Wakt
Keterangan
Pencapaian Lokasi Km u
Transportasi
(Jam)
4-1
PLTMH
Sungai Air Kumbang berada pada Daerah Aliran Sungai Air Dikit dengan
kemiringan lereng umumnya adalah 0-5%. Prasarana jalan yang ada berupa
jalan darat yang dapat dilalui kendaraan roda dua dan empat. Panjang jalan
desa seluruhnya 5 Km yang terdiri dari jalan tanah berbatu. Belum adanya
ketersediaan angkutan umum maka sarana yang dapat dipergunakan adalah
berupa carteran kendaraan roda empat. Atau roda dua (ojek).
4.1.3 Demograf
Kecamatan Penarik merupakan kecamatan yang baru mekar dari Kecamatan
Teras Terunjam. Mempunyai luas setara dengan 33.966 Ha, yang terdiri dari 9
desa, Sebagian besar wilayah adalah hutan dan lahan perkebunan (karet dan
kelapa sawit). Kecamatan Penarik mempunyai penduduk sejumlah 18.597 jiwa
yang terdiri dari 2386 KK, dan tingkat kepadatan penduduk adalah 122
jiwa/Km2.
Lokasi perencanaan PLTMH berada di Desa Sumber Mulya yang memiliki luas
desa sebesar 4621 Ha, dengan jumlah penduduk sebanyak 1.568 jiwa atau
428 KK dan sudah terlayani oleh listrik.
4.1.4 Pendidikan
Sarana pendidikan yang terdapat di Desa Sumber Mulya Kecamatan Penarik
adalah Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama,
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Rendahnya pendidikan masyarakat
dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat desa terhadap pendidikan yang
lebih tinggi. Disamping itu akses ke pendidikan yang lebih tinggi masih
tergolong jauh.
4.1.5 Agama
Mayoritas pemeluk agama yang ada di adalah Agama Islam. Namun juga
terdapat fasilitas peribadatan agama lain seperti Gereja dan Vihara yang
menunjukkan keanekaragaman agama di Desa Sumber Mulya.
4.1.6 Ekonomi
Pada umumnya sebagian besar penduduk Desa Sumber Mulya mempunyai
mata pencaharian sebagai petani. Disamping itu, mata pencaharian penduduk
4-2
Penarik adalah Pegawai Negeri Sipil, Karyawan Swasta, Pedagang barang &
jasa, Pensiunan dan lain-lain.
a. Pengukuran Poligon
- Polygon meliputi daerah yang akan dipetakan dan merupakan
polygon terbuka terikat satu titik.
- Polygon dibagi atas seksi-seksi dengan panjang maksimum 100m
- Pengukuran polygon akan diikatkan ke titik BM1 yang mempunyai
data koordinat. Dalam hal ini penentuan koordinat titik awal akan
dilakukan dengan peralatan GPS ( Global Positioning System ).
4-3
- Pengukuran sudut polygon akan dilakukan dengan 2 (dua) seri
dengan ketelitian sudut 5” (lima detik).
Kesalahan penutup sudut maksimum 10” N, dimana N adalah
jumlah titik polygon.
- Semua bench mark yang dipasang maupun yang telah ada harus
dilalui polygon
- Alat ukur sudut yang digunakan adalah teodolit T2 Wild atau yang
sejenis.
- Pengukuran jarak dilakukan dengan metode Tachiometri
D = ( BA-BB) X 100 X SIN2 Z
- Sudut vertical dibaca dalam satu seri dengan ketelitian sudut 10”
- Ketelitian linier polygon 1 : 10.000
b. Pengukuran elevasi
- Alat yang digunakan adalah Theodolit T2 wild dengan hitungan
beda tinggi memakai metode Tachiometri, H= (( BA-BB) X 50 X SIN
2 Z ) – (tg. Alat – BT)
- Jarak bidikan rambu maksimum 50 m.
Akan diusahakan jarak rambu muka sama dengan jarak rambu
belakang, dan genap.
