PROPOSAL PENELITIAN
DISUSUN OLEH:
NAMA: WIDDYA
NIM: 142012015046
PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2018/2019
1
LEMBAR PENGESAHAN
MENGESAHKAN
NBM: 927021
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Hidayah dan
Karunia-Nya, sehingga penyusunan proposal penelitian yang berjudul Pengaruh
Rendam Kaki Air Hangat Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Lansia di
Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari Pringsewu Tahun 2018, dapat saya selesaikan.
Proposal penelitian ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan mata kuliyah Riset Keperawatan.
Dalam penyusunan proposal penelitian ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada Dosen pembimbing yang telah membantu dalam penyusunan proposal
penelitian ini. Proposal penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan.
Penulis berharap semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan bagi pembaca pada umumnya
Penulis
3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. 2
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 3
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 6
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 9
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 9
D. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 10
E. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP TIDUR ....................................................................................... 12
1. Pengertian Tidur ..................................................................................... 12
2. Fisiologi Tidur ........................................................................................ 13
3. Siklus Tidur ............................................................................................ 14
4. Fungsi Tidur ........................................................................................... 15
5. Faktor-Faktor yang mempengaruhi kualitas tidur .................................. 16
B. KONSEP LANJUT USIA .......................................................................... 19
1. Pengertian Lanjut Usia ........................................................................... 19
2. Perkembangan Lanjut Usia..................................................................... 19
3. Perubahan-Perubahan Pada Lanjut Usia ................................................ 20
C. PERUBAHAN POLA TIDUR PADA LANSIA ....................................... 24
D. PENANGANAN KUALITAS TIDUR ...................................................... 25
E. KONSEP RENDAM KAKI AIR HANGAT ............................................. 27
1. Pengertian Rendam Kaki Air Hangat ..................................................... 27
2. Manfaat Rendam Kaki Air Hangat ......................................................... 28
3. Indikasi Rendam Kaki Air Hangat ......................................................... 29
4. Kontra Indikasi Rendam Kaki Air Hangat ............................................. 30
5. Teknik Rendam Kaki Air Hangat ........................................................... 30
F. KERANGKA TEORI ................................................................................ 31
G. KERANGKA KONSEP ............................................................................. 32
H. HIPOTESIS ................................................................................................ 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ........................................................................................ 33
4
B. Variabel Penelitian ..................................................................................... 34
C. Definisi Operasional................................................................................... 34
D. Populasi Dan Sampel ................................................................................. 36
E. Tempat Dan Waktu Penelitian ................................................................... 38
F. Etika Penelitian .......................................................................................... 38
G. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 40
H. Metode Pengolahan Dan Analisis Data. .................................................... 40
1. Pengelolahan Data .................................................................................. 40
2. Analisa Data ........................................................................................... 41
I. Jalannya Penelitian ..................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 LEMBAR OBSERVASI
LAMPIRAN II SOP RENDAM KAKI AIR HANGAT
LAMPIRAN III LEMBAR KONSULTASI
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningkatnya usia harapan hidup salah satu indikator keberhasilan
lima besar negara dengan jumlah penduduk lansia terbanyak didunia yaitu
mencapai sekitar 18,1 jiwa atau 9,6 % dari jumlah penduduk (Menkokesra,
mental dan ekonomis. Kondisi ini akan membuat lansia rentan terkena
2012).
Salah satu perubahan yang terjadi pada lansia yaitu perubahan kualitas
tidur yang sering membuat lansia mengalami waktu tidur yang kurang
pemulihan tubuh dari sakit. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan dalam
6
Undang-Undang No 36 pasal 138 tahun 2009 tentang kesehatan bahwa
tetap hidup sehat dan produktif secara sosial maupun ekonomis sesuai
Angka kejadian gangguan tidur pada lansia menurut hasil data dari
yaitu sekitar 67% dari 1.508 jumlah penduduk lansia dan sekitar 7,3%
tahun kurang lebih 100 juta jiwa (WHO, 2010). Berdasarkan hasil dari
gangguan tidur pada lansia hampir 50% lansia yang berusia diatas 60
lanjut usia yang mengalami gangguan tidur yaitu sekitar 750 jiwa
pertahun. Setiap tahun lanjut usia yang mengalami gangguan tidur yaitu
gangguan tidur yang serius. Pada tahun 2009 lansia yang mengalami
gangguan tidur cukup tinggi yaitu mencapai 50% (Depkes RI, 2013). Di
Panti Tresna Werdha Natar Provinsi lampung terdapat 107 lansia, lansia
Lampung 2015).
