Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Erwin Ramandei
102012310 / C2
erwin.ramandei@civitas.ukrida.ac.id
Falkutas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731
Pendahuluan
Ginjal merupakan salah satu organ pada tubuh manusia yang sangat penting. Ginjal
memiliki banyak fungsi, tetapi fungsi yang terpenting dan terutama yaitu mempertahankan
keseimbangan air dalam tubuh. Tanpa ginjal zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh juga
tidak bisa keluar. Tidak hanya ginjal saja yang penting dalam proses pembuangan zat-zat
yang tidak dibutuhkan tubuh tapi saluran dan organ-organ penyerta lainnya juga sangat
penting. Dalam tinjauan pustaka ini akan dibahas mengenai struktur makroskopis dan
mikroskopis dari ginjal hingga uretra dan juga mekanisme kerja ginjal.
Identifikasi Istilah
Batu ginjal adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih
dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini
bisa terbentuk di dalam ginjal maupun di dalam kandung kemih.
Pembahasan
Ginjal terletak di belakang peritoneum pada bagian belakang rongga abdomen, mulai
dari vertebra torakalis ke dua belas (T12) sambai vertebra lumbalis ketiga (L3). Ginjal kanan
lebih rendah daripada ginjal kiri karena adanya hati. Saat inspirasi, kedua ginjal tertekan ke
bawah karena kontraksi diafragma. Setiap ginjal diselubungi oleh kapsula fibrosa, lalu
dikelilingi oleh lemak perinefrik, kemudian oleh fasia perinefrik (perirenal) yang juga
menyelubungi kelenjar adrenal. Korteks ginjal merupakan zona luar ginjal dan medula ginjal
merupakan zona dalam yang terdiri dari piramida-piramida ginjal. Korteks terdiri dari semua
glomerulus dan medula terdiri dari ansa Henle, vasa rekta, dan bagian akhir dari duktus
kolektivus.1,2
Topografi ginjal kiri bagian anterior adalah dinding dorsal gaster, pancreas limpa,
vasa lienalis, usus halus, flexura lienalis dan ginjal kanan lobus kanan hati, duodenum pars
1
descendens, flexura hepatica, usus halus. Sedangkan bagian posterior ginjal kiri dan kanan
adalah diafragma, m. psos major, m. quadratus lumborum, m. transversus abdominis
(aponeurosis), n. subcostalis, n. iliohypogastricus, a. subcostalis, aa. lumbales 1-2, iga 12
(ginjal kanan) dan iga 11-12 (ginjal kiri).1,2
Ginjal dibungkus oleh 3 pembungkus yaitu capsula fibrosa merupakan lapisan yang
menempel pada ginjal. Lapisan ini melapisi bagian ginjal saja dan anak ginjal tidak. Lapisan
ini mudah dilepas selanjutnya capsula adiposa berbentuk seperti bursa. Lapisan ini yang
berfungsi untuk mempertahankan ginjal pada tempatnya dan fascia renalis lapisan ini terdiri
atas dua bagian yaitu bagian anterior dan posterior. Bagian anterior yaitu fasia prerenalis dan
bagian posterior yaitu fasia retrorenalis. Secara umum, ginjal terdiri dari beberapa bagian,
pertama korteks, yaitu bagian ginjal di mana di dalamnya terdapat/terdiri dari korpus
renalis/Malpighi (glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal dan tubulus
kontortus distalis, dilanjutkan dengan medula, yang terdiri dari 9-14 pyiramid. Di dalamnya
terdiri dari tubulus rektus, lengkung Henle dan tubukus pengumpul (ductus colligent). Papilla
renalis, yaitu bagian yang menghubungkan antara duktus pengumpul dan calix minor. Calix
minor, yaitu percabangan dari calix major. Calix major, yaitu percabangan dari pelvis renalis.