- Data yang dicatat adalah pembacaan ketiga benang silang, yaitu
benang atas, benang bwah dan benang tengah .
- Semua bench mark yang ada maupun yang akan dipasang akan
melalui jalur ukur.
- Batas toleransi untuk kesalahan penutup maksimum 10 VD, dimana
D= jumlah jarak(km)
4-4
Rencana Site Bendung & Trace Sal. Pembawa
RESUME PATOK UKURAN
P1 20.00 0.00
46.00
P2 19.110 46.00
48.00
P3 18.890 94.00
14.00
P4 19.670 108.00
25.00
P5 18.990 123.00
P5 18.990 0.00
30.70 30.70
P6 24.470 79.30
48.60
145.95
P7 37.070
196.85
66.65
P8 46.730
240.85
50.90
P9 50.310
280.45
44.00
346.85
P10 50.460
372.85
39.60
423.85
P11 54.580
473.85
4-5
RESUME PATOK UKURAN
66.40
553.45
P12 53.990
619.85
26.00
685.85
P13 54.420
728.15
51.00
P14 54.290
752.75
50.00
P15 54.470
774.95
79.60
P16 55.200
66.40
P17 47.240
68.00
P18 46.870
40.30
P19 49.390
24.600
P20 48.750
22.20
P21 46.970
4-6
4.2.2 SURVEY HODROLOGI
Keadaan Sungai
Untuk skema PLTMH pemanfaatan air yang digunakan adalah dengan model
Run off River (ROR), Dimana air sungai yang di perlukan hanya di belokan
arahnya dan bendung tidak di fungsikan sebagai waduk (reservoiar) tetapi di
fungsikan sebagai peninggi level air, air diarahkan pada intake dan
selanjutnya dialirkan menuju bak penenang (Forebay tank) melalui saluran
pembawa, bangunan intake dan bak penenang terintegrasi dalam satu lokasi.
Di tinjau dari kondisi topograf daerah Aliran sungai (DAS) Selagan memiliki
topograf yang sangat beragam, mulai dari daerah berbukit dan begunung
sampai kedataran di sekitar muara sungai. Secara geografs lokasi
pembangunan PLTMH di sungai AIR KUMBANG terletak pada koordinat 02 o
39,9’ LU – 101o 23,142’. Hasil dari pengamatan/pengukuran diperoleh data-
data karakteristik sungai adalah : gradient rata-rata 15 %, lebar maksimum 10
m, diapit oleh perbukitan dengan topograf terjal.
Sungai ini bersifat permanen, dibagian hulunya masih merupakan hutan yang
sangat lebat, sehingga debit air pada waktu musim kemarau masih bisa
diandalkan untuk PLTMH. Akan tetapi disekitar lokasi rencana pada radius 500
meter, penebangan hutan sudah terjadi akan beralih fungsi menjadi
Perkebunan Kelapa Sawit.
Menurut informasi dari penduduk setempat, rasio antara musim hujan dan
kemarau di Desa Sumber Mulyo adalah 9 : 3 Dalam setahun terjadi hari hujan
rata-rata 7 – 8 bulan dan musim kemarau paling lama selama 2-3 bulan, anak
sungai ini tidak pernah kering selama masa waktu 2 tahun kebelakang dan
pada musim kemarau panjang yang pernah terjadi, debit air bisa mencapai
80% dari kondisi debit air saat ini, ha ini di mungkinkan karena hulu sungai
AIR KUMBANG berada pada daerah yang dilindungi sehingga lingkungan dan
investigasi pada wilayah tangkapan air ( catchment area ) terjaga dengan
baik, jadi ketersediaan air sepanjang tahun bisa di andalkan diprediksi
bedasarkan informasi dan analisa.
Debit rencana adalah debit air yang akan di perlukan pembangkit secara
kontinyu, debit rencana di hitung dari beberapa parameter yaitu : Luas
catchmen area, curah hujan, debit terukur, dan informasi lain sebagai
bahan pertimbangan.
