PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Secara khusus mahasiswa diharapkan:
1. Menerapkan bioproses di bidang agroindustri dengan melibatkan mikroba jenis khamir.
2. Membuat minuman beralkohol (wine) dari sari buah-buahan melalui proses fermentasi
dengan menggunakan Saccharomyces cerevisae.
3. Menghitung kadar alcohol yang diperoleh dari proses fermentasi.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
Kata fermentasi berasal dari bahasa latin "fervere" yang artinya dapat dikaitkan dengan
kondisi cairan bergelembung atau mendidih. Perubahan arti kata fermentasi sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan para ahli. Arti kata fermentasi menurut Gay Lussac yaitu
penguraian gula menjadi alkohol dan karbondioksida. Ditinjau dari segi biokimia, fermentasi
dihubungkan dengan pembangkitan energi oleh katabolisme senyawa organik. Dari
mikrobiologi industri, fermentasi mempunyai arti yang lebih luas, yang menggambarkan setiap
proses untuk menghasilkan produk dari pembiakkan mikroorganisme. (Machfud, dkk. 1989).
Mikroba yang digunakan dalam proses fermentasi sari buah adalah khamir atau ragi
dari genus Saccharomyces dan Candida adalah mikroorganisme yang umum diguinakan untuk
memproduksi minuman dan makanan yang menghasilkan alkohol. Sedangkan yang biasa
digunakan dalam fermentasi minuman adalah Acetobacter xylinum. Namun dalam praktikum
pembuatan sari buah nanas kali ini menggunakan ragi Saccharomyces cereviceae. Mikroba
yang umumnya terlibat dalam fermentasi adalah bakteri, khamir dan kapang. Dalam industri
fermentasi dalam pelaksanaannya proses dipengaruhi oleh beberapa faktor:
a. Faktor mikrobia
b. Faktor bahan dasar
c. Faktor sifat-sifat proses
d. Faktor pilot-plant
e. Faktor sosial ekonomi
2
b. Mencegah Katarak
Hal yang sama dilakukan vitamin antioksidan Asam Askorbat dan Betakarotenoid yang
menstabilkan membran sel lensa (mata) dan mempertahankan konsentrasi glutation tereduksi.
Dengan demikian, dapat mencegah reaksi oksidasi lipid pada membran sel lensa sehingga kita
dapat terhindar dari katarak.
c. Mencegah Stres
Menurut Wen dan Wrolstad dari Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Oregon State
University (2002) melaporkan saribuah nanas memiliki kandungan Serotonin sekitar 1,7-3,15
miligram/100 gram. Serotonin ini selain berperan mencegah kanker juga dapat menghalau
stres. Perlu diketahui bahwa stres berlangsung lama dan berlebihan bisa membahayakan sistem
saraf.
Dilihat dari komposisi gizinya, wine termasuk minuman yang mempunyai kandungan
gizi yang cukup baik. Kandungan energi pada wine sangat bervariasi, tergantung jenisnya yaitu
antara 50-160 kkal/100 g. Energi pada wine umumnya berasal dari karbohidrat, terutama gula.
Wine tidak mengandung lemak sama sekali, sehingga jangan khawatir menjadi gemuk akibat
konsumsi wine dalam jumlah wajar setiap hari.
Kandungan mineral yang cukup berarti pada wine adalah kalium (antara 80 – 112
mg/100 g), kalsium, fosfor, magnesium, besi, seng, tembaga, mangan, dan selenium.
Kandungan natrium pada wine umumnya rendah, kecuali pada cooking wine.
Cooking wine sebaiknya tidak digunakan untuk masakan bagi penderita hipertensi
karena kandungan natriumnya yang cukup tinggi, yaitu 626 mg per 100 g. Kadar vitamin pada
wine umumnya terdapat dalam jumlah yang sangat rendah,
3
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
4
3.3 Skema Kerja
C
V
Larutan yang telah selesai
V diblender disaring.
C
300 ml larutan hasil saringan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml.
V
V
5
A
6
B
3.4.1 Praktikan wajib mengenakan alat keselamatan kerja antara lain: jaslab, masker,
penutup kepala, sarung tangan. Hal ini dilakukan agar mikroba maupun senyawa kimia
yang digunakan tidak terhirup.
3.4.2 Menggunakan alat spirtus harus hati-hati untuk menghindari terjadinya kebakaran.
7
BAB IV
6,6 0
9 15
10,1 19,6
t=2 8 20
t=3 3 9
35
30
25
20
Brix
15 Alkohol
10
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
8
4.2 Analisis Bau dan Rasa
4.3 Pembahasan
Pada praktikum kali ini tujuan yang hendak dicapai , yaitu pembuatan wine.
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan wine ini adalah buah nanas. Kemudian
proses frementasi yang digunakan adalah proses fermentasi secara anaerob.
Hal yang harus diperhatikan selama proses pembentukan wine antara lain kadar
gula sebelum proses fermentasi , kadar gula serta kadar alkohol selama dan setelah
proses fermentasi berlangsung. Mikroba yang digunakan untuk proses fremnetasi ini,
yaitu Saccaromyces Sereviciae.
Nanas yang digunakan untuk proses fermentasi ini merupakan sari nanas yang
dikontrol kadar gulanya. Kadar gula yang ingin dicapai sebesar 6,8 °Brix .Untuk
mengontrol kadar gula tersebut dilakukan dengan penambahan gula hingga mencapai
nilai brix yang dibutuhkan.
