Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Ekonomi Pangan. Adapun maksud dan tujuan kami disini untuk menyajikan
beberapa hal yang menjadi materi dari makalah kami.

Makalah ini membahas mengenai Pendapatan, Distribusi pendapatan dan


Inflasi nasional selama 5 tahun terakhir. Makalah ini juga menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti untuk para pembacanya. Kami menyadari bahwa didalam
makalah kami ini masih banyak kekeurangan , kami mengharapkan kritik dan saran
demi menyempurnakan makalah kami agar lebih baik dan dapat berguna
semaksimal mungkin.

Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan dan penyempurnaan makalah ini.

Banjarbaru , 15 Desember 2018

Hormat Kami

Kelompok 1

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. 1


DAFTAR ISI............................................................................................................... 1
BAB I .......................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ................................................................................................ 3
B. Rumusan masalah ............................................................................................ 3
C. Tujuan ............................................................................................................. 4
BAB II ........................................................................................................................ 5
ISI ............................................................................................................................... 5
A. Pendapatan Nasional ....................................................................................... 5
1. Definisi Pendapatan Nasional ....................................................................... 5
2. Pendapatan Nasional Indonesia Tahun 2011-2017 ....................................... 8
B. Distribusi Pendapatan...................................................................................... 9
1. Definisi Distribusi Pendapatan ..................................................................... 9
2. Tingkat Ketimpangan di Indonesia Terendah Dalam 7 Tahun................... 11
C. Inflasi ............................................................................................................. 13
1. Definisi Inflasi ............................................................................................ 13
2. Inflasi Indonesia 10 Tahun Terakhir .......................................................... 14
BAB III ..................................................................................................................... 17
RANGKUMAN DAN ANALISIS KETERKAITAN MASALAH.............................. 17
A. Pendapatan nasional ...................................................................................... 17
B. Distribusi Pendapatan.................................................................................... 17
C. Inflasi ............................................................................................................. 18
D. Analisis Keterkaitan Masalah ........................................................................ 19
BAB IV ..................................................................................................................... 21
PENUTUP ................................................................................................................ 21
Kesimpulan ........................................................................................................... 21
Saran ..................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 22

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendapatan nasional dan pendapatan perkapita (faktor yang memacu
pertumbuhan ekonomi) merupakan indikator terpenting dalam mengukur tingkat
kesejahteraan rakyat suatu negara. Sebuah negara dikatakan makmur jika rakyatnya
memiliki pendapatan perkapita yang tinggi. Namun demikian, tingginya pendapatan
perkapita bukan penentu kemakmuran suatu negara. Meskipun negara itu pendapatan
perkapitanya tinggi. Tetapi bisa saja, ada suatu golongan memiliki pendapatan
perkapita yang sangat tinggi dan ada golongan lain yang memiliki pendapatan
perkapita sangat rendah. Jika dirata-ratakan memang akan bernilai tinggi, tetapi ini
tentu tidak menggambarkan kesejahteraan. Karena adanya ketidakseimbangan. Oleh
karena itu perlu adanya keseimbangan pendistribusian pendapatan. Selain itu, Secara
teoritis hubungan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi menunjukkan hal menarik
untuk dicermati. Inflasi yang terlalu rendah, bahkan berada di level deflasi, akan
menekan pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang terlalu tinggi juga akan membuat daya
beli masyarakat turun mengakibatkan roda perekonomian tidak berjalan. Oleh
karenanya menjaga angka inflasi perlu memperjatikan dua faktor sekaligus yaitu level
inflasi yang membuat denyut perekonomian bisa optimum dan sekaligus tidak
membuat daya beli masyarakat turun. (Firmanzah, 2015)

Berdasarkan hal tersebut dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai


pendapatan nasional, pendistribusian pendapatan dan inflasi selama 5 tahun terakhir
serta keterkaitan satu sama lain.

