Anda di halaman 1dari 37

bab 4

4.1 ASPEK SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA


4.1.1 Letak Lokasi
Desa Sumber Mulya merupakan sebuah desa dengan tipologi desa pinggir
hutan, dengan ketinggian 126 m dpl serta bentang wilayah datar dan
berbukit. Data lokasi Desa Sumber Mulya adalah:

Sungai : Air Kumbang


Air terjun : Air Kumbang
Desa : Sumber Mulya
Kecamatan : Penarik
Kabupaten : Muko-Muko
Propinsi : Bengkulu
Peta Topograf
- Skala : 1 : 1000 dan 1 : 25.000
- Koordinat : 020 39,589’ E 1010 22,626’

4.1.2 Pencapaian Lokasi


Dari Jakarta menuju lokasi proyek dapat ditempuh dengan menggunakan
pesawat udara hingga kendaraan roda empat. Cara pencapaian selengkapnya
adalah sebagai berikut :

Pencapaian Ke Lokasi Potensi Pembangkit Listrik

Wakt
Keterangan
Pencapaian Lokasi Km u
Transportasi
(Jam)

Jakarta – Bengkulu 1 Pesawat

Bengkulu – Penarik 600 8 Kendaraan Roda Empat

Penarik – Sumber Mulya 40 1 Kendaraan Roda Dua

Sumber Mulya – Lokasi 1,5 km 0,15 Kendaraan Roda Dua

4-1
PLTMH

Sumber : Hasil Pengukuran Langsung

Sungai Air Kumbang berada pada Daerah Aliran Sungai Air Dikit dengan
kemiringan lereng umumnya adalah 0-5%. Prasarana jalan yang ada berupa
jalan darat yang dapat dilalui kendaraan roda dua dan empat. Panjang jalan
desa seluruhnya 5 Km yang terdiri dari jalan tanah berbatu. Belum adanya
ketersediaan angkutan umum maka sarana yang dapat dipergunakan adalah
berupa carteran kendaraan roda empat. Atau roda dua (ojek).

4.1.3 Demograf
Kecamatan Penarik merupakan kecamatan yang baru mekar dari Kecamatan
Teras Terunjam. Mempunyai luas setara dengan 33.966 Ha, yang terdiri dari 9
desa, Sebagian besar wilayah adalah hutan dan lahan perkebunan (karet dan
kelapa sawit). Kecamatan Penarik mempunyai penduduk sejumlah 18.597 jiwa
yang terdiri dari 2386 KK, dan tingkat kepadatan penduduk adalah 122
jiwa/Km2.

Lokasi perencanaan PLTMH berada di Desa Sumber Mulya yang memiliki luas
desa sebesar 4621 Ha, dengan jumlah penduduk sebanyak 1.568 jiwa atau
428 KK dan sudah terlayani oleh listrik.

4.1.4 Pendidikan
Sarana pendidikan yang terdapat di Desa Sumber Mulya Kecamatan Penarik
adalah Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama,
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Rendahnya pendidikan masyarakat
dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat desa terhadap pendidikan yang
lebih tinggi. Disamping itu akses ke pendidikan yang lebih tinggi masih
tergolong jauh.

4.1.5 Agama
Mayoritas pemeluk agama yang ada di adalah Agama Islam. Namun juga
terdapat fasilitas peribadatan agama lain seperti Gereja dan Vihara yang
menunjukkan keanekaragaman agama di Desa Sumber Mulya.

4.1.6 Ekonomi
Pada umumnya sebagian besar penduduk Desa Sumber Mulya mempunyai
mata pencaharian sebagai petani. Disamping itu, mata pencaharian penduduk

4-2
Penarik adalah Pegawai Negeri Sipil, Karyawan Swasta, Pedagang barang &
jasa, Pensiunan dan lain-lain.

Desa Sumber Mulya yang mempunyai tekstur tanah lempungan berwama


merah kehitaman, tidak cocok untuk tanah sawah. Kondisi tanah tersebut
lebih cocok untuk perkebunan. Dengan demikian sebagian besar penduduk
Kecamatan Penarik mempunyai mata pencaharian sebagai petani kebun.
Lahan perkebunan yang diolah meliputi lahan perkebunan kelapa sawit dan
karet.

Tingkat pendapatan penduduk Desa Sumber Mulya dari pertanian dan


perkebunan rata-rata Rp.1.000.000,/bulan. Pendapatan ini masih ditambah
dengan hasil usaha lainnya.

4.1.7 Survey Kelistrikan


Hasil survey lapangan menunjukkan jaringan listrik PLN masih belum tersedia.
Karena terlalu jauh dari jaringan PLN terdekat yang ada oleh karenanya
masyarakat Desa Sumber Mulya menggunakan sistem kelistrikan swadaya
yaitu berupa pembangkit portable berupa genset.

4.2 DATA TEKNIS


4.2.1 Survey Tofograf
Areal yang akan dipetakan yaitu pada genangan bendung, track penstock,
rencana saluran ppembawa, bak penenang, power house dan tail race dengan
cakupan pekerjaan, meliputi Pengukuran polygon utama dan Pengukuran
situasi detail.

Persyaratan teknis pengukuran ini mengacu pada persyaratan Teknis PT-02


yang diterbitkan pleh Direktorat Jenderal Pengairan, seperti dijelaskan
dibawah ini.

a. Pengukuran Poligon
- Polygon meliputi daerah yang akan dipetakan dan merupakan
polygon terbuka terikat satu titik.
- Polygon dibagi atas seksi-seksi dengan panjang maksimum 100m
- Pengukuran polygon akan diikatkan ke titik BM1 yang mempunyai
data koordinat. Dalam hal ini penentuan koordinat titik awal akan
dilakukan dengan peralatan GPS ( Global Positioning System ).

4-3
- Pengukuran sudut polygon akan dilakukan dengan 2 (dua) seri
dengan ketelitian sudut 5” (lima detik).
Kesalahan penutup sudut maksimum 10” N, dimana N adalah
jumlah titik polygon.
- Semua bench mark yang dipasang maupun yang telah ada harus
dilalui polygon
- Alat ukur sudut yang digunakan adalah teodolit T2 Wild atau yang
sejenis.
- Pengukuran jarak dilakukan dengan metode Tachiometri
D = ( BA-BB) X 100 X SIN2 Z

- Sudut vertical dibaca dalam satu seri dengan ketelitian sudut 10”
- Ketelitian linier polygon 1 : 10.000

b. Pengukuran elevasi
- Alat yang digunakan adalah Theodolit T2 wild dengan hitungan
beda tinggi memakai metode Tachiometri, H= (( BA-BB) X 50 X SIN
2 Z ) – (tg. Alat – BT)
- Jarak bidikan rambu maksimum 50 m.
Akan diusahakan jarak rambu muka sama dengan jarak rambu
belakang, dan genap.
- Data yang dicatat adalah pembacaan ketiga benang silang, yaitu
benang atas, benang bwah dan benang tengah .
- Semua bench mark yang ada maupun yang akan dipasang akan
melalui jalur ukur.
- Batas toleransi untuk kesalahan penutup maksimum 10 VD, dimana
D= jumlah jarak(km)

c. Pengukuran Situasi Detail


- Alat yang akan digunakan adalah Theodolit TO atau yang
sejenisnya yang sederajat ketelitiannya
- Metode yang digunakan adalah radial
- Semua tempat yang ada, baik alamiah maupunbuatan manusia
diambil sebagai titik detail, misalnya : lembah, bukit, alur, sadel
dan sebagaianya
- Kerapatan titik detail (_+ 25 m ) harus dibuat sedemikian rupa
sehingga bentuk topograf dan bentuk buatan manusia dapat
digambarkan sesui dengan keadaan di lapangan
- Pengukuran sungai di sekitar lokasi rencana bending harus diambil
detail selengkap mungkin, misalnya elevasi as, tepid an lebar
sungai, bukit di sekitar bending tersebut

d. Prosesing data dan penggambaran


Prosesing data

Tahapan pengolahan data adalah

- Down load data hasil pengukuran dengan menggunakan program


excel, di import pada program Softdesk serta Land Development.
- Adjustmen data setelah di ubah formatnya kemudian diproses
dengan mempergunakan hitungan baik jarak maupun beda tinggi
elevasi.
- Metode peralatan dengan memakai cara bowdit dengan salah satu
penutup sudut 10 Vn dan ketelitian linier jarak 1/6000