Pelvis renalis, disebut juga piala ginjal, yaitu bagian yang menghubungkan antara calix major
dan ureter. Columna renalis, yaitu bagian korteks di antara pyramid ginjal. Processus renalis,
yaitu bagian pyramid/medula yang menonjol ke arah korteks. Hilus renalis, yaitu suatu
bagian/area di mana pembuluh darah, serabut saraf atau duktus memasuki/meninggalkan
ginjal.2
Vaskularisasi Ginjal
Pada ginjal terdapat empat jenis arteri yaitu a. renalis yang merupakan cabang dari
aorta abdominalis yang kemudian bercabang masuk ke hilus renalis. Arteri ini juga disebut
garis Broedel dan bercabang menjadi a. interlobaris atau disebut juga a. segmentalis,
bercabang lagi menjadi a. arcuata atau a. Arciformis berada pada basis renis selanjutnya
bercabang di bagian kortex menjadi a. interlobularis. Pembuluh darah dan ureter
berhubungan dengan ginjal pada hilus ginjal. Arteri renalis berasal dari aorta dan biasanya
terbagi menjadi tiga cabang. Dua cabang berjalan di depan ureter dan satu dibelakangnya.
Lima atau enam vena kecil menyatu membentuk vena renalis, yang meninggalkan ginjal di
depan cabang anterior arteri renalis dan masuk ke vena kava inferior. Posisi limfe bermuara
di nodus limfe aorta lateral. Pembuluh balik ginjal sama dengan nadi ginjal. Dari vena
interlobularis menuju vena arcuata kemudian masuk ke vena interlobaris, vena renalis dan
2
pada akhirnya masuk ke vena cava inferior. Saraf simpatis mempersarafi permbuluh darah
ginjal dan aparatus jukstaglomerular, sampai ke nefron. Serabut aferen memasuki korda
spinalis pada T10-12.1
Ureter
Ureter merupakan saluran muscular yang membentang dari ginjal sampai ke facies
posterior vesica urinaria. Ureter memasuki cavitas pelvis dengan menyilang bifurcation ateri
iliaca communis di depan articulation sacroiliaca. Selanjutnya masing-masing ureter berjalan
ke bawah pada dinding lateral pelvis di depan arteria iliaca interna ke regio spina ischiadica
dan berbelok ke depan untuk masuk sudut lateral vesica urinaria. Dekat bagian terminal,
ureter disilang oleh ductus deferens. Ureter berjalan miring menembus dinding vesica
urinaria sekitar ¾ inchi (1.9 cm) sebelum bermuara ke dalam vesica urinaria. Dibagi menjadi
tiga: pars abdominalis, pars pelvik, dan pars intravesikalis. Panjang sekitar 25-30 cm dan
berjalan dari hilus menuju vesika urinaria. Dilapisi lapisan muskularis sehingga memiliki
gerakan peristaltik, yang membuatnya dapat dikenali saat pembedahan karena berdenyut. Sel
mukosanya terbentuk dari epitel transisional.1,2
Ureter berjalan lurus sepanjang medial m. psoas mayor di posterior dan menempel di
peritoneum pada bagian anterior menuju kebawah, menyilang iliaka komunis ke arah spina
ischiadica disepanjang dinding lateral pelvis, selanjutnya menyilang kedepan-medial pada
spina ischiadica memasuki kandung kemih. Khusus untuk pria, ureter menyilang superfisial
didekat ujungnya di atas vas deferens; untuk wanita, ureter lewat di atas forniks lateral vagina
namun di bawah ligamentum kardinale dan pembuluh darah uterine.1,2
Ureter mempunyai tiga penyempitan, yaitu (1)di tempat pelvis renalis bergabung
dengan ureter di dalam abdomen (2)di tempat ureter menekuk pada waktu menyilang aperture
pelvis superior untuk masuk ke dalam pelvis (3)di tempat ureter menembus dinding vesica
urinaria. Ureter bagian atas diperdarahi oleh cabang langsung dari a. renalis, dan a. gonadal,
sedangkan bagian bawahnya dipercabangkan a. iliaka interna dan a. vesikalis inferior. Aliran
limfenya nodi aortici laterales dan nodi iliaci.2
Vesika Urinaria
Vesica urinaria merupakan kantung berongga yang dapat diregangkan dan volumenya