B. Rumusan masalah
- Apa yang dimaksud dengan pendapatan nasional ?
- Apa yang dimaksud dengan distribusi pendapatan ?
- Apa yang dimaksud dengan inflasi ?
- Bagaimana pendapatan nasional selama 5 tahun terakhir ?
- Bagaimana distribusi nasional selama 5 tahun terakhir ?
- Bagaimana inflasi nasional selama 5 tahun terakhir ?

3
- Bagaimana keterkaitan antara pendapatan nasional, distribusi pendapatan
dan inflasi ?
C. Tujuan
- Mengetahui pendapatan nasional
- Mengetahui distribusi pendapatan
- Mengetahui inflasi
- Mengetahui pendapatan nasional selama 5 tahun terakhir
- Mengetahui distribusi nasional selama 5 tahun terakhir
- Mengetahui inflasi nasional selama 5 tahun terakhir
- Mengetahui keterkaitan antara pendapatan nasional, distribusi pendapatan
dan inflasi

4
BAB II

ISI
A. Pendapatan Nasional
1. Definisi Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah Salah satu tolak ukur yang dapat digunakan
untuk menilai kondisi perekonomian suatu negara adalah pendapatan nasional.
Tujuan dari perhitungan pendapatan nasional ini adalah untuk mendapatkan
gambaran tentang tingkat ekonomi yang telah dicapai dan nilai output yang
diproduksi, komposisi pembelanjaan agregat, sumbangan dari berbagai sektor
perekonomian, serta tingkat kemakmuran yang dicapai (Sukirno, 2008). Selain
itu, data pendapatan nasional yang telah dicapai dapat digunakan untuk
membuat prediksi tentang perekonomian negara tersebut pada masa yang akan
datang. Prediksi ini dapat digunakan oleh pelaku bisnis untuk merencanakan
kegiatan ekonominya di masa depan, juga untuk merumuskan perencanaan
ekonomi untuk mewujudkan pembangunan negara di masa mendatang
(Sukirno, 2008).
Pengertian pendapatan nasional dapat dilihat melalui tiga pendekatan,
yaitu:
a) Pendekatan produksi, melalui pendekatan ini pendapatan nasional diartikan
sebagai penjumlahan nilai tambah dari setiap barang dan jasa yang
dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu.
b) Pendekatan pendapatan merupakan pendekatan pendapatan nasional yang
menghitung jumlah pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi
yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa suatu negara dalam
satu periode tertentu.
c) Pendekatan pengeluaran, pendekatan ini menghitung pendapatan nasional
dari jumlah pengeluaran seluruh pelaku ekonomi, baik di dalam negeri
maupun luar negeri selama satu periode tertentu.
Untuk belajar menghitung pendapatan nasional, kamu harus kenal
beberapa konsep dalam pendapatan nasional Squad, antara lain:

5
a. GROSS DOMESTIC PRODUCT (GDP) atau PRODUK DOMESTIK
BRUTO (PDB)
Merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh
unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara selama setahun.
Termasuk yang dihasilkan oleh perusahaan asing, asalkan wilayahnya masih
dalam wilayah suatu negara . Contohnya terdapat perusahaan A dari Korea
yang mempunyai cabang di Indonesia, maka hasil produksinya juga harus
dihitung ke dalam GDP.

Rumus untuk menghitung GDP yaitu:

b. GROSS NATIONAL PRODUCT (GNP) atau PRODUK NASIONAL


BRUTO (PNB)
Merupakan nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh
penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun, termasuk yang
dihasilkan oleh warga negara tersebut yang dihasilkan di luar negeri.
Contohnya seperti seseorang pria dari Indonesia yang menjual pakaian di
Singapura, hasilnya berupa barang dan jasanya termasuk dalam GNP. Nah,
Perlu diingat GNP menekankan pada aspek kewarganegaraan (nationality).
Jika ditulis dalam rumus bisa tulis seperti berikut:

