Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN PESTISIDA

Laporan Praktikum
Sebagai salah satu syarat penilaian
Mata Kuliah Pestisida dan Teknik Aplikasi

Oleh:
Ilham Basyar Ramadhan

150510160040

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
karunia dan nikmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan “Analisis Efisiensi
Penggunaan Pestisida” dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pestisida dan Teknik Aplikasi di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.
Laporan praktikum ini penulis susun juga dengan maksud untuk memberikan
wawasan bagi para mahasiswa.
Penulis menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna
sehingga mungkin terdapat beberapa kesalahan yang tidak terduga. Oleh karena itu,
penulis menerima seluruh kritikan dari para pembaca untuk meningkatkan
kemampuan penulis dalam menyusun laporan. Penulis berharap laporan ini dapat
berguna umumnya bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.

Jatinangor, November 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2. Tujuan Praktikum .......................................................................................... 2
II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM .................................................................... 3
2.1. Tempat dan Waktu ........................................................................................ 3
2.2. Bahan dan Alat .............................................................................................. 3
2.3. Pelaksanaan Praktikum .................................................................................. 3
III. PEMBAHASAN ............................................................................................... 5
3.1. Informasi Umum Tanaman Kentang (Jenis Tanaman Komersial yang
dipilih) .................................................................................................................. 5
3.2. OPT Pada Tanaman Kentang ........................................................................ 5
3.3. Jenis Pestisida ................................................................................................ 7
3.4. Kebutuhan pestisida....................................................................................... 9
3.5. Analisis B/C Ratio Kentang .......................................................................... 9
IV. KESIMPULAN ...............................................................................................13
PUSTAKA .............................................................................................................14

ii
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tomat (Solanum lycopersicum L.) merupakan salah satu sayuran yang
memiliki nilai ekonomi dan tingkat permintaan tinggi. Tomat memiliki rasa yang
segar dan mengandung vitamin a, vitamin c, dan sedikit vitamin b. Dua hal tersebut
yang menyebabkan tingginya angka permitaan akan tomat. Tomat sering digunakan
sebagai pelengkap dalam masakan (Wijayanti,2013).

Untuk memenuhi permintaan konsumen, para petani tomat berusaha untuk


meningkatkan produksi tomat di usaha taninya (Adiyoga, 200). Dalam upaya
meningkatkan produksi tomat di Indonesia, terdapat beberapa masalah yang
menghabat peningkatan produksi tomat. Serangan Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT) merupakan salah satu penyebab terhambatnya produsi tanaman
tomat di Indonesia. Salah satu penyakit mematikan pada tanaman tomat adalah layu
fusarium yang disebabkan oleh jamur Fusarium sp dan busuk daun yang disebabkan
oleh Phytophthora infestans.

Efisiensi usahatani memberikan batas layak dan tidaknya suatu usahatani


dilaksanakan. Perhitungan efisiensinya menggunakan biaya dalam usahatani
dianalisis melalui imbangan antara penerimaan total dengan biaya total yang disebut
Return and Cost Ratio (R/C ratio). Pada metode ini mengandung arti bahwa tingkat
efisiensi usahatani diukur atas dasar keuntungan. Efisiensi perlu diperhitungkan
karena pendapatan usahatani yang tinggi tidak selalu mencerminkan efisiensi yang
tinggi pula, selanjutnya untuk mengetahui manfaat dari suatu teknologi atau
keragaman usahatani yang satu terhadap yang lain dapat dilakukan dengan analisis
B/C ratio (Soeharjo et.al., 1977 dalam Muna, 2017).

1
1.2. Tujuan Praktikum
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu
melakukan analisis terhadap rancangan penggunaan pestisida pada suatu jenis
tanaman, khususnya dari aspek ekonomi (efisiensi).

2
II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

2.1. Tempat dan Waktu


Tempat : Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian
Universitas Padjadjaran
Waktu : Rabu, 7 November 2018

2.2. Bahan dan Alat


Bahan dan alat yang digunakan adalah lembar latihan di buku penuntun
praktikum pestisida dan teknik aplikasi, alat tulis, dan kalkulator.

