Anda di halaman 1dari 72

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Motivasi merupakan sebuah konsep psikologis yang intangible atau kasat mata

yang artinya kita tidak dapat melihat motivasi secara langsung. Kita hanya dapat

mengetahui motivasi seseorang dengan menyimpulkan perilaku , perasaan dan

perkataannya ketika mereka ingin mencapai tujuannya. Selain itu motivasi adalah

konsep yang kompleks karena manusia merupakan makhluk yang komplek.

Motivasi mengacu pada adanya kekuatan dorongan yang menggerakkan seseorang

untuk berperilaku tertentu. Untuk itu saat mempelajari motivasi kita akan

berhubungan dengan hasrat, keinginan, dorongan dan tujuan serta mempelajari

sekelompok fenomena yang mempengaruhi sifat, kekuatan dan ketetapan dari

tingkah laku manusia (Quinn, 1995) dalam Notoatmodjo, 2005. (Elder, 1998) dalam

Notoatmodjo 2005 mendefinisikan motivasi sebagai interaksi antara perilaku dan

lingkungan sehingga dapat meningkatkan dan menurunkan atau mempertahankan

perilaku.

Setiap perilaku manusia tidak timbul dengan sendirinya tapi karena ada stimulus

yang berasal dari internal maupun eksternal yang akan diwujudkan secara tampak

maupun tidak tampak. Perilaku juga timbul karena adanya interaksi antara rangsang

dan individu (Walgito, 2001), sehingga dalam perjalanan hidupnya manusia

memiliki kebutuhan yang terus menerus untuk dipenuhinya. Pada saat pemenuhan

kebutuhan manusia mempunyai motif tertentu dimana motif tersebut berfungsi

memberi tujuan dan arah.


1
2

Motif tersebut muncul karena adanya ketidakseimbangan dalam diri individu

yang akan menuntut individu untuk memenuhi kebutuhan sehingga terjadi

homeostatis untuk kelangsungan hidup berikutnya. Hal tersebut dapat

mempengaruhi oleh latihan dan belajar.

Dalam kenyataannya motif setiap orang dalam belajar dapat berbeda satu sama

lainnya. Ada seseorang yang rajin belajar karena memang mempunyai motif ingin

menuntut ilmu, ada pula seseorang yang belajar karena motif sekedar mendapat

nilai yang bagus atau lulus ujian. Pada umumnya motif belajar seseorang lebih dari

satu atau majemuk. Seseorang yang belajar dengan rajin biasanya tidak hanya karena

motif ingin menuntut ilmu, tetapi juga karena motif ingin mendapat nilai yang

bagus, ingin lulus ujian dan bisa juga karena motif yang lain. Jadi semakin banyak

motif yang ada pada diri seseorang akan semakin kuatlah motivasi belajar.

Dari hasil pengamatan peneliti di Akper Islamic Village Tangerang pada 5 tahun

terakhir terjadi kemunduran atau kurangnya kesadaran terhadap pentingnya belajar

yang terlihat pada mahasiswa. Kemunduran tersebut terlihat dari perilaku, antara lain

saat diberi suatu tugas mahasiswa tidak mengerjakan secara benar, ketidakhadiran

mahasiswa meningkat pada tiap mata ajar, kedatangan pada jam perkuliahan sering

terlambat dan semua ini berdampak pada perolehan nilai akademik yang menurun.

Dari fenomena dan informasi tersebut peneliti tertarik unutk meneliti motif apa

yang melatarbelakangi dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi faktor - faktor

apa saja yang berhubungan dengan motivasi belajar mahasiswa.


3

B. Masalah penelitian

Motivasi merupakan aspek yang mempengaruhi tingkah laku yang mengarah ke

suatu tujuan dan mendorong seseorang untuk berperilaku tertentu. Motif dapat

muncul karena adanya ketidakseimbangan dalam diri individu, sehingga dapat

mempengaruhi latihan dan belajar. Pada kenyataannya motif orang dalam belajar

berbeda satu dengan yang lain. Belajar yang dilakukan seseorang mempunyai motif

ingin menuntut ilmu, motif untuk mendapat nilai yang bagus dan motif ingin lulus

ujian.

Motif diatas dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal . Pada penelitian ini

peneliti ingin mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan motivasi belajar

mahasiswa Akper Islamic Village Tangerang.

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor internal dan

eksternal yang berhubungan dengan motivasi belajar mahasiswa Akper Islamic

Village Tangerang.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi faktor internal (pengetahuan, pengalaman,

minat) mahasiswa.

b. Mengidentifikasi faktor eksternal (lingkungan keluarga,

sekolah, masyarakat dan fasilitas) mahasiswa.

c. Mengidentifikasi faktor internal yang berhubungan dengan

motivasi

d. Mengidentifikasi faktor eksternal yang berhubungan dengan

motivasi.
4

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat aplikatif

Hasil penelitian berupa faktor – faktor yang berhubungan dengan motivasi

belajar mahasiswa dapat menjadi masukan untuk mahasiswa dalam proses

pembelajaran dan perubahan perilaku.

2. Manfaat keilmuan

Diharapkan hasil penelitian dapat meningkatkanperlakuan terhadap peserta didik

dan mengembangkan ilmu keperawatan untuk perkembangan kurikulum

keperawatan .

3. Manfaat Metodologi (penelitian )

Penelitian ini diharapkan dapat menambah jumlah jenis penelitian tentang faktor

– faktor yang berhubungan dengan motivasi mahasiswa dalam belajar.


5

BAB II

STUDI KEPUSTAKAAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang konsep dan teori terkait dengan masalah

penelitian, yang digunakan sebagai bahan rujukan bagi peneliti dalam melaksanakan

penelitian.

A. Teori dan Konsep terkait

1. Motivasi

a. Pengertian motivasi

Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang memberi

kontribusi pada tingkat komitmen seseorang yang termasuk faktor-faktor

yang menyebabkan, menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku

manusia dalam arah tekad tertentu (Stoner dan Freeman, 1995, dalam

Nursalam 2002). Sedangkan motivasi menurut Purwanto (2002). Segala

sesuatu yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu. Motivasi adalah

perasaan atau pikiran yang mendorong seseorang melakukan pekerjaan atau

menjalankan kekuasaan terutama dalam berperilaku (Sboetell dan Kaluzny,

1994, dalam Nursalam 2002). Motivasi sebagai interaksi antara perilaku dan

lingkungan sehingga dapat meningkatkan, menurunkan atau

mempertahankan perilaku (John Elder dalam Notoatmodjo, 2005). Dengan

demikian motivasi adalah perasaan atau pikiran yang memberi kontribusi

seseorang untuk berbuat sesuatu sesuai dengan tujuan tertentu.


6

5
b. Faktor – faktor yang berhubungan dengan motivasi

Menurut Ahmadi (1999), dalam Sunaryo 2004 ada 3 macam motivasi

yaitu:

1. Motif biologis (motif biogenetic) yaitu motif yang berkembang dalam

diri individu dan berasal dari kebutuhan individu untuk kelangsungan

hidup individu sebagai mahkluk biologis. Motif ini bersifat universal,

seperti lapar, haus, seks, bernapas, istirahat.

2. Motif sosiologis (motif sosiogenetic) adalah motif yang berasal dari

lingkungan kebudayaan tempat individu itu berada dan berkembang serta

dapat dipelajari atau motif yang berkembang atas dasar interaksi individu

dengan mahkluk sosial yang hidup dalam masyarakat. Motif ini jenisnya

banyak sekali dapat dipelajari, dikembangkan, dimodifikasi dan berbeda

sesuai dengan corak kebudayaan. Seperti keinginan memiliki rumah

bagus, mendengar musik pop, bekerja sebagai perawat dan lain-lain

3. Motif teologis (teogenetis) yaitu motif yang mendorong manusia untuk

berkomunikasi dengan sang pencipta. Seperti keinginan untuk bertaubat,

keinginan untuk mengabdi kepada Tuhan.

Motif terdiri dari berbagai macam mulai yang muncul dari dalam sesuai

kebutuhan, lalu dari kebutuhan untuk berinteraksi dan ungkapan kepada

yang membuat kehidupan

Meyer dari Success Motivation Institute (1995) dalam Alim (2001)

membagi motivasi menjadi tiga bagian yaitu motivasi kekhawatiran (fear

motivation), insentif, dan sikap. Motivasi kekhawatiran (fear motivation)

yaitu melakukan suatu kegiatan karena takut akan konsekuensinya atau


7

akibatnya jika tidak dilakukan. Motivasi insentif adalah ganjaran,

keuntungan, nyata sebagai hasil dari suatu kegiatan. Motivasi sikap (attitude

motivation) yaitu motivasi yang berhubungan dengan seperangkat tujuan

yang bersifat pribadi. Jadi motivasi seseorang akan meningkat dengan

menggunakan beberapa cara seperti: menggunakan ancaman, hukuman, atau

kekerasan agar yang dimotivasi dapat melakukan apa yang harus dilakukan,

menggunakan bujukan atau memberi hadiah agar melakukan sesuatu sesuai

harapan yang memberikan motivasi, dan menanamkan kesadaran sehingga

individu berbuat sesuatu karena adanya keinginan yang timbul dari dalam

dirinya sendiri dalam mencapai tujuan sesuatu.

Handoko (1997) mengemukakan bahwa motivasi dapat dipengaruhi oleh

keinginan seseorang untuk berperilaku. Motivasi dapat bersifat internal dan

eksternal. Motif internal adalah motif yang berasal dari dalam diri individu

yaitu: pengetahuan, pengalaman, minat, rasa ingin tahu, rasa ingin berbuat

baik dan keyakinan. Sedangkan motif eksternal adalah motivasi yang

datangnya dari luar individu yaitu: fasilitas, lingkungan , pengaruh dari

orang lain.

Sunaryo (2004) mengemukakan bahwa motivasi dipengaruhi oleh faktor

internal dan eksternal. Faktor internal meliputi: biologis (kondisi fisik dan

jasmaniah) dan psikologis (tingkat kecerdasan, kemauan, bakat, daya ingat

dan daya konsentrasi). Faktor eksternal meliputi: lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan faktor waktu.