Atau

Atau

6
c. NET NATIONAL PRODUCT (NNP) ATAU PRODUK NASIONAL
NETTO (PNN)
Merupakan hasil dari dari nilai dari GNP yang telah dikurangi dengan
penyusutan modal dalam proses produksi. Inti dari NNP merupakan konsep
pendapatan nasional yang dilihat hanya dari laba yang diperoleh. Karena
tujuan dari NNP adalah untuk mencari netto atau nilai bersih dari suatu
produksi.
Berikut adalah rumus mencari NNP:

d. NET NATIONAL INCOME (NNI) ATAU PENDAPATAN NASIONAL


NETTO
kalau NNI ini menghitung pendapatan nasional berdasarkan jumlah
balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi.
Jika ditulis dalam rumus sebagai berikut:

 Pajak tidak langsung harus dikurangkan, karena tidak mencerminkan balas


jasa atas faktor produksi. Uang pajak memang diterima oleh
penjual/produsen bersama harga pasar barang yang dijualnya, tetapi uang
pajak itu wajib diserahkan kepada pemerintah.
 Subsidi harus ditambahkan karena harga-harga tertentu yang dibuat lebih
murah daripada biaya produksi sesungguhnya, misalnya untuk subsidi harga
pupuk, BBM, atau beras.

e. PERSONAL INCOME (PI) ATAU PENDAPATAN PERSEORANGAN

7
PI ini juga bagian dari pendapatan nasional . PI ini menghitung jumlah
pendapatan yang diterima oleh setiap orang. Tetapi harus dikurangi dengan
laba yang ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan sosial, dan ditambah
dengan pembayaran pindahan/transfer (transfer payment). Pendapatan
perseorangan dapat ditulis dalam rumus berikut:

f. DISPOSABLE INCOME ATAU PENDAPATAN YANG SIAP


DIBELANJAKAN
Merupakan pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan untuk membeli
barang dan jasa beserta tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Tapi
harus dikurangi pajak langsung. Pajak langsung adalah pajak yang bebannya
tidak dapat dialihkan kepada orang lain , contohnya pajak pendapatan.

2. Pendapatan Nasional Indonesia Tahun 2011-2017


Pendapatan nasional Indonesia pada 2017 tumbuh 6,53% menjadi
Rp 10.050,2 triliun dari tahun sebelumnya. Sementara pertumbuhan rata-
rata pendapatan nasional periode 2011-2017 sebesar 9,1%/tahun.Dengan
jumlah penduduk mencapai 261,89 juta jiwa, maka pendapatan nasionl per
kapita pada tahun lalu sebesar Rp 38,38 juta, yang berarti naik 5,76% dari
tahun sebelumnya. Untuk periode 2011-2017, pendapatan nasional per
kapita nasional mengalami pertumbuhan rata-rata 7,67 % tahun. Pendapatan
nasional merupakan seluruh pendapatan yang diterima oleh seluruh anggota
masyarakat atau seluruh rumah tangga keluarga (RTK) dalam suatu negara
dengan kurun waktu tertentu, biasanya dalam waktu satu tahun. Pendapatan
nasional dapat juga diartikansebagai hasil produksi nasional, yang berarti
nilai hasil produksi yang dihasilkan oleh seluruh anggota masyarakat suatu
negara
dalam waktu tertentu, biasanya satu tahun.

8
B. Distribusi Pendapatan
1. Definisi Distribusi Pendapatan
Dalam menghitung pendapatan nasional kita bisa melihat bagaimana
struktur perekonomian sebuah negara. Selain itu distribusi pendapata juga
akan mengindikasikan bagaimana tingkat perkembangan kesejahteraan
sebuah negara. Memang jika GNP dan GDP yang tinggi bisa dikatakan
tingkat kesejahteraan suatu negara tinggi.
Namun tingginya GNP dan GDP tersebut sebenarnya belum bisa
menjadi kesimpulan akhir bahwasanya negara tersebut sejahtera. Bagaimana
jika terdapat kesenjangan pendapatan? meskipun pendapatan perkapita negara
tersebut tinggi. Tetapi bisa saja, ada suatu golongan memiliki pendapatan
perkapita yang sangat tinggi dan ada golongan lain yang memiliki pendapatan
perkapita sangat rendah. Jika dirata ratakan memang akan bernilai tinggi, tetapi
ini tentu tidak menggambarkan kesejahteraan. Karena adanya ketidak
seimbangan.