7
Semakin tinggi lansia yang mengalami gangguan tidur memerlukan
salah satu terapi non farmakologi yang dapat digunakan untuk mengatasi
masalah gangguan tidur pada lansia yaitu rendam kaki menggunakan air
hangat. Manfaat dari rendam kaki menggunakan air hangat ini dapat
dialami seseorang. Kondisi tubuh yang rileks dan tidak stress akan
sehingga dapat mengurangi resiko gangguan tidur pada lanjut usia (Gilang,
2015).
pada kelompok intervensi yang diberikan rendam kaki air hangat dan
rendam kaki menggunakan air hangat pada kaki terhadap insomnia pada
lansia. Penelitian yang dilakukan oleh Endang tahun 2017 didapatkan hasil
8
terdapat pengaruh rendam kaki menggunakan air hangat terhadap kualitas
tidur lansia.
dimalam hari, sering terbangun saat dini hari, sulit untuk memulai tidur
kembali dan mengalami tidur siang lebih lama. Oleh sebab itu peneliti
Kecamatan Pringsewu”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk membuktikan
penelitian ini yaitu “adakah pengaruh rendam kaki air hangat terhadap
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Pringsewu.
9
2. Tujuan khusus
metode quasi eksperimen, subjek penelitian ini yaitu pada penderita yang
mengalami kualitas tidur yang buruk, objek penelitian ini yaitu lansia yang
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
10
2. Manfaat Aplikatif
kaki air hangat pada lanjut usia dan penyuluhan tentang kualitas
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP TIDUR
1. Pengertian Tidur
Tidur merupakan suatu keadaan yang berulang-ulang dan terjadi
Hal ini serupa dengan yang dijelaskan oleh Meridian bahwa saat
keadaan tidur akan terjadi proses pemulihan bagi tubuh dan otak serta
pulih kembali. Tenaga yang pulih ini akan menunjukkan bahwa tidur
12
2. Fisiologi Tidur
Tidur melibatkan suatu kegiatan yang berurutan yang diatur oleh
aktivitas fisiologi yang terintegrasi oleh sistem saraf pusat. Pusat tidur
terjaga dan mengalami tidur Rapid Eye Movement (REM) (Mc Cance
Sistem tidur terletak dibagian pons dan medulla yang terjadi pelepasan
untuk tidur, mereka menutup mata dan berada diposisi santai stimulus
13
terhadap RAS menurun. Saat ruangan gelap dan sepi aktivitas RAS
juga terus menurun. Pada bagian tertentu BSR akan mengambil alih
Tidur pada keadaan REM ini merupakan fase akhir dari siklus
3. Siklus Tidur
Seseorang akan mengalami siklus tidur normal akan dimulai dengan
mengalami kesulitan tidur biasanya akan terjadi selama satu jam atau
14
lebih. Dalam satu malam seseorang biasanya akan melewati 4 sampai 5
siklus tidur secara lengkap. Siklus tidur terdiri dari 4 tahap tidur
100 menit. Siklus tidur biasanya terjadi dari tahap 1 sampai tahap ke 4
tahapan tidur. Jumlah waktu tidur yang dihabiskan setiap tahapan tidur
Perry 2010 bahwa seiring dengan proses penuaan akan membuat tidur
4. Fungsi Tidur
sebagai pemulihan proses biologis tubuh. Dalam hal ini tidur NREM
dapat berfungsi sebagai perbaikan jaringan yang ada pada tubuh. Oleh
sebab itu selama tidur NREM fungsi biologis akan melambat. Denyut
15
nyenyak dapat dimanfaatkan untuk mempertahankan fungsi jantung
a. Penyakit
dan tetap tidur. Nokturi atau buang air kecil pada malam hari yang
16
ketegangan kandung kemih dapat menganggu tidur dan siklus tidur.