4-4
Rencana Site Bendung & Trace Sal. Pembawa
RESUME PATOK UKURAN

NOMOR +ELEVASI JARAK M JARAK


PATOK LANGSUNG

P1 20.00 0.00

46.00

P2 19.110 46.00

48.00

P3 18.890 94.00

14.00

P4 19.670 108.00

25.00

P5 18.990 123.00

Rencana Jaringan Transmisi


RESUME PATOK UKURAN

NOMOR PATOK +ELEVASI JARAK M JARAK


LANGSUNG

P5 18.990 0.00

30.70 30.70

P6 24.470 79.30

48.60
145.95
P7 37.070
196.85
66.65

P8 46.730
240.85
50.90

P9 50.310
280.45
44.00
346.85
P10 50.460
372.85
39.60
423.85
P11 54.580
473.85

4-5
RESUME PATOK UKURAN

NOMOR PATOK +ELEVASI JARAK M JARAK


LANGSUNG

66.40
553.45
P12 53.990
619.85
26.00
685.85
P13 54.420
728.15
51.00

P14 54.290
752.75
50.00

P15 54.470
774.95
79.60

P16 55.200

66.40

P17 47.240

68.00

P18 46.870

40.30

P19 49.390

24.600

P20 48.750

22.20

P21 46.970

Kendala dan alternative pemecahan masalah

Kendala yang di hadapi kegiatan survey topograf adalah

1. Menentukan titik refrensi karena lokasi berada jauh dari pemukiman


2. Lokasi survey cukup sulit karena berada pada lokasi yang terjal dengan
kondisi batuan licin
3. Tinggi elevasi yang dijadikan referensi ditentukan secara local.

4-6
4.2.2 SURVEY HODROLOGI
Keadaan Sungai

Untuk skema PLTMH pemanfaatan air yang digunakan adalah dengan model
Run off River (ROR), Dimana air sungai yang di perlukan hanya di belokan
arahnya dan bendung tidak di fungsikan sebagai waduk (reservoiar) tetapi di
fungsikan sebagai peninggi level air, air diarahkan pada intake dan
selanjutnya dialirkan menuju bak penenang (Forebay tank) melalui saluran
pembawa, bangunan intake dan bak penenang terintegrasi dalam satu lokasi.

Di tinjau dari kondisi topograf daerah Aliran sungai (DAS) Selagan memiliki
topograf yang sangat beragam, mulai dari daerah berbukit dan begunung
sampai kedataran di sekitar muara sungai. Secara geografs lokasi
pembangunan PLTMH di sungai AIR KUMBANG terletak pada koordinat 02 o
39,9’ LU – 101o 23,142’. Hasil dari pengamatan/pengukuran diperoleh data-
data karakteristik sungai adalah : gradient rata-rata 15 %, lebar maksimum 10
m, diapit oleh perbukitan dengan topograf terjal.

Sungai ini bersifat permanen, dibagian hulunya masih merupakan hutan yang
sangat lebat, sehingga debit air pada waktu musim kemarau masih bisa
diandalkan untuk PLTMH. Akan tetapi disekitar lokasi rencana pada radius 500
meter, penebangan hutan sudah terjadi akan beralih fungsi menjadi
Perkebunan Kelapa Sawit.

Menurut informasi dari penduduk setempat, rasio antara musim hujan dan
kemarau di Desa Sumber Mulyo adalah 9 : 3 Dalam setahun terjadi hari hujan
rata-rata 7 – 8 bulan dan musim kemarau paling lama selama 2-3 bulan, anak
sungai ini tidak pernah kering selama masa waktu 2 tahun kebelakang dan
pada musim kemarau panjang yang pernah terjadi, debit air bisa mencapai
80% dari kondisi debit air saat ini, ha ini di mungkinkan karena hulu sungai
AIR KUMBANG berada pada daerah yang dilindungi sehingga lingkungan dan
investigasi pada wilayah tangkapan air ( catchment area ) terjaga dengan
baik, jadi ketersediaan air sepanjang tahun bisa di andalkan diprediksi
bedasarkan informasi dan analisa.

4.2.3 Debit Rencana

Debit rencana adalah debit air yang akan di perlukan pembangkit secara
kontinyu, debit rencana di hitung dari beberapa parameter yaitu : Luas
catchmen area, curah hujan, debit terukur, dan informasi lain sebagai
bahan pertimbangan.

PENGUKURAN DEBIT AIR, diperoleh Qr = 1242 lt/dt

4-7
4.2.4 Debit Andalan

Debit andalan adalah debit minimum sungai yang kemungkinan tersedia


panjang tahun dengan probabilitas 80% terpenuhi, debit andalan dapat
ditentukan dengan data debit harian sungai atau dengan metoda Neraca air
( Water Balance ) yang di kembangkan oleh Dr. Fj Mock. Perhitungan dengan
metoda ini memerlukan parameter baik parameter yang terukur maupun
parameter yang di estimasi. Prameter meliputi

- Data curah hujan bulanan rata rata (mm )


- Data hari hujan bulanan rata rata ( mm )
- Data Klimatologi
- Luas Catchment Area

Sedangkan parameter yang di estimasi meliputi :

- Kecepatan Infltrasi
- Kapasitas kelembaban Udara
- Persentase lahan yang tak tertutup vegetasi
- Kandungan air tanah awal

Debit andalan neraca air di rumuskan sbb :

Q = ( Dro = Bf ) Ws = R – Ep

Dro = Ws – I = 0,6.Ws EL = Et – E

Bf = I – Vn

Q = Debit banjir Vn = Storage Volume

Dro = Debit Runn Off R = Curah hujan

Bf = Base flow Ep = Limit Evapotranspirasi

F = Catchmen Area Ef = Evapotranspirasi Potensial

Ws = Water Surplus K = koefsien Infltrasi

I = Infltrasi Runn Off= Dro + Bf

Sifat – Sifat Aliran Sungai

Sifat-sifat daerah aliran sungai meliputi ukuran bentuk, permukaan, orientasi


ketinggian, topograf dan geologi dari daerah aliran sungai. Makin besar
daerah aliran sungainya, makin besar pula limpasan totalnya. Namun
diketahui pula bahwa intensitas limpasan maksimum tidak meningkat secara
linier mengikuti ukuran daerah aliran sungai. Daerah aliran sungai yang lebih
besar memperkenalkan suatu pengaruh yang cukupan pada banjir. Benar pula
bahwa untuk daerah aliran sungai yang lebih besar, sangatlah jarang secara
efektif meliputi seluruh daerah aliran sungai. Sehingga pada sembarang

4-8
waktu hanya sebagian dari daerah aliran sungai menyambung pada aliran. Hal
ini juga memperkenalkan pengaruh ukuran pada harga puncak banjir.