4-7
4.2.4 Debit Andalan
- Kecepatan Infltrasi
- Kapasitas kelembaban Udara
- Persentase lahan yang tak tertutup vegetasi
- Kandungan air tanah awal
Q = ( Dro = Bf ) Ws = R – Ep
Dro = Ws – I = 0,6.Ws EL = Et – E
Bf = I – Vn
4-8
waktu hanya sebagian dari daerah aliran sungai menyambung pada aliran. Hal
ini juga memperkenalkan pengaruh ukuran pada harga puncak banjir.
Perkiraan Limpasan
Perkiraan limpasan dari suatu daerah aliran sungai merupakan masalah yang
sangat rumit. Kita umumnya memerlukan tiga macam informasi yan
menyangkut statistic limpasan, yakni:
Data aliran sungai yang teramati dapat dianalisis dengan sarana seperti
hidrograf atau lengkungan jujuh aliran. Tetapi untuk meramalkan limpasan
atau aliran sungai yang berhubungan dengan sebarang presepitasi tidaklah
mungkin hanya dengan melihat suatu hubungan antara curah hujan dengan
limpasannya. Adalah merupakan suatu kenyataan bahwa hubungan antara
curah hujan dengan limpasan merupakan tema pokok dan hidrologi air
permukaan. Dari sini jelas bahwa limpasan akan tergantung pada sifat-sifat
masukannya pada sifat-sifat daerah aliran sungai.
1. Sifat-sifat presipitasi
2. Sifat-sifat meteorology
3. Sifat-sifat daerah aliran sungai
4. Sifat-sifat penampungnya
4-9
1. Sifat-sifat Presipitasi
Sifat-sifat presipitasi mencakup jenis atau perilaku badai, intensitasnya, liputan dan
jujuhnya. Variasi intensitas badai menurut tempat tempat serta waktu juga penting. Hujan
dengan intensitas yang lebih besar menghasilkan limpasan yang lebih besar untuk volume
presipitasi total yang sama. Hal demikian ini, disebabkan waktu badai yang lebih singkat
menurunkan abstraksi-abstraksi seperti misanya penguapan dan peresapan. Badai yang
menghasilkan hujan gerimis tetapi berlangsung lebih lama, sebagai lawanya, menghasilkan
limpahan yang relative lebih sedikit. Jika suatu badai dating hamper bersamaan dengan
badai lainnya, badai yang kedua menghasilkan limpasan yng relative lebih besar. Hal ini
disebabkan oleh kenyataan bahwa telah ada kejenuhan yang cukup pada tanah, Kehilangan
karena peresapan sangat berkurang pada badai kedua. Status ini disebut dengan kondisi
presipitas anteseden. Badai salju menghasilkan limpasan bersama dengan melelehnya salju.
Limpasan seperti ini mempunyai sifat-sifat yang sangat berbeda.
2. Sifat-sifat Meteorologi
Faktor-faktor meteorlogi seperti suhu, lembap, angin, variasi tekanan, dan sebagainya
menghasilkan pengaruh yang cukup berarti pada limpasan. Suhu yang lebih tinggi dan
kecepatan angin membantu penguapan. Kelembapan, di pihak lain, mengurangi panguapan.
Pemeluhan juga meningkatkan faktor-faktor ini. Angin yang membawa sera lengas udara
dan menggantikannya dengan udara segar yang kering membantu berlangsungnya
penguapan. Sebaran tekanan di atmosfer membantu pergerakan badai. Jika badai mengikuti
arah aliran sungai, laju limpasan lebih besar di lain pihak, jika badai bergerak pada arah
yang berlawanan, hasilnya adalah banjir yang relative sedang.