Setelah lansia terbangun untuk buang air kecil biasanya sulit untuk
memulai tidur.
b. Obat
kronis yang dialami tetapi efek dari obat tersebut akan mengganggu
tidur.
c. Gaya hidup
yang dapat mengganggu pola tidur yaitu pekerjaan berat yang tidak
d. Stress emosional
17
penundaan waktu tidur, waktu tidur REM lebih awal, sering bangun
ketika tidur dan bangun lebih awal saat pagi hari National Sleep
e. Lingkungan
memulai tidur dan tetap tidur. Misalnya yaitu ventilasi yang baik,
f. Kelelahan
g. Makanan
yang baik. Makanan berat atau pedas yang dikonsumsi pada malam
18
B. KONSEP LANJUT USIA
proses yang biasa disebut dengan Aging Process atau proses menua.
2006).
fungsi fisiologis tubuh manusia akan berada pada kondisi tetap utuh
19
beberapa saat, kemudian akan menurun secara perlahan sesuai
menerima saran serta kritikan dari orang lain (Maryam et al, 2008).
2014)
1) Perubahan sel
Lanjut usia akan terjadi perubahan sel seperti jumlah cairan tubuh
20
2) Perubahan sistem syaraf
meningkat.
21
4) Perubahan sistem pernapasan
22
7) Perubahan sistem genitourinaria
23
berjalan, kekakuan jaringan penghubung, persendian membesar dan
sklerosis.
menua saraf yang terdapat dalam tubuh lansia semakin lama akan
sel saraf serebral dan akan berdampak terhadap perubahan siklus tidur
bangun yang terjadi pada lansia. Kebutuhan tidur yang umum pada lansia
Perubahan siklus tidur pada lansia yaitu tidur REM cenderung terjadi
secara singkat, terdapat penurunan secara tajam dalam tidur NREM tahap
3 dan 4. Sebagian dari lansia hampir tidak merasakan tidur nyenyak atau
ditempat tidur tetapi pada usia lanjut sering mengeluh terbangun pada
malam hari, memiliki waktu tidur kurang, dan mengalami tidur siang lebih
lama. Dampak dari kebutuhan tidur yang tidak efektif dapat menyebabkan
efek-efek seperti pelupa, konfusi, dan disorentasi (Stanly & Beare, 2007).
24
fungsi kognitif, peningkatan depresi dan kecemasan, kesulitan dalam
2012). Dalam hal ini biasanya lansia yang mengalami gangguan tidur akan
menunjukkan tanda gejala seperti kesulitan tidur dan menjaga tidur, sering
terbangun pada malam hari, bangun lebih awal pada dini hari, mengantuk
1. Farmakologi
2. Non farmakologi
25
aktivitas otot dengan mengidentifikasi otot yang tegang kemudian
b) Terapi musik
c) Aromaterapi
26
d) Terapi rendam kaki air hangat
air hangat sebagai media yang tepat untuk pemulihan cidera dan
(Setyoadi, 2011). Manfaat dari rendam kaki air hangat ini yaitu
dari stress ini akan mempermudah lansia untuk tidur dengan pulas
bentuk terapi yang menggunakan media air hangat. Rendam kaki juga
kering dan mengelupas yang biasanya terjadi pada lanjut usia. Air yang
karena suhu air dengan suhu tersebut sudah sesuai dengan standar
27
Swedia menyatakan bahwa air hangat dapat meningkatkan tekanan
penyakit. Air hangat juga sebagai terapi yang tepat untuk digunakan
Hal ini sejalan dengan yang dijelaskan oleh Inggrid (2017) bahwa
rendam kaki air hangat yaitu salah satu terapi alami yang memiliki
sedasi yang dapat merangsang untuk tidur. Dalam hal ini mekanisme
saraf saat melakukan rendam kaki air hangat yaitu plexus venosus dari
28
lamina I, II, III, radix dorsalis, kemudian diteruskan ke ventrobasal
bawah pons dan medulla, dari mekanisme saraf ini kemudian akan
Menurut Dinas Kesehatan dalam Gilang (2015) rendam kaki air hangat
kondisi tubuh yang tidak stress akan mempermudah lansia untuk dapat
tertidur dengan pulas dan tenang. Hal ini didukung oleh penelitian
ini sangat efektif untuk meningkatkan kualitas tidur yang terjadi pada
usia lanjut.