Perkiraan Limpasan

Perkiraan limpasan dari suatu daerah aliran sungai merupakan masalah yang
sangat rumit. Kita umumnya memerlukan tiga macam informasi yan
menyangkut statistic limpasan, yakni:

1. Limpasan tahunan, musiman atau bulanan


2. Aliran rendah ekstern
3. Limpasa banjir

Keadaan iklim dan cuaca

Hubungan curah hujan – Limpasan

Data aliran sungai yang teramati dapat dianalisis dengan sarana seperti
hidrograf atau lengkungan jujuh aliran. Tetapi untuk meramalkan limpasan
atau aliran sungai yang berhubungan dengan sebarang presepitasi tidaklah
mungkin hanya dengan melihat suatu hubungan antara curah hujan dengan
limpasannya. Adalah merupakan suatu kenyataan bahwa hubungan antara
curah hujan dengan limpasan merupakan tema pokok dan hidrologi air
permukaan. Dari sini jelas bahwa limpasan akan tergantung pada sifat-sifat
masukannya pada sifat-sifat daerah aliran sungai.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Limpasan

Berbagai faktor yang mempengaruhi laju limpasan dan besarnya dapat


disebutkan di bawah empat golongan besar sebagai berikut:

1. Sifat-sifat presipitasi
2. Sifat-sifat meteorology
3. Sifat-sifat daerah aliran sungai
4. Sifat-sifat penampungnya

4-9
1. Sifat-sifat Presipitasi
Sifat-sifat presipitasi mencakup jenis atau perilaku badai, intensitasnya, liputan dan
jujuhnya. Variasi intensitas badai menurut tempat tempat serta waktu juga penting. Hujan
dengan intensitas yang lebih besar menghasilkan limpasan yang lebih besar untuk volume
presipitasi total yang sama. Hal demikian ini, disebabkan waktu badai yang lebih singkat
menurunkan abstraksi-abstraksi seperti misanya penguapan dan peresapan. Badai yang
menghasilkan hujan gerimis tetapi berlangsung lebih lama, sebagai lawanya, menghasilkan
limpahan yang relative lebih sedikit. Jika suatu badai dating hamper bersamaan dengan
badai lainnya, badai yang kedua menghasilkan limpasan yng relative lebih besar. Hal ini
disebabkan oleh kenyataan bahwa telah ada kejenuhan yang cukup pada tanah, Kehilangan
karena peresapan sangat berkurang pada badai kedua. Status ini disebut dengan kondisi
presipitas anteseden. Badai salju menghasilkan limpasan bersama dengan melelehnya salju.
Limpasan seperti ini mempunyai sifat-sifat yang sangat berbeda.

2. Sifat-sifat Meteorologi
Faktor-faktor meteorlogi seperti suhu, lembap, angin, variasi tekanan, dan sebagainya
menghasilkan pengaruh yang cukup berarti pada limpasan. Suhu yang lebih tinggi dan
kecepatan angin membantu penguapan. Kelembapan, di pihak lain, mengurangi panguapan.
Pemeluhan juga meningkatkan faktor-faktor ini. Angin yang membawa sera lengas udara
dan menggantikannya dengan udara segar yang kering membantu berlangsungnya
penguapan. Sebaran tekanan di atmosfer membantu pergerakan badai. Jika badai mengikuti
arah aliran sungai, laju limpasan lebih besar di lain pihak, jika badai bergerak pada arah
yang berlawanan, hasilnya adalah banjir yang relative sedang.

4.3PERHITUNGAN TEKNIS RENCANA PLTMH AIR KUMBANG


4.3.1 Penghitungan Daya Terbangkit.
o Elevasi Mercu Bendung Rencana = +18,05
o Kehilangan Tinggi Energi Pintu Intake s/d Inlet Pipa Penstock = 0.45 m
o Elevasi Tanggul Sungai yang ada dihilir (P5) = +7.55
o Debit Air Terukur = 1242 liter/det
o Tinggi Jatuh H = 18.05 – 0.45 – 7.55 = 10.05 meter
o Daya Aliran Air, Pa=pgQH = 1000 x 9.81 x 1.242 x 10.05 = 122.450 Watt = 122,45 KW
o Daya Yang Dihasilkan Turbin , Pt = 0.70 Pa = 0.70 x 122.450,00 = 85.714,60 Watt = 85,7
KW
o Daya Listrik Yang Dihasilkan, Pe = 0.80 x Pt = 0.8 x 85.714,60 = 68.571,70 Watt = 68,6
KW

4.3.2 Kalkulasi dan Penetapan Peralatan PLTMH


1. Losses

1.1. Friction

No Description Symbo Value Unit


l

1.1.1 Flow Q 1.242 m3/s

1.1.2 Inner diameter of d 0.90 m


pipe

1.1.3 Pipe area A 0.636 m2

1.1.4 Friction factor Gamma 0.003 m2/s

1.1.5 Pipe length L 12 m

1.1.6 Average velocity v 1.90 m/s

1.1.7 Gravity constant g 9.81 m/s2

1.1.8 Kinematic velocity V m2/s

1.1.9 Reynold numbers Re 0.225

1.1.10 Absolute roughness k 0.03 mm


of pipe material

1.1.11 Relative roughness k/d 0.0333


of pipe material

Friction Losses Hf 0.254 m

Site flow avalaible water at 15o C

1.2. Local / Turbulences Losses

No Description Symbo Coef Q’t Valu


l y e

1.2.1 Loss for inlet Z1 0.040 1 0.04

1.2.2 Loss for bent, < 20o Z2 0.250 2 -

1.2.2 Loss for bend, 45o Z2 0.380 0 0.38

1.2.2 Loss for bent < 60o Z2 0.490 0 -

1.2.2 Loss for bent 90o Z2 0.600 0 -

1.2.3 Loss for reducer Z3 0.040 1 0.04

Local losses HL 0.46 m

2.Power
No. Description Symb Value Unit
ol
2.1 Gross Head Hg 9 m
2.2 Total Loses Ht 0.83 m
2.3 Net Head Hn 28.17 m
2.4 Flow Q 1.242 m3/s
2.5 Gravity constant g 9.81 m/s2
2.6 Net hydraulic power potential Pw 120 kW
2.7 Turbine efficiency 0.6
2.8 Turbine’s shaft output power Pt 72 kW
2.9 Mechanical transmition to 0.97
generator
2.10 Mechanical power transferred to Pd 70 kW
Generator
2.11 Generator efficiency 0.903
2.12 Electric power generated Pel 63 kW

3.Pressure Transient in Pipe Lines ( Waterhammer)

No Description Symb Value Unit


ol
3.1 Mosulus of elasticity(Bulk Eliq 2.1E+ N/m2
modulus) of water 09
3.2 Density of water 1000 Kg/m3
3.3 Modulus of elasticity of pipe Ep 2.1E+ n/m2
material 11
3.4 Internal diameter of the pipe d 0.48 M
3.5 Wall thickness of the pipe t 0.004 M
3.6 Propagation speedof shock wave a 977.01 m/s
3.7 Gravity of watera g 9.81 m/s2
3.8 Velocity of water v 2.39 m/s
3.9 Surge head hsurg 2.38.4 m
e 3
3.10 Total head Ht 266.60 M
3.11 Ultimate tensile strength of pipe S 3.7E+ N/m2
material 08
3.12 Efective thickness of the pipe tef 0.0036 M
3.14 Safety factor sf 2.10 -

4.Turbine Sizing For Cross Flow

No. Description Symb Value Unit


ol
4.1 Inlet Width bo 296 mm
4.2 Rotor speed n 706 rpm
4.3 Rotor diameter d 300 mm
4.4 Number of blade 28
4.5 Specifc speed ns 133 rpm
4.6 Finishing painting
4.7 Bearing SKF 2221 EK
4.8 Blade material : carbon steel

