RS
9. Ainul, L S1 Pegawai PP 1 th 1. Basic Life Support
S.Kep.Ne Kontrak 2. Service Excellent
rs 3. pencegahan dan
pengendalian infeksi
(PPI)
4. Rawat Luka
5. EKG
6. Cod blue
7. Plebotomi
8. In house training
9. K3RS
10. Nur P D3 Pegawai PP 1 th 1. Basic Life Support
Bayiti, Kontrak 2. Service Excellent
Amd. Kep 3. pencegahan dan
pengendalian infeksi
(PPI)
4. Rawat Luka
5. EKG
6. Cod blue
7. Plebotomi
8. In house training
9. K3RS
11. Maya. P S1 Pegawai PP 2 th 1. Basic Life Support
S,Kep.Ne Kontrak 2. Service Excellent
rs 3. pencegahan dan
pengendalian infeksi
(PPI)
4. Rawat Luka
5. EKG
6. Cod blue
7. Plebotomi
8. In house training
9. K3RS
Sumber: Dokumentasi pegawai ruangan Krisan-Lily A di Rumah Sakit Universitas
Muhammadiyah Malang.

2.1.7 Kebutuhan Tenaga Perawat Sesuai Tingkat Ketergantungan Pasien

Analisa Kebutuhan Tenaga Keperawatan (menurut Douglas, MK Nursalam


2015) selama 3 hari (19, 20, 21 November 2018).

Tabel 2.7.1 Daftar Nama Pasien Krisan-Lily A Senin, 19 November 2018

No Pelaksanaan Nama No Diagnosa Tingkat


Hari ke- Pasien Bed Ketergantungan
Hari 19 November Nn. I 313.A Vertigo Minimal
2018 An. M 314.A TF Minimal
Sdr. R 317.A OF dan TF Minimal

Tabel 2.7.2 Daftar Nama Pasien Krisan-Li1y A Senin, 19 November 2018


No Pelaksanaan Nama No Diagnosa Tingkat
Hari ke- Pasien Bed Ketergantungan

9
Hari 19 Tn. A 302.A Anemia Minimal
November 2018 Ny. S 302.B ICH Total
Nn. A 303.B TF Minimal
Sdr. Y 305.A TF Minimal
Tn. N 305.B Vomiting dan DM Persial
Nn. D 306.A TF Minimal
Ny. S 306.B DM Minimal
Tn.E 307.A Anemia Minimal
Sdr. A 308.A Post op CF maksila Minimal
Nn.Z 309.B Cepalgia Minimal
Ny. E 310.A Glaukoma dan DM Minimal
Tn. S 311.A ADHF Minimal
Tn. B 311.B ESRD Persial

Tabe 2.8 Tingkat ketergantungan Pasien Hari ke 1


NO. Ya Tidak
TINGKAT KETERGANTUNGAN
1. KATEGORI I
(Perawatan Mandiri/minimal)
a. Dapat melakukan kebersihan sendiri, seperti mandi
dan ganti pakaian.
b. Makan, dan minum dilakukan sendiri
c. Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan
d. Observasi tanda vital setiap shif
e. pengobatan minimal, status psikologi stabil.
f. Persiapan prosedur pengobatan
2. KATEGORI II
(perawatan intermediate/persial)
a. dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum,
ambulasi.
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam
c. Pengobatan lebih dari satu kali.
d. Pakai kateter foley
e. Pasang infuse intake-output dicatat
f. Pengobatan perlu prosedur
3. KATEGORI III (perawatan total)
a. Dibantu segala sesuatu, posisi diatur
b. Observasi tanda vital 2 jam
c. Pakai selang NGT
d. Terapi intravena
e. Pemakaian suction
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar

Tabel 2.9 Kebutuhan Tenaga Keperawatan Senin, 19 November 2018


Tingkat Jumlah Jumlah Kebutuhan Tenaga
ketergantungan Pasien
Pagi Sore Malam
Minimal 13 13 x 0,17 = 2,21 13 x 0,14 = 1,82 13 x 0,07 = 0,91
Parsial 2 2 x 0,27 = 0,54 2 x 0,15 = 0,3 2 x 0,10 = 0,2
Total 1 1 x 0,36 = 0,36 1 x 0,30 = 0,3 1 x 0,20 = 0,2
Jumlah 16 3,11 (3 orang) 2,42 ( 2 orang) 1,31 (1 orang)

 Perhitungan rumus jumlah tenaga lepas per hari


Jumlah hari tak kerja dalam 1 tahun x jumlah perawat
Jumlah hari kerja efektif
Total tenaga perawat :

10
Pagi : 3 orang
Siang : 2 orang
Malam : 1 orang
Jumlah : 6 orang

Jumlah tenaga lepas dinas perhari:

79 x 6 = 1,9 (dibulatkan 2)
240

Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas perhari di ruang Krisan-
Lily A adalah 6 orang + 2 orang lepas dinas + 1 Kepala Ruangan = 9
(Sumber: Dougles dalam nursalam 2017)
1. Memnentukan jam keperawatn yang di butuhkan px/hari
a. Keperawatan langsung: mandiri 13 x2=26
Parsial 2x3 =6
Total 1x6= 6
Jumlah =38
b. Keperawatn tidak langsung: 16x1= 16
c. Penyuluhan kesehatan: 16x0,25= 4
Total keseluruhan = 58
2. Jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan/px/hari: 58/16=3,625 (4)
3. Jumlah kebutuhan tenaga keperawatn pada ruangan adalah:
4x16x365 hari = 23.360 = 11 orang
(365-76)x7 2023
20%x32 = 6 orang
Jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 11 + 6= 17 orang /hari
4. Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan per hari:
16x 4 jam = 9 orang
7 jam
5. Jumlah tenaga keperawatn yang dibutuhkan per shift:
a. Shift pagi 44%= 4,4 orang (4 orang)
b. Shift sore 33% = 3,3 orang (3 orang)
c. Shif malam 23%= 2,3 orang (2 orang)
(Sumber: Gillies dalam nursalam)

Tabel 2.10.1 Daftar Nama Pasien Krisan A Selasa, 20 November 2018

No Pelaksanaan Nama No Diagnosa Tingkat


Hari ke- Pasien Bed Ketergantungan
Hari 20 November An. F 314.A KDK.Hiperpireksia Minimal
2018 Nn.I 313.A Vertigo Minimal
Nn. A 315A TF Minimal
Sdr. R 317.A OF dan TF Minimal

Tabel 2.10.2 Daftar Nama Pasien Li1y A Selasa, 20 November 2018


No Pelaksanaan Nama No Diagnosa Tingkat
Hari ke- Pasien Bed Ketergantungan

11
Hari 20 Ny. M 301.A Post. Op release Minimal
November 2018 Nn. N 301.B CKR Minimal
Sdr. A 302.A Cholilitiasis Minimal
Tn.J 302.B Colic renal, anemia, Ns Minimal
dan ACS
Ny. N 303.A TF Minimal
Nn. A 303.B TF Minimal
Ny. Y 304.B Post. Sc Minimal
Sdr. Y 305.A TF Minimal
Tn. N 305.B Vomiting dan DM Persial
Ny. S 306.B DM Minimal
Nn. R 306.A Susp. TF Minimal
Tn. K 309.A DM. Hiperglikemi Minimal
Ny. E 310.A Glaukoma dan DM Minimal
Nn.M 310.B Post.Excisi Minimal
Tn. S 311.A ADHF Minimal
Tn. B 311.B ESRD Persial

Tabe 2.11 Tingkat ketergantungan Pasien Hari ke 2


NO. Ya Tidak
TINGKAT KETERGANTUNGAN
1. KATEGORI I
(Perawatan Mandiri/minimal)
g. Dapat melakukan kebersihan sendiri, seperti mandi
dan ganti pakaian.
h. Makan, dan minum dilakukan sendiri
i. Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan
j. Observasi tanda vital setiap shif
k. pengobatan minimal, status psikologi stabil.
l. Persiapan prosedur pengobatan
2. KATEGORI II
(perawatan intermediate/persial)
g. dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum,
ambulasi.
h. Observasi tanda vital tiap 4 jam
i. Pengobatan lebih dari satu kali.
j. Pakai kateter foley
k. Pasang infuse intake-output dicatat
l. Pengobatan perlu prosedur
3. KATEGORI III (perawatan total)
g. Dibantu segala sesuatu, posisi diatur
h. Observasi tanda vital 2 jam
i. Pakai selang NGT
j. Terapi intravena
k. Pemakaian suction
l. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar

Tabel 2.12 Kebutuhan Tenaga Keperawatan Selasa, 20 November 2018


Tingkat Jumlah Jumlah Kebutuhan Tenaga
ketergantungan Pasien
Pagi Sore Malam
Minimal 18 18 x 0,17 = 3,06 18 x 0,14 = 2,52 18 x 0,07 = 1,26
Parsial 2 2 x 0,27 = 0,54 2 x 0,15 = 0,3 2 x 0,10 = 0,2
Total 0 0 x 0,36 = 0 0 x 0,30 = 0 0 x 0,20 = 0
Jumlah 20 3,6 (4 orang) 2,82 (3 orang) 1,46 (1 orang)

 Perhitungan rumus jumlah tenaga lepas per hari

Jumlah hari tak kerja dalam 1 tahun x jumlah perawat

12
Jumlah hari kerja efektif
Total tenaga perawat :

Pagi : 4 orang
Siang : 3 orang
Malam : 1 orang
Jumlah : 8 orang

Jumlah tenaga lepas dinas perhari:

79 x 8 = 2,6 (dibulatkan 3)
240

Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas perhari di ruang Krisan-
Lily A adalah 8 orang + 2 orang lepas dinas + 1 Kepala Ruangan = 11
(Sumbr: Dougles dalam nursalam 2017)
1. Memnentukan jam keperawatn yang di butuhkan px/hari
a. Keperawatan langsung: mandiri 18 x2=36
Parsial 2x3 =6
Total 0 x6= 0
Jumlah =42
b. Keperawatn tidak langsung: 20 x1= 20
c. Penyuluhan kesehatan: 20 x0,25= 5
Total keseluruhan = 67
2. Jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan/px/hari: 67/20= 3,35 (3)
3. Jumlah kebutuhan tenaga keperawatn pada ruangan adalah:
3x20x365 hari = 21,900 = 11 orang
(365-76)x7 2023
20% x 32 = 6 orang
Jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 11 + 6= 17 orang /hari
4. Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan per hari:
20 x 3 jam = 8 orang
7 jam
5. Jumlah tenaga keperawatn yang dibutuhkan per shift:
a. Shift pagi 37,5%= 37,5 orang (3 orang)
b. Shift sore 37,5% = 37,5orang (3 orang)
c. Shif malam 25%= 25 orang (2 orang)

(Sumber: Gillies dalam nursalam)

Tabel 2.10.1 Daftar Nama Pasien Krisan A Rabu, 21 November 2018

No Pelaksanaan Nama No Diagnosa Tingkat


Hari ke- Pasien Bed Ketergantungan
Hari 21 November An. F 314.A KDK.Hiperpireksia Minimal
2018 An. A 314.B Demam, kejang Minimal
Nn.I 313.A Vertigo Minimal
Nn. A 315A TF Minimal