atas, nyeri leher, nyeri panggul dan lutut, rematik, cidera atau
gangguan pada tangan, cidera atau gangguan akibat kerja, cidera atau
kelemahan fungsi gerak akibat usia lanjut dan permasalahan pada otot,
29
indikasi dari rendam kaki air hangat yaitu orang-orang yang menderita
yang buruk, nyeri pada otot, gangguan tidur, kelelahan dan stress.
dengan alat pengukur suhu air hangat atau thermometer dengan suhu
air 30 sampai 31 derajat celcius karena suhu air dengan suhu tersebut
30
menjelaskan kepada responden untuk tidak mengangkat kakinya
Setyoadi, 2011).
F. KERANGKA TEORI
Sumber : ( Saedi et al, 2012, Susanti dan Kiki, 2009 dalam Setyoadi, 2011)
31
G. KERANGKA KONSEP
Kerangka konsep penelitian merupakan uraian dan visualisasi hubungan
atau kaitan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari
H. HIPOTESIS
Hipotesisi dalam penelitian ini yaitu:
tidur lansia.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian analitik komparasi berpasangan dengan menggunakan
(Notoatmodjo, 2014).
dengan desain penelitian One Group Pretest Posttest yaitu rancangan yang
(Notoatmodjo, 2014).
Gambar 3.1
Desain Penelitian Quasi Exsperiment
(One Group Pretest Posttest)
Pretest Perlakuan Posttest
O1 X O2
33
Keterangan :
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah karakteristik yang melekat pada populasi, bervariasi antara
satu orang dengan yang lainnya dan diteliti dalam suatu penelitian, yang
dikembangkan dari hasil konsep atau teori dan hasil penelitian terdahulu
dalam penelitian ini yaitu rendam kaki air hangat sebagai variabel
2017).
C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu penjelasan suatu penjelasan variabel
(Notoatmodjo, 2014).
34
Tabel 3.2
Definisi Operasional
35
D. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Kecamatan Pringsewu.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Rumus :
n= δ² (Z1-ɑ/2 + Z1-β)²
δ²= ½ (µ1²+µ2²)
(µ1-µ2)²
Keterangan rumus :
n = besar perkiraan sampel
δ² = Standar deviasi
Z1-ɑ/2 = standar normal deviasi untuk ɑ (dapat dilihat pada table
distriusi Z)
Z1-β = standar normal deviasi untuk β (dapat dilihat pada table
distribusi Z)
36
µ1= nilai mean kelompok control yang didapat dari penelitian
sebelumnya
µ2 = nilai mean kelompok ujicoba yang didapat dari penelitian
sebelumnya
Diketahui :
δ² = 38,05
Z1-ɑ/2 = 1,96
Z1-β =0,84
µ1 = 7,70
µ2 = 4,10
n = δ² (Z1-ɑ/2 + Z1-β)²
(µ1-µ2)²
(7,70 – 4,10) ²
= 38,05 (7,7284)
12,96
= 22 orang.
a. Kriteria Inklusi
37
b. Kriteria Eksklusi
Pringsewu dan waktu penelitian yang akan dilakukan pada bulan Maret-
April 2019.
F. Etika Penelitian
Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap
dignity)
38
kemudia subjek menentukan pilihan bersedia atau menolak penelitian
confidentiality)
inclusiveness)
penelitian.
39
G. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti dalam
dalam penelitian ini yaitu PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index) untuk
1. Pengelolahan Data
Data yang sudah dikumpulkan kemudian diolah. Proses pengolahan
a. Editing
40
observasi apakah sudah terisi dengan lengkap, jelas, relevan dan
konsisten .
b. Coding
dependen.
Setelah data responden yang sudah benar dan tepat yang diperoleh
d. Cleaning
2. Analisa Data
1. Analisa Univariat
41
umunya dalam analisa ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi
2. Analisa Bivariat
menggunakan uji statistik uji T yaitu uji T dependen (uji beda dua
I. Jalannya Penelitian
1. Langkah persiapan
pengumpulan data.
Pringsewu.