2.3. Pelaksanaan Praktikum


1. Memilih satu jenis tanaman komersial yang paling disukai dan menjelaskan
alasan memilih komoditas tersebut.
2. Memilih jenis pestiisda yang paling cocok untuk digunakan dalam
mengendalikan OPT pada tanaman tersebut. Menjelaskan alasan memilih
pestisida tersebut.
3. Menentukan konsentrasi dari masing-masing pestisida yang akan
digunakan.
4. Menghitung jumlah pestisida yang dibutuhkan, berdasarkan dosis yang
digunakan dalam setiap aplikasi.
5. Melakukan analisis R-C ratio (R/C) dan atau B-C ration (B/C)
Hasil penggunaan pestisida dianggap efisien apabila B/C ≥ 1
Untuk dapat melakukan analisis R-C ratio berarti harus mengetahui dan
menghitung biaya produksi dari tanaman tersebut dan
mengetahui/menetukan hasil yang diperoleh dari usaha budidaya tanaman
yang dipilih.
Untuk menghitung biaya produksi berarti harus menghitung :
a. Biaya sarana produksi
b. Biaya peralatan
c. Biaya tenaga kerja

3
d. Biaya aplikasi (biaya pestisida, biaya alat, biaya monitoring, biaya
operator)
e. Biaya lain-lain.

4
III. PEMBAHASAN

3.1. Informasi Umum Tanaman Tomat


Tomat (Solanum lycopersicum L.) merupakan tanaman tahunan (annual)
yang berbentuk perdu dan memiliki banyak manfaat. Dalam 100 g tomat
mengandung protein (1 g), karbohidrat (4,2g), lemak (0,3g), kalsium (5 mg), fosfor
(27 mg), zat besi (0,5 mg), vitamin A (karoten ) 1500 SI, vitamin B (tiamin) 60
mg dan vitamin C 40 mg (Pudjiatmoko, 2008).
Menurut Pracaya (1998), kedudukan taksonomi tanaman tomat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Devisio : Spermatophyta
Sub devisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Lycopersicum
Species : Lycopersicum esculentum Mill.
Suhu ideal untuk pertumbuhan tomat adalah 25°c – 30°c. Untuk fase
pertumbuhan selanjutnya membutuhkan suhu 10°c – 20°c pada malam hari dan
18°c – 29°c pada siang hari (Agromedia Pustaka, 2017).
Budidaya tanaman tomat banyak mengalami masalah yang dapat
menyebabkan produksi tanaman tomat menurun secara kuantitas maupun kualitas.
Salah satu masalah tersebut adalah penyakit yang kdisebabkan oleh mikrob
patogen yaitu cendawan patogen (Adiyoga, Suherman, dan Soetiarso, 2004).

3.2. OPT Pada Tanaman Tomat


1. Layu Fusarium
Layu fusarium merupakan penyakit yang sering menyerang tanaman tomat
yang disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum. Cendawan ini menyerang
bagian jaringan tanaman, sehingga penyerapan air dan unsur hara menjadi
terhambat. Gejala dari serangan layu fusarium adalah daun menguning kemudian
tanaman menjadi layu. Jika bagian batang dibelah, akan terlihat gejala nekrotik

5
pada jaringan pembuluh atau biasa disebut juga browning (Agrios, 1997).

Gambar 1. Tanaman tomat yang terkena layu fusarium


Sumber : http://benihpertiwi.co.id/membedakan-serangan-bakteri-dan-jamur/

2. Busuk daun
Busuk daun merupakan salah satu penyakit pada tanaman tomat yang biasa
menyerang di dataran tinggi. Penyakit ini diebabkan oleh cendawan Phytophthora
infestans dan dapat menyebabkan kerugian hingga 100% (Euis, 1999). Salah satu
upaya pencegahan penyakit busuk daun adalah dengan penggunaan varietas tahan
(Purwanti, 2002).

Penyakit ini menyerang bagian daun pada tomat, pada infeksi yang sudah
parah , daun pada tanaman tomat akan membusuk hingga tanaman mati (Ferling,
dan Iskandar, 1995).