Tabel 2.10.2 Daftar Nama Pasien Li1y A Rabu, 22 November 2018


No Pelaksanaan Nama No Diagnosa Tingkat
Hari ke- Pasien Bed Ketergantungan

13
Hari 21 Ny. M 301.A Post. Op release Minimal
November 2018 Nn. N 301.B CKR Minimal
Sdr. A 302.A Cholilitiasis Minimal
Tn.J 302.B Colic renal, anemia, Ns Minimal
dan ACS
Ny. N 303.A TF Minimal
Nn. A 303.B TF Minimal
Ny. Y 304.B Post. Sc Minimal
Tn. N 305.B Vomiting dan DM Persial
Ny. S 306.B DM Minimal
Nn. R 306.A Susp. TF Minimal
Tn. A 307.A CVA Infark + AF Minimal
Sdr. A 307.B Adenotonsilitis Minimal
Ny. N 308.A CAD Minimal
Ny. S 308. B Vomiting Minimal
Tn. M 309.A DM + Tb kelenjar Minimal
Ny. E 310.A Glaukoma dan DM Minimal
Nn.M 310.B Post.Excisi Minimal
Tn. S 311.A ADHF Minimal
Tn. B 311.B ESRD Persial

Tabe 2.11 Tingkat ketergantungan Pasien Hari ke 3


NO. Ya Tidak
TINGKAT KETERGANTUNGAN
1. KATEGORI I
(Perawatan Mandiri/minimal)
m. Dapat melakukan kebersihan sendiri, seperti mandi
dan ganti pakaian.
n. Makan, dan minum dilakukan sendiri
o. Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan
p. Observasi tanda vital setiap shif
q. pengobatan minimal, status psikologi stabil.
r. Persiapan prosedur pengobatan
2. KATEGORI II
(perawatan intermediate/persial)
m. dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum,
ambulasi.
n. Observasi tanda vital tiap 4 jam
o. Pengobatan lebih dari satu kali.
p. Pakai kateter foley
q. Pasang infuse intake-output dicatat
r. Pengobatan perlu prosedur
3. KATEGORI III (perawatan total)
m. Dibantu segala sesuatu, posisi diatur
n. Observasi tanda vital 2 jam
o. Pakai selang NGT
p. Terapi intravena
q. Pemakaian suction
r. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar

Tabel 2.12 Kebutuhan Tenaga Keperawatan Rabu, 21 November 2018


Tingkat Jumlah Jumlah Kebutuhan Tenaga
ketergantungan Pasien
Pagi Sore Malam
Minimal 21 21 x 0,17 = 3,57 21 x 0,14 = 2,94 21 x 0,07 = 1,47
Parsial 2 2 x 0,27 = 0,54 2 x 0,15 = 0,3 2 x 0,10 = 0,2
Total 0 0 x 0,36 = 0 0 x 0,30 = 0 0 x 0,20 = 0
Jumlah 23 4,11 (4 orang) 3,24 (3 orang) 1,67 (2 orang)

14
 Perhitungan rumus jumlah tenaga lepas per hari

Jumlah hari tak kerja dalam 1 tahun x jumlah perawat


Jumlah hari kerja efektif
Total tenaga perawat :

Pagi : 4 orang
Siang : 3 orang
Malam : 2 orang
Jumlah : 9 orang

Jumlah tenaga lepas dinas perhari:

79 x 9 = 2,9 (dibulatkan 3)
240

Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas perhari di ruang Krisan-
Lily A adalah 9 orang + 2 orang lepas dinas + 1 Kepala Ruangan = 12
(Sumber: Dougles dalam nursalam 2017)

1. Memnentukan jam keperawatn yang di butuhkan px/hari


a. Keperawatan langsung: mandiri 21 x 2= 42
Parsial 2 x 3 =6
Total 0 x6= 0
Jumlah = 48
b. Keperawatn tidak langsung: 23 x 1= 23
c. Penyuluhan kesehatan: 23 x 0,25= 5,75
Total keseluruhan = 76,75
2. Jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan/px/hari: 76,75/23 = 3,33 (3)
3. Jumlah kebutuhan tenaga keperawatn pada ruangan adalah:
3x23x365 hari = 25.185 = 12 orang
(365-76)x7 2023
20% x 32 = 6 orang
Jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 12 + 6 = 18 orang /hari
4. Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan per hari:
23 x 3 jam = 10 orang
7 jam
5. Jumlah tenaga keperawatn yang dibutuhkan per shift:
a. Shift pagi 40 %= 4 orang
b. Shift sore 30 % = 3 orang
c. Shif malam 30 %= 3 orang

2.1.8 BOR (Bed Occupaacy Rate)


Perhitungan BOR pasien di ruang Krisan-Lily A di Rumah Sakit Universitas
Muhammadiyah Maang selama tiga hari adalah sebagai berikut :
Tabel 2.13 Krisan Perhitungan BOR

No Hari/tgl Jumlah bed Bor


1. Senin, 19 November 2018 3 bed ( 7 kosong) 3 /10 x 100% = 30%
2. Selasa, 20 November 2018 4 bad (6 kosong) 4/10x 100%= 40%

15
3. Rabu, 21 November 4 bad (6 kosong) 4/10x100%= 40%

Tabel 2.14 Lily Perhitungan BOR


No Hari/tgl Jumlah bed Bor
1. Senin, 19 November 2018 13 bed ( 9 kosong) 9 /22 x 100% = 41%
2. Selah, 20 November 2018 16 bad (6 kosong) 16/22x100%= 72,7%
3. Rabu, 21 November 19 bad (3 kosong) 19/22x100% =86,3%

Tabel 2.15 Perencanaan SDM


No Jabatan Formasi saat ini
Total SDM Shift
SDM 11 P/S/M
1. Kepala Ruangan 1 P
2. Wakil Kepala Ruangan 0 -
3. Ketua Tim 0 -
4. Perawat Penanggung Jawab 4 P/S/M
5. Perawat Pelaksana 6 P/S/M
6. Administrasi 0
8. Clening Service 5 P/S

2.1.9 Kuesioner Tentang Kepuasaan Pasien

Keterangan:
1 = Sangat tidak puas
2 = Tidak puas
3 = Puas
4 = Sangat puas

Tabel 2.16 Kuesioner tingkat kepuasan pasien di ruang Krisan -Lily A

NO Pertanyaan Buruk Kurang Baik Sangat Baik

A. Pendaftaran
1. Kecepatan pendaftaran
2. Keramahan petugas pendaftaran
3. Kerapihan petugas pendaftran
B. Dokter
4. Kecepatan dokter dalam menangani keluhan
penyakit anda
5. Keramahan dokter dokter terhadap keluhan anda
6. Tanggapan dokter terhadap keluhan anda
7. Kejelasan dokter
8. Kerapihan dokter

C. Perawat
9. Kecepatan perawat untuk memberikan bantuan
ketika anda perlukan
10. Keramaian perawat
11. Kejelasan informasi tentang tindakan-tindakan
perawat yang akan dilakukan
12. Keteraturan pengukuran tekanan darah dan suhu

16
tubuh
13. Kerapihan perawat
D. Makanan
14. Menu yang dihidangkan (variasi menu makanan)
15. Rasa makanan
16. Penatakeberan makanan atau penampilan makanan
17. Ketepatan waktu penyajian makanan
E. Kenyamanan dan kebersihan
18. Kebersihan ruangan
19. Kebisingan
20. Gangguan dari nyamuk
21. Perapihan tempat tidur
22. Penerangan di kamar anda
23. Kebersihan kamar mandi/WC
24. Persediaan air di kamar mandi/WC
25. Pembuangan sampah dari keranjang sampah di
kamar anda
F. Sarana Medik
26. Kecukupan peralatan di RS ini untuk pemeriksaaan/
mengobati penyakit anda
27. Kelengkapan obat oleh rumah sakit
28. Kecepatan petugas dalam melayani administrasi
keuangan (tidak lebih dari 15 menit)
29. Kejelasan perincian biaya
30. Kesesuaian harga obat-obatan

2.1.10 Kuesioner Tentang Kepuasaan Perawat Terhadap Hasil Kinerja Selama


Menjadi Perawat.

Tabel 2.17 Kuesioner Tingkat kepuasan perawat terhadap


hasil kinerja selama menjadi perawat

No Pernyataan STP TP CP P SP Ket


1. Jumlah gaji yang diterima dibandingkan dengan
pekerjaan yang saudara lakukan
2. Sistem penggajian yang dilakukan pada tempat
saudara bekerja
3. Tersedianya perlengkapan dan peralatan yang
mendukung pekerjaan
4. Tersedianya fasilitas penunjang seperti kamar mandi,
tempat parkir dan kantin
5. Kondisi ruangan kerja terutama berkaitan dengan
ventilasi udara, kebisingan, dan kebersihan
6. Adanya jaminan atas kesehatan atau keselamatan kerja
7. Perhatian rumah sakit terhadap anda
8. Hubungan antar karyawan dalam kelompok kerja
9. Kemampuan dalam bekerja saam antar karyawan
10. Sikap teman teman bekerja dengan anda
11. Perlakuan atasan selama anda bekerja disini
12. Kesempatan untuk meningkatan kemampuan kerja
melalui pendidikan atau pelatihan tambahan
13. Kesempatan untuk mendapat posisi yang lebih tinggi

17
14. Kesempatan untuk membuat suatu prestasi dan
mendapatkan kenaikan pangkat.

Keterangan :
STP : Sangat tidak Puas
TP : Tidak Puas
CP : Cukup Puas
P : Puas
SP : Sangat puas

2.2. Sarana dan Prasarana (Material – M2)


2.2.1 Lokasi dan Denah
Lokasi penerapan praktik profesi ners manajemen Keperawatan UMM ini
dilakukan di ruang rawat inap Gedung KRISAN A dan LILY A Lantai 3 RS.UMM,
dengan uraian denah sebagai berikut.

Batas-batas ruangan sebagai berikut :

Timur : Halaman depan/ Parkiran Mobil depan/ Batas akhir gedung lantai 3
sebelah timur.
a.
Barat : Halaman belakang/ batas akhir gedung lantai 3 sebelah barat.
b.
Utara : Halaman utara/ Parkiran mobil utara/ Batas akhir gedung lantai 3 sebelah
utara
c.
Selatan : Ruang OSCE Fakultas Kedokteran
d.