5.Generator

No Description Syncronous Symbo Value Unit


l

5.1 Type :

5.2 Enclosure : NEMA MGI-


22

5.3 Insulation : Class H

5.4 AVR : included

5.5 Rating power 94 kVA

5.6 Power factor Pt 0.80

5.7 Voltage strar V 380/22 V


connection/del 0
ta

5.8 Frequence f 50 Hz

5.9 Speed n 1500 rpm

5.1 Phase 3
0

6.Control System

No Description Symbo Coef Valu


l e

6.1 Controller : Electronic load


controller locally made

6.2 Rating power 75 kW

6.3 Ballast load : air heater 88 kW

6.4 Safety : emergency warning


set, overvoltage & lightning
protection

7. Pully and Belt


No Description Symbo Coef Value
l

7.1 Rotation speed degree n 2.125 rpm

7.2 Driven pulley diameter D1 250 mm


generator

7.3 Driven pulley diameter D2 531.268 mm


turbine

7.4 Arc of contact on smaller 165.325 0


pulley

7.5 Center distance e 1150 mm

7.6 Belt speed v 19.634 m/s

7.7 Peripheral force to be Fu 3656.298 N


transmitted

7.8 Load factor c 1.1

7.9 Max peripheral force to be fumax 4021.927 N


transmitted 443

7.10 Specifc peripheral force to Fu 27 n/m


be transmitted

7.11 Basic belt tension E 1.75 %

7.12 Belt suppl width bo 148.960 mm

7.13 Belt pully width b 168.960 mm

7.14 Geometrical l 3526.653 mm

4.3.3 Penghitungan Produksi Listrik.


o Daya Yang Dihasilkan Turbin Pt = 0.70 Pa = 0.70 x 122.450,00 = 85.714,60 Watt = 85,7
KW
o Daya Listrik Yang Dihasilkan, Pe = 0.80 x Pt = 0.8 x 85.714,60 = 68.571,70 Watt = 68,6
KW

Panjang jaringan : 3.0 kms system tegangan Rendah 220 V

Jumlah konsumen: 300 rumah .


SKETSA LAY OUT PLTMH AIR KUMBANG

R EPUB LIC O F IN DONESIA


MINISTRY OF PUBL IC WORKS

DIRE NCANAKA N

DIPE RIKSA

TEA M L EADER

DISE TUJUI

4.3.4 DESAIN TEKNIS BANGUNAN SIPIL


Fasilitas utama bangunan sipil PLTMH AIR KUMBANG terdiri dari bendungan / Dam dilengkapi
segala aksesorisnya, bangunan penyadap (Intake), saluran pembawa dan kantong
penenang ( forebay). Pipa start tube ataupun penstock, rumah pembangkit (power house).
Bangunan elevasi

Mereu bendung + 18,05

Lantai bendung + 16,05

Lantai Intake + 17.25

Dek Serk Bendung + 19.55

Over flow + 18.77

a. Bendung / Dam
Fungsi utama dari bendung / dam pada pekerjaan ini adalah untuk meninggikan Muka Air
serta mengarahkan aliran air sungai pada bangunan Turbin, agar supaya :

1. Debit minimum dapat disadap seluruhnya


2. Elevasi muka air di tinggikan untuk mendapatkan tambahan tinggi energi / tinggi jatuh
pada bangunan turbin .

Type bendung di pilih diantara 2 jenis yaitu :

o Bendung dengan penyadap pada mercu ( Tyrolliam)


o Bendung biasa dengan penyadap terpisah

Dalam pemilihan bendung ini yang paling sesuai di tentukan oleh factor hidrolika geologi
dan teknik pelaksanaan serta faktor ekonomi.

Pertimbangan dalam rencana

1. Elevasi bendung harus ditentukan sama tinggi daerah ambang atas lobang penyadapan
teoritis, tinggi bendung dari dasar sungai ditetapkan dengan memperhatikan letak lantai
bangunan Turbin, hingga diperoleh tinggi jatuh yang maksimal.

Untuk perlindungan terhadap pengikisan dasar sungai (dasar sungai bukan bantuan)
maka dibelakang dan muka bendung perlu dibuat lantai/ koporan yang memenuhi
syarat-syarat sbb :

- Tebal lantai : Minimum 30 cm


- Lebar lantai : 2m untuk tinggi bendung max 1m
o 2-3 m untuk tinggi bendung 1-2m

2. Untuk mencegah bahaya piping dari pondasi, maka bagian muka bendung harus ditutup
dengan lantai pasangan batu kali dengan adukan 1:2, panjang lantai harus
diperhitungkan sesuai dengan jenis pondasi
Semua type bendung harus dilengkapi system pengurasan endapan. Untuk Bendung PLTMH
AIR KUMBANG dirancang menggunakan bendung permanen dari pasang batu kali adukan 1
Pc : 3Psr, mercu dilapisi beton bertulang adukan 1 Pc : 2 Psr : 3 Kr tebal 20 cm dengan
tulangan dari besi Wirmesh M-8.

Dasar sungai terdiri dari batuan massive sehingga untuk bendung ini tidak diperlukan
pasangan batu untuk lantai olakan, kemiringan mercu bagian depan 1 : 2 dan bagian
belakang 2 : 1, bendung pada PLTMH AIR KUMBANG berfungsi sebagai peninggi muka air
dan pengarah air ke bangunan turbin.

Elevasi mercu = + 18,05

Elevasi dasar sungai =+ 16,05

Tinggi mercu = 2,00 meter

Flood level upstream weir Q5 = 10.Qt = 12.42 m3/dt

Beff = 8,00 m

Qs = Cd x 2/3 x (2/3xg)1.5 x Beff x H1,5

5.49 = 1.30 x 2/3 x (2/3x9.81)1.5 x 8 x H 1.5

H 1.5
= 0.38 m -- H = 0.52 meter
b. Pintu Intake Bendung.
Fungsi sadp merupakan jalan masuk air yang berasal dari sungai agar masuk kesaluran
pembawa atau bak penenang. Pintu Intake harus direncanakan agar supaya debit minimum
dapat disadap seluruhnya disamping itu harus dapat dicegah masuknya bahan bahan padat
kedalam saluran. Untuk PLTMH AIR KUMBANG dipilih pintu sadap dari Type Pintu Ulir Stang
Tunggal, dengan lebar pintu 1,00 meter. Rumus yang digunakan untuk menentukan
beberapa besar debit air yang melalui pintu adalah :

Q = u.b.a.m. (2gz)0.5

Q = debit air masuk (m3/s)

b = lebar pintu intake (m)

a = tingi bukaan (m)

m= koefsien debit ( = 0.8, pengambilan tenggelam)

g = gaya graftasi ( 9.81)

z = Kehilangan tinggi energi pada bukaan (m)

Pertimbangan dalam perencanaan

1. Untuk mencegah kenaikan muka air yang tinggi didalam saluran pembawa pada waktu
sungai banjir, maka Pintu Intake harus dilengkapi dengan skat dari beton bertulang
sebagai pembatas masuknya air intake
2. Elevasi ambang atas lobang sadap harus terletak maksimum 5 cm diatas elevasi muka
air pada debit minimum (MAR – muka air rendah)
3. Elevasi lantai dasar Pintu Intake harus ditentukan minimum 0.5 m diatas lantai dasar
bendung
4. Penguras untuk menghindarkannya masuknya bahan padat/ endapan
5. Perbandingan tinggi dan lebar lobang sadap sedapat mungkin memenuhi syarat
6. Kecepatan air masuk dilobang sadap tidak boleh diambil kurang dari 1.5 m/det

Untuk menutup bagian Pintu Intake dalam keadaan darurat dan waktu diadakan perbaikan-
perbaikan pada pintu, harus dilengkapi dengan skat / spanning. Penempatan skat balok
harus mempertimbangkan ruang kerja antara kedudukan balok sekat dengan daun pintu.

