Anda di halaman 1dari 3

PEMERIKSAAN RUBELLA METODE ELISA READER

Ramadhan Rizki Al Ghani (P1337434116061)


Jurusan Teknologi Laboratorium Medik
Poltekkes Kemenkes Semarang
ABSTRAK

Rubela adalah salah satu penyakit umum yang menyebar di seluruh dunia dan menyerang berbagai
umur dengan gejala yang bervariasi. Infeksi pada pada anak-anak ditandai dengan adanya ruam pada
kulit dan demam. Pada usia dewasa, infeksi rubela akan tampak lebih nyata dengan timbulnya sakit
kepala, mata merah dan berair, sakit pada persendian, dan hilangnya nafsu makan. Gejala kelainan
yang berat muncul pada wanita hamil apabila infeksi terjadi pada usia kehamilan kurang dari 13
minggu. Infeksi pada masa tersebut dapat menyebabkan abortus, kematian janin, atau sindroma rubela
kongenital (congenital rubella syndrome/CRS) hingga 90%. Praktikum kali ini melakukan
pemeriksaaan terhadap penyakit Rubella dengan menggunakan alat Elisa Reader untuk mengetahui
antibodi terhadap virus Rubella, sampel yang telah dilakukan pembacaan menemui hasil negatif atau
non reaktif. Hasil ini di dapati dari hasil pemeriksaan dari Elisa Reader sampel yang diduga terjangkit
virus Rubella berada di bawah nilai cut off.
Kata Kunci: Rubella virus, Elisa Reader
Latar belakang: dan E1 tambahkan 100µl cut off control
Definisi Congenital Rubella kepada masing-masing well. Serta untuk well
Syndrome Rubella atau campak Jerman adalah F1 dan G1 tambahkan control positif sebanyak
penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus 100µl kedalam well. Pada well A1 dibiarkan
rubella. Di anak-anak, infeksi biasanya hanya tetap kosong karena merupakan blank. Untuk
menimbulkan sedikit keluhan atau tanpa well yang berisi sampel gunakan well yang
gejala. Infeksi pada orang dewasa dapat belum terisi control dan cut off, sampel yang
menimbulkan keluhan demam, sakit kepala, dimasukan kedalam well adalah 100µl.
lemas dan konjungtivitis. Tujuh puluh persen campurkan tiap larutan yang berada di dalam
kasus infeksi rubella di orang dewasa well secara perlahan dan tutup dengan
menyebabkan terjadinya atralgi atau artritis. adhesive strip. Selanjutnya inkubasi selama 60
Jika infeksi virus rubella terjadi pada menit dengan suhu 370C. setelah proses
kehamilan, khususnya trimester pertama sering inkubasi selesai lalu tambahkan sebanyak
menyebabkan Congenital Rubella Syndrome 100µl konjugat kedalam seluruh well kecuali
(CRS). CRS mengakibatkan terjadinya well A1 karena merupakan blank,
abortus, bayi lahir mati, prematur dan cacat homogenkan perlahan, tutup well dan inkubasi
apabila bayi tetap hidup. Per definisi CRS kembali selama 30 menit. Setelah itu untuk
merupakan gabungan beberapa keabnormalan menghentikan reaksi yang terjadi tambahkan
fisik yang berkembang di bayi sebagai akibat stop solution sebanyak 100µl pada tiap well
infeksi virus rubella maternal yang berlanjut kecuali well A1, homogenkan perlahan
dalam fetus. Nama lain CRS ialah Fetal kemudian baca absorbansi dari reaksi tersebut
Rubella Syndrome. Cacat bawaan (Congenital dengan spektrofotometer menggunakan
defect) yang paling sering dijumpai ialah tuli Panjang gelombang 450nm.
sensoneural, kerusakan mata seperti katarak,
gangguan kardiovaskular, dan retardasi Hasil
mental.
1 2
Metode B
A 0,043
Siapkan segala alat dan bahan yang 0,001
akan digunakan dalam praktikum kali ini. NC1
B 0,049