18
DENAH INSTALASI RAWAT INAP GEDUNG DUA LANTAI 1 RUANG KRISAN LILY A RS. UMM

Keterangan :

Masjid
Ruang Operator
Tangga
Lift
Halaman Ruang OSCE FK
Depan
Ruang Nurse Station
Ruang Tunggu Krisan
Lily
Lantai 1
Krisan A
Lily A

Gambar 2.2 : Denah Ruangan Krisan Lily A


RS. UMM

19
2.2.2 Peralatan dan Fasilitas di Instalasi Rawat Inap Ruang Krisan Lily A Lantai
1 RS. UMM
a. Fasilitas Untuk Pasien di Instalasi Rawat Inap Ruang Lily A Lantai 3
RS.UMM
Tabel 2.15 : Fasilitas Untuk Pasien di Instalasi Rawat Inap Ruang Lily A Lantai 3 RS.
UMM

No Ruang Nama Barang Ideal Jumlah Kondisi Keterangan


1 301 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik

10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik

11 Kipas Angin 1:1 1 Baik


12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 302 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik

17
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik

10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik

11 Kipas Angin 1:1 1 Baik


12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 303 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 304 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik

18
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 305 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 2 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 306 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik

19
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 1 Baik
11 Kipas Angin 1:1 2 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 307 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 308 Bed Pasien 1:1 2 Baik

20
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 Bed Pasien 1:1 2 Baik
309
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 1 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 2 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik

21
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 310 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 2 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 311 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakan 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 2 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik

22
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik

b. Fasilitas Untuk Pasien di Instalasi Rawat Inap Ruang Krisan Lantai 3


RS.UMM
Tabel 2.16 : Fasilitas Untuk Pasien di Instalasi Rawat Inap Ruang Krisan Lantai 3 RS.
UMM

No Ruang Nama Barang Ideal Jumlah Kondisi Keterangan


1 312 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik

10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik

11 AC 1/ruangan 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan

1 313 Bed Pasien 1:1 2 Baik

2 Tiang Infus 1:1 2 Baik

3 Nakas 1:1 2 Baik


Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik

23
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik

10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik

11 AC 1/ruangan 1 Baik

12 TV 1/ruangan 1 Baik

13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik

14 Meja Portable 1:1 2 Baik

15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik

16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik

No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan


1 314 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 AC 1/ruangan 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan

24
1 315 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 AC 1/ruangan 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan

1 316 Bed Pasien 1:1 2 Baik

2 Tiang Infus 1:1 2 Baik

3 Nakas 1:1 2 Baik


Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik

10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik

11 AC 1/ruangan 1 Baik

12 TV 1/ruangan 1 Baik

25
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik

14 Meja Portable 1:1 2 Baik

15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik

16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik

No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan

1 317 Bed Pasien 1:1 2 Baik

2 Tiang Infus 1:1 2 Baik

3 Nakas 1:1 2 Baik


Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik

10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik

11 AC 1/ruangan 1 Baik

12 TV 1/ruangan 1 Baik

13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik

14 Meja Portable 1:1 2 Baik

15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik

16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik

No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan

1 318 Bed Pasien 1:1 2 Baik

2 Tiang Infus 1:1 2 Baik

3 Nakas 1:1 2 Baik


Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik

26
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik

10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik

11 AC 1/ruangan 1 Baik

12 TV 1/ruangan 1 Baik

13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik

14 Meja Portable 1:1 2 Baik

15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik

16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik

No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan

1 319 Bed Pasien 1:1 2 Baik

2 Tiang Infus 1:1 2 Baik

3 Nakas 1:1 2 Baik


Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik

10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik

11 AC 1/ruangan 1 Baik

12 TV 1/ruangan 1 Baik

13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik

14 Meja Portable 1:1 2 Baik

15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik

27
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik

No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan

1 Bed Pasien 1:1 2 Baik


320
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik

3 Nakas 1:1 2 Baik


Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 1 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik

10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik

11 AC 1/ruangan 1 Baik

12 TV 1/ruangan 1 Baik

13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik

14 Meja Portable 1:1 2 Baik

15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik

16 Tempat Sampah 1/ruangan 0 - Ditambahi

No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan

1 321 Bed Pasien 1:1 2 Baik

2 Tiang Infus 1:1 2 Baik

3 Nakas 1:1 2 Baik


Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi

28
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik

10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik

11 AC 1/ruangan 1 Baik

12 TV 1/ruangan 1 Baik

13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik

14 Meja Portable 1:1 2 Baik

15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik

16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik

No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan

1 322 Bed Pasien 1:1 2 Baik

2 Tiang Infus 1:1 2 Baik

3 Nakan 1:1 2 Baik


Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik

10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik

11 AC 1/ruangan 1 Baik

12 TV 1/ruangan 1 Baik

13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik

14 Meja Portable 1:1 2 Baik

15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik

16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik

No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan

1 323 Bed Pasien 1:1 2 Baik

2 Tiang Infus 1:1 2 Baik

29
3 Nakan 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik

10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik

11 AC 1/ruangan 1 Baik

12 TV 1/ruangan 1 Baik

13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik

14 Meja Portable 1:1 2 Baik

15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik

16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik

Fasilitas untuk pasien yang dimiliki Ruang Krisan Lily A Lantai 3 sudah
baik dan mencukupi untuk kebutuhan pasien dalam 23 ruangan.

b. Fasilitas Untuk Petugas Kesehatan pada kasus medical bedah di Rawat


Inap Ruang Krisan Lily A Lantai 3 RS. UMM.
Ruangan Nurse Station krisan Lily sudah dilengkapi dengan Aerocom
yang memudahkan dan mempercepat dalam melakukan asuhan keperawatan
baik dalam pemenuhan stock kebutuhan pasien ataupun dalam pemenuhan
kebutuhan data laboratorium.
Pada kasus penyakit menular keperawatan medical bedah, Ruang Krisan
Lily A Lantai 3 RS.UMM belum memiliki ruangan isolasi khususu yang
disediakan Untuk Pasien Dengan Kategori megidap Penyakit Rentan menular.

c. Peralatan Non Medis

30
Tabel 2.16 Sarana dan Prasarana di Instalasi Rawat Inap Ruang Krisan Lantai 1
RS. UMM

No NamaBarang Ideal Jumlah Kondisi

1 Meja Kerja 1:3 2 Baik

3 Kursi kantor 4/ruangan 4 2 Rusak / 2 Baik

4 Kursi Lipat 5/ruangan 5 1 Rusak / 4 Baik

5 Lemari es 1/ruangan 1 Baik

6 Wastafel 1/ruangan 3 Baik

7 Cermin 1/ruangan 1 Baik

8 Jam dinding 1/ruangan 1 Baik


2/
9 Kipas angin berdiri 1 Baik
ruangan
10 Lampu X-ray 1/ruangan 1 Baik

11 Televisi 1/ruangan 1 Baik

12 Almari 5/ruangan 6 Baik

13 Kran 2/ruangan 3 Baik


Tempat botol infus
14 1/ruangan 1 Baik
bekas
15 Tempat Sampah Non 1/ruangan 5 Baik
Infeksius
16 Tempat Sampah 1/ruangan 5 Baik
Infeksius

Alat pemadam api


17 1/ruangan 1 Baik
ringan (APAR)

18 Komputer 1/ruangan 1 Baik

Kontainer tempat linen


19 1/ruangan 1 Baik
kotor

Keranjang untuk ke
20 1/ruangan 2 Baik
KST atau gudang

21 Senter kecil 1/ruangan 0 Baik

22 Troli obat 1/ruangan 2 Baik

23 Troli tindakan 1/ruangan 1 Baik

31
24 Kom mandi stainless 1/ruanan 4 Baik

25 Galon 2/ruangan 2 Baik

26 Aerocom 1/ruangan 1 Baik

27 Dispenser 1/ruangan 1 Baik

e. Fasilitas dan Alat Kesehatan di Instalasi Rawat Inap Krisan


Lily A lantai 3

Tabel 2.17 Fasilitas dan Alat Kesehatan di Instalasi Rawat Inap Krisan Lily A
lantai 3
No Sfesifikasi Ideal Jumlah Fisik Fungsi Ket
Barang
Nama / Jenis
Barang
1 BVM 3/ruangan 2 Baik Baik
2 Baskom 2/ruangan 6 Baik Baik
3 Bengkok 2/ruangan 1 Baik Baik Ditambahi
4 Brankart 1/ruangan 1 Baik Baik
5 EKG 1/ruangan 1 Baik Baik
6 Glucotes 1/ruangan 1 Baik Baik
7 Gunting Kassa 2/ruangan 1 Baik Baik Ditambahi
8 Infus Pump 2/ruangan 2 Baik Baik
9 Buli-buli 1/ruangan 1 Baik Baik
10 Korentang 2/ruangan 1 Tidak Tidak Ditambahi
Ada Ada
11 Lampu Tindakan 1/ruangan 2 Baik Baik
12 Flowmeter 10/ruangan 7 Baik Baik Ditambahi
13 Nebulizer 2/ruangan 2 Baik Baik
14 Oxymetri 1:2 2 1 Baik 1 Baik
15 Pen Light 1/ruangan 0 Tidak Tidak Ditambahi
Ada Ada
16 Pengukur Tb & 1/ruanngan 1 Baik Baik
Bb
17 Pispot 9 Baik Baik
18 Reflek Hammer 1/ruangan 1 Baik Baik
19 Spatel Lidah 1/ruangan 0 Tidak Tidak Ditambahi

32
Ada Ada
20 Stetoskop 1/ruangan 6 Baik Baik Dikurangi
21 Suction Portable 2/ruangan 1 Baik Baik
22 Syring Pump 1/ruangan 1 Baik Baik
23 Tensimeter 2/ruangan 3 1 Rusak 1 Rusak
24 Termometer 2/ruangan 1 Baik Baik
Digital
25 Tourniquate 2/ruangan 2 Baik Baik
26 Troli Baskom 1/ruangan 1 Baik Baik
27 Troli Injeksi 1/ruangan 1 Baik Baik
28 Troli Obat 1/ruangan 2 Baik Baik
29 Troli Tindakan 1/ruangan 1 Baik Baik

Fasilitas dan alat kesehatan yang dimiliki Ruang Krisan Lily A lantai
3sudah baik dan mencukupi untuk kebutuhan pasien sejumlah orang.

2.2.3 Buku Administrasi Penunjang di Instalasi Rawat Inap Ruang Krisan


Lily A lantai 3 RS. UMM

a. Buku registrasi pasien e. Buku diet


b. Buku timbang terima f. Buku keamanan/ Security
c. Buku pinjam meminjam g. Buku BHP Medis
d. Buku pulang paksa / rujukan

2.2.4 Fungsi sampah Infeksius dan Non Infeksius

a. Fungsi tempat botol infus bekas sudah sesuai fungsinya


b. Fungsi tempat sampah infeksius dan non infeksius sudah sesuai fungsinya.
c. Fungsi linen kotor sudah sesuai fungsinya
d. Fungsi safety box sudah sesuai fungsinya
e. Handrub sudah difasilitasi tiap bed dan tiap kamar

2.2.5 Masalah Pada M2 (Material)

2.3 M3 (METODE)
2.3.1 Penerapan MAKP

33
Berdasarkan hasil observasi di ruang Krisan Lily pelaksanaan MAKP
menggunakan Metode Tim-primer modifikasi, yang terdiri dari 1 kepala ruang
dan 4 orang penanggung jawab. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan dan beberapa perawat yang lain, mengatakan bahwa di ruangan MAKP
masih belum terbentuk dengan sempurna, dikarenakan kurangnya tenaga
keperawatan yang ada di ruangan. Tidak ada ketua tim, tetapi diganti dengan PJ
yang berjumlah 4 orang, sisanya merupakan PP.