Berdasarkan kedua konsep diatas, terlihat bahwa banyak faktor yang

berhubungan dengan motivasi. Namun dalam penelitian ini hanya

memfokuskan pada beberapa faktor saja, yaitu faktor internal diantaranya:


8

pengetahuan, pengalaman, dan minat. Faktor eksternal diantaranya:

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan

fasilitas. Hal ini disebabkan karena pendidikan, rasa ingin tahu, rasa ingin

berbuat baik, keyakinan, pengaruh orang lain, biologis (kondisi fisik dan

jasmaniah), psikologis (tingkat kecerdasan, kemauan, bakat, daya ingat, daya

konsentrasi), dan faktor waktu sulit untuk diukur.

Pengetahuan merupakan hasil tahu, terjadi setelah seseorang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu, dimana penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia, yaitu: indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba (Notoatdmodjo, 2005). Seseorang yang

mempunyai pengetahuan tentang sutau hal akan memotivasi orang tersebut

untuk berusaha mengetahui dan memahaminya. Sebaliknya seseorang yang

belum mempunyai pengetahuan tidak akan termotivasi untuk mengetahui

lebih lanjut tentang hal tersebut (Notoatdmodjo, 2005). Mahasiswa yang

pernah mendapat informasi tentang ilmu keperawatan dapat meningkatkan

motivasi belajar. Dengan demikian motivasi belajar mahasiswa dengan

pengetahuan saling mempengaruhi. Minat merupakan harapan yang

diinginkan seseorang (KBBI, 1990). Harapan mahasiswa untuk menjadi

seorang perawat merupakan minat yang dapat mempengaruhi tinggi

rendahnya motivasi mahasiswa tersebut dalam mengikuti proses belajar.

Pengalaman merupakan segala sesuatu yang pernah dialami dan terjadi

(KBBI, 1990 ). Seseorang yang sudah mempunyai pengalaman tentang hal

akan lebih termotivasi untuk meningkatkan dan lebih memahami hal yang

pernah dialami (Handoko, 1997). Mahasiswa yang pernah terpapar tentang

ilmu keperawatan akan meningkatkan motivasi belajar. Motivasi belajar


9

dipengaruhi tinggi rendahnya pengalaman mahasiswa terhadap ilmu

keperawatan.

Lingkungan merupakan segala sesuatu yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan tingkahlaku manusia (KBBI, 1990 ). Lingkungan yang

mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa meliputi lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat (Sunaryo, 2004).

Lingkungan keluarga yang dapat meningkatkan motivasi belajar

mahasiswa yaitu: terjalinnya komunikasi yang baik antar sesama anggota

keluarga, tercukupinya kebutuhan ekonomi keluarga, keadaan lingkungan

rumah yang tenang dan didukung orang tua terhadap proses belajar (Hakim,

2001). Motivasi belajar mahasiswa didukung oleh hubungan keluarga yang

harmonis didalam keluarga, faktor perekonomian yang mencukupi

kebutuhan dan perhatian orang tua. Dengan demikian baik buruknya

lingkungan keluarga dapat mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa.

Lingkungan sekolah yang dapat meningkatkan motivasi belajar

mahasiswa yaitu: penegakan disiplin dan tatatertib yang konsekuen,

konsisten, metode pembelajaran yang menarik, jumlah dosen yang memadai

sesuai dengan mata ajar, adanya teman yang baik, adanya keharmonisan

hubungan diantara semua personil sekolah (Hakim, 2001). Oleh karena itu,

motivasi belajar mahasiswa dipengaruhi oleh baik buruknya lingkungan

sekolah.

Lingkungan masyarakat yang dapat meningkatkan motivasi belajar

mahasiswa seperti keterjangkauan terhadap fasilitas yang mendukung proses

belajar diantaranya warnet, toko buku yang menyediakan literature tentang

kesehatan, adanya dukungan masyarakat dan budaya masyarakat yang


10

mendukung. Dengan demikian baik buruknya lingkungan masyarakat dapat

mempengaruhi motivasi belajar.

Fasilitas merupakan sarana yang mendukung pelaksanaan kegiatan

(Hakim, 2001). Motivasi belajar mahasiswa akan meningkat bila didukung

dengan adanya perpustakaan dengan kelengkapan literature yang berkaitan

dengan ilmu keperawatan, ruangan kelas yang dilengkapi dengan alat

pendingin (air conditioner), tidak bising dan kelengkapan alat – alat

laboratorium yang dapat digunakan mahasiswa untuk praktek tentang ilmu

keperawatan, oleh karena itu baik buruknya fasilitas yang ada akan

mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa.

c. Pengukuran motivasi

Notoatdmodjo (2005) mengemukakan bahwa pengukuran motivasi dapat

dilakukan dengan berbagai tes diantaranya: tes proyektif, kuesioner, dan

observasi perilaku. Tes proyektif: Apa yang kita katakan merupakan

cerminan apa yang ada dalam diri kita. Dengan demikian untuk memahami

apa yang dipikirkan orang, maka kita beri stimulus yang harus

diinterpretasikan. Salah satu teknik adalah Thematic Appreception Test

(TAT). Dalam tes tersebut klien diberi gambar dan klien diminta untuk

membuat cerita dari gambar tersebut. Dalam teori Mc Leland, menjelaskan

manusia memiliki 3 kebutuhan yaitu kebutuhan untuk berprestasi (n-ach ),

kebutuhan untuk power (n-power), kebutuhan untuk berafiliasi (n-aff). Maka

kita dapat menyimpulkan bahwa motivasi yang mendasari diri berdasarkan

kebutuhan diatas.

Kuesioner merupakan salah satu cara untuk mengukur motivasi dengan

meminta responden untuk mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan yang

dapat mengidentifikasi motivasi yang ada dalam diri individu. Contohnya:


11

keinginan untuk berprestasi, keteraturan, berafiliasi, membina hubungan

dengan lawan jenis dan kebutuhan untuk bertindak agresif. Cara lain yang

digunakan untuk mengukur motivasi adalah observasi perilaku dengan

membuat situasi sehingga seseorang dapat memunculkan perilaku yang

mencerminkan motivasinya. Misalnya untuk mengukur keinginan untuk

berprestasi. Individu diminta untuk memproduksi orgami dengan batas

waktu tertentu, perilaku yang diobservasi adalah apakah individu

menggunakan umpan balik yang diberikan, mengambil keputusan yang

berisiko, dan mementingkan kualitas daripada kuantitas kerja

(Notoatdmodjo, 2005). Peneliti menggunakan kuisioner untuk mengukur

motivasi belajar mahasiswa.

2. Belajar

a. Pengertian belajar

Belajar adalah bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang

yang dinyatakan dalam cara-cara berperilaku yang baru berkat pengalaman

dan belajar (Oemar, 1983, dalam sunaryo, 2004). Belajar adalah dapat

melakukan sesuatu yang dilakukannya sebelum ia belajar atau bila

kelakuannya berubah sehingga lain caranya menghadapi sesuatu situasi

daripada sebelumnya. Jadi kegiatan belajar diharapkan akan ada perubahan

pada diri individu, seperti dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti

menjadi mengerti, dari tidak dapat mengerjakan menjadi dapat mengerjakan.

Perubahan yang terjadi tersebut tidak selalu terjadi karena proses belajar

tetapi dapat disebabkan karena proses pematangan. Jadi ciri – ciri kegiatan

belajar adalah terjadi perubahan baik aktual maupun potensial pada diri

individu yang belajar, perubahan karena usaha dan perjuangan, perubahan

didapat karena kemampuan baru yang berlangsung relative lama.


12

b. Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar

Ada dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar yaitu faktor

internal dan eksternal. Yang mempengaruhi faktor internal adalah faktor

biologis dan faktor psikologis. Faktor biologis (jasmaniah) meliputi segala

sesuatu yang berhubungan dengan keadaan fisik dan jasmani individu yang

bersangkutan diantaranya kondisi fisik yang normal (tidak ada kecacatan)

dan kondisi kesehatan fisik yang sehat dan segar. Faktor psikologis meliputi

segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang yang mantap dan

stabil yang tampak dalam bentuk sikap mental yang positif dalam

menghadapi segala hal. Selain hal diatas faktor psikologis lainnya adalah

intelegensi (tingkat kecerdasan), kemauan, bakat, daya ingat dan daya

konsentrasi (Sunaryo, 2004).

Sedangkan faktor eksternal terdiri dari faktor lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan fasilitas. lingkungan

keluarga yang menentukan keberhasilan belajar adalah hubungan yang

harmonis antara sesama anggota keluarga, tersedianya tempat dan peralatan,

keadaan ekonomi keluarga yang cukup, suasana lingkungan rumah yang

tenang, adanya perhatian yang besar dari orang tua terhadap proses belajar

dan pendidikan anak-anaknya. Faktor lingkungan sekolah dapat menunjang

keberhasilan belajar dengan adanya tata tertib dan disiplin yang ditegakkan

secara konsekuen dan konsisten, jumlah dosen yang memadai sesuai dengan

mata ajardan peralatan yang cukup lengkap. Selanjutnya faktor lingkungan

masyarakat yang dapat menunjang keberhasilan belajar seperti adanya

lembaga pendidikan nonformal yang melaksanakan kursus-kursus tertentu,

sanggar organisasi keagamaan, sanggar karang taruna, adanya tempat

hiburan yang bersifat positif, keterjangkauan dan ketersediaan terhadap


13

fasilitas yang ada dilingkungan masyarakat, adanya dukungan masyarakat

terhadap lembaga yang dapat mendukung proses belajar (Hakim, 2001).

c. Prinsip belajar

Belajar harus mempunyai tujuan yang jelas dan terarah, tujuan belajar

merupakan kebutuhan bukan paksaan orang lain, belajar harus disertai niat,

hasrat, dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan, dalam mencapai

tujuan belajar pasti akan mendapat bermacam-macam hambatan/ kendala

sehingga perlu ketekunan berusaha, bukti bahwa seseorang sudah belajar

ditandai adanya perubahan perilaku, belajar akan memperoleh civil effect,

disamping dari tujuan pokok, belajar adalah proses aktif yang memerlukan

interkasi individu dengan lingkungan, belajar akan lebih berhasil apabila

berbuat dan melakukan sesuatu (learning by doing ), belajar harus mencakup

aspek kognitif, afektif dan psikomotor, belajar perlu ada bimbingan dan

bantuan dari orang lain, belajar perlu pemahaman agar mendapat pengertian,

belajar memerlukan latihan dan ulangan agar sesuatu yang dipelajari dapat

dikuasai, belajar dapat dikatakan berhasil apabila dapat menerapkan dalam

bidang praktik sehari-hari.