Kontruksi Intake PLTMH AIR KUMBANG.

Rencana debit air = 1.242 m3/dt

Type intake = Pintu Ulir Stang Tunggal

Lebar Pintu = 1.00 meter

Dimensi lubang Intake = 1.00 m x 1.00 m


Nilai z = 0.20 m

Diperoleh tinggi bukaan a = 0,78 m

c. Saluran Pembawa ( Head Race )


Fungsi dan type Saluran Pembawa :

Saluran pembawa adalah jalan air dari Intake Bendung sehingga air dapat mengalir pada
bak pengendap. Saluran harus merupakan saluran dengan aliran bebas. Apabila melalui
medan dimana bahaya longsor akan menimbulkan kerugian yang besar maka saluran dapat
dibuat tertutup sedangkan apabila tidak ada bahaya maka saluran dapat dibiarkan terbuka.

Pertimbangan dalam Perencanaan

1. Bentuk penampang saluran pembawa dipilih antara trapezium dam empat


persegi panjang atau lingkaran (siphon) sesuai dengan keadaan geologi dan
topograf setempat. Pada jenis tanah yang cukup sulit di gali dengan tenaga
manusia. Maupun ada medanyang terjal bentuk penampang ditentukan empat
persegi panjang. Pada jenis tanah yang cukup mudah digali dengantenaga
manusia maupun medan yang landai penampang ditentukan trapezium.

2. Lereng-lereng yang terjal dikiri-kanan saluran akibat penggali atau penimbun


harus dibuat sesuai dengan kondisi tanah tersebut. Lapisan penutup di perlukan
pada saluran yang melalui tanah lempung dan pasir untuk mencegah rembesan
dinding saluran erosi. Untuk memudahkan control dan pemeliharaan, disepanjang
saluran perlu dibuat berm dengan lebar minimum 1.0m
3. Pada saluran yang memakai lapisan penutup. Maka dibawah saluran harus
panjang saluran pembuang air. Untuk mencegah air melimpah melewati dinding
saluran, maka saluran harus dilengkapi dengan bangunan pelimpah. Letak
bangunan pelimpah dapat dipilih pada sepanjang jalur saluran

4. Panjang bangunan pelimpah harus ditentukan, sedemikian sehingga kenaikan air


dalam saluran tidak lebih dari setengah tinggi jagaan( freeboard)

Rumus-rumus yang dipakai untuk menentukan dimensi saluran :

Q (m3/s) = F.V

F = luas penampanga basah saluran

V = kecepatan aliran air

Menentukan kecepatan aliran adalah :

V = kecepatan aliran air (m/s)

R = Jari jari hidrolis

I = kemiringan saluran (m/m)

Menentukan jari jari hisrolis (R ) adalah :

R = F/O

F = luas penampang basahsaluran

O = keliling basah saluran

Pada saluran terbuka diatas tinggi basah saluran harus ada freeboard
sekitar 30% dari tinggi dinding

Kontruksi saluran pembawa PLTMH AIR KUMBANG

Panjang saluran = 100 m

Kapasitas penampung = 1.242 m3/s

Jenis saluran = Saluran pasangan beton

Type saluran = persegi, lebar 1.20 meter, tinggi 1,20 meter.

Bahan = Beton 1:2:3 tebal 15 cm, tulangan Besi Wiremesh M-6

Angka kekasaran stikler = 60


Perhitungan teknis :

Lebar saluran b = 1.20 m, tinggi air h = 0.79 m

F (luas penampang basah ) = 0.948 m2

O ( keliling penampang basah) = 2,78 m

R ( jari jari hidrolis ) = 0.341

Menentukan kemiringan saluran agar stabil mensuply Q = 1.242 m3/s sebagai normal
supaya tidak kekurangan supply pada bak

Q = F.V

1.242 = 0.948 x V

V = 1.242 / 0.948

= 1.31 m/s

Menentukan kemiringan saluran ( sloop )

1.31 = 60 x 0.341 2/3


xI ½

I = (1.310 / (60 x0.341 2/3


))2

I = 0.002

Pada panjang saluran 100 meter harus ada beda tinggi minimal ( sloop )= 0.002x100 m =
20 cm
d. Bak penenang ( forebay )
Fungsi bak penenang adalah untuk :

o Meredam energi aliran dari saluran pembawa hingga tenang.


o Menampung sedimen yang terbawa dan membuang kelebihan air.
o Pemasok air kedalam turbin
o Meredam water hammer

Pertimbangan dalam perencanaan : Bak penenang sekurang kurangnya dilengkapi


dengan bagian-bagian kontruksi sebaga berikut :

o Bangunan pelimpah
o Kantung endapan.
o Pintu penguras
o Pintu pengatur
o Saringan sampah ( Trestek )
o Tinggi tenggelam penstock

Apabila tidak di fungsikan sebagai kolam pengendap ( Sand Traff), maka ukuran bak
penenang diperhitungkan dengan mempertimbangkan tinggai tenggelam penstock saja.

Tinggi tenggelam pipa di hitung dengan rumus :


Apabila sumbu pipa sejajar arah aliran

S = 0.54. V.D 0.5


(m)

Apabila sumbu pipa tegak lurus arah aliran

S = 0.72 . V.D 05
(m)

Posisi bak penenang pada PLTMH Air Kumbang sumbu penstock sejajar aliran air dengan
diameter pipa 0.98 m dan kecepatan air dalam pipa 1.76 m/s, maka tinggi tenggelam pipa
minimal S = 0.54 x 1.76 x 0.98 x 0.5 = 0.46 m diatas diameter penstock.

Untuk PLTMH Air Kumbang, direncanakan kolam penenang/kantong sedimen sepanjang 30


meter, perhitungan dimensi sebagai berikut :

Ukuran lebar spillway

Debit air masuk dari intake Qo = 1242 l/dt, pada kondisi z= 0.20 m

Lebar spliway =

Dalam hal ini ukuran bak dapat dibuat sekecil mungkin, namun kecepatan aliran air didalam
bak tidak boleh diambil lebih kecil dari 0.35 m/det

e. Penstock
Fungsi penstock adalah mengalirkan air dari bak penenang untuk mensupply kebutuhan
turbin dan penstock ini berfungsi sebagi pipa tekanan dimana daya tekan (pressure head)
inilah yang dijadikan acuan untuk daya pembangkit.

Meskipun beberapa tipe jenis penstocktelah banyak dekenal dan dpergunakan tetapi yang
lebih sesuai pada PLTMH adalah jenis plat baja roll( welded roller steel) dan cocok untuk
semua diameter dan tinggi jatuh.