9
Untuk itulah digunakan yang namanya distribusi pendapatan. Indikator
ini yang akan menentukan bagaimana pendapatan nasional tersebut di
distribusikan dan apakah semua kalangan bisa menikmati hidup sejahtera
sebagaimana tergambar dari hasil perhitungan pendapatan perkapita yang tinggi
Cara menilai apakah distribusi pendapatan nasional atau pendapatan
perkapita tersebut merata atau tidak bisa dilakukan dengan dua metode.
Pertama dengan menghitung koefisien Gini. Dan yang kedua dengan melihat
kriteria bank Dunia.
Koefisien Gini biasanya diperlihatkan oleh kurva yang disebut Kurva
Lorenz. Kurva ini memperlihatkan hubungan kuantitatif antara persentase
jumlah penduduk dan persentase pendapatan yang diperoleh selama kurun
waktu tertentu, biasanya setahun.

Kurva Lorenz dibentuk oleh OBA. Distribusi pendapatan akan


dikatakan merataapabila kurva semakin mendekati garis OA. Dengan kata lain,
apabila daerah yang di arsir (antara kurva OBA dan garis OA) semakin luas
artinya pendapatan penduduk semakin tidak merata. Begitu juga sebaliknya.
Cara menghitung Koefisien Gini adalah dengan membandingkan
luas bidang yang arsiran dengan luas segitga AO'O. Apabila perbandingan
lebih kecil, artinya distribusi pendapatan semakin merata dan apabila hasil
perbandingan besar maka distribusi pendapatan tidak merata.

10
Selain itu Koefisien Gini juga bisa dihitung dengan menggunakan rumus:

Dari hasil perhitungan koefisien Gini tersebut maka disesuaikan


dengan kriteria sebagai berikut:
1) GR < 0.3 artinya distribusi merata bagus
2) 0.3 ≤ GR ≤ 0.5 artinya distribusi pendapatan sedang
3) GR > 0.5 distribusi pendapatan buruk (sumber :
http://ruangbelajarekonomi.blogspot.com/2016/10/kurva-lorenz-dan-
koefisien-gini.html)
Atau

2. Tingkat Ketimpangan di Indonesia Terendah Dalam 7 Tahun


Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data rasio gini Indonesia selama
periode September 2017 hingga Maret 2018. BPS mencatat rasio gini
sebesar 0,389.
Jumlah tersebut menurun dari capaian Maret 2017 yang sebesar
0,393% dan lebih kecil dari September 2017 yang sebesar 0,391.
Berdasarkan daerah tempat tinggal, rasio gini di daerah perkotaan
pada Maret 2018 adalah sebesar 0,401, mengalami penurunan sebesar
0,003 poin dibanding September 2017 yang sebesar 0,404, dan menurun
sebesar 0,006 poin dari Maret 2017 yang sebesar 0,407.

11
Untuk daerah perdesaan, rasio gini pada Maret 2018 tercatat sebesar
0,324, naik 0,004 poin dibandingkan dengan kondisi September dan Maret
2017 yang sama-sama sebesar 0,320.
Sebagai informasi, rasio gini adalah salah satu alat untuk mengukur
derajat ketidakmerataan distribusi pendapatan penduduk. Nilai rasio gini
berkisar antara 0 dan 1. Koefisien gini bernilai 0 menunjukkan adanya
pemerataan pendapatan yang sempurna.
Sebaliknya, rasio gini yang bernilai 1 mengindikasikan adanya
pemerataan pendapatan yang tidak sempurna, atau dengan kata lain terjadi
ketimpangan sempurna.
Secara nasional, nilai rasio gini Indonesia selama periode 2010-
September 2014 mengalami fluktuasi, dengan rasio gini mencapai angka
tertingginya di angka 0,414 pada September 2014.
Namun, mulai bulan Maret 2015 hingga Maret 2018, nilainya secara
konsisten mulai menurun. Bahkan rasio gini bulan Maret 2018 menjadi
yang terendah sejak 7 tahun terakhir, atau sejak September 2011. Kondisi
ini menunjukkan bahwa selama periode Maret 2015-Maret 2018, di era
pemerintahan Jokowi-JK, terjadi perbaikan pemerataan pengeluaran di
Indonesia.