1. Penerapan MAKP
Tabel 2.18. Checklist Tanggung Jawab Kepala Ruang (Nursalam, 2017)
Evaluasi Keterangan
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
7 Mengatur dan mengendalikan asuhan √
keperawatan.
- Membimbing pelaksanaan asuhan
keperawatan.
- Membimbing penerapan proses
keperawatan.
- Menilai asuhan keperawatan.
- Mengadakan diskusi untuk
pemecahan masalah.
- Memberikan informasi kepada
pasien dan keluarga yang baru
masuk.
8 Membantu mengembangkan niat √
pendidikan dan latihan diri;
9 Membantu membimbing peserta didik √
keperawatan
10 Menjaga terwujudnya visi dan misi √
keperawatan dan rumah sakit
Pengorganisasian:
11 Merumuskan metode penugasan/ MAKP √
yang di gunakan.
12 Merumuskan tujuan metode penugasan √
13 Membuat rincian tugas PJ dan anggota PP √
secara jelas
14 Membuat rentang kendali, kepala ruangan √
membawahi 3 PJ, dan PJ membawahi 2–3
perawat
15 Mengatur dan mengendalikan tenaga √
keperawatan, membuat proses dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan
lain-lain

34
16 Mengatur dan mengendalikan logistik √
ruangan
17 Mengatur dan mengendalikan situasi √
tempat praktik
18 Mendelegasikan tugas, saat kepala ruang √
tidak berada di tempat kepada
Penanggung Jawab
19 Mengembangkan kemampuan anggota √
20 Menyelenggarakan konferensi √
Pengarahan:
21 Memberi pengarahan tentang √
penugasan kepada penanggung
jawab.
22 Memberi pujian kepada anggota tim yang √
melaksanakan tugas dengan baik

23 Memberi motivasi dalam peningkatan √


pengetahuan, keterampilan, dan sikap
24 Menginformasikan hal-hal yang dianggap √
penting dan berhubungan dengan asuhan
keperawatan pada pasien
25 Membimbing bawahan yang mengalami √
kesulitan dalam melaksanakan tugasnya
26 Meningkatkan kolaborasi dengan anggota √
tim lain.
Pengawasan: √
27 Melalui komunikasi: mengawasi dan √
berkomunikasi langsung dengan PJ
maupun perawat pelaksana mengenai
asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien

28 Melalui supervisi: √
- Pengawasan langsung dilakukan
dengan cara inspeksi, mengamati
sendiri, atau melalui laporan
langsung secara lisan, dan
memperbaiki/mengawasi kelemahan-
kelemahan yang ada saat itu juga
- Pengawasan tidak lang-sung, yaitu
mengecek daftar hadir ketua tim,
membaca dan memeriksa rencana
keperawatan serta catatan yang
dibuat selama dan sesudah proses
keperawatan dilaksanakan
(didokumentasikan), mendengar

35
laporan ketua tim tentang
pelaksanaan tugas
29 Evaluasi √
- Mengevaluasi upaya pelaksanaan
dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah
disusun bersama ketua tim
- Audit keperawatan
Total 27 2
Prosentase 93% 7%

Berdasarkan tabel diatas di interpretasikan kepala ruang dalam


menjalankan fungsi manajemen keperawatan dilakukan 93% sehingga dapat
dikatakan fungsi tersebut dijalankan dengan Sangat baik. Sehingga peran fungsi
perlu ditingkatkan lagi sesuai dengan uraian tugasnya. Beberapa hal yang menjadi
point penting dari uraian tugas Kepala Ruangan diatas ada beberapa hal yang
belum optimal diantara nya yaitu: Merumuskan metode penugasan/ MAKP yang
di gunakan., Merumuskan tujuan metode penugasan, Membuat rincian tugas ketua
tim dan anggota tim secara jelas, Membuat rentang kendali, kepala ruangan
membawahi 4 PJ, dan PJ membawahi 2–3 perawat.

2. Tugas Penanggung Jawab


Tabel 2.19 Checklist Kinerja Penanggung Jawab ( Nursalam, 2017)
Evaluasi Keterangan
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
1 Bersama penanggung jawab √
ruangan/kepala ruangan/perawat
associate/anggota tim mengadakan
serah terima tugas setiap penggantian
dinas.
2 Melakukan pembagian tugas kepada √
perawat pelaksana dengan
mempertimbangkan kemampuan
masing-masing anggota.
3 Menyusun rencana asuhan √
keperawatan mulai dari pengkajian
sampai dengan evaluasi.
4 Mengikuti visite dokter. √
5 Menciptakan suasana harmonis. √
6 Membuat laporan pasien. √
7 Mengorientasikan pasien baru. √

36
8 Membina hubungan saling percaya √
antara perawat, pasien, dan keluarga.
9 Memberikan pertolongan segera pada √
pasien dengan kedaruratan.
10 Membuat laporan pasien dan mencatat √
kasus dari pasien, kejadian diluar
dugaan yang tidak diinginkan.
11 Mengatur waktu istirahat. √
12 Melakukan ronde keperawatan √
bersama kepala ruang dan melaporkan
tentang kondisi pasien, asuhan
keperawatan yang dilakukan, kesulitan
yang dialami.
13 Bersama perawat pagi, sore, dan √
malam melaksanakan, mengawasi, dan
mengevaluasi pelayanan keperawatan
pasien yang sudah diprogramkan dan
membuat pembaharuan sesuai dengan
kebutuhan pasien.
14 Mendelegasikan pelaksanaan asuhan √
keperawatan pada anggota tim.
15 Membuat perincian tugas anggota tim. √
16 Menerima konsultasi dari anggota tim √
dan memberikan instruksi
keperawatan.
17. Melakukan penyuluhan kepada √
18 pasien/keluarga atau kepada anggota
tim.
19 Memberi teguran dan pujian. √
20 Melengkapi catatan yang telah dibuat √
oleh anggota tim.
21 Mengawasi dan berkomunikasi √
langsung dengan perawat pelaksana.
22 Mengawasi proses asuhan √
keperawatan yang dilakukan oleh
Perawat pelaksana
23 Membantu kepala ruangan √
membimbing peserta didik.
Total 20 3
Prosentase 87% 13%

Berdasarkan tabel diatas di interpretasikan Penanggung jawab dalam


menjalankan fungsi manajemen keperawatan sudah dilakukan 87 % sehingga
dapat dikatakan fungsi tersebut telah dijalankan dengan Sangat baik. Sehingga
peran fungsi PJ perlu ditingkatkan lagi sesuai dengan uraian tugasnya terhadap hal
berikut

37
1. Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruang dan melaporkan tentang
kondisi pasien, asuhan keperawatan yang dilakukan, kesulitan yang dialami.
2. Membagi tugas perawat pelaksana dengan mempertimbangkan kemampuan
masing-masing anggota
3. Membuat perincian tugas anggota

3. Perawat Pelaksana
Tabel 2.20 Checklis Kinerja Perawat Pelaksana ( Nursalam, 2017)
Evaluasi Keterangan
Aspek yang dinilai Ya Tidak
No
Pengkajian
1 Melaksanakan pengkajian pada klien √
saat klien masuk rumah sakit
2 Melengkapi format catatan pengkajian √
klien (buku status klien) dengan tepat
3 Menilai kondisi klien secara terus √
menerus
4 Menilai kebutuhan akan klien atau √
keluarga
5 Membuat prioritas masalah √
Perencanaan
6 Membuat rencana perawatan √
berdasarkan kebutuhan klien
7 Berkerjasama dengan anggota tim √
kesehatan yang lain dalam
merencanakan keperawatan
8 Membuat penjadwalan dalam √
melaksanakan rencana keperawatan
Implementasi

9 Menghormati martabat dan rahasia √


klien
10 Mampu berfungsi secara cepat dan √
tepat dalam situasi kegawatan
11 Melaksanakan program pendidikan √
kepada klien dan keluarga
12 Berkerjasama dengan anggota tim √
kesehatan lain dalam memberikan
asuhan keperawatan
Total 12 0

Porsentase 100% 0%

38
Berdasarkan tabel diatas di interpretasikan perawat pelaksana dalam
menjalankan fungsi manajemen keperawatan dilakukan 100% sehingga dapat
dikatakan fungsi tersebut dijalankan dengan sangat baik. Sehingga peran fungsi
perlu ditingkatkan lagi sesuai dengan uraian tugasnya.
Analisis

Ruangan Krisan Lily dipimpin oleh satu orang kepala ruangan dengan
jumlah perawat 11 orang. Kualifikasi tenaga perawat meliputi 5 orang perawat
berpendidikan S1, 7 orang berpendidikan D3.

2.3.2 Proses Timbang Terima

Prinsip dalam penyampaian informasi di Ruang Krisan Lily sudah


mencakup SBAR. Dimana perawat telah menyebutkan kondisi klien, latar
belakang, pengkajian dan rekomendasi tindakan selanjutnya. Media pemberian
informasi dari shift satu ke shift yang lain di dokumentasikan dalam buku operan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan dan beberapa perawat,
didapatkan bahwa ruang Krisan Lily belum memiliki SOP tersendiri untuk
timbang terima, sehingga dalam mengobservasi timbang terima yang dilakukan
perawat kami menggunakan acuan dari Nursalam (2017). Berdasarkan hasil
observasi timbang terima di ruang Krisan Lily pada tanggal 19 November 2018,
yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.21 Observasi Timbang terima berdasarkan Checklist Timbang Terima


( Nursalam, 2017), di ruang Krisan Lily tanggal 19 November 2018

No Evaluasi Keterangan
Aspek yang dinilai
D T
Persiapan :
1 Timbang terima dilaksanakan setiap √
pergantian sif/ operan.
2 Prinsip timbang terima, semua √
pasien baru masuk dan pasien yang
dilakukan timbang terima
khususnya pasien yang memiliki
permasalahan yang belum/dapat
teratasi serta yang membutuhkan
observasi lebih lanjut.

39
3 PJ menyampaikan timbang terima √
kepada perawat yang shift
selanjutnya dalam timbang terima:
4. Jumlah pasien √
5. Identitas pasien dan diagnosis √
medis
6. Data (keluhan/subjektif dan √
objektif)
7. Masalah keperawatan yang √
masih muncul
8. Intervensi keperawatan yang √
sudah dan belum dilaksanakan
(secara umum);

9 Intervensi kolaboratif dan √


dependen
10 Rencana umum dan persiapan √
yang perlu dilakukan
(persiapan operasi,
pemeriksaan penunjang, dan
program lainnya).
Pelaksanaan di nurse station :
11 Kedua kelompok dinas sudah siap √
(sif jaga).
12 Kelompok yang akan bertugas √
menyiapkan buku catatan
13 Kepala ruang membuka acara √
timbang terima
14 Penyampaian yang jelas, singkat √
dan padat oleh perawat jaga (nic).
15 Perawat jaga sif selanjutnya dapat √
melakukan klarifikasi, tanya jawab
dan melakukan validasi terhadap
hal-hal yang telah ditimbang
terimakan dan berhak menanyakan
mengenai hal-hal yang kurang jelas.
Pelaksanaan di bed pasien
16 Kepala ruang menyampaikan salam √
dan pp menanyakan kebutuhan
dasar pasien.
17 Perawat jaga selanjutnya mengkaji √
secara penuh terhadap masalah
keperawatan, kebutuhan, dan
tindakan yang telah/belum
dilaksanakan, serta hal-hal penting
lainnya selama masa perawatan.
18 Hal-hal yang sifatnya khusus dan √
memerlukan perincian yang matang
sebaiknya dicatat secara khusus
untuk kemudian diserah terimakan
kepada petugas berikutnya.

