Anda di halaman 1dari 5

PERMODALAN KOPERASI

Sistem kegiatan ekonomi Koperasi benar-benar dibedakan dengan praktek-praktek


kegiatan dari perusahaan-perusahaan lain yang mengejar laba semata-mata, bukan karena
anggaran dasar atau ketentuan-ketentuan tentang organisasi perkumpulan Koperasi dan cara-cara
pengelolaannya yang demokratis yang berbeda..Usaha yang dijalankan ialah dalam upaya
penyelengagaan pelayanan hanya kepada anggota (Koperasi Simpan Pinjam), kepada anggota dan
bukan anggota (Koperasi produsen, Koperasi konsumen dan Koperasi Jasa). Kekayaan yang
dipisahkan dan bersumber dari anggota yang merupakan komponen modal sendiri
Koperasitersebut, adalah berupa Setoran Pokok (SP) dan Sertifikat Modal Koperasi (SMK).

Setoran Pokok (SP) dibayarkan oleh anggota pada saat yang bersangutan mengajukan
permohonan sebagai anggota suatu Koperasi dan sifatnya menetap di perusahaan Koperasi yang
berarti tidak dapat diambil kembali oleh anggota yang bersangkutan kapan pun, termasuk pada
saat anggota tersebut keluar (exit) dari keanggotaan Koperasi. Sertifikat Modal Koperasi (SMK)
adalah tanda bukti penyertaan Anggota Koperasi dalam modal Koperasi. Setoran Pokok (SP) dan
Sertifikat Modal Koperasi (SMK) inilah yang merupakan modal awal yang digunakan untuk biaya
pendirian Koperasi dan memulai usaha pelayanan kepada anggota. Dalam penyelenggaraan usaha
manakala pada akhir tahun buku Koperasi membukukan Selisih Hasil Usaha (SHU) yang positif
(Surplus),barulah Koperasi mulai menyisihkan sebagian dari SHU tersebut untuk membentuk
cadangan yang dalam terminilogi ilmu keuangan disebut sebagai modal organik (organic capital).
Begitu pun selanjutnya sesuai perkembangan usaha dan kebutuhan permodalan, Koperasi dapat
menerbitkan ulang Sertifikat Modal Koperasi Sumber lain juga dibuka khususnya untuk
memanfaatkan sumber pendanaan inovatifyang berbasis pada investasi dan pinjaman (liabilities),
berupa :
a. Modal Penyertaan dari pemodal (investor), baik perseorangan (anggota dan non anggota)
maupun lembaga/institusi termasuk pemerintah dan pemerintah daerah’ yang berbasis kepada
“kelayakan suatu proyek” dengan sistim bagi hasil dan menanggung risiko.

b. Obligasi Koperasi (OK), yang diterbitkan sebagai alternative pendanan jangka menengah-
panjang (medium-long term) untuk keperluan restukturisasi modal (seperti untuk
mengurangi/membayar hutung) dan pengembangan usaha.Ciri OK antara lain adalah:
Penerbit (emiten) OK adalah Koperasi, pembeli OK adalah investor (pemodal), diterbitkan dalam
jumlah tertentu dengan nilai nominal perlembar sebesartertentu, mempunyai suku bunga dan
kupon, memiliki tenor (jangka waktu) berlaku dan dapat dialihkan antar atau kepada investor lain.

c. Surat Utang lainnnya, yang dalam kalangan (terbatas) Koperasi dikenal instrumen seperti : Surat
Utang Koperasi (SUK).

Pengertian Obligasi
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman
(pemodal) dengan yang diberi pinjaman (emiten).
Jadi
Surat obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut
memberikan pinjaman kepada perusahaan/koperasi yang menerbitkan surat obligasi
Penerbitan Obligasi

1. Apakah koperasi dapat menerbitkan obligasi??


2. Sulit atau mudah??

Persyaratan menerbitkan obligasi


a. Modal disetor Rp200 jt
b. Dalam dua tahun buku terakhir secara berturut-turut memperoleh laba
c. Laporan keuangan diperiksa oleh akuntan publik/negara untuk dua tahun terakhir secara berturut-
turut dengan pernyataan wajar tanpa syarat untuk tahun terakhir.
d. Memiliki rekomendasi dari Bank Indonesia tentang jumlah obligasi yang dapat
Penerbitan Obligasi perlu melibatkan beberapa unsure yaitu:
1) Pemodal (perorangan/lembaga)
2) Penerbitan prospektus (informasi perusahaan) yang memuat keterangan lengkap dan jujur
mengenai keadaan perusahaan dan bagaimana prospeknya
3) Penjamin emisi efek yaitu lembaga perantara emisi yang akan menjamin penjualan obligasi/efek
4) Wali amanat (trustee) yaitu lembaga yang ditunjuk emiten yang diberi kepercayaan untuk
mewakili kepentingan para pemegang obligasi
5) Penanggung (garantor), lembaga yang menanggung pelunasan kembali pinjaman pokok obligasi
dan pembayaran bunga bila emiten ingkar janji.

