Anda di halaman 1dari 4

DEGRADASI BIOLOGI SECARA ALAMIAH

Dalam penurunan kualitas tanah akibat penggunaan pestisida sangat diperlukan


peranan dari mikroorganisme yang mampu mendegradasinya. Degradasi biologi secara
alamiah dapat dilakukan dengan cara Bioremidiasi dengan munggunakan mikroorganisme.

PENGERTIAN BIOREMEDIASI
Bioremediasi adalah proses pembersihan perusakan atau pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun
(karbondioksida dan air).
Mikroba yang sering digunakan dalam proses bioremediasi adalah bakteri, jamur,
yeast, dan alga, yang berlangsung melalui suatu seri reaksi kimia yang cukup kompleks.
Dalam proses degradasinya, mikroba menggunakan senyawa kimia (enzimatis) tersebut untuk
pertumbuhan dan reproduksinya melalui berbagai proses oksidasi.
Keunggulan enzim dalam mendegradasi pestisida :
 Dapat digunakan dalam suhu ruang
 Dapat digunakan pada pH netral
 Reaksi enzimatis tidak memerlukan bahan kimia konvensional sehingga
ramah lingkungan
 pada saat degradasi tidak terpengaruh oleh toksisitas limbah yang ada
dibanding dengan cara biologis menggunakan tanaman air
 menghasilkan reaksi yang bersih yang tidak berefek samping

EMPAT TEKNIK DASAR YANG BIASANYA DIGUNAKAN DALAM


BIOREMEDIASI
1. Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (indigenous) dengan penambahan nutrient,
pengaturan kondisi redoks, optimasi PH, dan sebagainya
2. Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar
3. Penerapan immobilized enzymes.
4. Penggunaan tanaman (phytoremediation)

DEGRADASI BERGANTUNG PADA :


1. jenis pestisida
2. jenis mikroba (yang tumbuh pada lahan pertanian)
3. media pembiakan (tempat berkembangnya bakteri tersebut sebelum dapat digunakan)

KECEPATAN DEGRADASI PESTISIDA DIPENGARUHI TERUTAMA OLEH :


1. Struktur kimia suatu senyawa toksikan faktor utama yang menentukan kecepatan
degradasi.
 Semakin panjang rantai karbon alifatik, semakin mudah mengalami degradasi.
 Ketidakjenuhan dan percabangan rantai hidrokarbon akan mempermudah degradasi.
 Jumlah dan kedudukan atom-atom C1 pada cincinan aromatik sangat memengaruhi
degradasi. Misal 2,4 D (2,4-diklorofenol asam asetat) lebih mudah dirombak di dalam
tanah dibandingkan dengan 2,4,5-T (2,4,5-triklorofenoksi asam asetat).
 Posisi terikatnya rantai samping sangat menentukan kemudahan degradasi pestisida
2. Kondisi lingkungan juga meliputi
 tipe tanah
 jumlah bahan organik tanah,
 suhu
 lamanya tanah tersebut ditanami
 Curah Hujan
 pH

MIKROORGANISME PENDEGRADASI PESTISIDA


Beberapa kelompok mikroorganisme yang penting dalam kaitannya dengan mobilitas dan
keberadaan zat pencemar, terutama organik antara lain:
1. Jamur
Jamur mampu mengeluarkan suatu enzim peroxidase, yaitu suatu enzim yang
dapat menhasilkan radikal hidroksil yang mampu mendegradasi chlorinated pestisida
seperti DDT, Eldrien dan PCB.
 Rhizopogon vinicolor
 Rhizopogon vulgaris
 Hymenoscyphus ericae
 Oidiodendron griseum, dan
 Gautieria crispa

2. Bakteri
Bakteri dan jamur merupakan kelompok yang memiliki peran yang terpenting
dalam kaitannya dengan mobilitas dan keberadaan zat pencemar.
 Arthrobacter sp.
Pseudomonas sp.
Azotobacter sp.
(mikroorganisme aerobik atau fakultatif pada kondisi anaerob dapat
mendegradasi klorobenzena, Prosesnya :
a. konversi menjadi klorokatekol melalui reaksi dioksigenase dan
dehidrogenase.
b. Klorokatekol mengalami degradasi bertahap menjadi asam organik
rantai lurus melalui pemutusan cincin benzena pada posisi orto.
c. Deklorinasi reduktif dalam kondisi anaerob (Pseudomonas fluorescens
tidak dapat mendegradasi DDT pada kondisi aerobic)
 Delsufurbio sp.
bakteri yang dapat mereduksi sulfat menjadi sulfide.
 Geotrichum sp.
bakteri aerob yang dapat mendegradasi DDT
 Bacillus cereus
Bacillus coagulans
Bacillus subtilis
Escherichia coli
Enterobacter aerogenes
(dalam medium ekstrak kedelai trypticase dapat mendegradasi DDT
menjadi dua sampai delapan metabolit. Tujuh metabolit bersal dari bakteri
aerob yaitu Bacillus, yang lain berasal dari reaksi anaerob E. coli dan E.
aerogenes namun kurang dari empat metabolit berasal dari reaksi aerob dari
organisme lain.
Secara umum jalur metabolis pendegradasian DDT (1,1,1-triehloro-2,2-bis (p-
chlorophenyl)ethane) adalah :
DDT > DDD > DDMU > DDMS > DDNU > (DDOH) > DDA > DBP or
DDT > DDE
(Staphylococcus aureus tidak dapat mendegradasi DDT pada kondisi aerobic)

LANGKAH PROSES DEGRADASI PESTISIDA

1. menentukan jenis mikroba ( dicari tahu mikroba yang hidup pada lahan tersebut
2. Bakteri yang didapat, kemudian dibiakkan dalam media yang mengadung pestisida
tertentu (Tujuannya agar bakteri dapat tahan terhadap zat beracun ini
3. mikroba kemudian menghasilkan enzim kasar yang akan dimurnikan dan selanjutnya
diamobilisasi

CONTOH PROSES DEGRADASI PESTISIDA

1. Arthrobacter sp (menghidrolisi pestisida herbisida fenilkarbamat)


Caranya :
a. membiakkan mikroba ini dalam medium diklorofenosiastet terlebih dahulu.
b. lalu terbentuk enzim untuk menghidrolisi
2. Pseudomonas (menghidrolisis beberapa pestisida golongan fenil seperti karbamat dan
asilanilida)
Caranya :
Mikroba dibiakkan dalam dalam herbisida fenilkarbamat

BENTUK ENZIM
1. berbentuk pelet enzim bisa ditaburkan di atas lahan pertanian
2. berbentuk cair maka enzim dapat dicampurkan di dalam larutan
PENGANGKUTAN PESTISIDA

Pestisida yang disajikan dalam ruang peniualan atau dalam pengangkutan harus
memenuhi persyaratan kesehatan untuk menghindarkan gangguan kesehatan dan atau
pencemaran lingkungan. Distribusi perlu dilakukan dengan baik agar kualitas insektisida
tetap terjamin. Untuk itu harus diperhatikan bahwa dalam pendistribusian insektisida,
kemasan harus dijaga dari kerusakan atau kebocoran dan terlindung dari pengaruh cuaca luar
(panas, hujan dll). Penempatan insektisida dalam sarana angkutan harus diatur sehingga tidak
mudah terjadi benturan-benturan selama perjalanan.

Anda mungkin juga menyukai