42
c. Peneliti melakukan pengambilan data tentang lansia yang
Pringsewu.
digunakan
2. Langkah Pelaksanaan
terapi
hangat yaitu selama tiga hari diwaktu sore hari menjelang malam
43
analisis data kemudian dirumuskan kesimpulan penelitian dan data
44
DAFTAR PUSTAKA
Andrian, E.P & Arina, M (2016). Pengaruh Masase Kaki Dan Rendam Air Hangat
Terhadap Penurunan Insomnia Pada Lansia. Jurnal Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta,, Volume 8
Endang, S (2017) Pengaruh Rendam Kaki Dengan Air Hangat Terhadap Kualitas
Tidur Lansia Di Desa Pakusemban Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon.
Jurnal Ilmiah Indonesia,, Volume 2
Gilang, G.G (2015) Pengaruh Merendam Kaki Dengan Air Hangat Terhadap
Kualitas Tidur Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Astanalanggar Kecamatan
Losari Cirebon Jawa Barat Skripsi Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Putu, A.D & Gusti, A.I.A (2013). Angka Kejadian Serta Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Gangguan Tidur (Insomnia) Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna
Werdha Wana Seraya Denpasar Bali Tahun 2013. Jurnal Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana
45
WHO (2010). The Word Health Organization Quality Of Life (WHOQOL). From:
http://www.who.int//entity/substance_abuseresearch_tools_end.indonesian_whoq
ol.pdf.
Endang, S (2017) Pengaruh Rendam Kaki Dengan Air Hangat Terhadap Kualitas
Tidur Lansia Di Desa Pakusemban Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon.
Jurnal Ilmiah Indonesia,, Volume 2
Gilang, G.G (2015) Pengaruh Merendam Kaki Dengan Air Hangat Terhadap
Kualitas Tidur Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Astanalanggar Kecamatan
Losari Cirebon Jawa Barat Skripsi Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Mc Cance, K.L & Huather, S.E (2006). Pathophysiology. The Biologic Basis For
Disease In Adults And Children
Meridian, L.M, Kathleen, C.B, Mary, D.H, Toni, T.R & Janet, P.S (2014). Asuhan
Keperawatan Geriatrik: Diagnosis NANDA, Kriteria Hasil NOC, Intervensi NIC.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Miller, C.A (2012). Nursing For Wellness In Order Adults. US: Library Of
Congress Catalogging, Sixth Edition
46
Potter, A.P, Perry, G.A (2010). Fundamental Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
Priharyanti, W.A & Dian, S (2016). Pengaruh Rendam Kaki Menggunakan Air
Hangat Dengan Campuran Garam Dan Serai Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Podorejo RW 8 Ngaliyan. Jurnal
Keperawatan,, Volume 7 Nomor 1
Stanly & Beare (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC
Vilasinee, A.H.K & Nyoman, R (2017). Kualitas Tidur Geriatri Di Panti Jompo
Tresna Wana Seraya Denpasar Bali. Original Article,, Volume 2 Nomor 2:4
Wahit, I.M, Bambang, A.I, Khoirul, R, Siti, P (2006). Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Komunitas. Jakarta: CV Sagung Seto
47
Dharma, K.K (2017). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Trans Info
Media
Smyth, C, (2007). The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Try This: Best
Practices In Nursing Care To Older Adults. New York: The Hartford Institute For
Geriatric Nursing, New York University
48
LEMBAR OBSERVASI
Identitas responden.
1. Nama responden :
2. Jenis kelamin :
3. Umur :
4. Pendidikan :
Pertanyaan terbuka.
1. Jam berapa biasanya anda mulai tidur pada malam hari?
2. Berapa lama anda biasanya bisa tertidur tiap malam?
3. Jam berapa anda biasanya bangun pagi?
4. Berapa lama anda tidur dimalam hari?
Pertanyaan tertutup.
1 Pertanyaan: Jawaban
Seberapa sering masalah- Tidak 1x/ming 2x/ming >3x/min
masalah dibawah ini pernah gu gu ggu
mengganggu tidur anda:
(a) Tidak mampu
tertidur selama 30
menit sejak berbaring
49
(d) Tidak mampu
bernafas dengan
leluasa
(e) Mimpi buruk ketika
tidur pada malam hari
(f) Merasa kedinginan
dimalam hari
(g) Merasa gelisah atau
tidak tenang pada saat
malam hari
(h) merasa nyeri atau
badan terasa pegal-
pegal
(i) merasa lelah pada saat
malam hari
2 Seberapa sering anda
menggunakan obat untuk
membantu tidur anda?
