ABSTRAKSI
1. Pendahuluan
Tindak kejahatan yang terjadi pada lingkungan gedung perkantoran bahkan di
lingkungan rumah akhir-akhir ini semakin sering terjadi, angka kriminalitas pun semakin
meningkat.
Di dalam sebuah gedung perkantoran tentunya banyak benda-benda penting yang
tersimpan di beberapa ruangan. Semakin banyak ruangan yang menyimpan benda-
benda penting maka semakin tinggi kebutuhan sistem keamanan gedung tersebut.
Rasanya kurang efisien jika tugas itu di kerjakan oleh tenaga manusia. Misalnya
dalam suatu gedung terdapat puluhan ruangan, untuk memaksimalkan keamanan
tentunya diperlukan puluhan tenaga manusia untuk berpatroli di setiap ruangan itu.
Untuk mempermudah hal tersebut, sebaiknya digunakan suatu alat pada setiap
ruangan. Dengan sistematis digambarkan sebagai berikut, dalam setiap ruangan terdapat
alat pendeteksi gerakan dibantu dengan adanya kamera (CCTV). Gedung tersebut hanya
membutuhkan satu ruang pusat keamanan yang bisa memonitor setiap ruang tersebut.
Ketika sensor dari alat ini mendeteksi adanya suatu gerakan maka alat ini akan
mengisyaratkan/menginformasikan ke ruang pusat keamanan, isyaratnya bisa berbentuk
suara dan cahaya (lampu), isyarat hanya terjadi di ruang pusat keamanan bukan di
tempat di mana alat tersebut disimpan. Dengan adanya isyarat, pihak security di ruang
pusat keamanan bisa memonitor dan segera mengambil tindakan.
Tujuan dan manfaat dari sistem adalah untuk mengurangi bahkan mencegah tindak
kejahatan pada lingkungan gedung perkantoran atau rumah tinggal dengan
menggunakan sistem yang sederhana. Selain itu sistem ini juga berkemampuan untuk
mencatat dan merekam waktu dari kejadian yang terdeteksi oleh sensor infrared. Karena
komponen ini dilengkapi dengan perangkat lunak yang bisa mencatat waktu kejadian dan
menyimpannya dalam database, sehingga bisa ditelusuri riwayat kejadian dengan
melihat file logging.
2. Metode Penelitian
2.1. Desain Perangkat Keras
Sistem ini dibentuk oleh 2 komponen yang saling mendukung yaitu komponen
hardware dan perangkat lunak. Hardware merupakan komponen utama yaitu sensor
yang bertugas mendeteksi adanya gerakan. Sedangkan perangkat lunak merespon
signal yang dikeluarkan oleh komponen hardware.
Perangkat keras yang berfungsi sebagai pendeteksi gerakan ini dirancang dengan
cara dan bahan yang sederhana. Komponen yang digunakan pun merupakan komponen
yang ringan dan mudah didapat. Cara kerja komponen hardware akan dijelaskan dengan
diagram blok pada gambar 1.
Sebelum mengirimkan tegangan level ‘high’, ketika mendeteksi adanya gerakan alat
ini secara otomatis menyalakan LED dan mengaktifkan Buzzer sebagai output langsung
dari komponen perangkat keras.
Pada bagian perangkat lunak, ada dua bagian utama yang bekerja dalam sistem ini,
form 1 seperti pada gambar 4 di bawah dan form yang berfungsi sebagai pengingat atau
seruan.
Gambar 4 Keadaan sebelum adanya gerakan yang terdeteksi
Form ini merupakan form awal, dalam form ini terdapat jam analog yang
menunjukkan waktu sesuai dengan set waktu pada komputer karena catatan waktu
diambil langsung dari sistem.
Ketika alat pendeteksi menerima sinyal adanya gerakan maka form ini akan berubah
menjadi seperti pada gambar 5, form ini berfungsi sebagai pengingat dan seruan bahwa
alat mendeteksi adanya gerakan sehingga petugas keamanan yang berada di ruang
pusat keamanan bisa segera mengambil tindakan. Tampilan ini tidak akan berhenti
sebelum tombol STOP di klik.
MULAI
Software
aktif 1 Sensor aktif
T
Y Gerakan T
Lihat terdeteksi
data
Y
Y
3 LED nyala Buzzer bunyi
T Close
?
Y Alarm
Peluang = software
0 2
STOP T
Input Password ?
MsgBox
Y
Benar T
? 1
Peluang +
1
Y
Yakin
T
akan
keluar ? Peluang = 3 T 2
Y Y
SELESAI 1
Gambar 6. Diagram Alur Cara Kerja Hardware Dan Perangkat lunak Pendeteksi Gerakan
3
Informasi waktu
T Hapus T
Close ?
data ?
Y Y
Phapus = 0 1
Masukan Password
T
Benar ? MsgBox
Y
Hapus data Phapus + 1
Refresh ! Phapus = T
3
Gambar 7. Diagram Alur Cara Kerja Hardware Dan Perangkat lunak Pendeteksi Gerakan
3. Hasil Uji Coba dan Pembahasan
Pengujian kepekaan sensor dilakukan dengan cara mencoba alat dengan dua suhu
yang berbeda dan dalam intensitas cahaya yang berbeda. Maka pengujian alat dilakukan
sebanyak empat kali. Pengujian dilakukan pada empat kasus menghasilkan data-data
sebagai berikut :
a. Alat diuji dalam ruangan tanpa AC, suhu sekitar 32°C dan ruangan terang.