6
Gambar 2. Tanaman tomat yang terkena busuk daun
Sumber : http://8villages.com/full/petani/article/id/5862326090ee40ef7c858892

7
8
Gambar 2. Larva Phthorimaea operculella

3. Thrips sp.
Nama lain hama ini adalah kemereki (bahasa Jawa). Thrips menyerang
tanaman sepanjang tahun, dan serangan berat terjadi pada musim kemarau.
Serangga dewasa bersayap seperti jumbai sisir bersisi dua (Gambar 3), sedangkan
nimfa tidak bersayap. Warna tubuh nimfa kuning pucat sedangkan serangga dewasa
berwarna kuning sampai coklat kehitaman. Panjang badannya sekitar 0,8
– 0,9 mm. Gejala kerusakan secara langsung terjadi karena thrips mengisap cairan
daun. Daun yang terserang berwarna keperak-perakan atau kuning merah seperti
perunggu pada permukaan bawah daun. Daun berkerut/ keriting karena cairan
tanaman dihisap.

Gambar 3. Thrips sp.

3.3. Jenis Pestisida


Jenis pestisida yang dapat digunakan untuk mengendalikan OPT yang biasa
menyerang tanaman kentang diantaranya, yaitu :

9
Tabel 1. Jenis pestisida yang digunakan untuk OPT pada tanaman kentang
Konsentrasi
Nama dagang
formulasi
dan bahan kl Kba Df Dba
dan dosis
aktif
larutan
Phytophtora infestans
Curthane 80
WP 0,4-0,8 0,32-0,64
1 - 2 g/l 0,1-0,2% 0,08-0,16%
(mankozeb kg/Ha kg/Ha
80%)
Bazoka green
80 WP 0,8-1,2 0,56-0,84
2 - 3 g/l 0,2-0,3% 0,16-0,24%
(propineb kg/Ha kg/Ha
70%)
Phthorimaea operculella
Alverde 240
0,00075-
SC 0,001875-
75-100% 180-240% 0,001 1,8-2,4 l/Ha
(metaflumizon 0,00025 cc/l
l/Ha
240 g/l)
Curacron 500
EC
2 cc/l 0,2 % 1% 0,4 l/Ha 2 l/Ha
(profenofos
500 g/l)
Thrips sp.
Alverde 240
0,00075-
SC 0,001875-
75-100% 180-240% 0,001 1,8-2,4 l/Ha
(metaflumizon 0,00025 cc/l
l/Ha
240 g/l)
Arrivo 30 EC
0,4-0,8 0,12-0,24
EC 1 - 2 cc/l 0,1-0,2% 0,03-0,06%
l/Ha l/Ha
(sipermetrin

10
30 g/l)

3.4. Kebutuhan pestisida


Penyemprotan pestisida dalam setiap musim tanam kentang dengan umur
panen 110-120 HST yaitu pada 5-13 MST, baik penyemprotan insektisida maupun
fungisida. Tanaman kentang dapat berproduksi 2-3 kali dalam 1 tahun musim
tanam.
Tabel 2. Jumlah kebutuhan tiap pestisida pada musim tanam (l atau kg)
Jenis OPT dan Jenis Dosis Kebutuhan tiap musim tanam
Pestisida Formulasi (l/kg)
Phytophtora infestans
Curthane 80 WP (mankozeb
0,4-0,8 kg/Ha 3,6-7,2 kg/Ha/musim tanam
80%)
Bazoka green 80 WP (propineb
0,8-1,2 kg/Ha 7,2-10,8 kg/Ha/musim tanam
70%)
Phthorimaea operculella
Alverde 240 SC (metaflumizon 0,00075-
0,00675-0,009 l/Ha/musim tanam
240 g/l) 0,001 l/Ha
Curacron 500 EC (profenofos
0,4 l/Ha 3,6 kg/Ha/musim tanam
500 g/l)
Thrips sp.
Alverde 240 SC (metaflumizon 0,00075-
0,00675-0,009 l/Ha/musim tanam
240 g/l) 0,001 l/Ha
Arrivo 30 EC EC (sipermetrin
0,4-0,8 l/Ha 3,6-7,2 l/Ha/musim tanam
30 g/l)

3.5. Analisis B/C Ratio Tomat


Penyemprotan pestisida dalam setiap musim tanam kentang dengan umur
panen 110-120 HST yaitu pada 5-13 MST, baik penyemprotan insektisida maupun
fungisida. Tanaman kentang dapat berproduksi 3 kali dalam 1 tahun musim tanam,
sedangkan untuk penggunaan pupuk/pemupukan dilakukan pada 2- 5 MST.