12
Penurunan rasio gini secara berkelanjutan di masa pemerintahan
Jokowi-JK tidak lepas dari keberhasilan pemerintahan mereka untuk
menurunkan rasio gini di tingkat perkotaan secara konsisten, hingga
mencapai 0,401 di Maret 2018. Sebelumnya, rasio gini di perkotaan cukup
bergejolak, dan sempat menyentuh angka 0,433 pada September 2014.
Hanya saja, pemerintahan Jokowi-JK masih mempunyai pekerjaan
rumah yang cukup besar. Pasalnya,sejak September 2016, rasio gini di
perdesaan terus merangkak naik hingga menyentuh angka 0,324 pada Maret
2018.
Penyebab rasio gini di perdesaan terkerek naik pada Maret 2018
adalah kenaikan rata-rata pengeluaran per kapita/bulan penduduk kelompok
40% terbawah yang lebih cepat dibandingkan penduduk kelompok 40%
menengah, namun lebih lambat dari penduduk 20% teratas.
Untuk detilnya, kenaikan rata-rata pengeluaran perkapita September
2017-Maret 2018 di perdesaan untuk kelompok penduduk 40% terbawah,
40% menengah, dan 20% teratas berturut-turut adalah sebesar 2,93 %, 2,35
%, dan 4,95 %.
C. Inflasi
1. Definisi Inflasi
inflasi berarti kenaikan harga umum secara terus-menerus dalam
periode tertentu. Lalu kenapa sebuah negara bisa mengalami inflasi?
Jika dilihat dari sudut pandang ekonomi, inflasi disebabkan karena
permintaan dan penawaran ekonomi ataupun kombinasi keduanya.
Persoalan inflasi ini tergolong ke dalam pembahasan ekonomi makro,
oleh karena itu analisis yang digunakan adalah permintaan ekonomi
secara agregat/keseluruhan dari ekonomi mikro.
Tiga komponen inflasi :
1. Kenaikan harga
2. Tidak hanya barang tertentu saja
3. Berlangsung terus-menerus

13
Jenis inflasi berdasarkan penyebab :

a) Inflasi Tarikan Permintaan (Demand Pull Inflation)


Inflasi tarikan permintaan disebabkan naiknya permintaan
total (agregat demand) yang berlebihan sehingga terjadi perubahan
harga. Kenaikan permintaan barang dan jasa disebabkan: kenaikan
jumlah uang yang beredar, kenaikan belanja pemerintah, dan
penurunan tingkat pajak. Alhasil, permintaan masyarakat atas barang
dan jasa menjadi naik volumenya, harganya pun akan terus
meninggi.
b) Inflasi dari Sisi Penawaran (Supply Side Inflation)
Hal ini terjadi karena penurunan penawaran total (agregat
supply). Ada berbagai faktor yang menyebabkan menurunnya
penawaran, seperti kenaikan upah dan harga bahan baku. Peristiwa
ini juga dinamakan inflasi dorongan biaya (cost-push inflation),
yaitu inflasi yang terjadi karena naiknya biaya produksi. Dengan
meningkatnya biaya produksi, tentu akan berimbas pada kenaikan
harga-harga barang dan jasa.
c) Inflasi dari Sisi Permintaan dan Penawaran (Demand Supply
Inflation)
Inflasi ini disebabkan kenaikan permintaan total yang disertai
dengan turunnya penawaran sehingga harga menjadi lebih tinggi.
Misalnya, menjelang hari raya, permintaan masyarakat terhadap
barang-barang meningkat. Di sisi lain, hari raya membuat sebagian
penjual berhenti berdagang karena bersiap-siap untuk libur.
Akibatnya, penawaran pun menurun. Meningkatnya permintaan
masyarakat sekaligus menurunnya penawaran akan membuat
terjadinya inflasi

2. Inflasi Indonesia 10 Tahun Terakhir


Inflasi adalah merosotnya nilai uang karena banyaknya dan cepatnya
uang beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang. Secara
sederhana, inflasi kita definisikan sebagai turunnya daya beli uang. Uang

14
dalam jumlah sama seiring waktu tidak mampu untuk membeli barang
yang senilai atau sama.

