Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM DASAR-DASAR PROSES

PENGAMBILAN MINYAK ATSIRI

(F)

NAMA : 1. AFIF AULIA FAUZAN

2. YUSRIZAL AZMI H.

NIM : 1. 14/367285/TK/42442

2. 14/363362/TK/41496

HARI/TANGGAL : SELASA/28 SEPTEMBER 2015

ASISTEN : FARIZ AZWAR AZMI

LABORATORIUM DASAR-DASAR PROSES

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2015
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DASAR-DASAR PROSES

Dengan judul mata praktikum :

PENGAMBILAN MINYAK ATSIRI

Disusun Oleh:

Nama Praktikan NIM Tanda Tangan


Afif Aulia Fauzan 14/367285/TK/42442

Yusrizal Azmi H. 14/363362/TK/41496

Yogyakarta, 8 Desember 2015

Dosen Pembimbing Praktikum Asisten,

Ahmad Tawfiequrrahman Yuliansyah, S.T.,M.T.,D.Eng. Fariz Azwar Azmi

NIP : 19770721 200212 1003


I. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk :
1. Memahami cara pengambilan minyak atsiri dari tumbuh-tumbuhan
dengan operasi distilasi kukus.
2. Memahami cara pengambilan minyak atsiri dari tumbuh-tumbuhan
dengan cara ekstraksi menggunakan soxhlet.

II. DASAR TEORI


Minyak atsiri adalah salah satu jenis minyak nabati. Minyak atsiri sering
juga disebut juga sebagai essential oil. Bahan baku minyak ini diperoleh
dari berbagai bagian tanaman seperti daun, bunga, buah, biji, kulit biji,
batang, akar atau rimpang. Salah satu ciri utama minyak atsiri yaitu mudah
menguap dan beraroma khas (Rusli, 2010). Minyak atsiri mengandung
bermacam-macam senyawa, tetapi secara umum dapat digolongkan dalam
empat senyawa dominan, yaitu terpene, komponen hidrokarbon berantai
lurus, semyawa turunan benzene, dan senyawa lain yang spesifik untuk
masing-masing tanaman (Guenther,1948). Minyak atsiri dapat
dimanfaatkan dalam berbagai hal terutama dalam industri farmasi dan
kosmetik, misalnya untuk parfum, sabun, lotions, shampo, obat-obatan, dan
lain-lain.
Terdapat beberapa metode untuk ekstraksi minyak atsiri, salah satu
diantaranya adalah dengan metode distilasi kukus (steam distillation) dan
metode ekstraksi dengan pelarut (solvent). Dalam distilasi, air diuapkan lalu
dikondensasikan kembali. Metode distilasi kukus menggunakan prinsip jika
terdapat suatu komponen X yang bersifat volatile dari suatu bahan baku
yang bersifat tidak volatile maka komponen X dapat dipisahkan dari bahan
baku dengan metode distilasi kukus. Agar komponen X dapat dipisahkan
dari bahan baku maka komponen X harus diuapkan terlebih dahulu. Untuk

1
mempermudah proses penguapan dilakukan proses penurunan titik didih
sistem. Titik didih sistem diturunkan dengan cara penambahan uap inert.
Uap inert yang ditambahkan biasanya berupa uap air (steam) akan
berpengaruh terhadap tekanan uap sistem. Oleh karena itu metode ini steam
distillation.
Pada distilasi kukus terjadi proses perpindahan massa minyak atsiri baik
dalam padatan bahan baku secara difusi maupun antar permukaan padatan
bahan baku ke uap. Laju perpindahan massa minyak atsiri memiliki 2
tahapan, yaitu tahapan laju perpindahan massa tetap dan laju perpindahan
massa menurun. Saat konsentrasi minyak atsiri dalam padatan bahan baku
masih tinggi, laju perpindahan massanya tetap. Hal ini dikarenakan laju
perpindahan massa dalam padatan sama dengan laju perpindahan massa
antar fase dari permukaan padatan ke uap. Namun saat konsentrasi minyak
atsiri dalam padatan bahan baku sudah rendah, laju perpindahan massa
minyak atsiri akan menurun. Hal ini dikarenakan laju perpindahan massa
minyak atsiri dalam padatan bahan baku menurun. Biasanya tahapan laju
perpindahan massa tetap hanya terjadi secara singkat dibandingkan dengan
dengan tahapan laju perpindahan massa menurun.
Fungsi steam dalam metode distilasi kukus adalah membasahi
permukaan bahan, melunakkan jaringan, dan menembus dinding sel. Steam
juga berfungsi sebagai media pembawa panas (menaikkan suhu dan
menguapkan komponen campuran), sehingga steam tersebut dapat
mendesak molekul-molekul minyak agar terlepas dari jaringan minyak pada
tumbuhan. Steam juga berfungsi sebagai pembawa minyak. Proses ini
disebut hidrofusi. Proses hidrofusi adalah difusi atau perembesan minyak
atsiri oleh uap panas (steam) melalui selaput tanaman. Dalam proses ini, air
panas akan mendesak masuk ke dalam jaringan dan mendesak minyak atsiri
keluar dari jaringan menuju permukaan.

2
Terdapat beberapa faktor yang menentukan jumlah minyak atsiri yang
didapatkan melalui metode distilasi kukus, antara lain:
1. Jenis tanaman yang digunakan
Jenis tanaman yang digukan menentukan jumlah minyak atsiri
yang mampu diekstraksi. Setiap jenis tanaman memiliki nilai
rendemen minyak tertentu.
2. Bagian tanaman yang digunakan
Pada jenis tanaman yang sama, nilai rendemen minyak dapat
berbeda-beda tergantung bagian yang digunakan, misalnya daun,
batang, bunga, dan lain lain.
3. Ukuran bahan baku
Ukuran bahan baku dapat mempengaruhi jumlah minyak yang
diperoleh, karena semakin kecil dan semakin halus bahan yang
dipakai, luas bidang kontak semakin besar dan minyak yang
terambil semakin banyak.
4. Suhu proses
Suhu yang digunakan dapat mempengaruhi jumlah minyak yang
dapat diekstraksi. Pada suhu optimum dimungkinan minyak atsiri
dapat diekstrak secara optimal. Jika suhu yang digunakan terlalu
rendah maka proses akan berjalan lambat dan minyak atsiri yang
dihasilkan hanya sedikit. Jika suhu yang digunakan terlalu tinggi
maka dapat menyebabkan minyak atsiri mengalami dekomposisi.
5. Waktu proses
Semakin lama waktu yang diperlukan untuk proses pengambilan
minyak, semakin banyak minyak atsiri yang dapat diperoleh.

3
6. Kondisi bahan baku
Kondisi bahan baku meliputi jumlah kadar air dalam bahan.
Kandungan kadar air yang tinggi dalam bahan baku dapat
menghambat proses ekstraksi dan distilasi, yang dapat
menyebabkan minyak yang terambil tidak sempurna.

Minyak atsiri memiliki sifat mudah larut dalam pelarut organik. Oleh
karena itu, untuk mengekstraksi minyak atsiri dalam padatan seperti bagian
tumbuhan dapat dengan cara menggunakan perantara pelarut organik.
Metode ekstraksi padat-cair ini disebut juga leaching. Ekstraksi padat-cair
di laboratorium sering dilakukan dengan menggunakan soxhlet, yang
memungkinkan pelarut dapat berkontak dengan padatan secara berulang-
ulang. Dengan cara ekstraksi ini, maka dimungkinkan semua minyak atsiri
dapat terambil dari padatan.

Mekanisme pengambilan minyak atsiri dari daun cengkeh dengan


ekstraksi soxhlet adalah sebagai berikut: sampel yang sudah dihaluskan
ditimbang, kemudian dibungkus dengan kertas saring atau ditempatkan
dalam thimble (selongsong tempat sampel). Kertas saring berfungsi untuk
menjaga agar bahan tidak tercampur dengan pelarut minyak secara
langsung. Hal ini untuk menjaga komponen selain minyak atsiri ikut
terekstrak. Soxhlet disambungkan dengan labu yang telah diisi pelarut
minyak dan ditempatkan pada alat pemanas mantel serta bola pendingin.
Bola pendingin disambungkan dengan soxhlet. Bola pendingin dinyalakan
dan alat ekstraksi mulai dipanaskan. Saat pelarut mendidih, uap pelarut
melewati soxhlet menuju bola pendingin. Saat uap pelarut terkondensasi,
cairan pelarut akan menetes pada daun cengkeh yang berada di dalam kertas
saring. Pelarut akan melarutkan minyak atsiri dari sampel. Larutan pelarut
dan minyak atsiri saat mencapai jumlah tertentu akan turun ke labu didih
dan proses diulangi kembali sehingga disebut sebagai sirkulasi. Metode ini

4
dilakukan hingga beberapa sirkulasi. Setelah proses ekstraksi selesai
dilakukan penyulingan untuk memisahkan minyak atsiri dengan pelarut.