3 Seberapa sering anda
mengantuk ketika
melakukan aktivitas
disiang hari?
Pertanyaan Jawaban
Tidak Kecil Sedang Besar
antusias
4 Seberapa antusias anda
ingin menyelesaikan
masalah gangguan tidur
yang anda alami?
50
Pertanyaan Jawaban
Sangat Baik Kurang Sangat
baik kurang
5 Preintervensi: bagaimana
kualitas tidur (badan terasa
segar kembali disaat
bangun tidur pada pagi
hari) anda selama sebulan
yang lalu?
Postintervensi: bagaimana
kualitas tidur (badan terasa
segar kembali disaat
bangun tidur pada pagi
hari) anda selama 3 hari
yang lalu?
51
Keterangan :
1. Kualitas tidur : dilihat dari pertanyaan tertutup nomer 5
0 = sangat baik
1 = baik
2 = kurang
3 = sangat kurang
2. Latensi tidur (kesulitan memulai tidur) : total skor dari pertanyaan terbuka
nomer 2 dan pertanyaan tertutup nomer 1(a).
Pertanyaan terbuka nomer 2.
<15 menit =0
16-30 menit =1
31-60 menit =2
>60 menit =3
Pertanyaan tertutup nomer 1(a).
Tidak pernah =0
1x seminggu =1
2x seminggu =2
>3x seminggu =3
Jumlah skor pertanyaan terbuka nomer 2 dan pertanyaan tertutup nomer 1(a):
Skor 0 =0
Skor 1-2 = 1
Skor 3-4 = 2
Skor 5-6 = 3
52
Lama tidur : dilihat dari pertanyaan terbuka nomer 4
Lama ditempat tidur : jam bangun pagi (pertanyaan terbuka nomer 3) – jam
tidur pada malam hari (pertanyaan terbuka nomer 1).
Jika didapat hasil berikut, maka skornya:
>85% =0
75-84% =1
65-74% =2
<65% =3
53
>3x seminggu =3
Pertanyaan tertutup nomer 4.
Tidak antusias =0
Kecil =1
Sedang =2
Besar =3
Jumlah skor pertanyaan tertutup nomer 3 dan 4 dinilai dengan skor:
Skor 0 =0
Skor 1-2 =1
Skor 3-4 =2
Skor 5-6 =3
Skor akhir jumlahkan semua skor dari komponen 1 sampai 7 untuk mendapat
skor global yang memiliki jangkauan 0 hingga 21 poin. Skor 0 merupakan
kualitas tidur yang sangat baik, 1-7 kualitas tidur baik, 8-14 kualitas tidur
buruk, 15-21 kualitas tidur sangat buruk.
54
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR INTERVENSI PENELITIAN
55
C FASE KERJA
8. Memberikan lembar persetujuan (informant consent) bahwa calon
responden bersedia menjadi responden.
9. Bila calon responden bersedia menandatangani lembar persetujuan
tersebut, selanjutnya peneliti melakukan pengukuran
menggunakan kuesioner PSQI untuk memastikan bahwa
responden benar-benar mengalami kualitas tidur yang buruk,
meskipun sebelumnya peneliti sudah memperoleh data bahwa
responden mengalami kualitas tidur yang buruk.
10. Hari pertama, peneliti memberikan intervensi pada kelompok
perlakuan dengan cara merendam kaki menggunakan air hangat
selama 15 menit sekitar pukul 17.00-18.00.
11. Peneliti memberikan intervensi rendam kaki menggunakan air
hangat selama 3 hari pada waktu yang sama yaitu sekitar pukul
17.00-18.00 selama 15 menit.
12. Peneliti melakukan pengukuran kualitas tidur setelah peneliti
selesai melakukan intervensi pada pagi hari.
D FASE TERMINASI
13. Mengevaluasi responden
14. Membereskan alat
15. Cuci tangan
16. Pendokumentasian.
56