dapat disesuaikan dengan mengubah status kontraktil otot polos di dindingnya. Secara
berkala urin dikosongkan dari kandung kemih ke luar tubuh melalui ureter. Berfungsi sebagai
reservoir urine mampu menampung sampai 200 - 400 cc. Letak vesika urinaria ialah di
3
belakang os pubis. Bila V.U kosong, seluruhnya terletak dalam rongga panggul,di belakang
os pubis dan bila V.U. terisi, bagian V.U. terletak di regio hypogastric.2
Vesika urinaria terdiri atas (1)apex, dihubungkan ke cranial oleh urachus (sisa
kantong allantois) sampai ke umbilicus membentuk. lig. vesico umbilicale mediale, tertutup
peritoneum, berbatasan dgn ileum & colon sigmoideum (2)corpus (3)fundus (4)dinding
vesika urinaria dasarnya berbentuk segitiga, pada sudut laterosuperior kiri dan kana terdapat
ureter, pada sudut inferior terdapat urethra (4) colum vesika urinaria, permukaan latero
inferiornya berhubungan dengan: m. obturator int.(cranial) dan m. levator ani (distal),
berbatasan dengan permukaan atas gl.prostata. Vesika urinaria tertutupi oleh tiga otot yang
saling menutupi yaitu (1)m. detrusor, terdapat pada lapisan dalam dan Dapat mengeluarkan
isi vesica urinaria (2)m. trigonal, terdapat dalam segitiga Liutaudi (di fundus vesica urinaria),
ikut membentuk uvula, dan membuka orificium urethra interna (3)m. sphincter vesica, dapat
menahan urine di dalam vesica urinaria.2
Vesika urinaria diperdarahi oleh a. vesicalis superior, cabang a. umbilicalis (fundus);
a. vesicalis inferior, cabang a. iliaca interna (caudal dan lateral permukaan depan v. urinaria).1
Urethra Maskulina
Urethra adalah saluran akhir dari Tractus Urinarius, yang mengalirkan urine ke luar
tubuh. Pada laki – laki, urethra memiliki panjang hingga 20 cm, dan selain berfungsi untuk
mengeluarkan urine, juga berfungsi untuk membawa keluar semen, namun tidak pada saat
yang bersamaan. Urethra pada laki – laki dibagi menjadi 3 bagian (1)Urethra pars prostatika,
dikelilingi oleh kelenjar prostat, dan merupakan muara dari 2 buah duktus ejakulatorius. Juga
merupakan muara dari beberapa duktus dari kelenjar prostat (2)Urethra pars membranosa,
bagian terpendek, berdinding tipis dan dikelilingi oleh otot rangka sfingter urethra eksterna
(3)Urethra pars cavernosa, bagian terpanjang, menerima duktus dari kelenjar bulbourethralis
dan bermuara pada ujung penis. Sebelum mulut penis, bagian ini membentuk suatu dilatasi
kecil, yang disebut Fossa Navicularis. Bagian ini dikelilingi oleh korpus spongiosum yang
merupakan suatu kerangka ruang vena yang besar. Urethra pada perempuan memiliki panjang
yang jauh lebih pendek. Ujung mulut urethra pada perempuan terletak dalam vestibulum,
antara Clitoris dan Vagina. Perbedaan panjang dan letak anatomis dari urethra ini,
mengakibatkan perbedaan resiko akan terjadinya infeksi saluran kemih.1,2
4
Struktur Mikroskopis
Ginjal
Nefron. Di dalam tiap ginjal terdapat satu juta atau lebih nefron. Nefron merupakan
unit dasar ginjal. Nefron terdiri dari glomerulus dan tubulus terkait yang menuju pada duktus
kolektivus. Urin dibentuk oleh filtrasi di glomerulus yang kemudian dimodifikasi di tubulus
melalui proses reabsorpsi dan sekresi. Nefron kortikal tersebar di seluruh korteks ginjal dan
memiliki ansa Henle yang pendek. Sedangkan nefron jukstamedular bermula di dekat
persambungan kortikomedular dan memiliki ansa Henle yang panjang, yang turun jauh ke
medula dan memungkinkannya memekatkan urin dengan efektif. Perbandingan jumlah
nefron kortikal dan jukstamedular adalah 7:1.3,4
Glomelurus Ginjal (korpus Malphigi). Bentuknya khas bundar dengan warna yang
lebih tua dari sekitarnya karena sel-selnya tersurun lebih padat. Paling luar diliputi epitel