40
Post-timbang terima
19 Diskusi √
20 Pelaporan untuk timbang terima √ Tidak ada TTD pada
dituliskan secara langsung pada buku laporan timbang
format timbang terima yang terima
ditandatangani oleh pp yang jaga
saat itu dan pp yang jaga berikutnya
diketahui oleh kepala ruang.
21 Ditutup oleh kepala ruangan √ Ditutup oleh PJ
Total 16 5
Porsentase 76% 24%

Pelaksanaan operan di ruang Krisan Lily sudah baik, yaitu prosentase


mencapai 76 % dilakukan. Namun dalam pelaksanaannya, operan masih
sering dilakukan dengan tidak focus, dan jarang sekali perawat menyebutkan
masalah keperawatan pasien hanya menyeutkan keluhan pasien saat operan.
2.3.3 Ronde Keperawatan
Kajian Teori
Ronde keperawatan adalah kegiatan bertujuan mengatasi masalah
keperawatan klien, dilaksanakan perawat, pasien dilibatkan untuk membahas
dan melaksanakan asuhan keperawatan. Akan tetapi, pada kasus tertentu
harus dilakukan oleh perawat primer atau konsuler, kepala ruangan, perawat
associate, yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim (Nursalam, 2015).
Kajian Data
Saat melakukan wawancara kepada perawat, perawat mengatakan bahwa
ronde keperawatan selama ini belum pernah dilakukan.karena waktu yang
tidak tentu dan kesibukan masing-masing perawat dalam menjalankan
tugasnya juga merupakan salah satu alasan ronde keperawatan tidak
terlaksana. Berikut langkah-langkah dalam ronde kperawatan:

Tahap pra
PP 1. Penetapan
pasien
2. persiapan pasien baru
Tahap Pelaksanaan  Informed consent
Di Nurse Station  Hasil pengkajian/validasi
3. Penyajiandata  Apa diagnosis
masalah keperawatan?
 Apa data yang mendukung?
 Bagaimana intervensi yang
sudah dilakukan?
41  Apa hambatan yang
ditemukan?
Tahap pelaksanaan
Dikamar pasien
Pasca ronde (N station) 6. kesimpulan dan 4. validasi data di bed
rekomendasi solusi pasien
masalah PP, Konselor, KARU

5. Lanjutan-Diskusi di
Nurse Station

Gambar 2.3 Langkah-langkah Ronde Keperawatan

Peran masing-masing anggota tim:


1. Peran perawat primer dan perawat associate
 Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien
 Menjelaskan diagnosis keperawatan
 Menjelaskan intervensi yang dilakukan
 Menjelaskan hasil yang didapat
 Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil
 Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji
2. Peran perawat konselor dan Tenaga kesehatan lainnya
 Memberikan justifikasi
 Memberikan reinforcement
 Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi
keperawatan serta rasional tindakan.
 Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari

2.3.4 Orientasi Pasien Baru


Pada tanggal 19 November 2018, total jumlah pasien baru sebanyak 1
orang Berdasarkan observasi selama 1 hari pasien baru tersebut, pasien baru dan
keluarga pasien mendapatkan orientasi dari perawat (80%).
Tabel 2.22 Daftar Lembar Observasi Penerimaan Pasien Baru
Jawaban
No. Aspek yang Dinilai Keterangan
Ya Tidak
Tahap Persiapan
1. Karu memberitahu PJ ada pasien baru √

2. PJ menyiapkan hal-hal yang diperlukan dalam √


penerimaan pasien baru, diantaranya lembar
pasien masuk rumah sakit, lembar pengkajian,
lembar inform consent, status pasien, nursing kit,

42
lembar tata tertib pasien.
3 Karu meminta bantuan PJ untuk mempersiapkan √
tempat tidur pasien baru
4 Karu menanyakan kembali kepada PJ tentang √
kelengkapan untuk menerima pasien baru
5 PJ menyebutkan hal-hal yang telah dipersiapkan √
Tahap Pelaksanaan
7 Karu dengan PJ menyambut pasien dan keluarga √
dengan memberi salam serta memperkenalkan diri
PJ pada klien dan keluarga
8 PJ menunjukkan atau orientasi tempat dan fasilitas √
yang ada di ruangan kemudian perawat pelaksana
mengisi lembar pasien masuk serta menjelaskan
mengenai beberapa hal yang tercantum dalam
lembar penerimaan pasien baru
9 PJ, pasien dan keluarga menandatangani lembar √
penerimaan pasien baru
Total 9 0
Presentase 100% 0%

Tabel 2.23 Orientasi Pasien baru di ruang Krisan Lily RS.UMM


No Data yang dinilai Ya Tidak Ket.
1 Pada saat penerima pasien baru,
perawat menjelaskan tata tertib √
ruangan
2 Pada saat pasien baru datang,
perawat memberikan edukasi

tentang pencegahan infeksi
diruangan
3 Pada saat pasien baru datang, √
perawat menerima dengan cepat
melakukan assesment awal
4 Pada saat penerimaan pasien √
baru, perawat
mendokumentasikan,
pemasangan gelang sesuai
dengan prosedur yang ada
5 Pada saat yang menerima pasien √
baru perawat menjelaskan jam
berkunjung pasien
JUMLAH 4 1
PERSENTASE 80 %

2.3.5 Pengelolaan Logistik dan Obat


Dokter

Koordinasi dengan
perawat

Farmasi/Apot
ik
43
PP/Perawat yang
menerima  Surat persetujuan
sentralisasi obat dari
perawat
 Lembar serah terima obat
Pengaturan dan pengelolaan  Buku serah terima/masuk
oleh perawat

Pasien/keluarga
Gambar 2.4 Alur pelaksanaan sentralisasi obat (Nursalam, 2017)

Sentralisasi obat oral maupun injeksi berada di apotik. Untuk pengambilan


obat dari apotik semua sudah diantarkan langsung oleh petugas apotik setelah
resep dikirimkan. Obat oral maupun injeksi disimpan pada loker obat pasien yang
ada di ruangan perawat. Obat oral dan injeksi ditempatkan pada tempat yang
terpisah, masing-masing loker berisikan nomer bed tanpa ada nama ataupun no
register pasien. Saat ini obat di antarkan langsung oleh petugas farmasi ke
ruangan, namun apabila obat akan segera dipakai, biasanya perawat yang
mengantar resep ke farmasi langsung menunggu sampai obatnya selesai
disiapkan.
Tabel 2.24 Daftar Lembar Observasi Sentralisasi Obat
No. Pertanyaan Ya Tidak
1. Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan √
sediaan dalam kartu control, dan diketahui (ditandatangani) oleh
keluarga atau pasien dalam buku masuk obat.
2. Keluarga atau pasien mendapatkan penjelasan kapan atau bilamana √
obat tersebut akan habis, serta penjelasan tentang 7 BENAR.
3. Pasien atau keluarga mendapatkan salinan obat yang harus √
diminum beserta kartu sediaan obat.
4. Obat yang telah diserahkan disimpan oleh perawat dalam kotak √
obat
5. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku √
daftar pemberian obat.
6. Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat √
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar
pemberian obat, dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi
yang diinstruksi dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
7. Sediaan obat yang ada diperiksa setiap pagi oleh kepala ruang atau √

44
petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk
obat.
8. Obat-obatan yang hampir habis akan diinformasikan kepada √
keluarga dan kemudian dimintakan resep (jika masih perlu
dilanjutkan) kepada dokter penanggung jawab
9. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan alur pemberian √
obat, maka informasi ini akan dimasukan dalam kartu sediaan obat.
10. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka √
dokumentasikan hanya dilakukan pada buku masuk obat dan
selanjutnya diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus
obat.
11. Obat di kategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang √
cukup mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup sulit,
memiliki efek samping yang cukup besar hanya diberikan dalam
waktu tertentu /sewaktu saja.
12. Pemberian obat khusus dilakukan dengan menggunakan format √
pemberian obat oral/injeksi khusus untuk obat tersebut dan
dilakukan oleh perawat primer.
13. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga, nama obat, √
kegunaan obat, waktu pemberian efek samping, penanggung jawab
pemberian, dan wadah obat diserahkan atau ditunjukkan kepada
keluarga setelah pemberian
14. Bila klien pulang atau pindah ruangan dan obat masih sisa maka √
obat dikembalikan kepada klien / keluarga dengan ditanda tangani
oleh klien / keluarga serta tanggal dan waktu penyerahan.
Jumlah 10 4
Presentase (%) 72 % 28 %

Tabel 2.25 Kajian Data Observasi Pengelolaan Obat di Ruang Krisan Lily RS UMM
Malang pada Tanggal 19- 21 November 2018
No Data yang dinilai Ya Tidak Keterangan
Penerimaan Resep/Obat.
1. Penanggung jawab pengelolaan obat
adalah kepala ruang yang dapat

didelegasikan kepada staf yang ditunjuk
(ketua Tim / perawat pelaksana)
2. Melakukan penjelasan dan permintaan √
persetujuan tentang sentralisasi obat
pada pasien/keluarga
3. Format sentralisasi obat berisi: nama,

no. register, umur, ruangan.
Pemberian Obat.
4. Perhatikan 7 tepat (pasien, obat, dosis,
cara, waktu, informasi dan
dokumentasi) dan 1W √
(Waspada/monitoring) dalam pemberian
obat.
5. Perawat meminta tanta tangan √

45
persetujuan dari pasien/keluarga saat
akan memberikan obat
Penyimpanan Obat
6. Obat yang diterima dicatat dalam buku √
besar persediaan atau dalam kartu
persediaan.
7. Periksa persediaan obat, pemisahan √
antara obat untuk penggunaan oral dan
obat luar dan obat injeksi
TOTAL 5 2
PERSENTASE 67% 33%

2.3.6 Discharge Planning

Dokter dan tim PJ dibantu


kesehatan lain PP

Penentuan keadaan pasien

1. klinis dan pemeriksaan


penujang lain
2. tingkat ketergantungan
pasien

Perencanaan pulang

Penyelesaian administrasi Lain -lain

Program HE
 Control dan obat
nersan
 Aktivitas dan istirahat
 Perawatan diri
Gambar 2.5 Alur Discharge Planning

Tabel 2.26 Tabel Observasi Discharge Planning di Ruang Krisan Lily 19- 21 November 2018
No Pertanyaan Ya Tidak Keterangan
1 Pemulangan pasien dapat berjalan lancar √
2 Pasien boleh pulang jika semua pemeriksaan √
penunjang sudah selesai dan tidak dilakukan
pemeriksaan lain lagi saat pasien diijinkan
pulang
3 Pasien boleh pulang jika administrasi sudah √
selesai

46
4 Dokter menginformasikan kepada pasien bahwa √
pasien boleh pulang
5 Perawat melakukan pengecekan ulang √
mengenai tindakan-tindakan pelayanan yang
telah dilakukan
6 Perawat menginformasikan pelayanan yang √
telah dilakukan kepada petugas administrasi
7 Pihak administrasi verifikasi data √
8 Petugas administrasi menginformasikan total √
biaya rawat inap kepada pasien / keluarga pasien
9 Keluarga pasien mengurus pembiayaan di kasir √
10 Menyerahkan bukti pembayaran kepada √
perawat yang bertugas
11 Perawat memberikan surat kontrol kepada √
pasien
13 Perawat menjelaskan tentang hal hal yang perlu √
diajarkan kepada pasien dan keluarga (diit,
aktifitas dan istirahat, prosedur minum obat
yang benar, penanganan dan pencegahan
penyakit yang dialami, dan perawatan diri)
14 Perawat mengantar pasien sampai ke tempat √
penjemputan
15 Perawat memberikan leaflet tentang diet dan √
nutrisi untuk pasien
Jumlah Prosentase 13 2
(87%) (13%)

Hasil dari analisis terhadap observasi dan kajian data terhadap discharge planing
Ruang Krisan Lily RS.UMM Pelaksanaan discharge planning pada tgl 19 November
2018 terlaksana dengan baik (87%).