B. Penelitian terkait

Penelitian yang pernah dilakukan oleh masni (2003) menunjukkan bahwa

motivasi klien melakukan medical health check up rutin minimal satu tahun dengan

hasilk faktor intrinsic yang mempengaruhi motivasi adalah pengetahuan tentang

medical check up 91,4 %, pendidikan 85,7 %, pengalaman 80% sedangkan faktor

ektrinsik adalah lingkungan sebesar 82,9 % , fasilitas 65,7 % dan ekonomi sebesar

42,9 %.Penelitian juga pernah dilakukan oleh Suryani (2005) yang menemukan

bahwa ada hubungan antara motivasi dengan kepatuhan klien fraktur melaksanakan

mobilisasi dini dengan hasil faktor internal yang mempengaruhi motivasi adalah
14

pengetahuan sebesar 66,7 %, keinginan 93,3 %, kondisinkesehatan sebesar 60% ,

sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi adalah stimulus

lingkungan sebesar 53,3 %.


15

BAB III

KERANGKA KERJA PENELITIAN

A. Kerangka konsep

Berdasarkan konsep dan teori yang telah diuraikan pada studi kepustakaan, maka

kerangka konsep penelitian ini dapat dilihat pada skema 3.1.

Variabel bebas Variabel terikat

Faktor – faktor yang berhubungan


denganT motivasi belajar mahasiswa
Motivasi Tinggi
Faktor Internal belajar
1. Pengetahuan
2. Minat Rendah
3. Pengalaman

Faktor eksternal
1. Lingkungan keluarga
2. Lingkungan sekolah
3. Lingkungan masyarakat
4. Fasilitas

Skema 3.1kerangka konsep penelitian.

Kerangka konsep pada penelitian ini dibuat dengan memodifikasi konsep

Handoko ( 1997 ) dan Sunaryo (2004) tentang faktor – faktor yang berhubungan

dengan motivasi belajar mahasiswa. Faktor internal meliputi: pengetahuan, minat

dan pengalaman dan faktor eksternal meliputi: lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah, lingkungan masyarakat dan fasilitas. Hasil yang diharapkan dari proses

tersebut adalah terbentuk motivasi (motivasi kekhawatiran, motivasi insentif dan

motivasi sikap) yang dikategorikan menjadi motivasi belajar tinggi dan rendah.
15
16

B. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan antara faktor internal (pengetahuan,

minat, pengalaman), dengan motivasi belajar mahasiswa. Ada hubungan antara

faktor eksternal (lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat,

dan fasilitas) dengan motivasi belajar mahasiswa.

C. Definisi operasional

Table 2.1 Definisi operasional.

Variabel Definisi Cara ukur Alat Hasil Skala

operasional ukur ukur ukur


Variabel bebas

Faktor – faktor

yang

berhubungan

dengan

motivasi belajar

mahasiswa

1. Faktor

Internal faktor dari dalam

diri individu yang

mempengaruhi

motivasi

mahasiswa

untuk belajar

Variabel Definisi Cara ukur Alat Hasil Skala


17

Operasional ukur ukur ukur

(pengetahuan,

minat dan

pengalaman)

a. Pengetahuan Pengetahuan Diukur dengan Kuesio- Tinggi Ordinal

adalah segala skala Likert ner atau

sesuatu yang (sangat tidak rendah

diketahui oleh setuju =1, Cut of

mahasiswa tentang tidak setuju=2, pointnya

kesehatan kurang setuju median

=3, setuju = 4,

sangat setuju =

5).

b. Minat Minat merupakan Diukur dengan Kuesio- Tinggi Ordinal

keinginan skala Likert ner atau

mahasiswa (sangat tidak rendah

menjadi seorang setuju =1, Cut of

perawat tidak pointnya

setuju=2 median

kurang setuju

=3, setuju =4,

sangat

setuju=5)

Variabel Definisi Cara ukur Alat Hasil Skala


18

operasional ukur ukur ukur


c.Pengalaman Pengalaman Diukur dengan Kuesio- Tinggi Ordinal

adalah segala skala Likert ner atau

sesuatu yang (sangat tidak rendah

pernah dialami setuju =1, Cut of

mahasiswa tantang tidak setuju=2 pointnya

kesehatan kurang setuju median

=3, setuju =4,

sangat

setuju=5)

2. Faktor Faktor eksternal

eksternal adalah segala

sesuatu yang

berasal dari luar

yang

mempengaruhi

motivasi belajar

mahasiswa

(lingkungan

keluarga,

Lingkungan

sekolah dan

lingkungan

masyarakat)

Variabel Definisi Cara ukur Alat Hasil Skala

operasional ukur ukur ukur


a.Lingkungan Lingkungan Diukur dengan Kuisio- Baik Ordinal
19

keluarga keluarga adalah skala ner atau

kondisi keluarga Likert(sangat kurang

yang tidak setuju Cut of

mempengaruhi =1, tidak pointnya

motivasi belajar setuju=2 median

Mahasiswa kurang setuju

( perekonomian, =3, setuju =4,

hubungan yang sangat

harmonis, anggota setuju=5)

keluarga, suasana

yang tenang)

b.Lingkungan Lingkungan Diukur dengan Kuisio- Baik Ordinal


ner
sekolah sekolah adalah skala atau

kondisi sekolah Likert(sangat kurang

yang tidak setuju Cut of

mempengaruhi =1, tidak pointnya

motivasi belajar setuju=2 median

(tatatertib, teman, kurang setuju

staf/pengajar dan =3, setuju =4,

metode sangat

pembelajaran). setuju=5)

Variabel Definisi Cara ukur Alat Hasil Skala

operasional ukur ukur ukur


c.Lingkungan Lingkungan Diukur dengan Kuesio- Baik Ordinal

masyaraka masyarakat adalah skala ner atau


20

kondisi Likert(sangat kurang

masyarakat yang tidak setuju Cut of

mempengaruhi =1, tidak pointnya

motivasi belajar setuju=2 median

mahasiswa kurang setuju

(keterjangkauan =3, setuju =4,

fasilitas warnet, sangat

toko buku yang setuju=5)

menyediakan

literature tentang

kesehatan,

dukungan

masyarakat).

d.Fasilitas Fasilitas adalah Diukur dengan Kuesio- Baik Ordinal

sesuatu yang skala Likert ner atau


t
mempermudah (sangat tidak kurang

mahasiswa setuju =1, Cut of

(kelengkapan tidak setuju=2 pointnya

fasilitas dan kurang setuju median

kenyamanan) =3, setuju =4,

sangat

setuju=5)
Variabel Definisi Cara ukur, Alat Hasil Skala

operasional ukur ukur ukur


Variabel terikat

Motivasi Motivasi adalah Diukur dengan Kuisio- Tinggi Ordinal

perasaan / pikiran skala ner atau


21

yang memberi Likert(sangat kurang

kontribusi tidak setuju Cut of

seseorang untuk =1, tidak pointnya

berbuat sesuatu setuju=2 median

sesuai dengan kurang setuju

tujuan tertentu =3, setuju =4,

sangat

setuju=5)

BAB IV

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

A. Desain penelitian
22

Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif korelasi, dimana melakukan

penelitian mengenai faktor – faktor yang berhubungan dengan motivasi belajar.

Penelitian ini tidak menganalisa mengapa fenomena itu terjadi. Desain penelitian

menurut waktunya adalah cross sectional. Desain cross-sectional adalah peneliti

melakukan pengukuran variabel pada satu saat tertentu, artinya tiap subyek hanya

diukur satu kali saja dan pengukuran variabel pada subyek dilakukan pada saat

kuisioner disebarkan atau dengan kata lain peneliti tidak melakukan tindak lanjut

terhadap pengukuran yang dilakukan (Sastroasmoro dan Ismael, 2002).

B. Populasi dan sampel

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Akper Islamic Village

Tangerang, tanpa memandang jenis kelamin yang berjumlah 135 mahasiswa. Teknik

yang digunakan untuk pengambilan data adalah total sampling. Dimana semua

populasi yang ada diambil sebagai sampel untuk mendapatkan responden yang lebih

representative sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Adapun kriteria sampel adalah:

1. umur 18 – 20 tahun

2. jenis kelamin pria dan wanita

3. mahasiswa akper Isalamic Village Tangerang

4. Bersedia berpartisipasi dan dapat bekerjasama dengan

peneliti 22

C. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Akper Isalmic Village Tangerang.

D. Etika penelitian

Penelitian yang dilakukan sesuai dengan etika penelitian yaitu :


23

1. Mendapat ijin dari institusi pendidikan Fakulas Ilmu

Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) dan mendapat ijin dari institusi

tempat penelitian.

2. Memberikan informasi kepada responden berupa

informed consent guna menjelaskan alasan dan tujuan dilakukan penelitian,

serta menjelaskan bahwa peneliti akan menjaga kerahasiaan informasi dari

responden

3. Mengarahkan responden untuk mengisi lembar jawaban

atas pertanyaan yang diajukan

E. Alat pengumpulan data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang dibuat

oleh peneliti yang terdiri dari 3 bagian. Bagian pertama berisi data demografi yaitu

kode nama, usia, jenis kelamin, dan tingkat. Bagian kedua tentang faktor – faktor

yang berhubungan dengan motivasi belajar yaitu faktor internal yang terdiri dari

pengetahuan (nomor 1-5), minat (nomor 6-10), pengalaman (nomor 11-15),

lingkungan keluarga (nomor 16-20), lingkungan sekolah (nomor 21-25), lingkungan

masyarakat (nomor 26-30), fasilitas (nomor 31-35). Dan bagian yang ketiga tentang

motivasi (nomor 1-8) berupa motivasi sikap (nomor 1-2), motivasi kekhawatiran

(nomor 4-5), motivasi insentif (nomor 6-8).

Jawaban diukur dengan menggunakan skala Likert yang mempunyai nilai :

1 = Sangat tidak setuju, 2 = Tidak setuju, 3 = Kurang setuju, 4 = Setuju, 5 =Sangat

setuju

F. Metode pengumpulan data


24

Pengumpulan data adalah langkah, prosedur dan strategi yang digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian. Sebelum mengumpulkan data responden peneliti

melakukan uji coba kuesioner.

Instrumen yang telah dibuat diujicobakan pada tanggal 8 Mei 2008 pada

mahasiswa Akper Depkes Tangerang yang sesuai dengan karakteristik responden

pada penelitian ini. Instrumen berjumlah 43 pertanyaan yang terdiri dari 15

pertanyaan tentang faktor internal yang mencakup pengetahuan, minat dan

pengalaman, 20 pertanyaan tentang faktor eksternal yang mencakup lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat fasilitas dan 8 pertanyaan

tentang motivasi belajar mahasiswa. Responden pada uji coba kuesioner tidak akan

diikutsertakan pada penelitian sebenarnya. Setelah melakukan uji coba kuesioner

terhadap responden yang berbeda lalu peneliti mengadakan uji validitas dan

reabilitas kuesioner.

Hasil uji validitas berupa pertanyaan pada variabel faktor internal, faktor

eksternal dan pada motivasi belajar (df=27, α=5%, r tabel=0,2546) menunjukkan r

hasil > r tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa pertanyaan – pertanyaan yang ada

di kuesioner adalah valid secara statistik. Selain itu peneliti juga melakukan uji

reabilitas kuesioner. Pada variabel faktor internal yang berhubungan dengan

motivasi menunjukkan nilai r alpha (0,947) > r tabel (0,2546), pada variabel faktor

eksternal yang berhubungan dengan motivasi menunjukkan r alpha (0,967) > r tabel

(0,2546) dan pada variabel motivasi belajar menunjukkan r alpha (0,929) > r tabel

(0,2546). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pertanyaan – pertanyaan pada

ketiga variabel reliabel secara statistik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

kuesioner tersebut valid dan reliabel.

Setelah peneliti melakukan pendekatan kepada responden untuk mendapatkan

persetujuan dari responden. Peneliti menjelaskan tujuan dan prosedur kepada


25

responden. Setelah responden setuju maka peneliti meminta responden untuk

menandatangani lembar persetujuan ( Informed Consent ). Responden mengisi alat

pengumpulan data yaitu kuesioner. Apabila ada pertanyaan yang kurang jelas,

responden dapat bertanya kepada peneliti. Peneliti menemani responden mengisi

kuesioner. Setelah diisi, kuesioner dikumpulkan kembali dan diperiksa

kelengkapannya.

G. Pengolahan dan analisa data

1. Pengolahan data

Data yang telah dikumpulkan merupakan data mentah yang harus

diorganisasi sedemikian rupa sehingga dapat disajikan daalam bentuk tabel

dan grafik. Dengan demikian data mudah dibaca, dianalisa dan ditarik

kesimpulan. Kegiatan dalam proses pengolahan data meliputi :

a. Editing data

Tahapan ini dilakukan pengecekan pengisian kuesioner tentang

kelengkapan isian dan kejelasan pertanyaan.

b. Pemberian kode dan memasukkan data.

Kegiatan pada tahap ini adalah merubah data berbentuk huruf menjadi

data berbentuk angka sehingga mempermudah pada saat analisis data dan

mempercepat pada saat entry data. Pengkodean yang dilaksanakan adalah

sebagai berikut: Umur;18 tahun=1, 19 tahun=2, 20 tahun=3, 21 tahun=4,

jenis kelamin;laki-laki=a, perempuan=b, tingkat;a=1, b=2, c=3, Faktor

internal(pengetahuan, minat dan pengalaman) diberi skor jika tinggi=1,

rendah=0, faktor eksternal(lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,

lingkungan masyarakat, fasilitas) diberi skor jika baik=1, kurang=0.

Pengkodean dilakukan pada semua data yang selanjutnya disesuaikan


26

dengan jumlah variasi jawaban dari responden sehingga mempermudah

pengolahan dan analisis data melalui program komputer.

c. Pembersihan data

Proses akhir dalam pengolahan data adalah dengan melakukan

pengecekan data yang sudah dientry untuk melihat ada tidaknya kesalahan

terutama kesesuaian pengkodean yang telah ditetapkan dengan pengetikan

melalui komputer.

d. Penetapan skor

Untuk variabel independen dan dependen masing – masing diberi skor

sesuai dengan katergori data dan jumlah item pertanyaan dari tiap – tiap

variabel. Hasil skor dari pertanyaan – pertanyaan setiap variabel dilakukan

penjumlahan, sehingga setiap responden mempunyai skor masing – masing

sesuai dengan jumlah item pertanyaan dari tiap – tiap variabel / subvariabel.

Dari nilai total ditetapkan kategorinya sesuai dengan definisi operasional

penelitian untuk masing – masing variabel / sub variabel sebagai cut point.

2. Analisa data

Penelitian ini dianalisa dengan menggunakan analisa univariat dan

bivariat . Jenis analisa univariat dilakukan terhadap variabel data demografi

hasil penelitian, faktor internal dan faktor eksternal serta motivasi. Data

kategorik yang digunakan adalah proporsi dan presentasi, sedangkan data

numerik menggunakan pendekatan mean, median, dan standart deviasi.

Nilai proporsi dihitung dengan rumus sebagai berikut :

P = __x___

Keterangan ;
27

P : Proporsi univariat

x : Jumlah responden pada masing – masing kategori

n : jumlah total responden

Nilai presentase dihitung dengan rumus sebagai berikut :

P = __x___

Keterangan :

P : Proporsi univariat

x : Jumlah responden pada masing – masing kategori

n : jumlah total responden

Mean diperoleh dengan rumus :

∑x

x = ________

Keterangan :

x : mean

∑x : jumlah nilai setiap responden

n : jumlah responden

Sedangkan median dihitung dengan rumus

Median : n + ½

Setelah diperoleh mean lalu dilakukan perhitungan standart deviasi ( simpangan

baku ) untuk mengetahui apakah mean yang diperoleh dari setiap responden

telah mewakili seluruh jawaban untuk pertanyaan yang diajukan. Hasil

perhitungan standart deviasi akan digunakan untuk menguji validitas data.

Perhitungan Standart deviasi untuk penelitian deskriptif korelasi :

√ ∑(x2 – x 1 )
28

SD = _____________

n-1

Keterangan :

SD : Standart deviasi

x1 : Skor tiap responden

x1 : nilai rata – rata

n : jumlah sampel

Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui fakfor – faktor yang

berhubungan dengan motivasi belajar, yaitu dengan menggunakan uji statistic

kai kuadrat (chi square). Tujuan digunakannya uji kai kuadrat adalah untuk

menguji perbedaan proporsi atau persentase antara beberapa kelompok data dan

untuk mengetahui hubungan antara variabel kategorik dengan kategorik. Proses

pengujian kai kuadrat adalah membandingkan frekuensi yang terjadi (observasi)

dengan frekuensi harapan (ekspektasi). Apabila data nilai frekuensi observasi

dengan nilai frekuensi harapan sama, maka dikatakan tidak ada perbedaan yang

bermakna atau signifikan. Sebaliknya, apabila nilai frekuensi observasi dan nilai

frekuensi harapan berbeda, maka dikatakan ada perbedaan yang bermakna atau

signifikan.

Pembuktian dengan uji kai kuadrat menggunakan formula :

2 2
X = ∑ ( O-E )
_________
E
df = (k-1) (b-1)

keterangan

O = nilai observasi

E = nilai ekspektasi (harapan)

k = jumlah kolom
29

b = jumlah baris

H. Jadwal penelitian

Untuk memudahkan kerja, peneliti membuat jadwal penelitian agar penelitian selesai

tepat waktu / sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

BAB V
30

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor – faktor yang

berhubungan dengan motivasi belajar mahasiswa Akper Islamic Village Tangerang

dengan jumlah sampel 135 mahasiswa. Data yang dikumpulkan menggunakan instrumen

berupa kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai faktor internal dan faktor eksternal

yang berhubungan dengan motivasi belajar mahasiswa.

Setelah data terkumpul lalu peneliti melakukan tahap analisa data. Data dianalisa

dengan menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji chi Square.

Adapun hasil analisisnya adalah sebagai berikut:

A. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi data demografi responden,

distribusi faktor internal dan faktor eksternal yang berhubungan dengan motivasi dan

distribusi motivasi mahasiswa. Hasil penelitian adalah sebagai berikut:

30

1. Distribusi Data Demografi Responden


31

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Data Demografi Pada

Mahasiswa Akper Islamic Village Tangerang Tahun 2008 ( N=135)

No Karakteristik responden Frekuensi Presentase (%)


1 Usia

a. 18 tahun 45 33.3

b. 19 tahun 48 35.6

c. 20 tahun 38 28.1

d. 21 tahun 4 3.0
2 Jenis Kelamin

a. laki-laki 30 22.2

b. perempuan 105 77.8


3 Tingkat

a. I 47 34.8

b. II 48 35.6

c. III 40 29.6

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa usia responden dari penelitian ini bervariasi

mulai dari usia 18 - 21 tahun. Usia responden terbanyak adalah 19 tahun

berjumlah 48 orang dengan frekuensi 35,6%, jenis kelamin responden dari

penelitian ini lebih banyak responden perempuan dari pada laki - laki. Jenis

kelamin responden terbanyak adalah perempuan berjumlah 105 orang

dengan frekuensi 77.8% dan laki-laki berjumlah 30 orang dengan frekuensi

22.2% dan responden terbanyak berada ditingkat II (dua) berjumlah 48

orang dengan frekuensi 35,6%

2. Distribusi Faktor Internal Motivasi

a. Pengetahuan
32

Diagram 5.1 Presentase Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan

Pada Mahasiswa Akper Islamic Village Tangerang Tahun 2008 ( N=135)

Diagram 5.1 menunjukkan bahwa terdapat 71 responden (52.6%) yang

mempersepsikan pengetahuan tinggi dan 64 responden yang

mempersepsikan pengetahuan rendah (47.4%)

b. Minat

Diagram 5.2 Presentase Responden Berdasarkan Kategori Minat Pada

Mahasiswa Akper Islamic Village Tangerang Tahun 2008

( N=135)
33

Diagram 5.2 menunjukkan bahwa terdapat 83 responden (61.5%) yang

mempersepsikan minat tinggi dan 52 responden yang mempersepsikan minat

rendah (38.5%)

c. Pengalaman

Diagram 5.3 Presentase Responden Berdasarkan Kategori Pengalaman

Pada Mahasiswa Akper Islamic Village Tangerang Tahun 2008 ( N=135)


34

Diagram 5.3 menunjukkan bahwa terdapat 68 responden (50.4%) yang

mempersepsikan pengalaman tinggi dan 67 responden yang mempersepsikan

pengalaman rendah (49.6%)

3. Distribusi Faktor Eksternal Motivasi

a. Lingkungan Keluarga
35

Diagram 5.4 Presentase Responden Berdasarkan Katergori Lingkungan

Keluarga Pada Mahasiswa Akper Islamic Village Tangerang Tahun 2008

( N=135)

Diagram 5.4 menunjukkan bahwa terdapat 81 responden (60%) yang

mempersepsikan lingkungan keluarga baik dan 54 responden yang

mempersepsikan lingkungan keluarga kurang (40%)

b. Lingkungan Sekolah
36

Diagram 5.5 Presentase Responden Berdasarkan Kategori lingkungan

sekolah Pada Mahasiswa Akper Islamic Village Tangerang Tahun 2008 (

N=135)

Diagram 5.5 menunjukkan bahwa terdapat 75 responden (55.6%) yang

mempersepsikan lingkungan sekolah baik dan 60 responden yang

mempersepsikan lingkungan sekolah kurang (44.4%)

c. Lingkungan Masyarakat
37

Diagram 5.6 Presentase Responden Berdasarkan Kategori Lingkungan

Masyarakat Pada Mahasiswa Akper Islamic Village Tangerang Tahun

2008 ( N=135)

Diagram 5.6 menunjukkan bahwa terdapat 86 responden (63.7%) yang

mempersepsikan lingkungan masyarakat baik dan 49 responden yang

mempersepsikan lingkungan masyarakat kurang (36.3%)

d. Fasilitas
38

Diagram 5.7 Presentase Responden Berdasarkan Kategori Fasilitas

Pada Mahasiswa Akper Islamic Village Tangerang Tahun 2008

( N=135)

Diagram 5.7 menunjukkan bahwa terdapat 70 responden (51.9%) yang

mempersepsikan fasilitas baik dan 65 responden yang mempersepsikan

fasilitas kurang (48.1%)

4. Distribusi Motivasi Belajar


39

Diagram 5.8 Presentase Responden Berdasarkan Kategori Motivasi

Belajar Pada Mahasiswa Akper Islamic Village Tangerang Tahun 2008 (

N=135)

Diagram 5.8 menunjukkan bahwa terdapat 81 responden (60%) yang

mempersepsikan motivasi belajar tinggi dan 54 responden yang

mempersepsikan motivasi belajar rendah (40%)

B. Analisis Bivariat

Analisa bivariat bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel

bebas/independen (faktor – faktor yang berhubungan dengan motivasi belajar

mahasiswa yang terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal) dan variabel

terikat/dependen (motivasi belajar). Hasil analisis secara rinci dapat dilihat pada

tabel 5.2.

Tabel 5.2 Hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan Motivasi

Belajar Mahasiswa Akper IslamicVillage Tangerang Tahun 2008 (N=135)


40

No Faktor-faktor Motivasi
yang
Belajar Total P value Alpha
Berhubungan Rendah Tinggi
dengan motivasi
belajar mahasiswa
1. Faktor internal

a. Pengetahuan 0,005 0,05


Rendah 34 (53.1%) 30 (46.9%) 64 (100%)
Tinggi 20 (28.2%) 51 (71.8%) 71 (100%)

b. Minat 0,040 0,05


Rendah 27 (51.9%) 25 (48.1%) 52 (100%)
Tinggi 27 (32.5) 56 (67.5%) 83 (100%)

c. Pengalaman 0,045 0,05


Rendah 33 (49.3%) 34 (50.7%) 67 (100%)
Tinggi 21 (30.9%) 51 (69.1%) 68 (100%)

2. Faktor Eksternal
d. Lingkunga 0,034 0,05
n
Keluarga 28 (51.9%) 26 (48.1%) 54 (100%)
Kurang 26 (32.1%) 55 (67.9%) 81 (100%)
Baik

e.Lingkungan 0,052 0,05


Sekolah
Kurang 30 (50.0%) 30 (50.0%) 60 (100%)
Baik 24 (32.2%) 51 (68.0%) 75 (100%)

f.Lingkungan 0,012 0,05


Masyarakat
Kurang 27 (55.5%) 22 (44.9%) 49 (100%)
Baik 27 (31.4%) 59 (68.6%) 86 (100%)

g. Fasilitas 0,022 0,05


Kurang 33 (50.8%) 32 (49.2%) 65 (100%)
Baik 21 (30.0%) 49 (70.0%) 70 (100%)

Hasil analisis pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa secara proporsional mahasiswa

yang mempersepsikan pengetahuan tinggi dengan frekuensi 51 responden (71,8%)


41

mempunyai motivasi lebih tinggi dibanding mahasiswa yang mempersepsikan

pengetahuan rendah dengan frekuensi 34 responden (53,1%), hasil penelitian

menunjukan ada perbedaan bermakna secara statistik (p value = 0,005), hal tersebut

menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan motivasi

belajar mahasiswa.

Mahasiswa yang mempersepsikan minat tinggi dengan frekuensi 56 responden

(67,5%) mempunyai motivasi yang lebih tinggi dibanding mahasiswa yang

mempersepsikan minat rendah dengan frekuensi 27 responden (51,9%), hasil penelitian

menunjukan ada perbedaan bermakna secara statistik (p value = 0,040), hal tersebut

menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara minat dengan motivasi belajar

mahasiswa.

Mahasiswa yang mempersepsikan pengalaman tinggi dengan frekuensi 51

responden (69,1%) mempunyai motivasi yang lebih tinggi dibanding mahasiswa yang

mempersepsikan pengalaman rendah dengan frekuensi 33 responden (49,3%), hasil

penelitian menunjukan ada perbedaan bermakna secara statistik (p value = 0,045), hal

tersebut menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengalaman dengan

motivasi belajar mahasiswa.

Mahasiswa yang mempersepsikan lingkungan keluarga baik dengan frekuensi 55

responden (67,9%) mempunyai motivasi lebih tinggi dibanding mahasiswa yang

mempersepsikan lingkungan keluarga kurang dengan frekuensi 28 responden (51,9%),

hasil penelitian menunjukan ada perbedaan bermakna secara statistik (p value = 0,034),

hal tersebut menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara lingkungan

keluarga dengan motivasi belajar mahasiswa.

Mahasiswa yang mempersepsikan lingkungan sekolah baik dengan frekuensi 51

responden (68,0%) mempunyai motivasi lebih tinggi dibanding mahasiswa yang


42

mempersepsikan lingkungan sekolah kurang dengan frekuensi 30 (50,0%), hasil

penelitian menunjukan ada perbedaan bermakna secara statistik (p value = 0,052), hal

tersebut menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara lingkungan sekolah

dengan motivasi belajar mahasiswa.

Mahasiswa yang mempersepsikan lingkungan masyarakat baik dengan frekuensi

59 responden (68,6%) mempunyai motivasi lebih tinggi dibanding mahasiswa yang

mempersepsikan lingkungan masyarakat kurang dengan frekuensi 27 responden

(55,5%), hasil penelitian menunjukan ada perbedaan bermakna secara statistik (p value =

0,012), hal tersebut menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara lingkungan

masyarakat dengan motivasi belajar mahasiswa

Mahasiswa yang mempersepsikan fasilitas baik dengan frekuensi 49 responden

(70,0%) mempunyai motivasi lebih tinggi dibanding mahasiswa yang mempersepsikan

fasilitas kurang dengan frekuensi 33 responden (50,8%), hasil penelitian menunjukan

ada perbedaan bermakna secara statistik (p value = 0,022), hal tersebut menyatakan

bahwa ada hubungan yang bermakna antara lingkungan masyarakat dengan motivasi

belajar mahasiswa.
43

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas tentang interpretasi dan diskusi hasil penelitian dan

keterbatasan penelitian. Interprtasi dan diskusi hasil penelitian adalah penjelasan secara

lengkap hasil penelitian yang telah didapatkan dari pengambilan data pada responden.

Pembahasan hasil penelitian adalah untuk melihat kesenjangan antara teori dan

penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, baik yang mendukung/menunjuang teori

sebelumnya maupun yang menolak /tidak setuju dengan teori sebelumnya. Sedangkan

keterbatasan penelitian merupakan segala hal yang tidak diduga oleh peneliti akan terjadi

sehingga dapat mempengaruhi proses penelitian.

A. Interpretasi dan Diskusi hasil

1. Analisa Univariat

a.Faktor internal

Faktor internal yaitu: pengetahuan, minat dan pengalaman.

1). Pengetahuan

Hasil penelitian secara statistik pengetahuan tinggi sebesar 52,6% dan

pengetahuan rendah sebesar 47,4%. Pengetahuan yang tinggi diperoleh

mahasiswa melalui sering terpaparnya mahasiswa dengan ilmu

keperawatan maupun kesehatan, membaca buku, artikel, jurnal kesehatan

maupun keperawatan dan sering mengikuti seminar kesehatan mampu

menyerap informasi lebih besar, akses informasi lebih banyak dan

mempunyai wawasan lebih luas. Mahasiswa yang pengetahuannya rendah

43
44

dikarenakan rendahnya minat membaca buku tentang kesehatan atau

keperawatan.

2). Minat.

Hasil penelitian yang telah dilakukan mendapatkan bahwa minat tinggi

sebesar 61.5% dan minat rendah sebesar 38.5%. Hasil ini sesuai dengan

pernyataan bahwa minat merupakan harapan yang diinginkan seseorang

(KBBI, 1990). Harapan manusia untuk menjadi seorang perawat merupakan

minat yang dapat diperngaruhi tinggi rendahnya motivasi mahasiswa tersebut

dalam mengikuti proses belajar, sehingga harapan mahasiswa untuk menjadi

seorang perawat merupakan minat yang dapat meningkatkan motivasi

mahasiswa untuk belajar.

Menurut pendapat peneliti bahwa seorang mahasiswa yang

mempersepsikan minat tinggi, melanjutkan pendidikan diAkper atas

keinginan sendiri dan ingin mewujudkan cita – citanya sebagai seorang

perawat. Mahasiswa yang mempersepsikan minat rendah karena melanjutkan

ke Akper atas keinginan orang tua.

3). Pengalaman.

Pada penelitian secara statistik didapatkan bahwa pengalaman tinggi

sebesar 50.4% dan pengalaman rendah sebesar 49,6%. Pengalaman tinggi

didukung oleh penelitian yang dilakukan terhadap responden, dimana dengan

seringnya mahasiswa terpapar tentang ilmu keperawatan akan lebih banyak

pengalaman. Sejalan dengan pernyataan KBBI (1990) bahwa pengalaman

merupakan segala sesuatu yang pernah dialami dan terjadi.

Peneliti berpendapat bahwa mahasiswa yang mempersepsikan

pengalaman tinggi karena pernah membahas tentang artikel kesehatan dan

mengikuti seminar tentang kesehatan, maka pengalaman mahasiswa tersebut


45

lebih luas, sehingga akan memotivasinya untuk belajar lebih giat terkait

dengan ilmu keperawatan/ kesehatan. Mahasiswa yang mempersepsikan

pengalaman rendah karena minimalnya informasi kesehatan yang diperoleh.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal yaitu: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,

lingkungan masyarakat dan fasilitas.

1). Lingkungan keluarga.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa mahasiswa yang

mempersepsikan lingkungan keluarga baik sebesar 60% dan lingkungan

keluarga kurang 40%. Lingkungan keluarga baik didukung oleh

hubungan keluarga yang harmonis didalam keluarga, faktor

perekonomian yang mencukupi kebutuhan dan perhatian orang tua.

Pernyataan diatas sejalan dengan ungkapan Hakim (2001) bahwa

lingkungan keluarga yang dapat meningkatkan motivasi belajar

mahasiswa yaitu: terjalinnya komunikasi yang baik antar sesama anggota

keluarga, tercukupinya kebutuhan ekonomi keluarga, keadaan

lingkungan rumah yang tenang dan didukung orang tua terhadap proses

belajar.

Peneliti berpendapat bahwa keluarga memberikan dukungan terhadap

anaknya untuk melanjutkan pendidikan diAkper, umumnya hubungan

keluarga harmonis, masih memiliki kedua orang tua, tempat tinggal

mahasiswa yang dekat dengan kampus sehingga mudah dijangkau setiap

waktu dan keadaan ekonomi mahasiswa menengah keatas. Mahasiswa

yang mempersepsikan lingkungan keluarga kurang karena tidak

mendapat dukungan dari keluarga secara moral dan finansial.


46

2). Lingkungan sekolah.

Hasil penelitian secara statistik didapatkan bahwa mahasiswa yang

mempersepsikan lingkungan sekolah baik sebesar 55.6% dan lingkungan

sekolah kurang sebesar 44,4%. Kondisi lingkungan sekolah baik

diantaranya: penegakan disiplin dan tatatertib yang konsekuen, konsisten,

metode pembelajaran yang menarik, jumlah dosen yang memadai sesuai

dengan mata ajar, adanya teman yang baik, adanya keharmonisan

hubungan diantara semua personil sekolah (Hakim, 2001).

Peneliti berpendapat bahwa mahasiswa yang mempersepsikan

kondisi lingkungan di Akper diantaranya: penegakan disiplin dan tata

tertib yang konsisten, keterlambatan mahasiswa lebih dari 15 menit

mahasiswa tersebut dianggap tidak hadir, ketidakhadiran dalam apel pagi

akan diberi sangsi, kedekatan antara staf dengan mahasiswa, metode

pembelajaran yang digunakan berupa ceramah, praktikum dan

laboratorium serta adanya persatuan orang tua mahasiswa dengan staf

membuat mahasiswa lebih mudah untuk mendapatkan informasi yang

lebih banyak dan wawasan lebih luas. Mahasiswa yang mempersepsikan

kondisi lingkungan diAkper kurang diantaranya: jumlah dosen yang

tidak sesuai dengan jumlah mahasiswa, metode pembelajaran praktikum

kurang diminati oleh sebagian mahasiswa.

3). Lingkungan masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa mahasiswa yang

mempersepsikan lingkungan masyarakat baik sebesar 63,7% dan

lingkungan masyarakat kurang sebesar 36,3%. Hakim (2001)

mengemukakan bahwa lingkungan masyarakat baik diantaranya:

keterjangkauan terhadap fasilitas yang mendukung proses belajar


47

diantaranya warnet, toko buku yang menyediakan literature tentang

kesehatan, adanya dukungan masyarakat dan budaya masyarakat yang

mendukung.

Peneliti berpendapat bahwa adanya lingkungan masyarakat yang

yang baik diantaranya: banyak perawat disekitar rumah, fasilitas warnet

dan toko buku, kepedulian tetangga yang mendukung mahasiswa yang

kuliah membuat mahasiswa lebih mudah untuk mendapatkan informasi

baik dari akses internet maupun dari buku-buku yang terkait dengan ilmu

kesehatan.

4). Fasilitas.

Hasil penelitian didapatkan bahwa fasilitas baik sebesar 51.9% dan

fasilitas kurang sebesar 48,1%. Hakim (2001) mengemukakan bahwa

kelengkapan fasilitas baik cenderung akan memotivasi mahasiswa untuk

belajar diantaranya: perpustakaan dengan kelengkapan literature yang

berkaitan dengan ilmu keperawatan, ruangan kelas yang dilengkapi

dengan alat pendingin (air conditioner), tidak bising dan kelengkapan

alat – alat laboratorium yang dapat digunakan mahasiswa untuk praktek

tentang ilmu keperawatan.

Peneliti berpendapat bahwa motivasi belajar mahasiswa didukung

oleh kelengkapan fasilitas yang baik. Fasilitas yang berada diAkper

diantaranya: tersedianya ruang perpustakaan, ruang laboratorium beserta

ruang simulasi sehingga mahasiswa lebih mudah mendapatkan informasi

yang lebih banyak dan berwawasan luas. Mahasiswa yang

mempersepsikan fasilitas kurang diantaranya: jumlah buku-buku yang

ada diperpustakaan tidak memenuhi jumlah mahasiswa yang ada.


48

2. Analisa bivariat

a.Faktor internal yang berhubungan dengan motivasi belajar mahasiswa

1). Hubungan pengetahuan dengan motivasi belajar mahasiswa

Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan secara statistik perbedaan ini

bermakna secara statistik (p-value= 0,005). Peneliti menyimpulkan bahwa

mahasiswa yang mempersepsikan pengetahuan tinggi seperti: sering

terpaparnya mahasiswa dengan ilmu keperawatan maupun kesehatan,

membaca buku, artikel, jurnal kesehatan maupun keperawatan dan sering

mengikuti seminar kesehatan akan lebih memotivasi mahasiswa untuk

belajar dibandingkan dengan mahasiswa yang mempersepsikan pengetahuan

rendah.

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Notoatdmodjo, (2005) bahwa

seseorang yang mempunyai pengetahuan tentang suatu hal akan memotivasi

orang tersebut untuk berusaha mengetahui dan memahaminya. Sebaliknya

seseorang yang belum mempunyai pengetahuan tidak akan termotivasi untuk

mengetahui lebih lanjut tentang hal tersebut.

2). Hubungan minat dengan motivasi belajar mahasiswa

Minat merupakan harapan yang diinginkan seseorang (KBBI, 1990).

Harapan mahasiswa untuk menjadi seorang perawat merupakan minat yang

dapat mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi mahasiswa tersebut dalam

mengikuti proses belajar. Pengalaman merupakan segala sesuatu yang pernah

dialami dan terjadi (KBBI, 1990).

Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan bermakna secara statistik (p-

value=0,040). Peneliti menyimpulkan bahwa mahasiswa yang

mempersepsikan minat tinggi seperti: melanjutkan pendidikan di Akper atas

keinginan sendiri dan ingin mewujudkan cita – citanya sebagai seorang


49

perawat akan lebih memotivasi mahasiswa untuk belajar dibandingkan

dengan mahasiswa yang mempersepsikan minat rendah.

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh, (Indah, 2002)

mengatakan bahwa faktor yang lebih tinggi kontribusinya dalam memotivasi

remaja untuk melepaskan diri dari ketergantungan NAPZA adalah minat

sebesar 85,72 %, dimana minat individu yang menggunakan obat sudah tentu

dengan tujuan, jika ternyata tujuannya tidak tercapai dan bahkan

menyebabkan adanya perubahan yang memperburuk kondisinya maka akan

meningkatkan minatnya untuk menghentikan obat tersebut. Hasil penelitian

tersebut memperkuat hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa

minat tinggi lebih memotivasi mahasiswa dibandingkan dengan minat

rendah.

3). Hubungan pengalaman dengan motivasi belajar mahasiswa

Pengalaman merupakan segala sesuatu yang pernah dialami dan terjadi

(KBBI, 1990). Seseorang yang sudah mempunyai pengalaman tentang hal

akan lebih termotivasi untuk meningkatkan dan lebih memahami hal yang

pernah dialami (Handoko, 1997). Mahasiswa yang pernah terpapar tentang

ilmu keperawatan akan meningkatkan motivasi belajar. Motivasi belajar

dipengaruhi tinggi rendahnya pengalaman mahasiswa terhadap ilmu

keperawatan.