15
Inflasi Tahunan Umum Indonesia 10 Tahun Terakhir (2008-2017),
Sumber: BPS dan BI, diolah dari riset Bolasalju. Sertakan kutipan dengan
kredit “Bolasalju.com” dan link ke artikel ini.
Dari data di atas, mengacu ke periode 2008-2017, rata-rata inflasi
tahunan umum Indonesia selama 10 tahun adalah 5,86% per tahun.
Menggunakan kalkulasi akumulasi penurunan nilai setelah inflasi 10 tahun,
nilai uang secara akumulatif turun -45,54% atau -5,90% YoY (year over
year). Untuk alasan agar mudah diingat, dalam setiap artikel/diskusi kita
bulatkan inflasi tahunan 10 tahun adalah 6% per tahun.
Inflasi tahunan umum adalah rata-rata kenaikan harga dari seluruh
barang yang disurvei oleh Badan Pusat Statistik dalam setahun. Karena
bersifat rata-rata inflasi umum, kita harus paham bahwa mungkin ada biaya
yang naiknya kurang dari rata-rata itu; di sisi lain, ada biaya yang
kenaikannya lebih besar dari angka tersebut.
Kenaikan harga terjadi setiap saat, di mana saja, tak peduli negara dan
rezim siapa. Pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atau
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kenaikan harga juga terjadi. Yang berbeda
adalah persentase kenaikannya dan kecepatan naiknya.

16
BAB III
RANGKUMAN DAN ANALISIS KETERKAITAN MASALAH

A. Pendapatan nasional
Pendapatan nasional adalah Salah satu tolak ukur yang dapat digunakan
untuk menilai kondisi perekonomian suatu negara adalah pendapatan nasional.
Pendapatan nasional Indonesia pada 2017 tumbuh 6,53% menjadi Rp 10.050,2
triliun dari tahun sebelumnya. Sementara pertumbuhan rata-rata pendapatan
nasional periode 2011-2017 sebesar 9,1%/tahun. Dengan jumlah penduduk
mencapai 261,89 juta jiwa, maka pendapatan nasionl per kapita pada tahun lalu
sebesar Rp 38,38 juta, yang berarti naik 5,76% dari tahun sebelumnya. Untuk
periode 2011-2017, pendapatan nasional per kapita nasional mengalami
pertumbuhan rata-rata 7,67 % tahun. Pendapatan nasional merupakan seluruh
pendapatan yang diterima oleh seluruh anggota masyarakat atau seluruh rumah
tangga keluarga (RTK) dalam suatu negara dengan kurun waktu tertentu, biasanya
dalam waktu satu tahun.

B. Distribusi Pendapatan

Dalam menghitung pendapatan nasional kita bisa melihat bagaimana struktur


perekonomian sebuah negara. Selain itu distribusi pendapata juga akan
mengindikasikan bagaimana tingkat perkembangan kesejahteraan sebuah negara.

meskipun pendapatan perkapita negara tersebut tinggi. Tetapi bisa saja, ada suatu
golongan memiliki pendapatan perkapita yang sangat tinggi dan ada golongan lain
yang memiliki pendapatan perkapita sangat rendah. Jika dirata ratakan memang akan
bernilai tinggi, tetapi ini tentu tidak menggambarkan kesejahteraan. Karena adanya
ketidak seimbangan.
Untuk itulah digunakan yang namanya distribusi pendapatan. Indikator ini yang
akan menentukan bagaimana pendapatan nasional tersebut di distribusikan dan apakah
semua kalangan bisa menikmati hidup sejahtera sebagaimana tergambar dari hasil
perhitungan pendapatan perkapita yang tinggi

17
Cara menilai apakah distribusi pendapatan nasional atau pendapatan perkapita
tersebut merata atau tidak bisa dilakukan dengan dua metode. Pertama dengan
menghitung koefisien Gini. Dan yang kedua dengan melihat kriteria bank Dunia.