1.1. Friction
2.Power
No. Description Symb Value Unit
ol
2.1 Gross Head Hg 9 m
2.2 Total Loses Ht 0.83 m
2.3 Net Head Hn 28.17 m
2.4 Flow Q 1.242 m3/s
2.5 Gravity constant g 9.81 m/s2
2.6 Net hydraulic power potential Pw 120 kW
2.7 Turbine efficiency 0.6
2.8 Turbine’s shaft output power Pt 72 kW
2.9 Mechanical transmition to 0.97
generator
2.10 Mechanical power transferred to Pd 70 kW
Generator
2.11 Generator efficiency 0.903
2.12 Electric power generated Pel 63 kW
5.Generator
5.1 Type :
5.8 Frequence f 50 Hz
5.1 Phase 3
0
6.Control System
DIRE NCANAKA N
DIPE RIKSA
TEA M L EADER
DISE TUJUI
a. Bendung / Dam
Fungsi utama dari bendung / dam pada pekerjaan ini adalah untuk meninggikan Muka Air
serta mengarahkan aliran air sungai pada bangunan Turbin, agar supaya :
Dalam pemilihan bendung ini yang paling sesuai di tentukan oleh factor hidrolika geologi
dan teknik pelaksanaan serta faktor ekonomi.
1. Elevasi bendung harus ditentukan sama tinggi daerah ambang atas lobang penyadapan
teoritis, tinggi bendung dari dasar sungai ditetapkan dengan memperhatikan letak lantai
bangunan Turbin, hingga diperoleh tinggi jatuh yang maksimal.
Untuk perlindungan terhadap pengikisan dasar sungai (dasar sungai bukan bantuan)
maka dibelakang dan muka bendung perlu dibuat lantai/ koporan yang memenuhi
syarat-syarat sbb :
2. Untuk mencegah bahaya piping dari pondasi, maka bagian muka bendung harus ditutup
dengan lantai pasangan batu kali dengan adukan 1:2, panjang lantai harus
diperhitungkan sesuai dengan jenis pondasi
Semua type bendung harus dilengkapi system pengurasan endapan. Untuk Bendung PLTMH
AIR KUMBANG dirancang menggunakan bendung permanen dari pasang batu kali adukan 1
Pc : 3Psr, mercu dilapisi beton bertulang adukan 1 Pc : 2 Psr : 3 Kr tebal 20 cm dengan
tulangan dari besi Wirmesh M-8.
Dasar sungai terdiri dari batuan massive sehingga untuk bendung ini tidak diperlukan
pasangan batu untuk lantai olakan, kemiringan mercu bagian depan 1 : 2 dan bagian
belakang 2 : 1, bendung pada PLTMH AIR KUMBANG berfungsi sebagai peninggi muka air
dan pengarah air ke bangunan turbin.
Beff = 8,00 m
H 1.5
= 0.38 m -- H = 0.52 meter
b. Pintu Intake Bendung.
Fungsi sadp merupakan jalan masuk air yang berasal dari sungai agar masuk kesaluran
pembawa atau bak penenang. Pintu Intake harus direncanakan agar supaya debit minimum
dapat disadap seluruhnya disamping itu harus dapat dicegah masuknya bahan bahan padat
kedalam saluran. Untuk PLTMH AIR KUMBANG dipilih pintu sadap dari Type Pintu Ulir Stang
Tunggal, dengan lebar pintu 1,00 meter. Rumus yang digunakan untuk menentukan
beberapa besar debit air yang melalui pintu adalah :
Q = u.b.a.m. (2gz)0.5
1. Untuk mencegah kenaikan muka air yang tinggi didalam saluran pembawa pada waktu
sungai banjir, maka Pintu Intake harus dilengkapi dengan skat dari beton bertulang
sebagai pembatas masuknya air intake
2. Elevasi ambang atas lobang sadap harus terletak maksimum 5 cm diatas elevasi muka
air pada debit minimum (MAR – muka air rendah)
3. Elevasi lantai dasar Pintu Intake harus ditentukan minimum 0.5 m diatas lantai dasar
bendung
4. Penguras untuk menghindarkannya masuknya bahan padat/ endapan
5. Perbandingan tinggi dan lebar lobang sadap sedapat mungkin memenuhi syarat
6. Kecepatan air masuk dilobang sadap tidak boleh diambil kurang dari 1.5 m/det
Untuk menutup bagian Pintu Intake dalam keadaan darurat dan waktu diadakan perbaikan-
perbaikan pada pintu, harus dilengkapi dengan skat / spanning. Penempatan skat balok
harus mempertimbangkan ruang kerja antara kedudukan balok sekat dengan daun pintu.
