Bahan PK

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

2.

Teori/Jurnal Prilaku Konsumen Terhadap Ikan Asin

Ikan asin adalah ikan yang diawetkan secara tradisional yang didasarkan pada proses

perubahan-perubahan pada produk yang menghambat proses kemunduran waktu yang menjurus pa

da pembusukan bahan mentah yang disebabkan oleh kegiatan enzimatis dan mikro biologis

dengan cara perlakuan physis dan atau pembubuhan garam, bahan organis atau kimia lainnya,

sehingga dihasilkan produk olahan yang dimulai dalam rupa atau tekstur dan konsistennya yang

bermanfaat bagi konsumen (Ilyas 1997 diacu dalam Nuryati 2001).

Nuryati (2001) menunjukan bahwa sumber informasi yang diperoleh konsumen mengenai

ikan asin berasal dari pendidikan formal, keluarga, teman dan televisi. Sumber informasi yang

paling banyak memberikan pengaruh kepada konsumen adalah keluarga. Informasi utama

konsumen dalam mengkonsumsi ikan asin adalah jenis, manfaat dan harganya. Ikan asin yang

biasa dibeli oleh konsumen berturut-turut adalah ikan teri, hal ini disebabkan karena ikan teri

rasanya lebih enak dan mudah dalam mengolahnya (ukuran kecil-kecil).

Setiap orang mempunyai motivasi atau dorongan tertentu untuk mengkonsumsi suatu produk.

konsumen dalam mengkonsumsi ikan asin mempertimbangkan aspek-aspek seperti harga,

memenuhi protein hewani, selera dan mudah didapatkan. Sikap konsumen terhadap permintaan

ikan asin di pasar tradisional dipengaruhi oleh adanya selera dan pengetahuan konsumen yang

tercermin dari prilaku konsumen. Pengkajian mengenai prilaku konsumen khususnya mengenai

sikap konsumen tentu menjadi hal yang penting untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Menurut

Sumarwan (2003:123), konsumen memiliki keinginan akan suatu produk sesuai dengan

pengetahuan yang dimilikinya sehingga diharapkan produk tersebut dapat memberikan manfaat

bagi konsumen. Jika produk yang dikonsumsi sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen

maka konsumen akan melakukan pembelian sehingga dapat memberikan keuntungan bagi
produsen. Dalam pemasarannya produsen ikan asin perlu untuk memahami sikap konsumen

yang erat kaitannya dengan konsep kepercayaan dan prilaku

3. Prilaku Konsumen Ikan Asin di Kota Langsa

Wilayah Kota Langsa terbentang antara 4o24‟35,68‟‟– 4o33‟47,03" Lintang Utara dan

97o53‟14,59" – 98o04‟42,16" Bujur Timur. Wilayah ini berdiri atas dasar hukum UU RI Nomor

3 Tahun 2001 tanggal 17 Oktober 2001. Secara keseluruhan luas wilayah daerah yang mekar dari

Kabupaten Aceh Timur ini seluas 262,41 km2. Saat ini ada 5 kecamatan dan 66 gampong yang

berada dibawah naungan Kota Langsa. Batas-batas wilayah Kota Langsa, sebelah Utara

berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur dan Selat Malaka, sebelah Timur berbatasan dengan

Kabupaten Aceh Tamiang, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur dan

Kabupaten Aceh Tamiang, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur.

Jumlah penduduk Kota Langsa pada tahun 2011 tercatat 152.355 orang, terdiri dari 75.690

orang laki-laki dan 76.665 orang perempuan. Sekitar 28,07 persen penduduknya bermukim di

Kecamatan Langsa Baro dan 9,27 persen bermukim di Kecamatan Langsa Timur. Jumlah rumah

tangga di wilayah ini tercatat 33.029 atau setiap rumah tangga mempunyai anggota sekitar 4-5

orang. Akan tetapi, kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Langsa Kota yang

mencapai 4.873 jiwa/km2. Jauh lebih padat daripada di kecamatan lainnya yang berkisar antara

500-650 jiwa/km2, kecuali di Kecamatan Langsa Timur hanya 188 jiwa/km2.

Setelah mandiri sebagai daerah otonomi, Kota Langsa terus memacu pembangunan

daerahnya. Perekonomian daerah didominasi oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran

dengan menyumbang 25,85 persen terhadap perekonomian. Sebagai daerah perkotaan yang

semakin maju, sektor tersier wilayah ini menyumbang hingga 61 persen. Sementara sektor

primer (pertanian, pertambangan/penggalian) hanya berperan sebesar 11,62 persen. Pertumbuhan


ekonomi Kota Langsa tercatat 4,32 persen pada tahun 2011, lebih rendah daripada tahun

sebelumnya yang tercatat 4,92 persen. Sektor ekonomi yang tumbuh paling tinggi adalah sektor

keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan yakni 8,83 persen. Sementara sektor andalan

perekonomian daerah ini, yaitu sektor perdagangan, hotel, dan restoran juga tumbuh

menggembirakan. Sektor ini tumbuh 6,98 persen pada tahun yang sama.