Namun pemakaian material lain seperti PVC, asbes dan beton dapat dipertimbangkan pada
kondisi-kondisi tertentu. Pertimbangan dalam Perencanaan

1. Apabila diperhitungkan penampang diameter penstock yang ternyata tidak terdapat


didalam pasaran bebas, maka diameter yang dipilih hendaknya mendekati ukuran pipa
yang dapat di beli dipasaran bebas. Hal ini berlaku pula untuk ketebalan pipa
2. Penstock harus di perhitungkan kuat memikul tekanan sebesar 1.5 kali tekanan total
yang mungkin terjadi didalam pipa (termasuk surge)

3. Pada semua belokan arah vertical dan belokan arah horizontal di pasang angker block
untuk mengatasi gaya yang timbul akibat tekanan aliran

Beban yang bekerja pada penstock adalah :


o Beban vertical
o Berat sendiri pipa
o Berat air didalam pipa
o Gempa beban horizontal

Beban yang bekerja sejajar sumbu memanjang pipa

o Gaya akibat gesekan antara air dengan pipa (friction force)


o Gaya-gaya pada belokan
o Gaya akibat perubahan temperature sambungan muai (expansion joint) diperlukan untuk
meluruskan gerakan terutama pemuaian dan pengerutan pipa akibat perubahab
temperature

Diameter penampang basah pipa draftube cukup menggunakan diameter ekonomis (De).
Untuk menghitung De, maka kecepatan air didalam pipa harus diambil :
V = 0.125 (2gHn)1/2 m/dt
G = gravitasi = 9.81
H = Head

Diperoleh dengan mencari biaya ekonomis dengan pertimbangan sebagai berikut :


o Diameter bertambah, menyebabkan biaya bertambah tetapi sebaliknya akan
memperbaiki kehilangan tinggi jatuh ( head losses)
o Memperkecil diameter, menyebabkan biaya berkurang, tetapi menambah head losses
perlu diingat bahwa reduksi head losses akan menimbulkan biaya tambahan

PLTMH Air Kumbang akan mempergunakan penstock dari jenis Roller Welded steel dengan
spesifkasi :

Diameter pipa

Kecepatan air dalam penstock

V = 0.125 (2gh)1/2

V = 0.125 (19.61x10.05)1/2

V = 1.75 m/dt

Luas penampang pipa

A = Q/v

1/4� D2 = 1.242 / 1.75

D = (4 x 1.242/3.14/1.75)0.5
D = 0.95 m

D = 0.90 meter

Untuk menyesuaikan dengan ukuran plat yang ada di pasaran ( uk. 2,4 m x 1,2 m), maka di
rencanakan penstock dengan ukuran diameter 0.90 m dengan jalan plat si roll kearah
memanjang, untuk sistem joint dengan memakai flange dan baut sehingga kecepatan air
menjadi 1.95 m/s dan itu akan mengurangi losses karena gesekan dinding

Head losses

Kerugian karena gesekan dinding H wall loss

Mild steel roughness value = 0.01 uncoated

= 0.015 galvanized

H wall loss =( fL x 0.009 x 1.2422)/D5

= (0.001x0.009x1.2422)/0.905

= 0.0000235 m

H turb loss = (v2/2g) x (Kentrance+Kbend+Kvalve+Kcontraction)

= ( 1.952/19.62) x (0.40+1.16+0.10+0)

= 0.321 m

Total Hlosses =0.0000235 + 0.321 = 0.3210235 = 0.32 m

Koef. Turburensi, ht :

 Inlet pipa k= 0.04


 Blend 1 k = 0.25
 Blend 2 k = 0.38
 Blend 3 k = 0.49
Valve k= 0.1

f. Rumah Pembangkit & Saluran Pembuang


Komponen bangunan ini terdiri bagian-bagian utama:

o Pondasi peralatan elektro-mekanik


o Saluran pembuang
o Rumah pembangkit
Perencanaan bagian ini harus di kordinasikan sepenuhnya dengan tata letak peralatan
elektro-mekanik yang akan dipasang. Fungsi rumah pembangkit adalah : untuk melindungi
peralatan elektro-mekanik untuk menyediakan ruang guna pelaksanaan pemasangaan dan
pemeliharaan, serta ruang bagi alat-alat control

Pertimbangan dalam perencanaan

o Pondasi runah pembangkit harus kuat memikul semua beban mati san beban hidup
termasuk gempa yang mungkin terjadi
o Semua peralatan yang saling berhubungan secara konstruktis misalnya turbin, generator
harus diletakan diatas satu pondasi untuk menghindari perbedaan penurunan
(Differential settlement)
o Pondasi mesin berupa blok dibuat dari blok beton bertulang atau pemasangan batu kali
o Blok harus dapat meredam getaran
o Struktur harus awet terhadap cuaca
o Saluran pembuang harus mampu mengalirkan semua debit yang keluar dari turbin

Permukaan air disalurkan pembuang pada saat turbin tidak beroperasi harus terletak paling
sedikit 10 cm diatas mulut draf tube. Untuk tujuan ini ujung saluran pembuang harus
dilengkapi dengan kontruksi peninggi air, berupa mercu

4.3.5 Fasilitas Mekanikal dan Elekrtrikal


Perangkat elektro-mekanik system PLTMH merupakan produk rekayasa dalam negeri.
Komponen utama perlengkapan ini terdiri dari :

o Turbin
o System transmisi mekanik
o Generator
o System control beban LEC
o Ballast load

4.3.5.1 Pemilihan Jenis Turbin


Pemilihan jenis turbin didasarkan pada debit rencana, tinggi hidrolik netto dan jumlah unit
yang dipasang. Dengan referensi data dari lokasi rencana, maka dapat dipilih jenis turbin
yang sesuai terutama untuk turbin-turbin mikro yaitu jenis turbin implus( Pelton Crossflow,
turgo )dan turbin reaksi ( Propeler, prancis, PAT) untuk tinggi hidrolic > 50 m sering di
gunakan turbin type pelton, untuk tinggi hidrolik rendah ( antara 4 m sampai 6 m)
disarankan memakai jenis propeller, sedangkan untuk tinggi hidrolik menengah( antara 6 m
sampai dengan 50 m) dapat dipakai jenis cross flow

Types

Faktor-faktor yang menetapkan kelayakan pemakaian jenis turbin tersebut antara lain :

o biaya investasi keseluruhan untuk peralatan turbin, tranmisi kecepatan, jenis pengaturan
daya dan biaya pekerja sipil
o Effisiensi yang dapat dicapai baik pada beban sebagian dan beban penuh
o Ketersediaan turbin standar yang ada
o Operasi dan pemeliharaan

Untuk PLTMH Air Kumbang, turbin yang sesuai di terapkan adalah turbin yang bekerja pada
head menengah ( medium head) yaitu jenis Cross flow.

Sistem pembangkit PLTMH Air Kumbang dimungkinkan di pasang 1 unit turbin crossflow
dengan lebar runner 1000 mm – diameter 900 mm jumlah blade 90 dan menghasilkan
putaran 706 ppm

Base frame

Terbuat dari mild steel, profl U, dilengkapi dengan angkur yang ditanam pada pondasi dan
open flume untuk mengarahkan air buangan kedalam saluran pembuang

Casing turbin

Terbuat dari mild steel, besi plat dengan ketebalan 10 mm sampai 16 mm agar turbin
kontrukasi kokoh.

Guide vane ( inlet valve)

Terbuat dari mild steel, berbentuk kurva menipis kebagian ujung guna menjaga aliran air
tetap laminar ketika membentur runner.

Hand regulator

Berguna untuk mengatur bukaan vane (inlet valve) sehinga putaranrunner konstan disaat air
pada musim hujan dan air menyusut pada musim kemarau.

Rotor ( Runner)

Terbuat dari mild steel. Dua buah pringan (disk) dilas pada poros dan piringan tesebut di
pasang sudu-sudu (blade). Diameter runner tetap,sedangkan lebar berubah bedasarkan
debit dan head air. Disamping itu di pasang intermediate disk yang jumlahnya tergantung
lebar runner. Pada sisi kiri runner diletakan bearing yang melekat pada casing turbin

Draft tube
Terbuat dari mild steel, plat baja dengan ketebalan 5 mm berbentuk segi empat berfungsi
untuk mengarahkan jatuhan air buangan ke tali turbin ke tailrace agar tidak memantul ke
runner yang dapat menghambat putaran runner. Menghitung lebar runner

Untuk c = 3.65 q = 0.4 M3 DAN HNET = 28.17 M

Bo =c.Q/hnet1/2 = 296

Menghitung putaran turbin (rpm):

N = 133

= 706

Perletakan turbin

Turbin-turbin aksi (Cross flow, Pelton) turbin diletakan secara positif (diatas sluran
pembuang) untuk menghidari gesekan denganair sehingga pada turbin air ini aka nada
kerugian head sebesar letak poros turbin, terhadap saluran pembuang.