Hasil penelitian didapatkan bahwa p-value= 0,045 menyatakan bahwa

ada perbedaan bermakna secara statistik. Peneliti menyimpulkan bahwa

mahasiswa yang mempersepsikan pengalaman tinggi seperti: pernah

membahas tentang artikel kesehatan dan mengikuti seminar tentang

kesehatan, akan lebih memotivasi mahasiswa untuk belajar dibandingkan

mahasiwa yang mempersepsikan pengalaman rendah.


50

b. Faktor eksternal yang berhubungan dengan motivasi belajar mahasiswa

Faktor eksternal yang berhubungan dengan motivasi belajar adalah

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan fasilitas.

.Hubungan lingkungan keluarga dengan motivasi belajar mahasiswa .(1

Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan bermakna secara statistik (p-

value=0,034). Peneliti menyimpulkan bahwa mahasiswa yang

mempersepsikan lingkungan keluarga baik seperti: dukungan terhadap

anaknya untuk melanjutkan pendidikan diAkper, umumnya hubungan

keluarga harmonis, masih memiliki kedua orang tua, tempat tinggal

mahasiswa yang dekat dengan kampus sehingga mudah dijangkau setiap

waktu dan keadaan ekonomi mahasiswa yang menengah keatas akan lebih

memotivasi mahasiswa untuk belajar dibandingkan dengan mahasiswa yang

mempersepsikan lingkungan keluarga kurang.

Hal ini didukung bahwa lingkungan keluarga dapat meningkatkan

motivasi belajar mahasiswa yaitu: terjalinnya komunikasi yang baik antar

sesama anggota keluarga, tercukupinya kebutuhan ekonomi keluarga,

keadaan lingkungan rumah yang tenang dan didukung orang tua terhadap

proses belajar (Hakim , 2001).

2). Hubungan lingkungan sekolah dengan motivasi belajar mahasiswa

Kondisi lingkungan sekolah yang baik diantaranya: penegakan disiplin

dan tatatertib yang konsekuen, konsisten, metode pembelajaran yang

menarik, jumlah dosen yang memadai sesuai dengan mata ajar, adanya teman

yang baik, adanya keharmonisan hubungan diantara semua personil sekolah

(Hakim , 2001).

Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan bermakna secara statistik (p-

value=0,052). Peneliti menyimpulkan bahwa mahasiswa yang


51

mempersepsikan lingkungan sekolah baik seperti: penegakan disiplin dan

tata tertib yang konsisten, keterlambatan mahasiswa lebih dari 15 menit

mahasiswa tersebut dianggap tidak hadir, ketidakhadiran dalam apel pagi

akan diberi sangsi, kedekatan antara staf dengan mahasiswa, metode

pembelajaran yang digunakan berupa ceramah, praktikum dan laboratorium

serta adanya persatuan orang tua mahasiswa dengan staf membuat

mahasiswa lebih mudah untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak

dan wawasan lebih luas akan lebih memotivasi mahasiswa untuk belajar

dibandingkan dengan mahasiswa yang mempersepsikan lingkungan sekolah

kurang.

3). Hubungan lingkungan masyarakat dengan motivasi belajar mahasiswa

Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan bermakna secara statistik (p-

value=0,012). Peneliti menyimpulkan bahwa mahasiswa yang

mempersepsikan lingkungan masyarakat baik seperti: banyak perawat

disekitar rumah, fasilitas warnet dan toko buku, kepedulian tetangga yang

mendukung mahasiswa yang kuliah membuat mahasiswa lebih mudah untuk

mendapatkan informasi baik dari akses internet maupun dari buku-buku yang

terkait dengan ilmu kesehatan akan lebih memotivasi mahasiswa untuk

belajar dibandingkan dengan mahasiswa yang mempersepsikan lingkungan

masyarakat kurang.

Hal ini didukung bahwa lingkungan masyarakat yang baik diantaranya:

keterjangkauan terhadap fasilitas yang mendukung proses belajar diantaranya

warnet, toko buku yang menyediakan literature tentang kesehatan, adanya

dukungan masyarakat dan budaya masyarakat yang mendukung (Hakim ,

2001).
52

4). Hubungan fasilitas dengan motivasi belajar mahasiswa.

Kelengkapan fasilitas yang baik diantaranya: perpustakaan dengan

kelengkapan literature yang berkaitan dengan ilmu keperawatan, ruangan

kelas yang dilengkapi dengan alat pendingin (air conditioner), tidak bising

dan kelengkapan alat – alat laboratorium yang dapat digunakan mahasiswa

untuk praktek tentang ilmu keperawatan (Hakim , 2001).

Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan bermakna secara statistik (p-

value=0,022). Peneliti menyimpulkan bahwa mahasiswa yang

mempersepsikan fasilitas baik seperti: tersedianya ruang perpustakaan, ruang

laboratorium beserta ruang simulasi akan lebih memotivasi mahasiswa untuk

belajar dibandingkan dengan mahasiswa yang mempersepsikan fasilitas

kurang.

B. Keterbatasan penelitian

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan, hal

tersebut merupakan keterbatasan peneliti terutama dalam hal:

1. Rancangan penelitian cross sectional hanya menggambarkan keadaan

saat data diambil.

2. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang dibuat dan dikembangkan

oleh peneliti dari teori yang ada sehingga ada keterbatasan dalam

cakupan maupun kedalamannya untuk menggali data yang dibutuhkan.

3. Responden yang menjadi sampel penelitian sedang tidak berada di satu

tempat sehingga membutuhkan waktu cukup lama untuk dapat

mengumpulkan data.
53

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti membuat

kesimpulan sebagai berikut:

1. sebanyak 52,6% mahasiswa mempersepsikan pengetahuan tinggi, sebanyak

61,5% mahasiswa mempersepsikan minat tinggi dan sebanyak 50,4%

mahasiswa mempersepsikan pengalaman tinggi.

2. sebanyak 60% mahasiswa mempersepsikan lingkungan keluarga baik,

sebanyak 55,6% mahasiswa mempersepsikan lingkungan sekolah baik

sebanyak 63,7% mahasiswa mempersepsikan lingkungan masyarakat baik,

dan sebanyak 51, 9% mahasiswa mempersepsikan fasilitas baik.

3. Ada hubungan yang signifikan (bermakna) antara faktor internal

(pengetahuan, minat dan pengalaman) dengan motivasi belajar mahasiwa.

4. Ada hubungan yang signifikan (bermakna) antara faktor eksternal

(lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan

fasilitas) dengan motivasi belajar mahasiswa.

53
54

B. Saran

Setelah semua pembahasan yang telah dijelaskan beserta keterbatasan

dari penelitian ini maka peneliti menyarankan beberapa hal sehingga penelitian

ini dapat dijadikan acuan untuk perkembangan penelitian keperawatan. Adapun

saran yang diajukan peneliti adalah:

1. Bagi Mahasiswa

Faktor internal dan faktor eksternal dapat meningkatkan dan

mempertahankan motivasi yang dibutuhkan oleh mahasiswa sehingga dapat

mendukung mahasiswa untuk mencapai kesuksesan dalam proses

pembelajaran dan perubahan perilaku.

2. Bagi Institusi pendidikan

Institusi pendidikan dalam mendidik mahasiswa perlu mengetahui motivasi

mahasiswa khususnya mahasiswa keperawatan dalam mengikuti proses

pembelajaran sehingga pengajar mengetahui faktor – faktor yang dapat

memotivasi peserta didiknya dan dapat menciptakan lingkungan serta

strategi pembelajaran yang kondusif dan sesuai dengan kondisi mahasiswa.

3. Bagi Penelitian lebih lanjut

Area penelitian dapat dikembangkan pada tempat yang berbeda dengan

jumlah responden yang lebih banyak dan penelitian dapat dilakukan pada

faktor-faktor lain yang memotivasi mahasiswa dalam belajar.


55

DAFTAR PUSTAKA

Departemen pendidikan dan kebudayaan, (1990), Kamus Besar Bahasa Indonesia


Jakarta : balai Pustaka.

http://mgmpis.wordpress.com/2008/03/17 menemukan-motivasi+belajar siswa.

Hakim, T, ( 2001), Belajar secara efektif : Panduan menetukan teknik belajar , memilih
jurusan dan menentukan cita - cita, Cetakan II, Jakarta : Puspa swara.

Indah, N, (2002), Faktor – faktor yang berhubungan dengan motivasi remaja untuk
melepaskan diri dari ketergantungan NAPZA diRuang Seruni Rumah Sakit
Ongko Mulyo, penelitian, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia, Jakarta, Indonesia.

Masni, (2003), Faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi klien melakukan medical
health check up rutin minimal satu tahun diRumah Sakit Persahabatan,
penelitian, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Jakarta,
Indonesia.

Notoatdmodjo. (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Cetakan pertama, Jakarta:
Rineka Cipta.

Nursalam, (2001), Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan, Jakarta : Sagung


Seto.

Nursalam, (2002), Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional, PT. Rineka Cipta.

Patricia, ( 2002), Riset Keperawatan : Buku Ajar dan Latihan , Cetakan I, Jakarta : EGC.

Suliha, dkk ( 2002), Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan, Cetakan I, Jakarta :


EGC.

Sunaryo, (2004), Psikologi Keperawatan, cetakan I, Jakarta : EGC.


56

Suryani, (2005), Hubungan antara motivasi dengan kepatuhan klien fraktur


melaksanakan mobilisasi dini diRuang Bedah Rumah Sakit Pasar Rebo,
penelitian, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Jakarta,
Indonesia.

Swanberg, ( 2000), Pengantar Kepemimpinan dan Management Keperawatan untuk


Perawat klinis, etakan I, Jakarta : EGC.

Widiyatun, (1999), Ilmu Perilaku, Jakarta: Sagung Seto.