2.3.7 Supervisi
Bedasarkan hasil wawancara dari kepala ruang dan perawat di ruang Krisan
Lily RS.UMM, supervisi dilakukan hampir setiap hari oleh Kepala Ruang dengan
langsung mendatangi pasien untuk mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah
dilakukan oleh perawat.
Mekanisme supervisi yang dilakukan di Ruang Krisan Lily adalah dengan
observasi dan wawancara. Observasi dilakukan oleh kepala ruangan setiap pagi
dan terkadang kepala ruangan mengecek dan mensupervisi non medis, sarana pra-
sarana dan kebutuhan ruangan. .

2.3.8 Dokumentasi

47
Ruang Krisan Lily A RS.UMM menggunakan teknologi informasi
manajemen billing system, tetapi belum terdapat sistem informasi manajemen
pada dokumentasi asuhan keperawatan. Penyusunan dokumentasi asuhan
keperawatan selama ini masih dilakukan secara manual (ditulis tangan melalui
rekam medis pasien). Dokumentasi pada pengisian rekam medis dapat
disimpulkan bahwa di Ruang Krisan Lily kelengkapan rekam medis sudah sesuai.

2.3.9 Standar Asuhan Keperawatan


Standar Asuhan Keperawatan yang digunakan di ruang Krisan Lily
menggunakan acuan NANDA NIC dan NOC.

2.3.10 Standar Prosedur Operasional (SPO)


Ruang Krisan Lily sudah memiliki SPO cukup lengkap dan memadai.
Tetapi tersimpan dalam bentuk soft Copy di computer, terdapat SOP yang sudah
di cetak tetapi berada di menejemen.

2.3.11 Pedoman Orientasi Pasien Baru


Bagi pasien yang rawat inap di Ruang Krisan Lily, sudah dilakukan
program orientasi pasien baru, sehingga mempermudah pelayanan oleh karena
pasien dan keluarga sudah terorientasi dan pasien mendapatkan pendidikan
tentang hak dan kewajiban sehingga lebih kooperatif.

2.3.12 Alur Pelayanan


Ruang Krisan Lily menerima pasien dari Rawat Jalan, IGD dan Ruang
Perawatan yang lain. Pasien baru di terima oleh perawat kemudian pasien
diantarkan keruangan, setelah itu dilakukan serah terima tentang prosedur tindakan,
terapi dan pemeriksaan penunjang. Sedangkan pasien yang KRS, menggunakan
form pengkajian rencana pemulangan, lembar edukasi pasien dan di tanda tangani
oleh keluarga atau pasien yang menerima edukasi dan perawat yang memberi
edukasi.

2.3.13 Sistem Komunikasi

48
Sistem komunikasi sudah berjalan dengan baik dan lancar, baik secara
vertikal (atasan dan bawahan) maupun secara horizontal (antar unit kegiatan)..

2.3.14 Tata Tertib


Sudah adanya SPO tentang Tata tertib di Rumah Sakit. Akan tetapi masih
ditemukan :
a. Masih ada Anak di bawah umur 12 tahun berkunjung ke ruangan
b. Penunggu pasien masih ada yang tidak memakai kartu penunggu
c. Penunggu pasien masih ada yang bergerombol sehingga membuat
pasien yang lain menjadi tidak nyaman.
d. Masih adanya pengunjung yang tidak menggunakan masker terutama di
ruang isolasi.
e. Masih adanya keluarga pasien maupun pengunjung yang tidak cuci
tangan setelah kontak dengan pasien.

2.3.15 Masalah pada M3 Methode


Dari hasil observasi dan wawancara yang sudah diakukan didapatkan ada
beberapa masalah pada M3, yaitu antara lain:

1. Di ruangan tidak ada panduan dalam penerapan MAKP


2. Timbang terima tidak disampaikan masalah yang masih muncul
3. Penanggung Jawab (PJ) terkadang masih ikut tindakan sehingga
tidak focus dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
secara komprehensif.

2.4 M4 (Money)

2.4.1 Sumber Pendapatan Ruangan


a. Sumber pendapatan di ruang Krisan Lily RS Universitas
Muhammadiyah Malang berasal dari pasien umum dan pasien BPJS.
Hal ini diatur oleh rumah sakit dan dibagikan pada tiap ruangan sesuai
kebutuhan yang terpusat dari instansi rawat inap. Perawat ruangan
Krisan Lily A mengadakan iuran bulanan setiap perawat Rp 10.000,00
b. Perawatan pasien menggunakan fasilitas kamar Krisan A dengan tarif
Rp 350.000,00 di ruang Lily A sebesar Rp 275.000,00 perhari dengan
tarif penunjang disesuaikan.
c. Tabel 2.5.1 Pasien ruang Krisan Lily yang menggunakan BPJS dan
Umum 3 bulan terakhir di ruang Krisan Lily A RS UMM

49
Tabel 2.27 Registrasi Pasien di Ruang Krisan Lily A RS UMM

Jenis Agustus September Oktober Total (%)


Pendapatan
BPJS 117 126 148 391 86,5%
UMUM 21 15 25 61 13,5%
Total Pasien 138 141 173 452 100%
Sumber: Buku Registrasi pasien Ruang Krisan Lily A RS.UMM

Dari tabel tersebut di atas, pasien yang menggunakan pembayaran umum


sebanyak 61 pasien (13,5%), menggunakan BPJS sebanyak 391 pasien (86,5%).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien rawat inap di ruang Krisan
Lily A, mayoritas adalah dengan menggunakan BPJS.

Tabel 2.28 Tarif Tindakan Perawatan Di Ruang Rawat Inap Bulan November 2018

No Tindakan Keperawatan Tariff/tindakan Keterangan


1 Pemasangan infus dewasa Rp. 22.000
2 Pemasangan infus anak Rp. 22.000
3 Injeksi IV bolus Rp. 7.000
4 Rawat luka ringan Rp. 17.000
5 Rawat luka kecil Rp. 35.000
6 Rawat luka sedang Rp. 35.000
7 Rawat luka luas Rp. 70.000
8 EKG Rp. 30.000
9 Injeksi IM/SC Rp. 12.000
10 Nebulizer Rp. 12.000
11 Pasang kateter Rp. 17.000
12 Pasang NGT Rp. 17.000
13 Suction Rp. 20.000
14 GDA Rp. 17.000
15 Injeksi IC/IV Rp. 12.000
16 Menyeka pasien Rp. 17.000
17 Discharge Planning Rp. 17.000
18 Ambil sampel lab Rp. 17.000
19 Ambil sampel lab anak Rp. 20.000
20 Memasukkan obat supositorial Rp. 12.000
21 Oral higiene Rp. 12.000
22 Aff kateter Rp. 17.000
23 Gastric colling Rp. 17.000

50
24 Aff drain Rp. 30.000
25 Perawatan kateter Rp. 60.000
26 Spoeling Rp. 17.000
27 Aff tampon Rp. 85.000
28 Observasi pasien / 24 jam Rp. 85.000
29 Lepas NGT Rp. 17.000
30 Rekap askep Rp. 7.000
31 Buang urine Rp. 7.000
32 Transfusi Rp. 12.000
33 Membantu BAB Rp. 12.000
34 Aff infus Rp. 17.000
35 Perawatan jenazah Rp. 27.000
36 Kompres Rp. 7.000
37 Skiren Rp. 17.000
Catatan : untuk semua administrasi pembayaran pelayanan tindakan dipusatkan di kasir
rumah sakit

2.4.2 Sistem Gaji

Sistem gaji pegawai rumah sakit Universitas Muhammadiyah Malang


berasal dari internal rumah sakit dan ditambahkan dengan insentif per bulan.
Sumber dana berasal dari pendapatan instalasi rawat inap dan klaim BPJS serta
asuransi mandiri yang dikelola oleh bidang keuangan RS UMM.

2.5 M5 - MUTU

2.5.1 Analisis BOR, ALOS

Tingkat rata-rata cakupan pasien di ruang Krisan Lily A pada bulan


Agustus, September, Oktober 2018

1. Agustus
a. BOR : 73,6% (standar 75-85%)
b. ALOS : 2 hari (standar 4-7 hari)
2. September
a. BOR : 79,7%
b. ALOS : 3 hari
3. Oktober
a. BOR : 94%
b. ALOS : 3 Hari

51
2.5.2 Pasien Safety
Keselamatan pasien di rumah sakit menurut KARS (2012) dibagi menjadi
beberapa sasaran, antara lain:
1. Sasaran 1 : Ketepatan Identifikasi Pasien
Kesalahan karena keliru-pasien sebenarnya terjadi di semua aspek
diagnosis dan pengobatan. Keadaan yang dapat mengarahkan terjadinya
error/kesalahan dalam mengidentifikasi pasien, adalah pasien yang
dalam keadaan terbius/tersedasi, mengalami disorientasi, atau tidak
sadar sepenuhnya; mungkin bertukar tempat tidur, kamar, lokasi di
dalam rumah sakit atau akibat situasi lain. Tujuan dari ketepatan
identifikasi pasien adalah untuk mengidentifikasi pasien sebagai
individu yang dimaksudkan untuk mendapatkan palayanan atau
pengobatan, dan untuk mencocokkan pelayanan atau pengobatan
terhadap individu tersebut.
Setiap pasien yang masuk ruang rawat inap dipasangkan gelang
identitas berwarna biru atau merah muda berdasarkan jenis kelamin
pasien. Pada gelang identitas terdapat nama, No RM, tanggal lahir dan
usia. Sebelum melakukan tindakan dilakukan identifikasi ulang untuk
mencocokan identitas dan terapi yang akan diberikan. Kebijakan untuk
proses identifikasi, digunakan untuk mengidentifikasi pasien ketika
pemberian obat, produk darah, pengambilan darah dan spesimen lain
untuk pemeriksaan klinis, memberikan pengobatan atau tindakan lain.
Memerlukan sedikitnya dua cara untuk mengidentifikasi seorang pasien
seperti nama pasien, nomor rekam medis, tanggal lahir atau dengan
bar-code. Nomor kamar atau lokasi pasien tidak bisa digunakan untuk
identifikasi.
2. Sasaran II : Peningkatan Komunikasi Yang Efektif
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan
yang dipahami oleh penerima pesan akan mengurangi kesalahan dan
menghasilkan peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat
dilakukan secara elektronik, lisan dan tertulis. Komunikasi paling
mudah mengalami kesalahan adalah lisan dengan menggunakan

52
telepon. Komunikasi lain yang mudah terjadi kesalahan adalah
pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis, seperti laboratorium klinis
menelepon unit pelayanan pasien untuk melaporkan hasil memeriksaan
segera/cito.
Didapatkan ruang Krisan Lily A menggunakan teknik
TULBAKON (tulis, baca, konfirmasi) dalam melaporkan keadaan
pasien. Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil
pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah dan
dibacakan kembali oleh penerima perintah kemudian dikonfirmasi oleh
pemberi perintah.
3. Sasaran III : Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspasai
(High-Alert Medications)
Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medication)
adalah obat yang persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadi
kesalahan/error, obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang
tidak diinginkan (adverse outcome) demikian pula obat-obatan yang
tampak mirip/ucapan mirip (nama obat, rupa dan ucapan mirip/
NORUM, atau Look-Alike Sound-Alike/ LASA).
Didapatkan data untuk kewaspadaan dan keamanan obat di ruang
Krili A menggunakan metode penyimpanan dalam loker pasien yang
diberi lebel nomor kamar pasien namun tidak disertai dengan nama
pasien. Penyimpanan obat yang tidak dapat disimpan di suhu ruangan
disimpan di lemari es dan beri lebel nama dan no. RM pasien.
Untuk obat-obatan yang tergolong high alert ruang Krili A
menggunakan metode pelabelan high alert dengan label warna merah
serta menggunakan teknik Lasanorum untuk menandakan adanya
kesamaan kemasan obat, nama obat dan bentuk dari obat.
4. Sasaran IV : Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien
Operasi
Salah-lokasi, salah-prosedur, salah-operasi pasien, adalah
kejadian yang mengkhawatirkan dan biasa terjadi di rumah sakit.
Kesalahan ini adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau
tidak adekuat antara anggota tim bedah, kurang/tidak melibatkan

53
pasien di dalam penandaan lokasi (site marking), dan tidak ada
prosedur untuk memverifikasi lokasi operasi. Di samping itu juga
assesmen pasien yang tidak adekuat, penelaahan ulang catatan medis
tidak adekuat, budaya yang tidak mendukung komunikasi terbuka
antara anggota tim bedah, permasalahan yang berhubungan dengan
resep yang tidak terbaca (illegible handwriting) dan pemakaian
singkatan.
Untuk menghindari ketidakamanan pasien di ruang Krisan Lily
melakukan penandaan pada pasien yang akan dilakukan operasi, yang
membuat tanda pada pasien adalah operator dan verifikator di IDO.
Sebelum pasien berangkat ke ruang operasi dilakukan verifikasi
terlebih dahulu dengan melibatkan pasien dengan menyakan lokasi
dan tindakan yang akan dilakukan.