Terdapat beberapa faktor yang menentukan jumlah minyak atsiri yang


didapatkan melalui metode soxhlet, antara lain:
1. Jenis tanaman yang digunakan
Jenis tanaman yang digukan menentukan jumlah minyak atsiri
yang mampu diekstraksi. Setiap jenis tanaman memiliki nilai
rendemen minyak tertentu.
2. Bagian tanaman yang digunakan
Pada jenis tanaman yang sama, nilai rendemen minyak dapat
berbeda-beda tergantung bagian yang digunakan, misalnya daun,
batang, bunga, dan lain lain.
3. Ukuran bahan baku
Ukuran bahan baku dapat mempengaruhi jumlah minyak yang
diperoleh, karena semakin kecil dan semakin halus bahan yang
dipakai, luas bidang kontak semakin besar dan minyak yang
terambil semakin banyak.
4. Suhu proses
Suhu yang digunakan dapat mempengaruhi jumlah minyak yang
dapat diekstraksi. Pada suhu optimum dimungkinan minyak atsiri
dapat diekstrak secara optimal. Jika suhu yang digunakan terlalu
rendah maka proses akan berjalan lambat dan minyak atsiri yang
dihasilkan hanya sedikit. Jika suhu yang digunakan terlalu tinggi
maka dapat menyebabkan minyak atsiri mengalami dekomposisi.
5. Waktu proses
Semakin lama waktu yang diperlukan untuk proses pengambilan
minyak, semakin banyak minyak atsiri yang dapat diperoleh.

5
6. Kondisi bahan baku
Kondisi bahan baku meliputi jumlah kadar air dalam bahan.
Kandungan kadar air yang tinggi dalam bahan baku dapat
menghambat proses ekstraksi dan distilasi, yang dapat
menyebabkan minyak yang terambil tidak sempurna.
7. Jenis pelarut yang digunakan
Jenis pelarut yang digunakan harus memenuhi beberapa syarat
agar dapat memberikan hasil yang optimal dalam ekstraksi
menggunakan soxhlet, antara lain :
a. Dapat melarutkan semua zat yang diinginkan dengan cepat
dam sempurna, dengan sesedikit mungkin melarutkan bahan
baku.
b. Bersifat inert sehingga tidak bereaksi dengan komponen.
c. Bersifat sesuai dengan senyawa yang ingin diisolasi
(polar/non polar) agar dapat melarutkan dengan sempurna.

III. METODOLOGI PERCOBAAN


A. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Daun cengkeh yang diperoleh dari Laboratorium Dasar-Dasar Proses
Jurusan Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada.
2. Etanol yang diperoleh dari Laboratorium Dasar-Dasar Proses Jurusan
Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada.
3. Air yang diperoleh dari Laboratorium Dasar-Dasar Proses Jurusan
Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada.
B. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini ditunjukkan pada gambar
rangkaian alat berikut :

6
Keterangan :
1. Klem
2. Pendingin Bola
1 2
3. Selang
4. Soxhlet
5. Kertas saring yang berisi
3 4 cengkeh
6. Pipa Kapiler
5 6
7. Statif
8. Labu Ekstraksi
7 8 9. Minyak atsiri dan etanol
10. Pengatur Suhu
9 10 11
11. Steker
12. Pemanas Mantel
12
Arah aliran pendingin
Gambar 1. Rangkaian Alat Ekstraksi Soxhlet

Keterangan :
1. Tombol on/off saluran
listrik
1 10 2. Regulator
3. Kukusan
4. Tumpukan daun cengkeh
5. Koil Pemanas dan angsang
3 4 13 6. Erlenmeyer penampung
11
embun
5 14 7. Statif
8. Pemanas mantel
12 15 9. Tombol on/off pemanas
6
mantel
16 1 10. Selang
11. Statif
2 7 12. Corong pemasuk air
13 Pendingin Balik Labu
8 9 leher tiga
14. Adapter
15. Selang Pengaturan Uap
16. Erlenmeyer
Gambar 2. Rangkaian Alat Ekstraksi Distilasi Kukus Arah aliran
pendingin