57

Abstrak

Motivasi merupakan aspek yang mempengaruhi tingkah laku yang mengarah ke suatu
tujuan dan mendorong seseorang untuk berperilaku tertentu. Motif dapat muncul karena
adanya ketidakseimbangan dalam diri individu. Pada kenyataannya motif orang dalam
belajar berbeda satu dengan yang lain. Belajar yang dilakukan seseorang mempunyai
motif ingin menuntut ilmu, motif untuk mendapat nilai yang bagus dan motif ingin lulus
ujian.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor – faktor yang
berhubungan dengan motivasi belajar mahasiswa Akper Islamic Village Tangerang. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan menggunakan desain penelitian
deskriptif korelatif. Penelitian ini dilakukan di Akper Islamic Village Tangerang dengan
total sampel berjumlah 135 mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan
yang signifikan antara faktor internal (pengetahuan, minat, pengalaman) dan faktor
eksternal (lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan fasilitas) dengan motivasi
belajar mahasiswa (p value<0,05). Dengan melihat hasil penelitian penting bagi institusi
pendidikan untuk mengetahui fakor internal dan faktor eksternal yang dapat memotivasi
peserta didiknya, sehingga faktor internal dan faktor eksternal tersebut dapat
meningkatkan dan mempertahankan motivasi yang mendukung mahasiswa untuk
mencapai proses pembelajaran.

Kata kunci: motivasi, faktor internal, faktor eksternal


58

UNIVERSITAS INDONESIA

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA AKPER ISLAMIC

VILLAGE TANGERANG

Laporan Penelitian

Oleh

Mursiah

060606052A

Windarti Minggarini

060606109A

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

2008
59

UNIVERSITAS INDONESIA

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA AKPER ISLAMIC
VILLAGE TANGERANG

Laporan Penelitian
Dibuat untuk memenuhi tugas akhir mata ajar
Riset Keperawatan pada
Fakultas Ilmu Keperawatan

Oleh

Mursiah
060606052A
Windarti Minggarini
060606109A

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS INDONESIA
2008
60

LEMBAR PERSETUJUAN

Penelitian dengan judul :

Faktor – faktor yang berhubungan dengan Motivasi

Mahasiswa Akper Islamic Village Tangerang

Telah mendapatkan persetujuan

Depok, Juni 2008

Mengetahui, Menyetujui,

Koordinator Mata Ajar Pembimbing Riset

Dewi Gayatri, SKp. Mkes Ria Utami, SKp. MKep

ii
61

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal penelitian ini. Sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada nabi

Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal penelitian ini

banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dewi Irawaty, MA. Ph.D selaku Dekan Fakultas ILmu Keperawatan

Universitas Indonesia

2. Ibu Dewi Gayatri, SKp. M.Kes selaku koordinator mata ajar Riset

Keperawatan

3. Ibu Ria Utami, SKp. MKep selaku pembimbing riset yang dengan penuh

kesabaran membimbing, menasehati, memberi motivasi dan dukungan

kepada penulis dalam penyusunan laporan penelitian ini

4. Kedua orang tua kami yang selalu memberikan dukungan moral maupun

spitiual sampai saat ini. Semoga Allah mengumpulkan keluarga kita didalam

surga-Nya

5. Suami – suamiku dan anakku ( Azzahra yang cantik) yang selalu

memberikan dukungan dan kesabaran kepada penulis dalam keadaan

apapun . Anakku yang cantik maafin bunda jika sering berangkat pagi dan

pulang larut malam semoga kamu tetap menjadi anak yang sholehah

iii
62

6. Sahabat- sahabatku yang selalu memberikan dukungan dan semangat

7. Teman –temanku senasib seperjuangan semoga hari – hari kita akan tetap

indah walaupun kita banyak sekali mengalami berbagai masalah, tapi kita

akan tetap solid

8. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan proposal ini

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam tugas akhir ini.

Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca.

Penulis berharap semoga tugas ini dapat memberikan manfaat

Depok, Juni 2008

Peneliti

iv
63

Lampiran 1

LEMBARAN INFORMASI UNTUK RESPONDEN

Responden yang kami hormati,

Kami yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Indonesia akan melakukan penelitian dengan judul “ Faktor-

faktor yang berhubungan dengan motivasi belajar mahasiswa Akper Islamic Village

Tangerang”. Nama : Mursiah ( 0606060521) dan Windarti Minggarini (0606061096).

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mengidentifikasi faktor – faktor

yang berhubungan dengan motivasi belajar mahasiswa akper

Penelitian ini tidak akan menimbulkan kerugian bagi saudara sebagai responden,

jawaban yang anda berikan akan kami jaga kerahasiaannnya dan hanya digunakan untuk

kepentinganpenelitian. Setelah penelitian selesai data akan segera kami musnahkan.

Atas kesediaan saudara sebagai responden pada penelitian ini, saudara

diharapkan menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan. Dan menjawab

pertanyaan dalam lembar persetujuan sesuai dengan petunjuk yang ada. Apabila saudara

ingin mengundurkan diri saat proses berlangsung, diperkenankan untuk melakukannya

Terima kasih atas kesediaan dan kerjasama saudara untuk menjadi responden

pada penelitian kali ini . dan semoga kita bisa bekerjasama dengan baik.

Tangerang, April 2008

Peneliti
64

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul penelitian : Faktor – faktor yang berhubungan dengan Motivasi Mahasiswa

Akper Islamic Village Tangerang

Peneliti : Mursiah ( 0606060521 )

Windarti Minggarini ( 0606061096 )

Pembimbing : Ria Utami, SKp. MKep

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk

berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian ini. Saya mengerti bahwa saya

menjadi bagian dari penelitian ini, dengan tujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor

yang berhubungan dengan motivasi mahasiswa Akper Islamic Village Tangerang.

Sebelum menjawab pertanyaan kuesioner ini, saya telah mendapat penjelasan

terlebih dahulu dari peneliti, bahwa jawaban dari pertanyaan yang diajukan bersifat

tertutup dan dijaga kerahasiaannya, serta tidak disebarluaskan pada pihak yang tidak

berkepentingan dan identitas saya dirahasiakan.

Demikian surat persetujuan ini saya buat dan tidak ada paksaan dari pihak manapun.

Tangerang, April 2008

Responden
65

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................. ii

KATA PENGANTAR............................................................................................ iii

DAFTAR ISI......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL.................................................................................................. viii

DAFTAR SKEMA................................................................................................ ix

DAFTAR DIAGRAM…………………………………………………………… x

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xi

Bab. I PENDAHULUAN

A. Latar belakang........................................................................................... 1

B. Masalah penelitian.................................................................................... 3

C. Tujuan penelitian...................................................................................... 3

D. Manfaat penelitian.................................................................................... 4

Bab. II TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep dan teori terkait............................................................................ 5

1. Motivasi.............................................................................................. 5

a. Definisi ...................................................................................5

b. Macam – macam motif................................................................. 6

c. Pengukuran motivasi.................................................................... 10

2. Belajar................................................................................................. 11

a. Definisi ................................................................................... 11

b. Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar............ 12

c. Prinsip belajar............................................................................... 13

v
66

B. Penelitian terkait ..................................................................................14

Bab. III KERANGKA KERJA PENELITIAN

A. Kerangka konsep............................................................................15

B. Hipotesis ............................................................................16

C. Definisi operasional............................................................................ 16

Bab. IV METODE DANPROSEDUR PENELITIAN

A. Desain penelitian............................................................................22

B. Populasi dan sample............................................................................ 22

C. Tempat ............................................................................23

D. Etika penelitian ............................................................................23

E. Alat pengumpulan data....................................................................... 23

F. Metode pengumpulan data.................................................................. 24

G. Pengolahan dan Analisa Data.............................................................. 25

1. Pengolahan data............................................................................ 25

2. Analisa Data................................................................................. 26

H. Jadwal kegiatan ............................................................................29

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Analisa Univariat………………………………………………………. 30

B. Analisa bivariat ………………………………………………………… 39

BAB VI PEMBAHASAN

A. Interpretasi dan Diskusi hasil …………………………………………. 43

1. Analisa univariat …………………………………………………… 43

vi
67

2. Analisa bivariat ................................................................................... 48

B. Keterbatasan Penelitian ………………………………………………. 52

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN .................................................................................... 53

B. SARAN ................................................................................................ 54

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN INSTRUMEN PENELITIAN

vii
68

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Definisi operasional variabel penelitian................................................ 16

Tabel 4.1 Jadwal Penelitian …………………………………………………....... 29

Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan data demografi pada Mahasiswa

Akper Islamic Village Tangerang 2008………………………………. 31

Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan faktor-faktor yang

berhubungan dengan motivasi belajar Mahasiswa Akper Islamic

Village Tangerang 2008……………………………………………….. 40

viii
69

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1 Kerangka konsep penelitian................................................................. 15

ix
70

ix

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Lembaran informasi untuk responden

LAMPIRAN 2 Lembaran persetujuan

LAMPIRAN 3 Instrumen penelitian

ix
71

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 5.1 Presentase responden berdasarkan kategori pengetahuan

pada Mahasiswa Akper Islamic Village Tangerang…………………… 32

Diagram 5.2 Presentase responden berdasarkan kategori minat

pada Mahasiswa Akper Islamic Village Tangerang…………………… 33

Diagram 5.3 Presentase responden berdasarkan kategori pengalaman

pada Mahasiswa Akper Islamic Village Tangerang…………………… 34

Diagram 5.4 Presentase responden berdasarkan kategori lingkungan keluarga

pada Mahasiswa Akper Islamic Village Tangerang…………………… 35

Diagram 5.5 Presentase responden berdasarkan kategori lingkungan sekolah

pada Mahasiswa Akper Islamic Village Tangerang………………….. 36

Diagram 5.6 Presentase responden berdasarkan kategori lingkungan masyarakat

pada Mahasiswa Akper Islamic Village Tangerang………………….. 37

Diagram 5.7 Presentase responden berdasarkan kategori fasilitas

pada Mahasiswa Akper Islamic Village Tangerang………………….. 38

Diagram 5.8 Presentase responden berdasarkan kategori motivasi belajar

pada Mahasiswa Akper Islamic Village Tangerang………………….. 39


x

Anda mungkin juga menyukai