B. Ciri-Ciri Obligasi
1. Tingkat pengembalian yang tetap yang ditunjukkan dengan tarif kupon. Jika obligasi tampa
jaminan 10% berarti yang mengeluarkan (issuer) akan membayar Rp 100/tahun kepada pemegang
obligasi untuk setiap obligasi dengan nilai nominal Rp 1.000 yang mereka miliki.
2. Apabila suatu koperasi yang mengeluarkan obligasi dapat menunjuk wali (trustee) yang memenuhi
syarat untuk mewakili kepentingan para pemegang obligasi.
Tanggung jawab wali adalah mensahkan legalitas penerbitan obligasi, mengawasi kondisi
keuangan dan perilaku peminjam untuk memastikan bahwa semua kewajiban kontrak
dilaksanakan, dan untuk melakukan tindakan.
3. Suatu obligasi yang dapat mempunyai kupon nol atau tarif kupon rendah. Kupon ini memberi
keuntungan kepada investor dalam hal:
(a) Obligasi tersebut tidak akan ditarik,
(b) hasil pengembalian yang tepat akan terjamin bila obligasi ditahan sampai jatuh tempo.
4. Obligasi seri (serial bonds) artinya semua obligasi dalam suatu penerbitan yang mempunyai dana
pelunasan jatuh tempo pada tanggal yang sama, walaupun seandainya berbeda obligasi khusus
dilunasi sebelum tanggal itu. Contoh obligasi Rp 20 jt, bisa jatuh tempo/tahun sebesar Rp 1 jt
selama 20 tahun.
5. Obligasi juga bersifat call (penarikan) yang memberikan opsi kepada koperasi untuk menarik
obligasi itu kembali sebelum jatuh tempo dengan harga yang telah ditetapkan. Penarikan ini
ditetapkan dengan suku bunga 1 tahun (tahun pertama dan kedua), misalnya nilai nominal Rp
1.000, dapat ditarik Rp 1.100, (tahun pertama) dan Rp 1.050, (tahun kedua), dan pada tahun ketiga
Rp 1.000,-
C. Jenis-Jenis Obligasi
1. Obligasi tanpa jaminan(debenture). Para investor hanya melihat dari segi profitabilitas
koperasi/perusahaan sebagai jaminannya. Obligasi ini tidak dijamin dari sisi aktiva, ketika terjadi
kebangkrutan maka pemegang polis menjadi kreditor umum.
2. Obligasi subordinasi tanpa jaminan. Memberikan keuntungan bagi pemegang obligasi senior dalam
penyelesaian hutang, karena bisa diambil dari pemegang subordinasi tanpa jaminan (junior).
3. Obligasi dengan jaminan hipotek. Obligasi ini dijamin dengan hak gadai atas aktiva tertentu yang
biasanya berupa aktiva tetap.
4. Obligasi laba. Suatu koperasi wajib membayar bunga atas obligasi laba jika koperasi memperoleh
laba. Pembayaran ini dibatasi hanya sampai 3 tahun saja.

Ketentuan Penarikan Obligasi yaitu:


a. Surat berharga boleh segera dibeli kembali oleh yang mengeluarkannya seharga harga
penarikan kapanpun.
b. Penarikan boleh ditunda selama suatu priode tertentu (3, 5, dan 10 tahun)
c. Ketentuan penarikan memberi fleksibilitas bagi perusahaan, seandainya tingkat bunga akan
menurun secara signifikan.
d. Nilai hak istimewa penawaran, ketentuan ini berfungsi untuk mencegah kerugian para investor,
yang walaupun bermanfaat bagi perusahaan. Bila suku bunga turun dan surat obligasi ditarik maka
investor dapat menginvestasikan dalam obligasi lain

Keuntungan membeli obligasi yaitu:


a. Membeli obligasi tidak ubahnya dengan menabung, deposito berjangka, hanya saj tidak dapat
diperjualbelikan, sedangkan obligasi dapat diperjualbelikan
b. Imbalan membeli obligasi adalah memperoleh keuntungan yang tetap, yaitu berupa bunga yang
dibayarkan dengan jumlah yang tetap pada waktu yang telah ditetapkan, misalnya 3 bulan, 6 bulan,
atau 1 tahun.
c. Obligasi juga mengenal penghasilan dari capital gain (selisih antara harga penjualan dan harga
pembelian)
Capital gain bisa diperoleh dalam dua situasi yaitu:
1) Pada saat pemegang obligasi melakukan penjualan obligasi yang dimilikinya memperoleh harga
yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga pada saat memperolehnya.
2) Jika pemegang obligasi pada saat melakukan pembelian memperoleh diskon sehingga pada saat
jatuh tempo pemegang obligasi menjual pada harga pari.

Resiko investasi obligasi yaitu:


a. Kesulitan untuk menentukan penghasilan obligasi yang dikarenakan sulitnya memperkirakan
perkembangan suku bunga.
b. Pemegang obligasi menghadapi resiko capability yaitu resiko pelunasan sebelum jatuh tempo.
Situasi yang menguntungkan andaikan kita memiliki obligasi yang membayar bunga tetap disaat
suku bunga menurun. Tetapi dalam beberapa kejadian obligasi yang dikeluarkan oleh emiten dapat
saja ditarik kembali sebelum tiba saat jatuh tempo.

Anda mungkin juga menyukai