Koefisien Gini biasanya diperlihatkan oleh kurva yang disebut Kurva Lorenz.
Kurva ini memperlihatkan hubungan kuantitatif antara persentase jumlah penduduk dan
persentase pendapatan yang diperoleh selama kurun waktu tertentu, biasanya setahun.

Dari hasil perhitungan koefisien Gini tersebut maka disesuaikan dengan


kriteria sebagai berikut:
a. GR < 0.3 artinya distribusi merata bagus
b. 0.3 ≤ GR ≤ 0.5 artinya distribusi pendapatan sedang
c. GR > 0.5 distribusi pendapatan buruk

Secara nasional, nilai rasio gini Indonesia selama periode 2010-September


2014 mengalami fluktuasi, dengan rasio gini mencapai angka tertingginya di angka
0,414 pada September 2014.

Namun, mulai bulan Maret 2015 hingga Maret 2018, nilainya secara
konsisten mulai menurun menjadi 0,389. Bahkan rasio gini bulan Maret 2018
menjadi yang terendah sejak 7 tahun terakhir, atau sejak September 2011.

C. Inflasi
inflasi berarti kenaikan harga umum secara terus-menerus dalam periode
tertentu. Lalu kenapa sebuah negara bisa mengalami inflasi? Jika dilihat dari sudut
pandang ekonomi, inflasi disebabkan karena permintaan dan penawaran ekonomi
ataupun kombinasi keduanya. Persoalan inflasi ini tergolong ke dalam pembahasan
ekonomi makro, oleh karena itu analisis yang digunakan adalah permintaan
ekonomi secara agregat/keseluruhan dari ekonomi mikro.
Tiga komponen inflasi :
a. Kenaikan harga
b. Tidak hanya barang tertentu saja
c. Berlangsung terus-menerus
mengacu ke periode 2008-2017, rata-rata inflasi tahunan umum Indonesia
selama 10 tahun adalah 5,86% per tahun. Menggunakan kalkulasi akumulasi

18
penurunan nilai setelah inflasi 10 tahun, nilai uang secara akumulatif turun -45,54%
atau -5,90% YoY (year over year). Untuk alasan agar mudah diingat, dalam setiap
artikel/diskusi kita bulatkan inflasi tahunan 10 tahun adalah 6% per tahun.
Inflasi tahunan umum adalah rata-rata kenaikan harga dari seluruh barang
yang disurvei oleh Badan Pusat Statistik dalam setahun. Karena bersifat rata-rata
inflasi umum, kita harus paham bahwa mungkin ada biaya yang naiknya kurang
dari rata-rata itu; di sisi lain, ada biaya yang kenaikannya lebih besar dari angka
tersebut.

D. Analisis Keterkaitan Masalah


Pendapatan perkapita dan pendapatan nasional (faktor yang memacu
pertumbuhan ekonomi) merupakan indikator terpenting dalam mengukur tingkat
kesejahteraan rakyat suatu negara. Sebuah negara dikatakan makmur jika rakyatnya
memiliki pendapatan perkapita yang tinggi. Namun demikian, tingginya pendapatan
perkapita bukan penentu kemakmuran suatu negara. Meskipun negara itu pendapatan
perkapitanya tinggi. Tetapi bisa saja, ada suatu golongan memiliki pendapatan
perkapita yang sangat tinggi dan ada golongan lain yang memiliki pendapatan
perkapita sangat rendah. Jika dirata-ratakan memang akan bernilai tinggi, tetapi ini
tentu tidak menggambarkan kesejahteraan. Karena adanya ketidakseimbangan.
Berdasarka data periode 2011-2017, pendapatan nasional per kapita nasional
mengalami pertumbuhan rata-rata 7,67 % tahun. Pendapatan perkapita pada tahun 2017
adalah Rp 38,38 juta. Dengan demikian pendapatan perkapita di Indonesia berada pada
pendapatan menengah ke bawah 1.046-4.125 US$ (world bank, 2013).
Pendapatan per kapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan
tingkat pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan per kapitanya, maka
semakin besar juga kemungkinan negara itu memiliki tingkat pembangunan dan
pendapatan rata-rata penduduk yang tinggi.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) data rasio gini Indonesia selama
periode September 2010 hingga Maret 2018 cenderung menurun. BPS mencatat rasio
gini sebesar 0,389 pada tahun 2018. Jumlah tersebut menurun dari capaian Maret 2017
yang sebesar 0,393% dan lebih kecil dari September 2017 yang sebesar 0,391. Hal ini
menunjukkan bahwa pendistribusian pendapatan berada pada tingkat sedang.