Untuk turbin reaksi (propeller) tidak terjadi kerugian head seperti pada turbin aksi, karena
adanya draftube yang merupakan satu kesatuan (bagian ) dari turbin tersebut. Masalahn
lain dihadapi dari perletakan turbin reaksi adalah kavitasi.

Dari segi pembuatan, untuk memudahkan dan menekan biaya pembuatanya disarankan
untuk :

o Sedapat mungkin tidak memakai proses cor


o Diusahakan memakai plat-plat yang bias dilas
o Sedehanakan bentuk-bentuk kontruksi, namun harus diingat pengaruh terhadap
penurunan efesiensi
o Usahakan pemakaian bahan-bahan peralatan tersedia di pasaran, antara lain : pipa
draftube, bearing, pully,dll

Untuk mengatasi kesulitan pada permasalahan dapat dipakai turbin-turbin standar. Tiap
turbin mempunyai rentang pemakaian (H, Q , P) namun diingat bahwa pemakaian turbin
standar yang selalu jauh dari data desainnya akan memberikan pengorbanan efesiensi

4.3.5.2 Pemilihan Generator


Dianjurkan untuk memakai generator yang ada di pasaran, misalnya 1000 rpm atau 1500
rpm. Putaran yang lebih rendah akan meringankan pemilihan transmisi kecepatan yang
diperlukan. Kapasitas generator sama atau lebih besar dari pada kapasitas yang bias
dibangkitkan turbin. Untuk kapasitas kecil dapat dipakai generator AC. Untuk generator AC
pada dasarnya ada 2 (dua) jenis yang dapat dipakai untuk pembangkit tenaga listrik yaitu
generator tak serempak (induksi) dengan kontruksi sangkar(Cage rotor) dan generator
derempak (sinkron)

Pemilihan jenis generator yang akan digunakan juga didasarkan pada karakteristik sebagai
berikut :

o Tegangan kerja generator


o Kapasitas pembangkit
o Kemungkinan unit kerja pararel
o Kesederhanaan kontroksi
o Generator dengan standar produksi

Generator Asinkron/Induksi

Untuk menjadikan mesin asinkron/induksi bekerja sebagai generator pembangkit listrik


haruslah dipenuhi beberapa persyaratan sebaga berikut :

o mesin harus diputar kira-kira 1.03 xNs


o mesin harus mendapat pasok arus induktif untuk membangkit tegangan eksitasi
o arus tersebut dapat di pasok oleh suatu kapasitor atau dapat jug adi pararel dengan
jaringan

Dari persyaratan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pemakaian generator induksi
pada PLTMH. Untuk kapsitas diatas kVA tidak ideal, selain tidak ekonomis juga system
pengaturnya sulit rumit. Tetapi untuk pembangkit lebih kecil dari 20 kVA dengan beban
hanya penerangan saja ( cos y =1) maka penggunaan generator induksi ini cukup
menguntungkan, tidak menggunakan governor dan AVR

Generator Sinkron

Jenis generator ini adalah yang lazim digunakan pada saat ini untuk membangkitkan tenaga
listrik AC untuk sekala besar maupun kecil dengan pola operasinya dapat terpisah atau
pararel dengan jaringan distribusi.

Pemilihan generator ini harus didasarkan pada kontruksi dan system yang sederhana,
dimana pengaturan tegangan eksitasinya dapat dikontrol dan diatur oleh suatu AVR
(Automatic Voltage regulator) secara konstan.

Keuntungan lain dari pemilihan jenis generator dinkron berkutub dalam dengan penguat
sendiri (self exciter) adalah
1. Sumber eksitansinya menggunakan generator arus bolak-balik yang dihubungkan satu
poros dengan generator utama
2. Arus bola-balik yang ditimbulkan oleh generator penguat diubah menjadi arus searah
melalui rotating rectifer
3. Tidak menggunakan slipring atau sikat
4. Respon penguat lebih cepat
5. Dapat diandalkan

Untuk PLTMH Air Kumbang bisa memakai generator jenis synchronous rating power 86 kVA
per unit, phase 50 Hz dengan class insulation H RPM 1.500, enclousur IP22 NEMA pada
ambient temperature 125 C.

Standar rated speeds and number of poles for synchronous

No. of poles 50 hz 60 Hz

4 1500 1800

6 1000 1200

8 750 900

10 600 720

12 500 600

14 429 514

16 375 450

18 333 400

20 300 360

24 250 300

Pemilihan Sistem pengatur

Sisitem pengaturan berfungsi untuk mengatur agar putaran turbin(rpm) relative tetap
konstan untuk berbagai pembukaan beban. Pada dasarnya ada 2 (dua) sisitem pengaturan
yang dapat dipakai untuk PLTMH yaitu :

1. Sistem pengaturan beban (load controller)


2. Sistem pengaturan air (governor)

Untuk kapasitas kecil <20kVA dapat dipakai


1. Generator induksi dengan system pengaturan beban (load controller)
2. Pengaturan air manual
3. Pengaturan air otomatis sederhana

Untuk kapasitas > 20kVa dapat di pakai:

1. Menggunakan generator sinkron dengan pengaturan system elektronik regulator


governon, energy absorber dari brake atau resistance
2. Menggunakan generator sinkron dengan pengaturan system hidrolis penuh
3. Menggunakan generator sinkron dengan pengaturan sisitem electric hirolis

Untuk turbin crossflow, melihat karakteristiknya dianjurkan memakai system pengaturan


load controller agar efesiensi turbin tetap maksimum dan operasi turbin dapat stabil.

Untuk PLMTH Air Kumbang bisa memakai kontrol jenis electronic Load Control (ELC) rating
power 86 Kw, 3 phasa 220 V/50Hz dan dilengkapi dengan shutdown sisitem, Emergency
warning set, ove and under protection dan standars lightning protection.

Untuk mengetahui besaran yang timbulkan oleh generator, dilengkapi dengan instrument
ukur menunjukan besaran ukuran yang di perlukan yaitu :

1. Pengaturan arus beban (A)


2. Pengukuran tegangan (V)
3. Pengaturan perputaran/frekuensi (Hz)
4. Pengaturan daya yang dikeluarkan (kW)
5. Pengaturan daya yang dikeluarkan / per jam (kWH)
6. Pengukuran jumlah jam kerja unit mesin

ELC ini di lengkapi juga dengan system pengaman, sistem pengaman tersebut adalah :

1. Pengaman arus lebih


2. Pengaman tegangan lebih
3. Pengaman frekuensi rendah
4. Pengaman hubungan tanah
5. Pengaman daya balik bila kerja pararel

Transformator daya

Transformator daya ini diperlukan bila jarak pembangkit dengan konsumen cukup jauh lebih
dari 2 km. Pemilihan transformator daya didasarkan pada :

1. Daya pengenal (kVA)


2. Tegangan pengenal (volt)
3. Frekuensi (Hz)
4. Jenis hubungan lilitan
5. Jenis pending minyak
6. Sadapan tnpa beban

Transmisi kecepatan

Untuk turbin-turbin mikro, putaran turbin biasanya lebih rendah dari putaran generator yang
ada dipasaran, sehingga di perlukan kecepatan untuk menyerepakan putaran turbin dengan
putaran generator. Macam-macam transmisi yang dapat dipakai antara lain :

1. Roda gigi
2. V belt / flat belt
3. Rantai dan sebagainya

Pertimbangan-pertimbangan pemilihan macam transmisi tersebut antara lain :

1. Harga 1 (ratio kecepatan) yang dapat dicapai


2. Lay out generator terhadap turbin
3. Kecepatan maksimum

PLTMH Air Kumbang akan mempergunakan sistem transmisi dengan v-belt atau flat belt.