Saluran pembawa adalah jalan air dari Intake Bendung sehingga air dapat mengalir pada
bak pengendap. Saluran harus merupakan saluran dengan aliran bebas. Apabila melalui
medan dimana bahaya longsor akan menimbulkan kerugian yang besar maka saluran dapat
dibuat tertutup sedangkan apabila tidak ada bahaya maka saluran dapat dibiarkan terbuka.
Q (m3/s) = F.V
R = F/O
Pada saluran terbuka diatas tinggi basah saluran harus ada freeboard
sekitar 30% dari tinggi dinding
Menentukan kemiringan saluran agar stabil mensuply Q = 1.242 m3/s sebagai normal
supaya tidak kekurangan supply pada bak
Q = F.V
1.242 = 0.948 x V
V = 1.242 / 0.948
= 1.31 m/s
I = 0.002
Pada panjang saluran 100 meter harus ada beda tinggi minimal ( sloop )= 0.002x100 m =
20 cm
d. Bak penenang ( forebay )
Fungsi bak penenang adalah untuk :
o Bangunan pelimpah
o Kantung endapan.
o Pintu penguras
o Pintu pengatur
o Saringan sampah ( Trestek )
o Tinggi tenggelam penstock
Apabila tidak di fungsikan sebagai kolam pengendap ( Sand Traff), maka ukuran bak
penenang diperhitungkan dengan mempertimbangkan tinggai tenggelam penstock saja.
S = 0.72 . V.D 05
(m)
Posisi bak penenang pada PLTMH Air Kumbang sumbu penstock sejajar aliran air dengan
diameter pipa 0.98 m dan kecepatan air dalam pipa 1.76 m/s, maka tinggi tenggelam pipa
minimal S = 0.54 x 1.76 x 0.98 x 0.5 = 0.46 m diatas diameter penstock.
Debit air masuk dari intake Qo = 1242 l/dt, pada kondisi z= 0.20 m
Lebar spliway =
Dalam hal ini ukuran bak dapat dibuat sekecil mungkin, namun kecepatan aliran air didalam
bak tidak boleh diambil lebih kecil dari 0.35 m/det
e. Penstock
Fungsi penstock adalah mengalirkan air dari bak penenang untuk mensupply kebutuhan
turbin dan penstock ini berfungsi sebagi pipa tekanan dimana daya tekan (pressure head)
inilah yang dijadikan acuan untuk daya pembangkit.
Meskipun beberapa tipe jenis penstocktelah banyak dekenal dan dpergunakan tetapi yang
lebih sesuai pada PLTMH adalah jenis plat baja roll( welded roller steel) dan cocok untuk
semua diameter dan tinggi jatuh.
Namun pemakaian material lain seperti PVC, asbes dan beton dapat dipertimbangkan pada
kondisi-kondisi tertentu. Pertimbangan dalam Perencanaan
3. Pada semua belokan arah vertical dan belokan arah horizontal di pasang angker block
untuk mengatasi gaya yang timbul akibat tekanan aliran
Diameter penampang basah pipa draftube cukup menggunakan diameter ekonomis (De).