5. Sasaran V : Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan


Kesahatan
Infeksi umumnya dijumpai dalam emua bentuk pelayanan
kesehatan termasuk infeksi saluran kemih-terkait kateter, infeksi aliran
darah (blood stream infections) dan pneumonia (sering kali
dihubungkan dengan ventilasi mekanis). Pokok dari eliminasi infeksi
ini maupun infeksi lain adalah cuci tangan (hand hygiene) yang tepat.
Ruang Krisan Lily A sudah menerapkan 5 momen cuci tangan
(sebelum kontak dengan pasien, sebelum melakukan tindakan aseptic,
setelah kontak dengan pasien, setelah kontak dengan cairan tubuh
pasien, setelah kontak dengan lingkungan pasien) dengan 6 langkah
cuci tangan dan menggunakan handscoon pada setiap tindakan aseptik
6. Sasaran VI : Pengurangan Risiko Pasien Jatuh
Jumlah kasus jatuh menjadi bagian yang bermakna penyebab
cedera pasien rawat inap. Dalam konteks populasi/masyarakat yang
dilayani, pelayanan yang diberikan, dan fasilitasnya, rumah sakit perlu
mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk
mengurangi risiko cereda bila sampai jatuh. Program ini menonitor baik
konsekuensi yang dimaksudkan atau yang tidak disengaja terhadap

54
langkah-langkah yang dilakukan untuk mengurangi pasien jatuh.
Misalnya penggunaan yang tidak benar dari alat penghalang atau
pembatasan asupan cairan bisa menyebabkan cedera, sirkulasi yang
terganggu, atau integritas kulit yang menurun.
Di ruang Krisan Lily A menerapkan assesment awal resiko
pasien jatuh, sudah terdapat gelang resiko pasien jatuh dan terpasang
penghalang tempat tidur untuk mengurangi angka kejadian jatuh. Tidak
didapatkan data pasien yang mengalami jatuh (0%) pada bulan
Agustus, September, Oktober 2018. Ruang Krisan Lily A sudah
dilakukan penandaan pada pasien dengan resiko jatuh.

2.5.3 Kriteria Rumah Sakit


Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang merupakan rumah sakit
Tipe C dengan Akreditasi Paripurnayang diberika oleh KARS (Komite Akreditasi
Rumah Sakit).
Menurut KARS syarat sebuah rumah sakit tipe C adalah sebagai berikut:
a. Manajemen
1. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
2. Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS)
3. Manajemen fasilitas dan Keselamatan (MFK)
4. Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO)
5. Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS)
b. Medis (RS NON PENDIDIKAN/ RS tanpa peserta didik klinis)
1. Akses ke rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan (ARK)
2. Assesmen Pasien (AP)
3. Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP)
4. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
5. Program Nasional
a) Menurunkan angka kematian inbu dan bayi
b) Menurunkan angka kesakitan HIV/AIDS
c) Menurunkan Angka Kesakitan TB
d) Pelayanan Geriatri
e) Pelayanan Pengendalian resistensi antimikroba (PPRA)
c. MEDIS (RS yang mempunyai peserta didik klinis)
1. Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan (ARK)
2. Assesmen Pasien (AP)
3. Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP)
4. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
5. Program Nasional
a) Menurunkan angka kematian inbu dan bayi
b) Menurunkan angka kesakitan HIV/AIDS

55
c) Menurunkan Angka Kesakitan TB
d) Pelayanan Geriatri
e) Pelayanan Pengendalian resistensi antimikroba (PPRA)
6. Integrasi pendidikan kesehatan dalam pelayanan di rumah sakit
d. Keperawatan
1. Sasaran Kesalamatan Pasien (SKP)
2. Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
3. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
4. Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE)
5. Manajemen Onformasi dan rekam Medik (MIRM)

2.5.4 Tingkat Kepuasan Pasien


Tabel 2.30 Tingkat kepuasan pasien pada tanggal 19 November 2018

No Tingkat kecemasan Persentase


1. Buruk 0%
2. Kurang 0,4 %
3. Baik 40%
4. Sangat Baik 59,6 %

Analisis :
Berdasarkan hasil pengukuran tingkat kepuasan pasien dengan menggunakan
kuesioner pengukuran kepuasan pasien RS Universitas Muhammadiyah Malang
pada tanggal 19 November 2018 yang diberikan kepada 9 pasien didapatkan hasil
tertinggi yaitu sangat baik dengan prosentase 59,6% dengan nilai tertinggi pada
pertanyaan no 5 yaitu keramahan dokter dan tingkat kepuasan pasien baik
sebanyak 40%, dan tingkat kepuasan pasien kurang sebanyak 0,4% dengan nilai
terendah pada pertanyaan nomor 15 yaitu pada rasa makanan.

2.5.5 Tingkat Kepuasan Perawat


Tabel 2.30 Tingkat kepuasan pasien pada tanggal 19 November 2018

No Tingkat kecemasan Persentase


1. Sangat tidak puas 0%
2. Tidak puas 2,9 %
3. Cukup puas 27,1
4. Puas 51,4%
5. Sangat Puas 18,6 %

56
Analisis :
Berdasarkan hasil pengukuran tingkat kepuasan perawat dengan
menggunakan kuesioner pengukuran kepuasan pada tanggal 19 November 2018
dengan menggunakan kuesioner yang diadopsi dari Nursalam, 2017 yang
diberikan kepada 5 perawat didapatkan hasil tertinggi yaitu puas dengan
prosentase 51,4% dan diikuti cukup puas 27,1%, sangat puas 18,6%, tidak puas
2,9% dan sangat tidak puas 0%.

2.5.4 Masalah pada M5 (MUTU)

2.6 Analisa SWOT

2.6.1 Analisa Swot M1


Tabel 2.31 Anasila SWOT MI
Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor

Strength

10.Semua perawat di Ruang Krisan-Lily A 0,3 4 0,6


RS.UMM mengikuti pelatihan
BCLS/BCTLS dan PPI, EKG, Cod blue,
Rawat luka, Service Excellent, Plebotomi

1. Adanya perawat yang mengikuti pelatihan 0,4 2 1,6


dan seminar
2. Kebutuhan harian tenaga perawat telah 0,3 4 1,2 S-W
tercukupi

Total 1 3,4 3,4 – 2= 1,4

Weakness( Kelemahan) Bobot Rating Skor

1. Operator untuk administrasi ruangan 1 2 2

Total 1 2

57
Faktor Strategi Eksternal (EFAS) Bobot Rating Skor

Opportunity (O)

1. Adanya kesempatan untuk melanjutkan 0,5 4 2


pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
2. Adanya program akreditasi RS dari 0,5 4 2
pemerintah dimana MAKP merupakan
salah satu penilaian
Total 1 4

O–T
Threat (T) Bobot Rating Skor
4,0 - 3= 1
1. Makin tinggi komplein pasien mengenai 1 3 3
manajmen ruangan Krisan- Lily A

Total 1 3

2.6.2 Analisa Swot M2 (Material)


Tabel 2.32 Analisa Swot M2

Fator strategi Internal (IFAS) Bobot Rating Skor

Strength (Kekuatan)

1. Sudah mempunyai sarana dan prasarana 0,3 4 1.2


yang memadai untuk pasien, tenaga
kesehatan dan keluarga pasien, termasuk
sarana dan prasarana universal precaution
untuk perawat
2. Sudah terdapat bak sampah infeksius, non 0,3 4 1.2
infeksiun dan bak sampah khusus botol
infus
3. Tersedianya nurse station 0,2 4 0,8

4. Alat kesehatan di ruangan dalam keadaan 0,2 4 0,8 S–W


baik
Total 1 4 4 – 2,7= 1,3

Weakness (Kelemahan) Bobot Rating Skor

1. Tersedianya papan struktur organisasi di 0,3 3 0,9


ruangan tetapi tidak digunakan secara
maksimal
2. Tidak tersedianya ruang isolasi untuk 0,4 3 1,2
pasien yang terkena penyakit berbahaya

58
3. Tersedianya visi dan misi ruangan tetapi 0,3 2 0,6
belum teraplikasikan
Total 1 2,7

Faktor strategi Eksternal (EFAS) Bobot Rating Skor

Opportunity

1. Pengadaan sarana dan prasarana ditunjang 0,5 4 2


dari rumah sakit
2. Perbaikan sarana dan prasarana yang rusak 0,5 4 2
diperbaiki oleh pihak penunjang medis di
Ruah Sakit
Total 1 4
O–T
Threat Bobot Rating Skor
4 – 2,5 = 1,5
1. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk 0,5 3 1,5
melengkapi sarana prasarana
2. Keadaan pasiean yang tidak stabil yang
dapat merusak sarana dan prasarana 0,5 2 1
ruangan
Total 1 2,5

2.6.3 Analisa Swot M3 (Method)


MAKP

Tabel 2.33 Analisa Swot M3

Faktor strategi internal (IFAS) Bobot Rating Skor

Strength

MAKP

1. Model MAKP yang diterapkan di ruangan 0,4 2 0,8


yaitu MAKP Tim-Primer
2. Tugas karu sudah dilakukan dengan baik 0,2 2 0,4 S–W

3. Tugas PJ sudah dilakukan dengan cukup 0,2 2 0,4


baik
4. Tugas PP sudah dilakukan dengan baik 0,2 2 0,4 2.0 – 3,0= -1,0

Total 1 2,0

Weakness (Kelemahan)

59
1. Perawat kurang paham tentang 0,5 3 1,5
pengaplikasian atau penerapan MAKP
Tim-Primer
2. Belum ada kejelasan mengenai MAKP 0,5 3 1,5
yang diterapkan di ruangan
total 1 3,0

Faktor strategi Eksternal (EFAS)

Opportunity

1. Menejemen rumah sakit memiliki case 0,5 3 1,5


menejer sebagai konsultan
2. Menejemen rumah sakit memberikan 0,5 3 1,5 O–T
kesempatan bagi beberapa perawat untuk
mengikuti pelatihan yang diperlukan. 3,0 – 2,0 = 1
Total 1 3,0