11
Tabel 3. Analisa usaha tani tomat per hektar/tahun (3 kali musim tanam)
Analisa Usaha Tani Kentang/Hektar per Tahun
Uraian Satuan Jumlah Harga Harga total (Rp)
(Rp)
1. Sarana prdouksi
a. Benih g 20 x 5 17.000 340.000
b. Pupuk
ZA Kg 350 x 3 1.200 1.260.000
SP 36 Kg 450 x 3 2.000 2.700.000
KCl Kg 400 x 3 1.750 2.100.000
Kg 20.000 40.000 800.000
Pupuk Kandang

NPK Kg 550 x 3 2.000 3.300.000


c. Pestisida
Curthane 80 WP
kg 7,2 x 3 62.750 1.355.400
(mankozeb 80%)
Curacron 500 EC
kg 3,6 x 3 300.00 3.240.000
(profenofos 500 g/l) 0
Arrivo 30 EC EC
liter 7,2 x 3 67.000 1.447.200
(sipermetrin 30 g/l)
Total 77.802.600

2. Tenaga Kerja
pengolahan tanah HKP 20 40.000 800.000
Penanaman HOK pria 6x3 40.000 720.000
HOK
6x3 20.000 360.000
Wanita
Pemupukan HOK pria 6x4x3 40.000 2.880.000
HOK
6x4x3 20.000 1.440.000
Wanita
Penyiangan HOK 12 x 4 x
20.000 2.880.000
wanita 3

12
Pengguludan HOK pria 12 x 3 40.000 1.440.000
Pengairan HOK pria 4x3 40.000 480.000
Penyemprotan pestisida 12 x 9 x
HOK pria 40.000 38.880.000
3x3
Panen HOK pria 15 x 3 40.000 1.800.000
Total 52.320.000

Biaya Lain
Penyusutan alat
a. handsprayer 350.000
b. Iuran air 5.280.000
Total 5.630.000

Total Biaya per hektar


135.752.600
dalam 1 tahun

Pendapatan
Produksi 20.823 x
Kg 5.300 331.085.700
3
Total penerimaan 331.085.700

Keuntungan 195.333.100

B/C 1,44

Analisis Kelayakan Usahatani (B/C Ratio)


Analisis tingkat kelayakan usahatani atau Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)
biasa digunakan dalam analisis kelayakan usaha tani. B/C ratio, yaitu perbandingan
antara total pendapatan dan total biaya yang dikeluarkan.
B/C ratio= total pendapatan/laba bersih (dalam Rp)
Total biaya produksi (dalam Rp)
= Rp 195.333.100
Rp 135.752.600

13
= 1,4388903 = 1,44
Hasil perhitungan B/C menujukkan nilai 1,44 berarti dapat diartikan bahwa
hasil penggunaan pestisida termasuk efisien. Hal ini berarti usaha tani yang dibuat
layak digunakan dan akan menguntungkan dikarenakan nilai B/C ratio > 1.

14
IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis usaha tani yang dilakukan pada komoditas


kentang, ratio atau penerimaan yang didapatkan lebih besar. Hasil ini menunjukkan
bahwa budidaya yang dilakukan telah mencapai hasil kelayakan atau dapat
dikatakan pula bahwa penggunaan pestisida termasuk efisien. Keuntungan yang
didapatkan dari suatu budidaya pertanian tentunya dipengaruhi pula oleh minat
konsumen atau yang dapat disebuut juga dengan minat pasar.

15
PUSTAKA

Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura. 2016. Produksi, Luas
Lahan dan Produktivitas Sayuran di Indonesia.
Duriat, Ati Srie dkk..2006. Penerapan Teknologi PHT pada Tanaman Kentang.
Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Lembang.
Muna. 2017. Analisis Usaha Tani.
Rokhman, H. 2013. Pemuliaan Ketahanan Kentang (Solanum tuberosum) terhadap
Nematoda (Globodera rostochiensis), 1–17. [Makalah Seminar Umum].
Yogyakarta : Jurusan Budidaya Pertanian Universitas Gadjah Mada.
Setiawan, R.A.D. 2012. Produksi Kentang Lokal Siap Hadang Kentang Impor.
Tersedia di
https://economy.okezone.com/read/2012/03/05/320/587631/produksi-
kentang-lokal-siap-hadang-kentang-impor (diakses pada 21 November
2017).

16

Anda mungkin juga menyukai