Anda di halaman 1dari 12

BAB VII

BERAT ISI AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS

I. Tempat dan Tanggal Percobaan :


Tempat : Laboratorium Beton UMSU
Tanggal : 22 November 2017

II. Tujuan Percobaan :


Menentukan berat isi agregat halus, agregat kasar, atau
campuran yang didefinisikan sebagai perbandingan antara material
kering dan volumenya.

III. Peralatan yang Digunakan :


1. Timbangan digital.
2. Oven.
3. Tongkat pemadat diameter 15 mm, panjang 60 cm terbuat dari baja
anti karat.
4. Mistar perata.
5. Sekop.
6. Pan.
7. Wadah baja yang cukup kaku berbentuk silinder dengan alat
pemegang berkapasitas sebagai berikut :
Tebal wadah Ukuran
Min butiran
kapasitas diameter Tinggi
dasar Sisi Max
(mm) (mm) (mm)
agregat
(mm)
2,832 152,4 ± 154,9 ± 5,08 2,54 12,7
9,435 2,5 2,5 5,08 2,54 25,4
14,158 203,2 ± 292,1 ± 5,08 2,54 38,1
28,316 2,5 2,5 5,08 2,54 101,6
254,0 ± 279,4 ±
2,5 2,5
355,6 ± 284,4 ±
2,5 2,5

IV. Bahan yang Digunakan :


1. Agregat halus (pasir).
2. Agregat kasar (batu pecah).
V. Teori :

Berat isi atau disebut juga sebagai berat satuan agregat adalah
rasio antara berat agregat dan isi atau volume. Berat isi diperlukan
dalam perhitungan bahan campuran beton apabila jumlah bahan ditakar
dengan ukuran volume. Besar kecilnya berat isi agregat terkandung
pada berat butiran agregat dan volume agregat. Semakin besar berat
butiran agregat maka semakin besar pula berat isi agregat dan
sebaliknya. Karena berat isi agregat berbanding lurus dengan berat
butiran agregat sedangkan semakin besar volume agregat maka semakin
kecil berat isi agregat dan sebaliknya. Karena berat isi agregat
berbanding terbalik dengan besarnya volume agregat.
VI. Teori Tambahan :

Perbandingan berat agregat dengan isi wadah adalah berat isi


agregat. Semakin besar berat isi agregat akan menghasilkan stabilitas
yang tinggi serta dapat memberikan rongga antar butiran yang kecil.

Berat volume agregat ditinjau dalam dua keadaan, yaitu berat


volume gembur dan berat volume padat. Berat volume gembur
merupakan perbandingan berat agregat dengan volume, sedangkan
berat volume padat adalah perbandingan berat agregat dalam keadaan
padat dengan volume. Menurut British Standard 821, berat volume
agregatyang baik untuk material beton mempunyai nilai yang lebih
besar dari 1445 kg/m3.
VII. Prosedur Percobaan :
1. Berat Isi Lepas.
a. Mempersiapkan agregat dalam pan dan alat yang dibutuhkan.
b. Menimbang wadah dan mencatat beratnya.
c. Memasukkan contoh bahan sampai penuh dengan sekop secara
jatuh bebas dengan ketinggian 5 cm diatas permukaan wadah.
d. Setelah penuh kemudian meratakan permukaan wadah dengan
mistar perata.
e. Kemudian menimbangnya (berat contoh + wadah ) dan
mencatat beratnya.
2. Berat Isi Permukaan.
a. Mempersiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan.
b. Menimbang wadah dan mencatat beratnya.
c. Memasukkan bahan kedalam wadah sebanyak 1/3 tinggi wadah,
kemudian merojoknya dengan tongkat pemadat sebanyak 25
kali secara merata. Langkah ini dilakukan untuk 2/3 bagian
lainnya.
d. Setelah penuh kemudian meratakan dengan mistar perata.
e. Kemudian menimbangnya (berat contoh + wadah ) dan
mencatat beratnya.
3. Berat Isi Cara Penggoyangan.
a. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b. Menimbang dan mencatatnya.
c. Memasukkan bahan kedalam wadah sebanyak 1/3 tinggi wadah
kemudian menggoyangkan wadah dengan cara mengangkat
salah satu sisi wadah secara bergantian sebanyak 25 kali.
Langkah ini dilakukan untuk 2/3 bagian lainnya.
d. Setelah penuh kemudian meratakan dengan dengan mistar
perata.
e. Kemudian menimbangnya (berat contoh + wadah ) dan
mencatat beratnya.
VIII. Analisa Data :
1. Untuk Agregat Halus.
d = 24 cm
t = 24,2 cm
a. Cara Lepas.
- Berat contoh + wadah (1) = 19790 gr.
- Berat wadah (2) = 5300 gr..
- Berat contoh (3) = 1– 2
= 19790 – 5300
= 14490 gr.
1
- Volume wadah (4) = 4 . π . r2. t
1 22
=4 × × 242 × 24,2
7