Tabel 1. Data Hasil Pengujian Pada suhu 32°C dalam ruang terang
Jarak Maksimal
OBJEK Sudut
Terdeteksi
Manusia 3 Meter 60°
Besi 2 Meter 45°
Kayu 2 Meter 45°
Plastik 2 Meter 45°
Kertas 2 Meter 45°
b. Alat diuji dalam ruangan tanpa AC, suhu sekitar 32°C dan ruangan gelap.
Tabel 2. Data Hasil Pengujian Pada suhu 32°C dalam ruang gelap
Jarak Maksimal
OBJEK Sudut
Terdeteksi
Manusia 3 Meter 60°
Besi 2 Meter 45°
Kayu 2 Meter 45°
Plastik 2 Meter 45°
Kertas 2 Meter 45°
c. Alat diuji dalam ruangan ber-AC, suhu pada AC diset pada 18°C dengan
keadaan ruangan terang.
Tabel 3. Data hasil pengujian pada suhu 18°C dalam ruang terang
Jarak Maksimal
OBJEK Sudut
Terdeteksi
Manusia 4 Meter 70°
Besi 2,5 Meter 55°
Kayu 2,5 Meter 55°
Plastik 2,5 Meter 55°
Kertas 2,5 Meter 55°
d. Alat diuji dalam ruangan ber-AC, suhu pada AC diset pada 18°C dengan
keadaan ruangan gelap.
Tabel 4. Data hasil pengujian pada suhu 18°C dalam ruang gelap
Jarak Maksimal
OBJEK Sudut
Terdeteksi
Manusia 4 Meter 70°
Besi 2,5 Meter 55°
Kayu 2,5 Meter 55°
Plastik 2,5 Meter 55°
Kertas 2,5 Meter 55°
Sensor pendeteksi gerakan ini tidak terpengaruh oleh perbedaan intensitas cahaya,
sekalipun keadaan dalam ruangan gelap pekat sensor ini tetap bisa mendeteksi gerakan
seperti dalam keadaan ruangan terang.
Sesnsor gerakan ini terpengaruh oleh suhu. Sensor ini bisa bekerja lebih baik dalam
keadaan suhu yang dingin atau dalam ruangan ber-AC. Jika keadaan ruangan hangat
kepekaan dari sensor ini akan berkurang.
Sensor ini selain mendeteksi infrared yang dipancarkan manusia juga mendeteksi
gerakan objek benda mati. Ada perbedaan dalam pendeteksian dua objek yang berbeda.
Ketika yang terdeteksi adalah manusia sensor ini akan merespon meskipun orang itu
tidak bergerak, selama infrared dari orang itu masih terpancar maka sensor ini akan terus
mendeteksi infrared dari tubuh manusia (makhluk hidup). Ketika yang terdeteksi adalah
benda mati, sensor ini baru akan merespon jika objek itu bergerak. Jika objek tidak
digerakkan maka sensor tidak akan merespon lagi. Sensor ini akan terus merespon jika
objek benda mati yang terdeteksi terus digerakkan.
4. Kesimpulan
Dari hasil pengujian dan pembahasan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan
bahwa Sistem Keamanan Gedung terdiri dari dua komponen yang saling berinteraksi,
yaitu komponen perangkat keras dan perangkat lunak. Komponen perangkat keras
bekerja sebagai pendeteksi gerakan lalu memberikan informasi kepada komponen
perangkat lunak. Sebaliknya komponen perangkat lunak menunggu adanya sinyal dari
komponen perangkat keras, setelah mendapat sinyal , komponen perangkat lunak
menginformasikannya kepada pihak security dengan visualisasi berupa tulisan seruan,
dan bunyi alarm pada speaker desktop.
Untuk komponen hardware sendiri ada beberapa kesimpulan yang bisa diambil.
Sebagai komponen utama dari Sistem Keamanan Gedung alat ini bisa mendeteksi
gerakan baik makhluk hidup maupun benda mati tanpa terpengaruh oleh intensitas
cahaya, baik dalam ruang terang maupun gelap alat ini tetap bekerja dengan hasil yang
sama. Alat ini masih mempunyai kelemahan yaitu bisa terpengaruh oleh perbedaan suhu,
maka sebaiknya penggunaan sistem digunakan di dalam ruangan ber-AC.
5. Daftar Pustaka
[1] H. Moh. Ma'ruf, SE, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006,
Jakarta, 2006.
[2] http://www.indonetwork.co.id/member/173637_variouscameraindonetwork.psd.jpg
[3] http://www.library.gunadarma.ac.id/files/disk1/8/jbptgunadarma-gdl-course-2005-
timpengaja-356-pencegah-n.ppt
[4] http://www.biofir.com/index.php?topic=manusia&id=ananta
[5] http://w3.id.tue.nl/fileadmin/id/objects/E-Atelier/Phidgets/Hardware/
Datasheets/1111_-_DatasheetMotionSensor.pdf
[6] http://kitsrus.com/pdf/k76.pdf
[7] Retna Prasetia, Catur Edi Widodo, Interfacing Port Paralel dan Port Serial
Dengan Visual Basic 6.0, ANDI, Yogyakarta, 2004.
[8] http://www.tranzistoare.ro/datasheets/134/375530_DS.pdf
[9] Krisna D Octovhiana, Cepat Mahir Visual Basic 6, IlmuKomputer.com, 2003.
[10] Sony Arianto Kurniawan, Tips Pemrograman Visual Basic, IlmuKomputer.com,
2003.