Untuk menghitung De, maka kecepatan air didalam pipa harus diambil :
V = 0.125 (2gHn)1/2 m/dt
G = gravitasi = 9.81
H = Head
PLTMH Air Kumbang akan mempergunakan penstock dari jenis Roller Welded steel dengan
spesifkasi :
Diameter pipa
V = 0.125 (2gh)1/2
V = 0.125 (19.61x10.05)1/2
V = 1.75 m/dt
A = Q/v
D = (4 x 1.242/3.14/1.75)0.5
D = 0.95 m
D = 0.90 meter
Untuk menyesuaikan dengan ukuran plat yang ada di pasaran ( uk. 2,4 m x 1,2 m), maka di
rencanakan penstock dengan ukuran diameter 0.90 m dengan jalan plat si roll kearah
memanjang, untuk sistem joint dengan memakai flange dan baut sehingga kecepatan air
menjadi 1.95 m/s dan itu akan mengurangi losses karena gesekan dinding
Head losses
= 0.015 galvanized
= (0.001x0.009x1.2422)/0.905
= 0.0000235 m
= ( 1.952/19.62) x (0.40+1.16+0.10+0)
= 0.321 m
Koef. Turburensi, ht :
o Pondasi runah pembangkit harus kuat memikul semua beban mati san beban hidup
termasuk gempa yang mungkin terjadi
o Semua peralatan yang saling berhubungan secara konstruktis misalnya turbin, generator
harus diletakan diatas satu pondasi untuk menghindari perbedaan penurunan
(Differential settlement)
o Pondasi mesin berupa blok dibuat dari blok beton bertulang atau pemasangan batu kali
o Blok harus dapat meredam getaran
o Struktur harus awet terhadap cuaca
o Saluran pembuang harus mampu mengalirkan semua debit yang keluar dari turbin
Permukaan air disalurkan pembuang pada saat turbin tidak beroperasi harus terletak paling
sedikit 10 cm diatas mulut draf tube. Untuk tujuan ini ujung saluran pembuang harus
dilengkapi dengan kontruksi peninggi air, berupa mercu
o Turbin
o System transmisi mekanik
o Generator
o System control beban LEC
o Ballast load
Types
Faktor-faktor yang menetapkan kelayakan pemakaian jenis turbin tersebut antara lain :
o biaya investasi keseluruhan untuk peralatan turbin, tranmisi kecepatan, jenis pengaturan
daya dan biaya pekerja sipil
o Effisiensi yang dapat dicapai baik pada beban sebagian dan beban penuh
o Ketersediaan turbin standar yang ada
o Operasi dan pemeliharaan
Untuk PLTMH Air Kumbang, turbin yang sesuai di terapkan adalah turbin yang bekerja pada
head menengah ( medium head) yaitu jenis Cross flow.
Sistem pembangkit PLTMH Air Kumbang dimungkinkan di pasang 1 unit turbin crossflow
dengan lebar runner 1000 mm – diameter 900 mm jumlah blade 90 dan menghasilkan
putaran 706 ppm
Base frame
Terbuat dari mild steel, profl U, dilengkapi dengan angkur yang ditanam pada pondasi dan
open flume untuk mengarahkan air buangan kedalam saluran pembuang
Casing turbin
Terbuat dari mild steel, besi plat dengan ketebalan 10 mm sampai 16 mm agar turbin
kontrukasi kokoh.
Terbuat dari mild steel, berbentuk kurva menipis kebagian ujung guna menjaga aliran air
tetap laminar ketika membentur runner.
Hand regulator
Berguna untuk mengatur bukaan vane (inlet valve) sehinga putaranrunner konstan disaat air
pada musim hujan dan air menyusut pada musim kemarau.
Rotor ( Runner)
Terbuat dari mild steel. Dua buah pringan (disk) dilas pada poros dan piringan tesebut di
pasang sudu-sudu (blade). Diameter runner tetap,sedangkan lebar berubah bedasarkan
debit dan head air. Disamping itu di pasang intermediate disk yang jumlahnya tergantung
lebar runner. Pada sisi kiri runner diletakan bearing yang melekat pada casing turbin
Draft tube
Terbuat dari mild steel, plat baja dengan ketebalan 5 mm berbentuk segi empat berfungsi
untuk mengarahkan jatuhan air buangan ke tali turbin ke tailrace agar tidak memantul ke
runner yang dapat menghambat putaran runner. Menghitung lebar runner
Bo =c.Q/hnet1/2 = 296
N = 133
= 706
Perletakan turbin
Turbin-turbin aksi (Cross flow, Pelton) turbin diletakan secara positif (diatas sluran
pembuang) untuk menghidari gesekan denganair sehingga pada turbin air ini aka nada
kerugian head sebesar letak poros turbin, terhadap saluran pembuang.
Untuk turbin reaksi (propeller) tidak terjadi kerugian head seperti pada turbin aksi, karena
adanya draftube yang merupakan satu kesatuan (bagian ) dari turbin tersebut. Masalahn
lain dihadapi dari perletakan turbin reaksi adalah kavitasi.
Dari segi pembuatan, untuk memudahkan dan menekan biaya pembuatanya disarankan
untuk :
Untuk mengatasi kesulitan pada permasalahan dapat dipakai turbin-turbin standar. Tiap
turbin mempunyai rentang pemakaian (H, Q , P) namun diingat bahwa pemakaian turbin
standar yang selalu jauh dari data desainnya akan memberikan pengorbanan efesiensi
Pemilihan jenis generator yang akan digunakan juga didasarkan pada karakteristik sebagai
berikut :
Generator Asinkron/Induksi
Dari persyaratan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pemakaian generator induksi
pada PLTMH. Untuk kapsitas diatas kVA tidak ideal, selain tidak ekonomis juga system
pengaturnya sulit rumit. Tetapi untuk pembangkit lebih kecil dari 20 kVA dengan beban
hanya penerangan saja ( cos y =1) maka penggunaan generator induksi ini cukup
menguntungkan, tidak menggunakan governor dan AVR
Generator Sinkron
Jenis generator ini adalah yang lazim digunakan pada saat ini untuk membangkitkan tenaga
listrik AC untuk sekala besar maupun kecil dengan pola operasinya dapat terpisah atau
pararel dengan jaringan distribusi.
Pemilihan generator ini harus didasarkan pada kontruksi dan system yang sederhana,
dimana pengaturan tegangan eksitasinya dapat dikontrol dan diatur oleh suatu AVR
(Automatic Voltage regulator) secara konstan.
Keuntungan lain dari pemilihan jenis generator dinkron berkutub dalam dengan penguat
sendiri (self exciter) adalah
1. Sumber eksitansinya menggunakan generator arus bolak-balik yang dihubungkan satu
poros dengan generator utama
2. Arus bola-balik yang ditimbulkan oleh generator penguat diubah menjadi arus searah
melalui rotating rectifer
3. Tidak menggunakan slipring atau sikat
4. Respon penguat lebih cepat
5. Dapat diandalkan
Untuk PLTMH Air Kumbang bisa memakai generator jenis synchronous rating power 86 kVA
per unit, phase 50 Hz dengan class insulation H RPM 1.500, enclousur IP22 NEMA pada
ambient temperature 125 C.
No. of poles 50 hz 60 Hz
4 1500 1800
6 1000 1200
8 750 900
10 600 720
12 500 600
14 429 514
16 375 450
18 333 400
20 300 360
24 250 300
Sisitem pengaturan berfungsi untuk mengatur agar putaran turbin(rpm) relative tetap
konstan untuk berbagai pembukaan beban. Pada dasarnya ada 2 (dua) sisitem pengaturan
yang dapat dipakai untuk PLTMH yaitu :
Untuk PLMTH Air Kumbang bisa memakai kontrol jenis electronic Load Control (ELC) rating
power 86 Kw, 3 phasa 220 V/50Hz dan dilengkapi dengan shutdown sisitem, Emergency
warning set, ove and under protection dan standars lightning protection.