= 10952,23 cm3.
3
- Berat Isi = 4
14490
= 10952,23

= 1,323 gr/cm3.
b. Cara Penusukan.
- Berat contoh + wadah (1) = 20430 gr.
- Berat wadah (2) = 5500 gr.
- Berat contoh (3) = 1– 2
= 20430 – 5500
= 15130 gr.
1
- Volume wadah (4) = 4 . π . r2. t
1 22
= × × 242 × 24,2
4 7

= 10952,23 cm3.
3
- Berat Isi = 4
15130
= 10952,23

= 1,381 gr/cm3.
c. Cara Penggoyangan.
- Berat contoh + wadah (1) = 21140 gr.
- Berat wadah (2) = 5300 gr.
- Berat contoh (3) = 1– 2
= 21140 – 5300
= 15840 gr.
1
- Volume wadah (4) = 4 . π. r2.t
1 22
= × × 242 × 24,2
4 7

= 10952,23 cm3.
3
- Berat Isi = 4
15840
= 10952,23

= 1,446 gr/cm3.

(𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 1+𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 2+𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 3)


Average = 3
1,323+1,381+1,446
= 3

= 1,383 gr/cm3.
2. Untuk Agregat Kasar.
d = 27 cm
t = 27 cm
a. Cara Lepas.
- Berat contoh + wadah (1) = 30320 gr.
- Berat wadah (2) = 6440 gr.
- Berat contoh (3) = 1– 2
= 30320 – 6440
= 23880 gr.
1
- Volume wadah (4) = 4 . π . r2. t
1 22
= × × 272 × 27
4 7

= 15465,21 cm3.
3
- Berat Isi = 4
23880
= 15465,21

= 1,544 gr/cm3.
b. Cara Penusukan.
- Berat contoh + wadah (1) = 31760 gr.
- Berat wadah (2) = 6440 gr.
- Berat contoh (3) = 1– 2
= 31760 – 6440
= 25320 gr.
1
- Volume wadah = 4 . π . r2. t
1 22
=4× × 272 × 27
7

= 15465,21 cm3.
3
- Berat Isi = 4
25320
= 15465,21

= 1,637 gr/cm3.
c. Cara Penggoyangan.
- Berat contoh + wadah (1) = 32970 gr.
- Berat wadah (2) = 6440 gr.
- Berat contoh (3) = 1– 2
= 32970 – 6440
= 26530 gr.
1
- Volume wadah = 4 . π . r2. t
1 22
=4× × 272 × 27
7

= 15465,21 cm3.
3
- Berat Isi = 4
26530
= 15465,21

= 1,715 gr/cm3.

(𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 1+𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 2+𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 3)


Average =
3

1,544+1,637+1,715
= 3

= 1,632 gr/cm3.
X. Kesimpulan dan Saran :

 Kesimpulan :
1. Diketahui bahwa agregat halus :
a. Memiliki rata-rata berat isi =1,383 gr/cm3
b. Untuk cara lepas memiliki berat isi =1,323 gr/cm3
c. Untuk cara penusukan memiliki berat isi =1,381 gr/cm3
d. Untuk cara penggoyangan memiliki berat isi =1,446 gr/cm3

2. Diketahui bahwa agregat Kasar :


a. Memiliki rata-rata berat isi =1,632 gr/cm3
b. Untuk cara lepas memiliki berat isi =1,544 gr/cm3
c. Untuk cara penusukan memiliki berat isi =1,657 gr/cm3
d. Untuk cara penggoyangan memiliki berat isi =1,715 gr/cm3

3. Dari ketiga cara yang dilakukan, maka berat isi maksimum didapat
pada cara penusukan. Dengan begitu cara ini merupakan yang
paling efektif dalam menentukan berat isi agregat.

 Saran.
1. Menambah dan mengganti peralatan lama dengan yang baru.
2. Memperbesar ruangan laboratorium.
3. Meningkatkan kenyamanan di laboratorium.
4. Jumlah praktikan dibatasi pada setiap praktikum.
IX. Gambar Alat :

1. Timbangan teknis

Untuk menimbang wadah baja


dan agregat.

2. Oven

Untuk mengeringkan
sampel/agregat

3. Tongkat pemadat

Alat untuk menusuk agregat


yang diuji pada wadah baja.
4. Mistar

Untuk meratakan agregat pada


wadah baja.

5. Sekop kecil

Untuk membantu mengambil


material/agregat.

6. Wadah baja

Alat untuk pengujian berat isi.

7. Pan

Tempat untuk meletakkan


agregat.

Anda mungkin juga menyukai