Penyusutan Tata Letak Perlatan Elektro Makanik

Beberapa hal yang perlu dalam penetapan tata letak peralatan elektro-mekanik adalah
sebagai berikut :

1. Dimensi-dimensi dari bagian-bagian peralatan utama Elektro mekanik seperti turbin,


tranmisi kecepatan, generator, trnsfomator, panel, governor dan sebagainya
2. Syarat- syarat dari bagian-bagian utama peralatan tersebut misalnya :
a. Letak turbin terhadap saluran pembuang, peralatan listrik seperti generator, dan lain-
lain yang tidak kedap air atau keamanan kemungkinan banjir.
b. Letak antara peralatan kendali (governor) dan pengaman, dan panel untuk
memudahkan operasi

3. Tata letak untuk menghemat ruangan dan jumlah ralatan

4.3.6 Fasilitas Jaringan Distribusi

Bedasarkan survey prioritas penggunaan energy listrik, kebutuhan energy listrik yang harus
di siapkan adalah untuk 300 rumah , sedangkan kebutuhan listrik per rumah secara ideal
sekitar 200 watt dengan pembagian 50 watt untuk penerangan dan 150 watt untuk
perlengkapan elektronik

Parameter kebutuhan listrik per rumah tangga diDesa Sumber Mulyo

Tegangan system : 220 volt


Pembatas arus : 1 Amp
Kapasitas listrik tersambung : 220 V x 1 Amp = 220 watt
Pengguna
Penerangan 5 titik lampu @ 10 : 5 x 10 watt = 50 watt
watt 150 watt
Peralatan elektronik Jumlah =200 watt

Estimasi kebutuhan Energi listrik desa AIR KUMBANG

Jumlah
Daya
Jumla Daya Keterang
No Uraian listrik
h Listrik an
watt
(Kw)
1. Rumah 300 200 60,0
2. Gereja
3. Lampu jalan 50 10 0.50
4. Cadangan untuk
pengembangan
TOTAL 60.50

Kapasitas daya terbangkit pada PLTMH AIR KUMBANG adalah 68,60 kw, jarak antara
pembangkit dengan rumah pertama adalah sejauh 1000 meter dengan mengikuti aliran
toleransi jarak melewati punggung bukit mak. 20%, panjang jaringan di wilayah desa dari
rumah pertama sampai rumah terjauh adalah 1500 m, untuk PLTMH AIR KUMBANG di ambil
toleransi panjang JTR 220 V adalah 2000 m karena jalur untuk jaringan relatip rata mengikuti
jalan desa. Untuk calon konsumen terdiri dari 8 kelompok dengan jumlah 300 unit

Beban Maksimum konsumen

Beban maksimum atau beban puncak adalah beban maksimum yang sebenarnya mungkin
akan tercapai selama pengusahaan instalasi tersebut. Bedasarkan beban maksimum inilah
ditentukan dimensi komponan instalasi tersebut seperti :

- besarnya kawat hantaran


- besarnya daya transfomator yang hendak di pasang
- besarnya unit pembangkit yang hendak di pasang
- besarnya dimensi komponen jaringan
- penyetelan alat pengaman

Besarnya beban maksimum dapat di prediksi dengan rumus :

Pmax = PA.a.g

Dimana

Pmax = Beban tertinggi/puncak yang mungkin tercapai

PA = nilai daya terpasang

A = a.g = factor daya guna


g = factor kebersamaan (coincidence factor)

a = derajat daya guna (demand factor)

Nilai a dapat berkitsar antara 0,6 s/d 0.8

Nilai a dabat berkitsar antara 0,8 s/d 1

Menurut parameter kebutuhan listrik per rumah tangga dan estimasi kebutuhan energy
listrik Desa Air Kumbang maksimumnya adalah 60,50 Kw dengan nilai a.g =0,8 maka beban
puncaknya yang akan terjadi adalah 48,40 kw pada rentang waktu operasi harian.

Pemilihan jalur distribusi

Lokasi pendukung harus di pilih pada tempat tempat dimana :

o mudah untuk akses perawatan


o kondisi tanah kuat dan stabil
o tidak ada masalah dalam penggunaan lahan
o tidak ada masalah pada jarak dengan rumah/ pohonyang di lalui
o jalur distribusi harus paling pendek
o hindari memasang tiang pada dasar jurang
o untuk tegangan rendah ketinggian konduktor dari muka tanah harus lebih dari 4m
o untuk tegangan menengah (20 KV) ketinggian konduktor dari muka tanah harus lebih
dari 6.5 m

Fasilitas Distribusi

Struktur pendukung distribusi listrik adalah

a. tiang
b. konduktor
c. trapo distribusi
d. aksesori tiang : isolator tumpu, stooping buckle, tap connector, stailess stell, fuse cut
off,dll
e. sambungan rumah : Kwh meter, MCB, consumer meter box, twistic cable, tap conector.

Jarak bebas minimum yan di ijinkan untuk konduktor dan lingkungan dari atas permukaan tanah
Ketinggian Konduktor
20 KV Tegangan Rendah
Diatas Tanah

Memotong Jalan 6,50 meter 4,00 meter

Sepanjang Jalan 6,00 meter 4,00 meter

Tempat Lain 6,00 meter 4,00 meter


Jarak bebas vertical antara konduktor telanjang 20 KVdan 0.80 meter
konduktor berpenyekat tegangan rendah

Jarak bebas antara fasa dari konduktor telanjang 20 kV 0,80 meter

Jarak bebas vertical antar konduktor telanjang 20 kV 1,0 meter

Jarak bebas antara konduktor berpenyekal Tegangan rendah 0,2 meter

Tinggi tiang

Tinggi tiang harus di tentukan dengan memperhitungkan factor-faktor :

a. ketinggian yang di perlukan untuk konduktor feeder ( penyulang ) di atas tanah dapat di
amankan di bawah lendutan terbesar.
b. Jarak bebas yang diperlukan antara konduktor feeder dan bangunan, kawat listrik lain
atau pepohonan dapat di amankan ( jarak bebas di bawah lendutan maksimum harus di
uji )
c. Rekomendasi kedalaman minimum pemasangan tiang adalah satu per enam dari
panjang tiang

- Untuk tiang tinggi 9 m, maka harus ditanam 9 x 1/6 = 1,5 m


- Untuk tiang tinggi 7 m, maka harus ditanam 7 x 1/6 = 1 m

Tegangan Panjang Tiang yang Direkomendasikan

20 kV 9m

Tegangan 7m
Rendah

Ukuran kabel yang dipakai adalah

2
Ukuran kabel 70 mm

Momen Momen
Penguatan
Panjang Tinggi maksimu maksimu Total
D (cm) 19mm2 d (cm)
tiang tiang m oleh m oleh momen
(pcs)
tiang kabel

7m 58 m 204 898 1103 20 8 4 Untuk 1


R

9m 75 m 388 1155 1540 21 8 4 Untuk


20kV

Ukuran kabel 35 mm2

Momen Momen
Penguatan
Panjang Tinggi maksimu maksimu Total
D 19mm2 d (cm)
tiang tiang m oleh m oleh momen
(pcs)
tiang kabel

7m 5,8 184 883 787 18 8 4 Untuk 1


R

9m 7,5 338 1088 20 8 4 Untuk


20kV

Anda mungkin juga menyukai