DI SUSUN OLEH :
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkatNyalah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah farmakologi
toksikologi 3 tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Penyusun,
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................
III.1 Kesimpulan..........................................................................................
III.2 Saran....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Antibiotika adalah zat-zat kimia oleh yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri,
yang memiliki khasiat mematikan ataumenghambat pertumbuhan kuman,
sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Turunan zat-zat ini, yang
dibuat secara semi-sintesis, juga termasuk kelompok ini, begitu pula senyawa
sintesis dengan khasiat antibakteri (Tjay & Rahardja, 2007).
PEMBAHASAN
1. Efek antimikroba
Kloramfenikol bekerja dengan jalan menghambat sintesis protein kuman.
Yang dihambat adalah enzim peptidil transferase yang berperan sebagai
katalisator untuk membentuk ikatan-ikatan peptida pada proses sintesis
protein kuman. Efek toksis Kloramfenikol pada sel mamalia terutama
terlihat pada sistem hemopoetik/darah dan diduga berhubungan dengan
mekanisme kerja Kloramfenikol.
2. Efek samping
a. Reaksi hematologik
Terdapat dalam 2 bentuk yaitu;
i. Reaksi toksik dengan manifestasi depresi sumsum tulang.
Kelainan ini berhubungan dengan dosis, menjadi sembuh dan
pulih bila pengobatan dihentikan. Reaksi ini terlihat bila kadar
Kloramfenikol dalam serum melampaui 25 mcg/ml.
ii. Bentuk yang kedua bentuknya lebih buruk karena anemia yang
terjadi bersifat menetap seperti anemia aplastik dengan
pansitopenia. Timbulnya tidak tergantung dari besarnya dosis
atau lama pengobatan. Efek samping ini diduga disebabkan
oleh adanya kelainan genetik.
b. Reaksi alergi
Kloramfenikol dapat menimbulkan kemerahan kulit, angioudem,
urtikaria dan anafilaksis. Kelainan yang menyerupai reaksi
Herxheimer dapat terjadi pada pengobatan demam Tifoid walaupun
yang terakhir ini jarang dijumpai.
c. Reaksi saluran cerna
Bermanifestasi dalam bentuk mual, muntah, glositis, diare dan
enterokolitis.
d. Sindrom gray
Pada bayi baru lahir, terutama bayi prematur yang mendapat dosis
tinggi (200 mg/kg BB) dapat timul sindrom Gray, biasanya antara hari
ke 2 sampai hari ke 9 masa terapi, rata-rata hari ke 4.
Mula-mula bayi muntah, tidak mau menyusui, pernafasan cepat dan
tidak teratur, perutkembung, sianosis dan diare dengan tinja berwarna
hijau dan bayi tampak sakit berat.
Pada hari berikutnya tubuh bayi menjadi lemas dan berwarna keabu-
abuan; terjadi pula hipotermia (kedinginan).
e. Reaksi neurologik
Dapat terlihat dalam bentuk depresi, bingung, delirium dan sakit
kepala.
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
III.2 Saran
Agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, dan apabila
terdapat kesalahan mohon dimaafkan. Sekian dan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA