NIM : 150850030
JAWABAN :
1) Peranan fungsi manajemen untuk meningkatkan efisiensi dalam pengadaan di
industri jamu tradisional sangatlah penting, karena untuk mengadakan pengadaan di
industri tersebut perlu adanya perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), penggerakan (actuating), dan pengawasan (controlling) yang baik,
sehingga sumber daya alam yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal.
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan terkait dengan usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah
diperhitungan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan, di dalam dan
oleh industri jamu tradisional, dalam rangka mencapai efisiensi yang tergantung
pada sumber daya alam sebagai bahan baku utama.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian ini dilakukan proses pengelompokkan orang-orang, alat-alat,
tugas, wewenang dan tanggung jawab sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat
mencapai tujuan yaitu meningkatkan efisien pengadaan dalam industri obat
tradisional.
c. Actuating (Pergerakan)
Hal ini merupakan fungsi manajerial paling penting karena berhubungan
langsung dengan manusia.
d. Controling (Pengawasan)
Pengawasan dalam manajerial pengadaan di industri jamu tradisional yaitu
proses pengamatan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar pekerjaan yang
dilakukan sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
Contoh nyata langkah manajerial yang dapat dilakukan:
1. Merancang hubungan yang tepat dengan supplier.
Hubungan dengan supplier bisa bersifat kemitraan jangka panjang maupun
hubungan transaksional jangka pendek. Baik berupa model hubungan,
relationship, berapa jumlah supplier.
2. Memilih Supplier.
Kegiatan memilih supplier bisa memakan waktu dan sumber daya yang tidak
sedikit apabila supplier yang dimaksud adalah supplier kunci. Kesulitan akan lebih
tinggi kalau supplier-supplier yang akan dipilih berada di mancanegara (global
suppliers). Supplier-supplier kunci yang berpotensi untuk menjalin hubungan
jangka panjang, proses pemilihan ini bisa melibatkan evaluasi awal, mengundang
mereka untuk presentasi, kunjungan lapangan (site visit) dan sebagainya.
Pemilihan supplier-supplier kunci harus sejalan dengan strategi supply chain.
3. Memilih dan mengimplentasikan teknologi yang cocok.
Kegiatan pengadaan selalu membutuhkan bantuan teknologi. Teknologi yang lebih
tradisional dan lumrah digunakan adalah telepon dan fax. Saat ini banyak
perusahaan yang menggunakan electronic procurement (e-procurement) yakni
aplikasi internet untuk kegiatan pengadaan.
4. Memelihara data item yang dibutuhkan dan data supplier.
Bagian pengadaan harus memiliki data lengkap tentang item-item yang dibutuhkan
maupun data tentang supplier-supplier mereka. Beberapa data supplier yang
penting untuk dimiliki adalah nama dan alamat masing-masing supplier, item apa
yang mereka pasok, harga per unit, lead time pengiriman, kinerja masa lalu, serta
kualifikasi supplier termasuk juga kualifikasi seperti ISO.
5. Melakukan proses pembelian.
Proses pembelian bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya pembelian rutin
dan pembelian dengan melalui tender atau lelang, (auction). Pembelian rutin dan
pembelian dengan tender melewati prosesproses yang berbeda.
6. Mengevaluasi kinerja supplier.
Hasil penilaian ini digunakan sebagai masukan bagi supplier untuk meningkatkan
kinerja mereka. Kriteria yang digunakan untuk menilai supplier seharusnya
mencerminkan strategi supply chain dan jenis barang yang dibeli.
2) Diketahui :
VC = Rp. 168.720.000
Jawab :
a. BEP
𝐹𝐶
Q BEP = 𝑃−𝑉𝐶
48.600.000
= 191.400.000−168.720.000
= 2 unit
𝐹𝐶
BEP (Rp) = 𝑉𝐶
1−
𝑃
48.600.000
= 168.720.000
1−
191.400.000
= 410.142.857,1
b. Margin of safety
𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛−𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑝𝑑 𝐵𝐸𝑃
MoS ratio = x 100%
𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
191.400.000−53.000
= x 100%
191.400.000
= 99,97%
3) Kerugian :
Untuk produk-produk fast moving sering mengalami penumpukan
persediaan (overstock) sehingga menyebabkan pembengkakan biaya-biaya
persediaan perusahaan.
kekurangan barang dagang yang diminta (understock), dikarenakan tidak
tepatnya dalam pengadaan barang dagangyang akan dijual kepada konsumen
Produk yang sering mengalami permasalahan tersebut ialah produk-produk
yang perputaran penjualannya sangat cepat,dalam usaha ritel jenis produk
ini biasa disebut sebagai fast moving consumer goods (FMCG)
Resiko kerusakan barang akan meningkat
Jumlah tenaga yang dibutuhkan lebih banyak
Memerlukan ruang penyimpanan obat maupun fasilitas ruangan yang lebih
banyak untuk dapat memenuhi sebuah kondisi persediaan di gudang PBF
dalam jumlah yang besar
Keuntungan :
Keaslian produk terjamin
Adanya jaminan ketersediaan produk dan kemudahan proses return
(pengembalian) produk
Dapat segera memenuhi permintaan kebutuhan obat untuk didistribusikan ke
apotek, rumah sakit, took obat berizin dan sarana pelayanan kesehatan
masyarakat lain.
Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman barang (obat yang
dibutuhkan)
Menghilangkan resiko terhadap kenaikan harga barang (inflasi).
Menyimpan barang yang dihasilkan secara musiman atau tidak diproduksi
untuk sementara.
4) PPIC merupakan bagian yang bertugas melakukan perencanaan produksi dan
pengendalian persediaan. PPIC adalah bagian organisasi perusahaan yang
menjembatani antara divisi marketing dengan produksi. PPIC menerjemahkan
kebutuhan pengadaan obat jadi untuk marketing dalam bentuk rencana produksi
dan ketersediaan bahan baku serta bahan pengemas. Oleh karena itu PPIC harus
mengendalikan persediaan mulai dari bahan awal (bahan baku dan bahan kemas)
sampai obat jadi. Tujuan dari pengendalian persediaan adalah menjaga agar
persediaan tidak sampai habis sehingga tidak menghambat proses produksi dan
pemasaran produk. Adapun tugas dari PPIC yakni menerima order dari bagian
Penjualan ( Sales/marketing ) lalu memastikan order ini selesai dan dikirim ke
customer pada waktu yang sudah disepakati.