Pada penelitian ini akan membahas prilaku konsumen terhadap ikan asin di kota Langsa. Ada

beberapa kriteria yang dapat diambil dari hasil penelitian yaitu umur, pengaruh keluarga

,pendapatan, pendidikan, harga ikan asin, selera dan keinginan mengkonsumsi ikan asinn.

a) Umur konsumen

Umur responden yang dapat mencerminkan kedewasaan seseorang yang akan mempengaruhi

sikap dan perilakunya dalam pengambilan keputusan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang

mengkonsumsi ikan asin kebanyakan adalah usia 20 sampai 30 tahun sebanyak 25,50 persen, 31

sampai 40 tahun 30,25 persen dan 41 sampai 50 tahun 17,20 persen. Hal ini memperlihatkan

bahwa usia responden dibawah 41 tahun yang banyak mengkonsumsi ikan asin, Hal ini menun-

jukkan bahwa masyarakat yang menyukai ikan asin adalah rata-rata masih usia muda (produktif),

karena Ikan asin sebagai bahan makanan yang mengandung protein tinggi dan mengandung asam

amino essensial yang diperlukan oleh tubuh, disamping itu nilai biologisnya mencapai 90%,

dengan jaringan pengikat sedikit sehingga mudah dicerna oleh konsumen.

b) Pengaruh Keluarga Konsumen

Pengaruh keluarga dalam pembelian ikan asin disebabkan sebagian besar responden adalah

ibu rumah tangga yang dalam keluarga menentukan pilihan,jenis dan jumlah ikan asin yang

dikonsumsi. Pengambil keputusan utama dalam pembelian ikan asin adalah Ibu (istri). Keadaan

ini cukup beralasan karena dalam rumah tangga biasanya istrilah yang menentukan jenis makanan
bagi seluruh anggota keluarga. Dalam mendapatkan ikan asin sebagian besar responden merasa

mudah, hal ini menunjukan bahwa distribusi ikan asin sudah cukup baik. Sebagian responden

biasa membeli ikan asin di pasar, pasar dalam hal ini sudah mencangkup pasar tradisional dan

pasar modern.Hal ini disebabkan karena di pasar terdapat berbagai pilihan produk ikan asin

dengan jenis yang beragam.

c) Pendapatan Konsumen

Tingkat pendapatan merupakan faktor ekonomi yang secara langsung akan mempengaruhi

daya beli konsumen. Tingkat pendapatan yang diukur dalam penelitian ini adalah pendapatan

responden selama satu bulan. Pendapatan responden yang suka membeli ikan asin adalah yang

pendapatannya rendah sampai menengah yaitu sekitar Rp 500.000,- sampai Rp 1.000.000,-,

sedangkan yang paling sedikit adalah yang diatas Rp 1.000.000. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa responden yang membeli ikan asin adalah masyarakat yang berpenghasilan

menengah dan berpenghasilan kebawah untuk pengganti lauk-pauk lainya seperti, daging, dan

telur.

d) Pendidikan Konsumen

Pendidikan sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk

seperti ikan asin, Hal ini terjadi karena semakin tinggi pendidikan responden maka pengetahuan

akan pemenuhan gizi bagi keluarga akan semakin baik dibandingkan dengan yang berpendidikan

lebih rendah. Salah satu bahan makanan tersebut adalah ikan asin sebagai produk olahan dari

ikan laut maupun tawar.

Pembeli ikan asin sebagian besar berpendidikan SMA kebawah sedangkan sebagian kecil

berpendidikan perguruan tinggi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen yang


mengkonsumsi ikan asin sebagian besar masyarakat yang berpendidikan menengah ke bawah

yang sebagai menu makanan guna memenuhi gizi keluarga.

E) Harga Ikan Asin

Harga merupakan salah satu faktor yang paling penting dari pemasaran ikan asin. Karena

dengan harga yang murah dan kualitas ikan asin yang baik diharapkan daya beli masyarakat

terhadap ikan asin semakin lama semakin meningkat.

F) Selera Konsumen

Selera konsumen berpengaruh dalam jumlah ikan asin yang akan dibeli oleh konsumen yang

terkait,karena selera konsumen termasuk salah satu dari konsep pemasaran yang sangat

berpengaruh. Maka dari itu kita harus tau ikan asin apa yang paling di sukai oleh konsumen

yang akan membeli nantinya.

G) Keinginan Mengkonsumsi Ikan Asin

Keinginan untuk mengkonsumsi ikan asin merupakan keterkaitan masyarakat atau konsumen

dengan kebiasaan mengkonsumsi ikan asin. Keinginan mengkonsumsi ikan asin tersebut

merupakan bagian dari strategi pemasaran yang ada di dalam manajemen pemasaran.

Anda mungkin juga menyukai