Threat

1. Jumlah pasien yang tidak menentu 0,5 2 1,0

2. Adanya tuntutan masyarakat yang semakin 0,5 2 1,0


tinggi terhadap peningkatan pelayanan
keperawatan yang lebih professional
Total 1 2,0

Sentralisasi obat

Faktor strategi internal (IFAS) Bobot Rating Skor

Sentralisasi obat

Strength

1. Tersedia sarana dan prasarana untuk 0,2 4 0,8


pengelolaan sentralisasi obat

60
2. Sudah dilakukan sentralisasi obat oleh 0,1 4 0,4
perawat berkolaborasi dengan depo
farmasi S–W
3. Adanya buku obat yang bekerja sama 0,2 3 0,6
dengan depo farmasi 3,4 – 2 ,3 =
4. Tersedianya loker obat untuk masing 0,1 4 0,4 1,1
masing pasien
5. Loker untuk obat injeksi dan oral 0,2 3 0,6
disendirikan
6. Sudah diterapkan ODD (One Daily 0,2 3 0,6
Dose)
Total 1 3,4

Weakness Bobot Rating Skor

1. Saat dilakukan pemberian obat injeksi 0,4 2 0,8


ke pasien belum dilakukan tanda
tangan persetujuan keluarga/pasien
2. Pendokumentasian keluar masuknya 0,3 2 0,6
obat kurang optimal, sehingga kadang
di ruangan kekurangan obat.
3. Loker obat pasien tidak dicantumkan 0,3 3 0,9
nama dan nomer register. Hanya
dicantumkan nomer ruang dan nomor
bed
Total 1 2,3

Faktor strategi Eksternal (EFAS) Bobot Rating Skor

Opportunity

1. Perawat memberi etiket kepemilikan 0,3 3 0,9


tentang penyimpanan obat
2. Sudah tersedianya lembar injeksi dan 0,4 4 1,6
lembar pemberian obat oral
3. Sudah tersedia lembar ODD (One Daily 0,3 4 1,2 O–T
Dose)
3,7– 3 = 0,7
Total 1 3,7

Threat

1. Semakin tingginya pengetahuan 1 3 3


masyarakat tentang hukum

61
Total 1 3

Superfisi

Faktor strategi internal (IFAS) Bobot Rating Skor

Supervisi

Strength

1. Kepala ruangan melaksanakan supervisi 0,5 4 2,0

2. Supervisi dilakukan setiap kepala ruang 0,5 3 1,5 S–W


dinas
Total 1 3,5 3,5– 2 = 1,5

Weakness

1. Belum ada lembar catatan untuk 1 2 2


pendokumentasian hasil superfisi
Total 1 2

Eksternal faktor (EFAS) Bobot Rating Skor

Opportunity

1. Adanya teguran dari kepala ruangan 0,5 3 1,5 O–T


bagi perawat yang tidak melaksanakan
tugas dengan baik 3,5 – 3 = 0,5
2. Hasil supervisi bisa digunakan untuk 0,5 4 2,0
peningkatan pelayanan keperawatan di
ruangan krisan lily
Total 1 3,5

Treathened Bobot Rating Skor

1. Diluar jam dinas kepala ruang bisa 1 3 3


menjadi kelalain bagi hasil
superfisi yang akan dilakukan
kepala ruang.
Total 1 3

Timbang terima

62
Internal Faktor (IFAS) Bobot Rating Skor

Timbang terima

Strength

1. Adanya klarifikasi tanya jawab dan validasi 0,2 4 0,8


terhadap semua yang ditimbang terimakan
2. Semua perawat tau hal-hal yang perlu 0,2 4 0,8
dipersiapkan dalam timbang terima
3. Timbang terima merupakan kegiatan rutin 0,3 4 1,2 S–W
yang telah dilaksanakan
4. Adanya buku khusus untuk pelaporan 0,3 4 1,2 4,0 – 2,7 = 1,3
timbang terima
Total 1 4,0

Weakness

1. Timbang terima tidak dilakukan secara 0,4 3 1,2


berurutan
2. Saat timbang terima perawat tidak 0,3 3 0,9
menyebutkan masalah keperawatan
pasien
3. Belum tersedianya SOP baku untuk timbang 0,3 2 0,6
terima
Total 1 2,7

Eksterna faktor (EFAS) Bobot Rating Skor

Opportunity

1. Adanya kesempatan untuk melakukan 1 4 4


timbang terima yang sesuai dengan
formal dan sesuai SOP
Total 1 4

O–T
Treathened
4-3=1
1. Kemungkinan perawat tidak mengetahui 1 3 3
dengan lengkap data pasien
Total 1 3

Discharge Planning

63
Internal Faktor (IFAS) Bobot Rating Skor

Strength

1. Adanya surat control berobat 0,4 4 1,6

2. Perawat menjelaskan kapan harus 0,3 4 1,2


control dan penggunan obat secara
benar S–W
Total 1 3,4
3,4 – 3 = 0,4

Weakness

1. HE tidak diberikan kepada semua pasien 1 3 3

Total 1 3

Eksternal Faktor Strategy(EFAS) Bobot Rating Skor

Oppurtunity

1. Adanya staff bidang PKRS yang membuat 0,5 3 1,5


leaflet untuk diberikan kepada pasien
2. Tersedianya berbagai macam leaflet di 0,5 4 2,0 O–T
ruangan
Total 1 3,5 3,5– 3 = 0,5

Threat

1. Kemungkinan pasien lupa atau terlalai 1 3 3


terhadap apa yg telah di jelaskan saat
pasien pulang
Total 1 3

Ronde Keperawatan

Interna Faktor Strategi (IFAS) Bobot Rating Skor

Strength

1. Ruangan mendukung adanya ronde 0,5 4 2,0


keperawatan
2. Laporan pershift tertulis dengan baik 0,5 4 2,0 S–W

Total 1 4,0 4 ,0 - 2,5 =1,5

Weakness

64
1. Karakteristik tenaga medis belum merata 0,5 2 1

2. Ronde keperawatan belum pernah 0,5 3 1,5


dilaksanakan oleh perawat diruangan
Total 2,5

Eksternal Faktor Strategy (EFAS) Bobot Rating Skor

Opportnity

1. Adanya kesempatan dari kepala ruangan 1 4 4


untuk mengadakan ronde keperawatan
pada mahasiswa praktik dan juga perawat
yang ada diruangan
Total 1 4,0 O–T

4,0 – 3,0 = 1,0


Threat

1. Kemungkinan terjadi kasus yg perlu 1 3 3.0


dilakukan ronde keperawatan tetapi
perawat tidak siap melakukannya
Total 1 3,0

Dokumentasi

Internal Faktor Strategi (IFAS) Bobot Rating Skor

Strength

1. Ada dokumentasi SOR (Source Oriented 0,4 4 1,6


Resource) yaitu lembar penilaian berisi
biodata, lembar dokter, lembar riwayat S–W
medis atau penyakit, catatan perawat,
catatan perkembangan/evaluasi. 4–4=0
2. Terdapat dokumentasi diagnosa, intervensi 0,3 4 0,8
dan evaluasi
3. Perawat mengerti apa saja yang harus 0,3 4 1,6
dikerjakan pada pendokumentasian
Total 1 4

Weakness

65
1. Catatan perkembangan pasien hanya 1 4 4
berupa SOAP, pada data O hanya tampak
interpretasi kesadaran dengan penilain
GCS, pada A terkadang tidak muncul, pada
P hanya muncul kalimat lanjutkan
intervensi, observasi keluhan dan ttv, serta
kolaborasi dengan tim gizi dan medis
Total 1 4

Eksternal faktor Strategy (EFAS) Bobot Rating Skor

Opportunity O–T

1. Rumah sakit telah memberikan form 1 3 3 3 – 4 = -1


asuhan keperawatan yang memudahkan
pendokumentasian

Total 1 3

Threat

1. Terdapat kebingungan antara lembar asuhan 1 4 4


keperawatan dan Lembar CP. Ketika ada
supervisor yang menanykan hal ini
Total 1 4

2.6.4 Analisa Swot M4 (Money)


Tabel 2.34 Analisa Swot M4

Faktor Strategi Internal (IFAS)


Strength (kekuatan) Bobot Rating Skor
1. Perawat mendapatkan gaji pokok serta 0,5 4 2
tunjangan perbulan
2. Perawat mendapat upah dari setiap jasa 0,3 3 0,9
pelayanan
3. Setiap perawat mendapat kupon makan 0,2 3 0,6 S–W
setiap bulan 3,5 – 3 = 0,5
Total 1 3,5

Weakness (kelemahan) Bobot Rating Skor


1. Upah jasa pelayanan dibayarkan setiap tiga 1 3 3
bulan sekali
Total 1 3

Faktor Strategi Eksternal (EFAS)

66
Opportunity (peluang) Bobot Rating Skor
1. Ruangan kelas I dengan fasilitas yang lebih 1 3 3
baik dari ruangan dengan kelas III dan O–T
kelas II 3,5 – 3= 0,5
Total 1 3,5
Threat (ancaman) Bobot Rating Skor
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk 1 3 3
mendapatkan pelayanan keperawatan yang
professional
Total 1 3

2.6.5 Analisa Swot M5 (Mutu)


Tabel 2.35 Analisa Swot M5

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor


Strength (Kekuatan)
1. BOR di Ruang Krisan Lily Apada 0,3 4 1,2
bulan Oktober telah sesuai standar
menurut Depkes 2011 sebanyak 94%
2. ALOS di Ruang Krisan Lily A pada 0,3 4 1,2
bulan Oktober sesuai standar menurut
Depkes 2011 sebanyak 3 hari S-W
3. Kepuasan pasien di ruang Krisan Lily 0,3 3 0,9 4,3-3,7=
A yang telah diukur dengan metode 0,6
kuesioner menurut Nursalam
didapatkan 73,2 pasien mengatakan
puas dengan pelayanan di ruang
Krisan Lily A
4. Adanya variasi karakteristik pasien, 0,2 3 0,6
pasien BPJS 86,5% dan umum 13,5%
5. Tenaga medis di ruang Krisan Lily A 0,2 2 0,4
melakukan discharge planning dengan
tepat sesuai dengan kebutuhan pasien
Total 1 4,3

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor


Weaknesss (Kelemahan)
Tenaga medis yang terlibat di ruang 0,5 4 2,0
Krisan Lily A belum disiplin dalam
melakukan cuci tangan
Perawat ruangan kurang memberikan 0,2 4 0,8
edukasi cuci tangan kepada pasien
ataupun keluarga pasien
Kurangnya desinfeksi pada alat-alat 0,3 3 0,9
medis yang telah terkontaminasi
Total 1

67
Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor
Opportunity (O)
1. Kepercayaan pasien dan masyarakat 0,5 4 2,0
terhadap RS sudah cukup baik
dibuktikan dengan nilai BOR yang
lebih dari standar
2. Sarana penunjang untuk mendukung 0,5 3 1,5
pengobatan pasien selama maasa
perawatan disediakan oleh Rumah
Sakit
Total 1 3,5
Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor O-T
Threat (T) 3,5-3= 0,5
1. Tuntutan pelayanan yang lebih baik 0,6 3 1,8
oleh masyarakat yang semakin sadar
tentang kesehatan
2. Persaingan Rumah Sakit dalam 0,4 3 1,2
memberikan pelayanan keperawatan
unggulan
Total 1 3

68

Anda mungkin juga menyukai