19
Secara teoritis hubungan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi menunjukkan
hal menarik untuk dicermati. Inflasi yang terlalu rendah, bahkan berada di level deflasi,
akan menekan pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang terlalu tinggi juga akan membuat
daya beli masyarakat turun mengakibatkan roda perekonomian tidak berjalan. Oleh
karenanya menjaga angka inflasi perlu memperjatikan dua faktor sekaligus yaitu level
inflasi yang membuat denyut perekonomian bisa optimum dan sekaligus tidak
membuat daya beli masyarakat turun. (Firmanzah, 2015)
Berdasarkan data tahun 2008-2017 rata-rata inflasi tahunan umum Indonesia
selama 10 tahun adalah 5,86% per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa inflasi di
Indonesia berada pada tingkat rendah (Miro, 2015).
Dari pembahasan diatas dapat diketahui bahwa pertumbuhan dan
perkembangan kesejahteraan di Indonesia jika dilihat dari pendapatan perkapita
masih tergolong menengah kebawah. Akan tetapi dari sisi lain pendapatan nasional
cenderung meningkat, pendistribusian pendapatan cenderung menurun dan inflasi
tergolong rendah tiap tahunnya yang menunjukkan bahwa pertumbuhan dan
perkembangan kesejahteraan masih berada dalam posisi yang lumayan baik.

20
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan
Pertumbuhan dan perkembangan kesejahteraan di Indonesia jika dilihat dari
pendapatan perkapita masih tergolong menengah kebawah. Akan tetapi dari sisi
lain pendapatan nasional cenderung meningkat, pendistribusian pendapatan
cenderung menurun dan inflasi tergolong rendah tiap tahunnya pada 5 tahun
terakhir, yang menunjukkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan kesejahteraan
masih berada dalam posisi yang lumayan baik.

Saran
Meningkatnya pendapatan nasional memang suatu prestasi yang baik. Akan
tetapi bukan berarti kesejahteraan dan kemakmuran warga masyarakat mengikuti
begitu saja. Untuk itu pemerintah harus lebih memaksimalkan pemerataan dalam
mendistribusikan pendapatan, agar tidak terjadi gap (kesenjangan) di dalam tingkat
kehidupan masyarakat yang berakibat munculnya suatu ketegangan. Serta membuat
kebijakan mengenai inflasi agar tidak naik secara terus menerus.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ekonomi-holic.com/2014/01/pendapatan-nasional.html

http://faiza17.blogspot.com/2015/05/kemakmuran-dan-kesejahteraan-suatu.html

http://ruangbelajarekonomi.blogspot.com/2016/10/kurva-lorenz-dan-koefisien-
gini.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_per_kapita

https://www.dictio.id/t/bagaimana-bentuk-pengelompokan-pendapatan-per-kapita-
seluruh-negara-di-dunia/107397

https://www.academia.edu/12462587/HUBUNGAN_INFLASI_PENGANGGURA
N_DAN_PERTUMBUHAN_EKONOMI_di_INDONESIA

http://www.neraca.co.id/article/62490/inflasi-dan-pertumbuhan-ekonomi

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/09/04/berapa-pendapatan-
nasional-indonesia

22

Anda mungkin juga menyukai