selapis gepeng dan disebut kapsula Bowman lapis parietal. Kadang ditemukan kapsula
Bowman lapis parietal yang bersambung dengan kontortus proksimal membentuk kutub
tubular/urinari. Di bawah kapsula Bowman lapis parietal terdapat ruangan kosong yang
dalam keadaan hidup terisi cairan ultrafiltrat. Pada arah yang berlawanan dari kutub tubular
terdapat kutub vaskular, tempat masuk dan keluarnya arteriol pada glomerulus. Arteriol yang
masuk disebut vasa aferen yang kemudian bercabang - cabang menjadi kapiler yang
bergelung - gelung di dalam glomerulus. Kapiler ini sebenarnya di liputi oleh podosit yang
membentuk kapsula Bowman lapis viseral, namun sulit membedakan antara sel endotel
kapiler dengan podosit. Kapiler kemudian bergabung menjadi satu lagi membentuk arteriol
keluar dari glomerulus dan disebut vasa eferen. Pada beberapa glomerulus dapat dibedakan
vasa eferen dan vasa eferen, bila terpotong pada sel – sel yuksta glomerular. Sel-sel ini
merupakan sel otot polos dinding vasa aferen di dekat glomerulus yang berubah sifatnya
menjadi epiteloid. Sel-sel tersebut tampak terang dan kadang di dalam sitoplasmanya terdapat
granula. Ditempat ini, arteriol tidak mempunyai lapis elastika interna. Sel-sel yuksta
glomerular disebelah luar berhimpit dengan sel-sel makula densa yang merupakan epitel
dinding tubulus tersusun lebih padat daripada di bagian lain. Sel-sel makula densa dan yuksta
glomerulus bersama-sama membentuk aparatus yuksta glomerulus. Di antara aparatus yuksta
glomerulus dan tempat keluarnya vasa eferen glomerulus terdapat kelompokan sel kecil-kecil
yang terang, dan disebut sel mesangial (ekstraglomerular) atau polkisen (bantalan).3,4
Tubulus Kontortus Proksimal. Saluran ini selalu terpotong dalam berbagai
potongan karena jalannya yang berkelok - kelok. Dindingnya disusun oleh selapis sel kuboid
dengan batas-batas sel yang sukar dilihat. Intinya bulat, biru dan biasanya terletak agak
5
berjauhan dengan inti sel di sebelahnya. Sitoplasmanya berwarna asidofil (merah).
Permukaan sel yang menghadap lumen mempunyai jumbai (brush border).3,4
Tubulus Kontortus Distal. Seperti yang proksimal, saluran ini selalu terpotong
dalam berbagai arah. Disusun oleh selapis kuboid yang batas-batas antar selnya agak lebih
jelas dibandingkan yang proksimal. lnti sel juga bulat dan berwarna biru, tapi bila
diperhatikan, jarak antara inti sel yang bersebelahan agak berdekatan satu sama lain.
Sitoplasmanya kelihatan basofil (kebiruan) dan permukaan sel yang menghadap lumen tidak
mempunyai jumbai (brush border).3,4
Kolumna Renalis Bertini. Merupakan jaringan korteks ginjal yang berada di antara
piramid. Kadang- kadang disini pun dapat ditemukan pembuluh darah yang berwujud
arteriol/ venul yang disebut a/v interlobaris.3,4
Medula ginjal. Jaringan medula hanya terdiri atas saluran-saluran yang kurang lebih
berjalan lurus. Di dalam korteks ginjal terdapat berkas-berkas jaringan medula yang disebut
Prosesus Ferreini. Bila terpotong melintang, berkas ini tampak terdiri atas sekelompok
saluran-saluran, penampilannya berbeda dari jaringan korteks. Biasanya lumennya lebih
kecil-kecil dan dinding saluran lebih tipis. Di dalam jaringan medula, baik yang terdapat pada
prosesus Ferrein maupun pada piramid dapat di pelajari saluran-saluran sebagai berikut
(1)Ansa henle segmen tebal turun (pars desenden/tubulus rektus proksimal). Penampilannya
mirip tubulus kontortus proksimal, tetapi garis tengahnya lebih kecil. (2)Ansa henle tipis.
Penampilannya mirip pembuluh kapiler darah, tetapi epitelnya lebih tebal sedikit sehingga
sitoplasmanya lebih jelas terlihat. Selain itu di dalam lumennya tidak terdapat sel-sel darah.