Menyiapkan well yang cocok dengan alat 0,062
Elisa Human Reader. Masukan 100µl negatif NC2
C 0,038
control kedalam well B1 dan C1. Pada well D1 0,053
CR1 memenuhi syarat yaitu dengan nilai kurang
D 0,049
0,381 dari 2.0, hasil ini disebabkan oleh pengaruh
CR2 dari suhu pemeriksaan yang tidak stabil dan
E 0,041 keterlambatan dalam pemberian reagen stop
0,353
PC1 solution.
F Spesimen yang digunakan pada pemeriksaan
1,333
PC2 Rubella ini syaratnya, yaitu :
G 1. Serum/Plasma(heparin, sitrat, atau EDTA)
1,394
H 0,048 2. Tidak boleh menggunakan sampel yang
MNC = (B1+C1)/2 lipemik, hemolisis, ikterik
= 0,058 (MNC<0,150) 3. Sampel yang digunakan tidak boleh
MCC = (D1+E1)/2 terkontaminasi dari bakteri atau yang
= 0,367 (MCC>0,200) lainnya.
MPC = (F1+G1)/2 4. Spesimen dapat digunakan pada suhu 2-
= 1,364 (MPC<2,0 Tidak 8C selama 7 hari atau bisa lebih lama lagi
memenuhi syarat) dengan suhu -20C.
COV = MCC = 0,367 Secara spesifik, ada 5 tujuan pemeriksaan
Interpretasi Hasil : serologis rubella, yaitu :
Sampel < COV - 10% = rubella IgM Ab 1. Membantu menetapkan diagnosis rubella
Non Reaction bawaan. Dalam hal ini dilakukan
Sampel > COV + 10% = rubella IgM imunoasai IgM terhadap rubella,
Reaction 2. Membantu menetapkan diagnosis rubella
akut pada penderita yang dicurigai. Untuk
Pembahasan itu perlu dilakukan imunoasai IgM
Pemeriksaan serologis digunakan terhadap penderita.
untuk mendiagnosis infeksi virus rubella 3. Memeriksa ibu dengan anamnesis ruam
kongenital dan pascanatal (sering dikerjakan di “rubellaform” di masa lalu, sebelum dan
anak-anak dan orang dewasa muda) serta pada awal kehamilan. Sebab ruam kulit
untuk menentukan status imunologik terhadap semacam ini, dapat disebabkan oleh
rubella. Pemeriksaan terhadap wanita hamil berbagai macam virus yang lain,
yang pernah bersentuhan dengan penderita 4. Memantau ibu hamil yang dicurigai
rubella, memerlukan upaya diagnosis serologis terinfeksi rubella selama kehamilan sebab
secara tepat dan teliti. Jika penderita seringkali ibu tersebut pada awal
memperlihatkan gejala klinis yang semakin kehamilannya terpajan virus rubella.
memberat, maka harus segera dikerjakan 5. Mengetahui derajat imunitas seseorang
pemeriksaan imunoasai enzim (ELISA) pascavaksinasi.
terhadap serum penderita untuk menetukan
adanya IgM spesifik-rubella, yang dapat Kesimpulan
dipastikan dengan memeriksa dengan cara Dari praktikum yang telah dilakukan
yang sama setelah 5 hari kemudian. Penderita dapat disimpulan bahwa sampel tidak
tanpa gejala klinis tetapi terdiagnosis secara mengandung IgM Rubella, dan dalam
serologis merupakan sebuah masalah khusus. pemeriksaaannya perlu diperhatikan factor-
Mereka mungkin sedang mengalami infeksi faktor yang dapat mempengaruhi hasil yang
primer atau re-infeksi karena telah diperoleh, agar dapat memberikan hasil akurat.
mendapatkan vaksinasi dan memiliki antibodi.
Pengukuran kadar IgG rubella dengan ELISA Daftar Pustaka
juga dapat membantu membedakan infeksi Hardiana, Acep T., dkk. Analisis Penyebaran
primer dan re-infeksi (Fitriyani,2018). dan Genotipe Rubela di Jawa Barat Tahun
Dari pemeriksaan IgM Rubella kali 2011–2013. 2015.
ini didapatkan hasil negatif untuk seluruh
sempel. Hasil false dari praktikum kali ini Kadek, dkk. Gejala Rubela Bawaan
dapat dilihat pada nilai MPC yang tidak (Konegnital) Berdasarkan Pemeriksaan
Serologis dan RNA. 200

Anda mungkin juga menyukai