9
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh hasil bahwa kadar gula selama proses
fermentasi mengalami penurunan begitu juga pada kadar alkohol. Kadar gula yang
terus menurun menunjukkan bahwa terjadi proses perubahan atau reaksi perombakan
gula menjadi alkohol. Namun hasil pengukuran pada alkohol menunjukkan
ketidaksesuaian dengan teori, dimana kadar alkohol akan semakin meningkat seiring
dengan lamanya proses fermentasi.
Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor, antara lain . Proses
perombakan gula tidak terkonversi dengan baik menjadi alkohol dikarenakan terdapat
kontaminasi oleh senyawa lain. Selain itu, dapat dipengaruhi oleh kondisi operasi
yang tidak sesuai seperti temperatur yang terlalu tinggi ketika proses pasteurisasi,
kinerja mikroba selama proses fermentasi berkurang.
Pada praktikum kali ini yaitu pembuatan wine dari sari buah nanas melalui
proses fermentasi. Fermentasi merupakan suatu cara untuk mengubah substrat
menjadi produk tertentu yang dikehendaki dengan menggunakan bantuan mikroba.
Mikroba yang digunakan dalam proses pembuatan wine dari sari buah nanas yaitu
Saccaromyces Sereviciae. Penggunaan Saccaromyces Sereviciae pada percobaan ini
dapat hidup baik dalam kondisi lingkungan cukup oksigen maupun kurang oksigen.
Dalam keadaan cukup oksigen, Saccaromyces Sereviciae akan melakukan respirasi
biasa akan tetapi, jika dalam keadaan lingkungan kurang oksigen Saccaromyces
Sereviciae akan melakukan fermentasi.
10
mikroba Saccaromyces Sereviciae. Tujuan dari proses pasteurisasi itu sendiri yaitu
untuk Saccaromyces Sereviciae melakukan adaptasi dengan starter secara bertahap.
Pada tahap ini, CO2 akan dilepaskan dari campuran menuju udara ditandai
dengan adanya gelembung yang terbentuk dan hal ini digunakan sebagai indikator
yang menunjukkan adanya aktivitas mikroba. Sedangkan alkohol akan tetap tinggal
di fermentor. Proses fermentasi yang dilakukan yaitu selama 3 hari.
Dalam pembuatan wine ini digunakan buah nanas sebagai bahan baku. Nanas
dipilih karena memiliki kadar gula yang cukup tinggi, mudah didapat, dan harganya
murah.
11
larutan H2SO4 yang berfungsi untuk menahan udara yang masuk dari luar reaktor ke
dalam reaktor, sehingga keadaan anaerob dapat tercapai.
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dilihat bahwa pada saat pembuatan
starter, nilai brix dan kandungan alkohol terus meningkat. Nilai brix tertinggi
didapatkan ketika media pertama kai dipindahkan ke dalam reaktor erlenmeyer,
dengan nilai brix 10,1. Sedangkan kadar alkohol tertinggi diperoleh ketika proses
fermentasi telah berlangsung selama ±1 hari, dengan nilai kadar alkohol sebesar 30,4.
Namun setelah proses fermentasi berlangsung cukup lama, nilai brix dan kadar
alkohol terus menurun hingga akhirnya didapatkan nilai brix 3 dan 9. Keadaan ini
tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin lama proses fermentasi
maka kadar alkohol pun akan semakin tinggi.
Produk wine yang dihasilkan dalam praktikum kali ini kurang memenuhi
standar wine yang baik. Dapat dilihat dari baunya yang menyerupai tape dan rasanya
yang mencekik di tenggorokan. Sedangkan umumnya, wine yang dibuat dari sari
buah-buahan memiliki rasa yang manis.
Hasil yang kurang memenuhi standar ini dapat diakibatkan oleh beberapa
faktor. Salah satu faktornya ialah kesalahan dalam proses pasteurisasi. Pada proses
pasteurisasi, suhu awal ketika mulai ialah 80°C. Namun seiring waktu suhu terus
meningkat. Suhu yang terlalu tinggi inilah yang berpengaruh terhadap kualitas
produk.
12
BAB V
SIMPULAN
1. Penerapan proses pembentukan wine dengan bantuan mikroba jenis khamir di agroindustri
telah dilakukan karena prosesnya yang cukup efisien apabila ditinjau dari segi ekonomis
dalam skala industri.
2. Wine yang dihasilkan dari sari buah nanas dengan menggunakan mikroba Saccharomyces
cerevisiae memiliki karakteristik fisik bentuk liquid dengan warna kuning kecoklatan serta
dari hasil organoleptic memiliki rasa yang cukup kuat ditenggorokan serta bau yang
menyerupai bau tape.
3. Hasil pengamatan selama proses fermentasi menunjukkan bahwa kadar alkohol mengalami
penurunan selama proses fermentasi begitu juga dengan kadar gula/nilai brix.
13
DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet Praktikum Bioproses Teknik Kimia, “Pembuatan Wine Dari Sari Buah Nanas”.
Jurusan Teknik Kimia. Politeknik Negeri Bandung.
14
LAMPIRAN
15
Gambar 4. Proses Fermentasi secara anaerob
16