(3)Ansa henle segmen tebal naik (pars asenden/ tubulus rektus distal). Penampilannya mirip
tubulus kontortus distal, tetapi garis tengahnya lebih kecil. (4)Duktus koligen. Gambarannya
mirip tubulus kontortus distal tetapi batas-batas sel epitelnya jauh lebih jelas, selnya lebih
tinggi dan lebih pucat. Jaringan medulla pada piramid gambarannya sama dengan yang
terdapat pada Prosesus Ferreini, tetapi didalam aiai di dekat papilla renis, saluran-saluran
tampak bergaris tengah lebih besar yang dindingnya dil apisi epitel selapis kubis tinggi
sampai torak yang disebut duktus papilaris Bellini. Saluran yang terakhir ini bermuara ke
dalam kaliks minor.3,4
Ureter
Ureter adalah saluran tunggal yang menyalurkan urine dari pelvis renalis menuju
vesika urinaria (kantong air seni). Mukosa membentuk lipatan memanjang dengan epithel
peralihan, lapisan sel lebih tebal dari pelvis renalis. Tunika propria terdiri atas jaringan ikat
6
dimana pada kuda terdapat kelenjar tubulo-alveolar yang bersifat mukous, dengan lumen
agak luas. Tunika muskularis tampak lebih tebal dari pelvis renalis, terdiri dari lapis dalam
yang longitudinal dan lapis luar sirkuler, sebagian lapis luar ada yang longitudinal khususnya
bagian yang paling luar. Dekat permukaan pada vesika urinaria hanya lapis longitudinal yang
nampak jelas. Tunika adventisia terdiri atas jaringan ikat yang mengandung pembuluh darah,
pembuluh limfe dan saraf, ganglia sering terdapat didekatnya. Selama urine melalui ureter
komposisi pokok tidak berubah, hanya ditambah lendir saja.3,4
Dinding ureter terdiri atas beberapa lapis, yakni (1) Tunika mukosa terdiri dari epitel
transisional (2) Tunika submukosa tidak jelas (3) Lamina propria beberapa lapisan, luar
jaringan ikat padat tanpa papila, mengandung serabut elastis dan sedikit noduli limfatiki
kecil, dalam jaringan ikat longgar, kedua-dua lapisan ini menyebabkan tunika mukosa ureter
dan vesika urinaria dalam keadaan kosong membentuk lipatan membujur (4)Tunika
muskularis terdiri dari otot polos sangat longgar dan saling dipisahkan oleh jaringan ikat
longgar dan anyaman serabut elastis. Otot membentuk tiga lapisan : stratum longitudinale
internum, stratum sirkulare dan stratum longitudinale eksternum (5)Tunika adventisia terdiri
dari jaringan ikat longgar.3,4
Vesica Urinaria
Kantong air seni merupakan kantong penampung urine dari kedua belah ginjal Urine
ditampung kemudian dibuang secara periodik. Mukosa, memiliki epithel peralihan
(transisional) yang terdiri atas lima sampai sepuluh lapis sel pada yang kendor, apabila
teregang (penuh urine) lapisan nya menjadi tiga atau empat lapis sel. Propria mukosa terdiri
atas jaringan ikat, pembuluh darah, saraf dan jarang terlihat limfonodulus atau kelenjar. Pada
sapi tampak otot polos tersusun longitudinal, mirip muskularis mukosa. Sub mukosa terdapat
dibawahnya, terdiri atas jaringan ikat yang lebih longgar. Tunika muskularis cukup tebal,
tersusun oleh lapisan otot longitudinal dan sirkuler (luar), lapis paling luar sering tersusun
secara memanjang, lapisan otot tidak tampak adanya pemisah yang jelas, sehingga sering
tampak saling menjalin. Berkas otot polos di daerah trigonum vesike membentuk bangunan
melingkar, mengelilingi muara ostium urethrae intertinum. Lingkaran otot itu disebut
m.sphinter internus. Lapisan paling luar atau tunika serosa, berupa jaringat ikat longgar
(jaringan areoler), sedikit pembuluh darah dan saraf.4
7
Uretra
Uretra adalah suatu tabung yang membawa urin dari kandung kemih ke luar. Pada
pria, sperma juga melalui uretra selama ejakulasi. Pada wanita, uretra hanya merupakan
organ perkemihan. Uretra pria terdiri atas 3 bagian yaitu pars prostatika, pars membranosa,
dan pars spongiosa. Bagian awal uretra melalui prostat yang terletak sangat dekat dengan
kandung kemih, dan duktus yang mengangkut sekret prostat bermuara ke dalam uretra pars
prostatika. Di bagian distal dan dorsal uretra pars prostatika, terdapat bagian yang meninggi,
yaitu verumontanum yang menonjol ke bagian dalam uretra tersebut. Suatu tabung tertutup
yang disebut utrikulus prostatikus bermuara ke puncak verumontanum; tabung ini tidak
diketahui fungsinya. Duktus ejakulatorius bermuara pada sisi verumontanum. Cairan semen
masuk ke dalam uretra proksimal melalui duktus ini untuk disimpan tepat sebelum terjadinya
ejakulasi.3,4
Uretra pars prostatika dilapisi epitel transisional. Uretra pars membranosa hanya
memiliki panjang 1 cm dan dilapisi epitel berlapis atau bertingkat silindris. Di sekeliling
uretra bagian ini terdapat sfingter otot rangka, yakni sfingter uretra eksterna. Sfingter lurik
volunter eksterna ini menambah tekanan penutupan yang telah ditimbulkan oleh sfingter
uretra involunter. Sfingter uretra involunter dibentuk oleh lanjutan muskulus longitudinalis
interna di kandung kemih. Uretra pars spongiosa berlokasi di korpus spongiosum penis.