Untuk mengetahui besaran yang timbulkan oleh generator, dilengkapi dengan instrument
ukur menunjukan besaran ukuran yang di perlukan yaitu :
ELC ini di lengkapi juga dengan system pengaman, sistem pengaman tersebut adalah :
Transformator daya
Transformator daya ini diperlukan bila jarak pembangkit dengan konsumen cukup jauh lebih
dari 2 km. Pemilihan transformator daya didasarkan pada :
Transmisi kecepatan
Untuk turbin-turbin mikro, putaran turbin biasanya lebih rendah dari putaran generator yang
ada dipasaran, sehingga di perlukan kecepatan untuk menyerepakan putaran turbin dengan
putaran generator. Macam-macam transmisi yang dapat dipakai antara lain :
1. Roda gigi
2. V belt / flat belt
3. Rantai dan sebagainya
PLTMH Air Kumbang akan mempergunakan sistem transmisi dengan v-belt atau flat belt.
Beberapa hal yang perlu dalam penetapan tata letak peralatan elektro-mekanik adalah
sebagai berikut :
Bedasarkan survey prioritas penggunaan energy listrik, kebutuhan energy listrik yang harus
di siapkan adalah untuk 300 rumah , sedangkan kebutuhan listrik per rumah secara ideal
sekitar 200 watt dengan pembagian 50 watt untuk penerangan dan 150 watt untuk
perlengkapan elektronik
Jumlah
Daya
Jumla Daya Keterang
No Uraian listrik
h Listrik an
watt
(Kw)
1. Rumah 300 200 60,0
2. Gereja
3. Lampu jalan 50 10 0.50
4. Cadangan untuk
pengembangan
TOTAL 60.50
Kapasitas daya terbangkit pada PLTMH AIR KUMBANG adalah 68,60 kw, jarak antara
pembangkit dengan rumah pertama adalah sejauh 1000 meter dengan mengikuti aliran
toleransi jarak melewati punggung bukit mak. 20%, panjang jaringan di wilayah desa dari
rumah pertama sampai rumah terjauh adalah 1500 m, untuk PLTMH AIR KUMBANG di ambil
toleransi panjang JTR 220 V adalah 2000 m karena jalur untuk jaringan relatip rata mengikuti
jalan desa. Untuk calon konsumen terdiri dari 8 kelompok dengan jumlah 300 unit
Beban maksimum atau beban puncak adalah beban maksimum yang sebenarnya mungkin
akan tercapai selama pengusahaan instalasi tersebut. Bedasarkan beban maksimum inilah
ditentukan dimensi komponan instalasi tersebut seperti :
Pmax = PA.a.g
Dimana
Menurut parameter kebutuhan listrik per rumah tangga dan estimasi kebutuhan energy
listrik Desa Air Kumbang maksimumnya adalah 60,50 Kw dengan nilai a.g =0,8 maka beban
puncaknya yang akan terjadi adalah 48,40 kw pada rentang waktu operasi harian.
Fasilitas Distribusi
a. tiang
b. konduktor
c. trapo distribusi
d. aksesori tiang : isolator tumpu, stooping buckle, tap connector, stailess stell, fuse cut
off,dll
e. sambungan rumah : Kwh meter, MCB, consumer meter box, twistic cable, tap conector.
Jarak bebas minimum yan di ijinkan untuk konduktor dan lingkungan dari atas permukaan tanah
Ketinggian Konduktor
20 KV Tegangan Rendah
Diatas Tanah
Tinggi tiang
a. ketinggian yang di perlukan untuk konduktor feeder ( penyulang ) di atas tanah dapat di
amankan di bawah lendutan terbesar.
b. Jarak bebas yang diperlukan antara konduktor feeder dan bangunan, kawat listrik lain
atau pepohonan dapat di amankan ( jarak bebas di bawah lendutan maksimum harus di
uji )
c. Rekomendasi kedalaman minimum pemasangan tiang adalah satu per enam dari
panjang tiang
20 kV 9m
Tegangan 7m
Rendah
2
Ukuran kabel 70 mm
Momen Momen
Penguatan
Panjang Tinggi maksimu maksimu Total
D (cm) 19mm2 d (cm)
tiang tiang m oleh m oleh momen
(pcs)
tiang kabel
Momen Momen
Penguatan
Panjang Tinggi maksimu maksimu Total
D 19mm2 d (cm)
tiang tiang m oleh m oleh momen
(pcs)
tiang kabel