7
C. Cara Percobaan
a) Penentuan kadar air
Botol timbang dicuci kemudian dikeringkan dalam oven 100oC
selama 10 menit, lalu diletakkan dalam eksikator selama 10 menit.
Botol timbang ditimbang dengan neraca analitis digital dan dicatat
hasilnya. Daun cengkeh sebanyak 0,5021 gram. Botol timbang berisi
daun cengkeh dioven dengan suhu 100oC selama 8 jam. Botol timbang
berisi daun cengkeh kemudian diletakkan dalam eksikator selama 10
menit lalu ditimbang dan dicatat hasilnya.
b) Extraksi soxhlet untuk menentukan kadar minyak atsiri mula-
mula dalam bahan
Petridish kosong dikeringkan dalam oven 100oC selama 10
menit lalu dimasukkan dalam eksikator selama 10 menit kemudian
ditimbang dengan neraca analitis digital. Alat dirangkai seperti gambar
1. Daun dan batang cengkeh yang telah diremas-remas sebanyak 3,0059
gram ditimbang. Daun dan batang cengkeh dibungkus dengan kertas
saring lalu dimasukkan dalam soxhlet (jangan sampai menyumbat pipa
sirkulasi dan tidak boleh sampai tercecer). Etanol dimasukkan dalam
soxhlet dengan bantuan corong gelas sebanyak 1,5 sirkulasi. Air
pendingin dialirkan, pemanas mantel dihidupkan dan proses ekstraksi
dilakukan sebanyak 1 sirkulasi pada suhu 125oC lalu 5 sirkulasi pada
suhu 200oC. Pemanas mantel dimatikan lalu kertas saring berisi daun
cengkeh dikeluarkan dari dalam soxhlet. Etanol yang tertinggal dalam
soxhlet dikembalikan ke labu didih. Proses dilanjutkan dengan distilasi
etanol dari minyak dengan suhu pemanas mantel 200oC hingga ¾
sirkulasi. Etanol hasil distilasi ¾ sirkulasi dituang ke dalam botol etanol
bekas. Proses dilanjutkan dengan distilasi etanol dari minyak dengan
suhu pemanas mantel 200oC hingga ½ sirkulasi. . Etanol hasil distilasi

8
½ sirkulasi dituang ke dalam botol etanol bekas. Minyak hasil ekstraksi
dimasukkan dalam Petridish lalu diletakkan dalam oven 100oC selama
8 jam. Petridish berisi minyak diletakkan dalam eksikator selama 10
menit lalu ditimbang dengan neraca analitis digital. Kenampakan
minyak dilihat.
c) Distilasi kukus
Gelas beker 50 mL dicuci lalu dimasukkan dalam oven 100oC
selama 10 menit kemudian didinginkan dalam eksikator selama 10
menit lalu ditimbang dengan neraca analitis digital. Daun cengkeh
sebanyak 200 gram dimasukkan dalam kukusan kemudian alat
dirangkai sesuai gambar 2. Air ledeng dimasukkan dalam labu leher tiga
hingga terisi setengahnya. Air pendingin dialirkan dan pembangkit uap
dinyalakan pada skala 75V. Distilasi dilakukan selama 1 jam terhitung
sejak tetesan pertama dalam Erlenmeyer penampung. Campuran
minyak dan air hasil distilasi dipisahkan dengan corong pemisah.
Minyak ditampung dengan gelas beker 50 mL berisi minyak ditimbang,
dicatat hasilnya dan dilihat kenampakan minyaknya.
D. Analisis Data
1. Perhitungan kadar air dalam bahan
Berat daun basah = (Berat botol timbang+daun basah) – (Berat botol
timbang kosong) (1)
Bera daun kering = (Berat botol timbang+daun kering) – (Berat botol
timbang kosong (2)

(𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ)− (𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑖𝑛𝑔)


KA= x100% (3)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ

dengan, KA= kadar air dalam bahan, %


Berat daun basah= Berat daun sebelum dioven, gram
Berat daun kering= Berat daun sesudah dioven, gram

9
2. Ekstraksi soxhlet untuk menentukan kadar minyak atsiri mula-mula
dalam bahan
Berat minyak = (Berat petridish + minyak) – (Berat petridish kosong) (4)

𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑎𝑠𝑖𝑟𝑖 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑎𝑡𝑠𝑖𝑟𝑖 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖


= × 100% (5)
𝑚𝑢𝑙𝑎 𝑚𝑢𝑙𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑠𝑜𝑥ℎ𝑙𝑒𝑡

Berat daun kering untuk distilasi kukus dapat dicari dengan


persamaan:

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑢𝑛𝑢𝑘 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖


=( ) × (100 − 𝐾𝐴) (6)
𝑢𝑛𝑢𝑘 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑠𝑜𝑥ℎ𝑙𝑒𝑡 𝑠𝑜𝑥ℎ𝑙𝑒𝑡 𝑚𝑢𝑙𝑎 − 𝑚𝑢𝑙𝑎

3. Distilasi kukus

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔


𝑠𝑒𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
= ( )×( ) (7)
𝑎𝑡𝑠𝑖𝑟𝑖𝑡 𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡 − 𝑚𝑢𝑙𝑎 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑢𝑘𝑢𝑠

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑔𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟 50𝑚𝐿 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑔𝑒𝑙𝑎𝑠


𝑚𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
=(
+ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
)− (
𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟 50𝑚𝐿 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
) (8)

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛


= × 100% (9)
𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑢𝑘𝑢𝑠 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑠𝑖


= ( ) × (100% − 𝐾𝐴) (10)
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑑𝑒𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑢𝑘𝑢𝑠 𝑘𝑢𝑘𝑢𝑠 𝑚𝑢𝑙𝑎 − 𝑚𝑢𝑙𝑎

10
IV. PEMBAHASAN
Dari hasil percobaan, diperoleh data kadar air dalam daun cengkeh
sebesar 12,49% dengan berat daun awal 0,5021 gram dan berat daun akhir
0,4394 gram. Pada ekstraksi menggunakan soxhlet menunjukkan hasil berat
minyak 0,3953 gram dengan kadar minyak atsiri mula-mula 15,03%. Pada
distilasi kukus dihasilkan minyak 2,2355 gram dengan presentase minyak
terambil sebesar 8,50%.
Pada distilasi kukus minyak tidak dapat terambil seluruhnya yaitu hanya
sebanyak 8,50% dari kandungan minyak atsiri teoritis. Minyak yang
terambil tidak dapat maksimal dikarenakan luas bidang kontak yang kecil
disebabkan daun cengkeh yang digunakan belum diremas-remas. Selain itu
waktu distilasi kukus relatif singkat sehingga minyak atsiri cengkeh tidak
dapat terambil secara sempurna.
Asumsi yang digunakan pada proses distilasi kukus adalah selama
proses distilasi kukus semua uap terembunkan semua dikarenakan
pendingin balik dapat bekerja secara optimal.
Percobaan ekstraksi soxhlet menggunakan pelarut etanol dengan
pertimbangan sebagai berikut :
1. Mempunyai titik didih rendah, sehingga pelarut mudah menguap
tanpa perlu suhu tinggi dan waktu yang lama.
2. Bersifat inert sehingga mudah dipisahkan dari minyak atsiri tanpa
mengganggu kualitas hasil.
3. Bersifat spesifik, yaitu hanya melarutkan komponen minyak
cengkeh yang akan diisolasi.
4. Merupakan pelarut organik polar yang dapat melarutkan minyak
atsiri yang bersifat polar karena kandungan utamanya berupa
eugenol.

11
Pada percobaan ekstraksi soxhlet, daun cengkeh harus diremas-
remas terlebih dahulu dengan tujuan :

1. Memperluas bidang kontak sehingga minyak atsiri yang terekstrak


semakin banyak.
2. Mempermudah uap untuk melewati daun cengkeh sehingga minyak
atsiri dapat terekstraksi lebih banyak dan lebih cepat.

Asumsi-asumsi yang digunakan pada metode ekstraksi soxhlet adalah


sebagai berikut:

1. Semua minyak atsiri dalam daun cengkeh dapat terekstraksi pada


ekstraksi soxhlet.
2. Dalam campuran minyak dan etanol tidak mengandung pengotor.
3. Pelarut etanol tidak bereaksi dan dapat dipisahkan dari minyak atsiri
dengan sempurna.