Lumen uretra melebar ke arah distal, yang membentuk fossa navikulare. Epitel di bagian
uretra ini kebanyakan berupa epitel bertingkat dan silindris, dengan daerah epitel gepeng dan
berlapis. Kelenjar Littre adalah kelenjar mukosa yang dijumpai di sepanjang uretra namun
kebanyakan berada di uretra pars pendulosa. Bagian sekresi dari beberapa kelenjar ini
langsung terhubung dengan lapisan epitel uretra; sebagian kelenjar lainnya memiliki duktus
ekskretorius.3,4
Fungsi Ginjal
Sebagai fungsi hormonal memproduksi erythropoetin (hormon yang menstimulasi
produksi sel darah merah) dan memproduksi renin (suatu enzimatik hormon yang mentriger
suatu rangkaian reaksi yang penting pada konservasi oleh ginjal). Sebagai fungsi ekskresi
mengeluarkan komponen asing lain (obat, food additives dan materi non nutrisi eksogen) dan
mengekskresi/ mengeliminasi sisa-sisa metabolisme (urea, asam urat, dan kreatinin). Sebagai
fungsi homeostasis, mempertahankan keseimbangan air; mempertahankan osmolaritas dari
8
cairan tubuh; mengatur jumlah dan konsentrasi elektrolit cairan (Na+, Cl-, K+, H+, HCO3-,
CO+2, Mg+2, SO4-2, PO4-3) dan mempertahankan volume plasma dan keseimbangan asam basa
Sebagai fungsi detoksifikasi dan metabolism mengubah vitamin D dalam bentuk aktif
(Calcitriol).5
12
Kesimpulan
Mekanisme kerja ginjal terdiri dari tiga proses yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi.
Ketiga proses ini berlangsung mulai dari glomerulus dan kapsula Bowman menuju nefron
atau unit fungsional ginjal yang terdiri dari tubulus kontortus proksimal, pars descendens
ansa Henle, lengkung ansa Henle, pars ascendens ansa Henle, tubulus kontortus distalis. Dan
akhirnya akan berjalan ke duktus koligens dan duktus papilaris. Selanjutnya dilanjutkan ke
pelvis renalis, ureter dan uretra. Maka dari itu apabila ada kelainan yang terjadi akan
menimbulkan gangguan seperti pada kasus ini, karena adanya batu ginjal sehingga
menyebabkan nyeri pada perut.
Daftar Pustaka
1. Kasim YI. Buku ajar traktus urogenitalis. Edisi 3. Jakarta: FK Ukrida; 2013. h. 22-35.
2. Snell SR. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi 6. Jakarta: EGC,
2006.h.135-8.
3. Don W, Fawcett. Buku ajar histologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.
h.650-5.
4. Bagian histologi FK Ukrida. Penuntun praktikum histologi. Jakarta: Bagian histologi
FK Ukrida; 2013.h.91-102.
5. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi 6. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC.
2011. h.553-78.
6. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC; 2002.h.680-7.
7. Kasdu D. Kesehatan wanita: solusi problem persalinan. Jakarta: Puspa Swara; 2007.
h. 41.
13