Penempatan kertas saring berisi sampel daun cengkeh dalam alat


soxhlet harus diperhatikan dengan baik. Kertas saring tidak boleh
menyumbat pipa penghubung ke pipa kapiler. Hal ini dapat
menyebabkan sirkulasi dalam soxhlet tidak sempurna dikarenakan
tekanan dalam soxhlet naik. Selain itu tinggi kertas saring diharapkan
tidak melebihi tinggi pipa kapiler. Hal ini agar semua bahan baku dalam
kertas saring dapat terlewati dan terendam oleh pelarut etanol. Bahan
baku daun cengkeh juga diharapkan tidak keluar dari kertas saring agar
tidak terjadi pelarutan komponen lain yang tidak diinginkan dan
mengganggu hasil percobaan.

12
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil pada percobaan ini adalah :
1. Pada ekstraksi minyak atsiri dengan metode distilasi kukus, minyak
atsiri terambil dengan media perantara steam. Steam akan mendesak
minyak atsiri dan mengubah minyak atsiri menjadi uap lalu akan
dikondensasikan menghasilkan air dan minyak atsiri dalam fase cair.
2. Penentuan kadar minyak atsiri mula-mula dapat menggunakan metode
ekstraksi soxhlet. Hal ini dikarenakan bahan baku daun cengkeh dapat
berkontak dengan pelarut berulang-ulang. Sehingga diasumsikan semua
minyak atsiri telah terambil.
3. Analisis kadar air dalam bahan baku diperlukan untuk mengetahui
tingkat kekeringan bahan.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah minyak atsiri terekstraksi
adalah suhu proses ekstraksi, ukuran bahan baku daun cengkeh,
lamanya proses ekstraksi, dan kondisi air bahan baku daun cengkeh.
5. Hasil yang diperoleh pada penentuan kadar air dalam bahan antara lain
berat daun basah sebanyak 0,5021 gram, berat daun kering sebanyak
0,4394 gram sehingga diperoleh kadar air dalam bahan baku daun
cengkeh sebesar 12,49%.
6. Hasil yang diperoleh pada ekstraksi soxhlet adalah berat minyak
sebanyak 0,3953 gram sehingga diperoleh kadar minyak atsiri mula-
mula sebesar 15,03%.
7. Hasil yang diperoleh pada distilasi kukus antara lain berat minyak
terambil percobaan sebesar 2,2355 gram, berat minyak terambil teoritis
sebesar 26,3016 gram sehingga diperoleh persentase berat minyak
terambil sebesar 8,50%.

13
VI. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. “Modul Praktikum Dasar-Dasar Proses.” Hal. 47-50. Yogyakarta :


Laboratorium Dasar-Dasar Proses Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada.

Brown, G.G. 1950. “Unit Operation.”. Edisi ke-1 hal 273-293. New York : Modern
Asia Editions.

Guenther, E. 1948. “The Essential Oil”. Terjemahan oleh S. Ketaren. Jilid II hal. 287-
289. Jakarta : UI Press.

Rusli, M.S. 2010. “Sukses Memproduksi Minyak Atsiri”. Cetakan pertama hal. 2.
Jakarta : Agromedia Pustaka.

14
VII. LAMPIRAN
A. Identifikasi hazard Proses dan Bahan Kimia
1. Hazard Proses

Hazard proses dari praktikum ini adalah banyak menggunakan alat dari
bahan yang terbuat dari kaca, pastikan tangan tidak basah karena dapat
membuat licin. Hati-hati pada lengan jas lab yang lebar dan dapat
menyenggol kaca dan alat yang dapat membuat pecah. Berhati-hati saat
mematikan atau menyalakan seluruh alat listrik, pastikan tangan kita kering
ketika memegang. Ketika menurunkan soxhlet, membuang air sisa distilasi
kukus, memegang labu leher tiga pastikan kita memegang dengan
menggunakan kain lap agar tangan kita tidak tersengat panas dan tidak
melepaskan secara refleks. Gunakan APD agar tidak terkena dampak akibat
terpapar bahan kimia, jauhkan etanol dari api. Pakai penjepit ketika
memasukkan atau mengeluarkan berbagai benda ke dalam oven.

2. Hazard Bahan
1. Minyak Cengkeh
Dalam suhu ruangan, minyak cengkeh berbentuk cair,berwarna
kuning keemasan, dan berbau khas tajam. Minyak cengkeh
memiliki cengkeh memiliki titik didih 250oC dan flammable pada
suhu tinggi. Minyak cengkeh dapat menyebabkan iritasi dan
praktikan juga harus menggunakan sarung tangan dan goggle agar
tidak terkena kontak langsung dengan mata serta kulit.
2. Etanol
Etanol dalam suhu ruangan berupa cairan berwarna bening.
Etanol bersifat flammable bila terkena api atau sumber panas
lainnya. Praktikan diharapkan berhati-hati jangan sampai

15
menumpahkan etanol pada pemanas mantel agar tidak terjadi
kebakaran.
3. Air
Air dalam suhu ruangan berbentuk cair. Air yang tumpah dapat
menyebabkan permukaan meja dan lantai menjadi licin. Air tidak
bersifat iritant, korosif maupun beracun.
B. Alat Perlindungan Diri

Alat perlindungan diri yang digunakan dalam percobaan ini adalah :

1. Jas laboratorium lengan panjang untuk melindungi tubuh dari kontak


langsung dengan bahan-bahan yang sekiranya berbahaya.
2. Goggle melindungi mata agar tidak terkena percikan atau kontak
langsung dengan zat yang korosif, iritan, atau beracun.
3. Masker untuk melindungi diri dari terhirupnya zat-zat bebahaya yang
beracun ataupun volatile, melindungi wajah juga dari percikan ataupun
kontak langsung dengan zat-zat berbahaya.
4. Sarung tangan untuk melindungi tangan dari zat yang iritan dan bersifat
korosif.
5. Lap untuk melindungi tangan dan alat-alat yang penggunaanya
memakai suhu tinggi.
6. Sepatu tertutup agar apabila ada zat kimia yang berbahaya yang tumpah
tidak mengenai kaki.
C. Manajemen Limbah

Limbah yang dihasilkan pada percobaan ini adalah :

1. Minyak Cengkeh yang telah selesai digunakan dimasukkan dalam botol


penampung distilasi yang tersedia
2. Etanol bekas setelah ekstraksi soxhlet dimasukkan ke dalam botol etanol
bekas yang tersedia

16
3. Air yang diperoleh dari hasil distilasi kukus ditampung pada
Erlenmeyer kemudian dapat dibuang pada wastafel.
D. Data Percobaan
1. Penentuan Kadar Air

Berat botol timbang kosong+tutup = 20,3438 gram

Berat botol timbang+tutup+daun cengkeh (sebelum dioven)

= 20,8459 gram

Berat botol timbang+tutup+daun cengkeh (setelah dioven)

= 20,7832 gram

Jam pengeringan dimulai = 08:10 WIB

Jam pengeringan selesai = 16:10 WIB

2. Ekstraksi dengan soxhlet

Jenis bahan baku = Daun cengkeh

Berat bahan baku = 3,0059 gram

Jenis pelarut = Etanol

Jumlah pelarut = 1,5 sirkulasi

Waktu ekstraksi = 153 menit

Jumlah sirkulasi = 6 sirkulasi

Berat petridish kosong = 49,7892 gram

Berat petridish+minyak atsiri = 50,1845 gram

Kenampakan minyak atsiri = Coklat tua

3. Distilasi kukus

17
Jenis bahan baku = Daun cengkeh

Berat bahan baku = 200 gram

Jam tetesan pertama = 08:50 WIB

Waktu distilasi = 60 menit

Berat gelas beker 50mL kosong = 34,5308 gram

Berat gelas beker 50mL+minyak atsiri = 36,7393 gram

Kenampakan minyak atsiri = Cairan bening

E. Perhitungan
1) Perhitungan kadar air dalam bahan dengan menggunakan persamaan
(1),(2), dan (3)

Berat daun basah = 20,8459 gram – 20,3438 gram

= 0,5021 gram

Berat daun kering = 20,7832 gram – 20,3238 gram

= 0,4394 gram

(20,8459−20,7832)
KA = 𝑥 100%
20,8459

= 12,49%

2) Ekstraksi dengan soxhlet untuk menentukan kadar minyak atsiri mula-


mula dengan persamaan (4),(5),(6),dan (7)

Berat daun kering untuk ekstraksi

=3,0059 gram ×(100-12,49)%

= 2,6035 gram

18
Berat minyak =50,1845 gram – 49,7892 gram

= 0,3953 gram

Kadar minyak atsiri mula-mula

0,3853 𝑔𝑟𝑎𝑚
=2,6305 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 100%

=15,03 %

3) Distilasi Kukus dengan persamaan (7),(8),(9), dan (10).

Berat daun kering awal = 200 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 (100% − 12,49%)

= 175,0249 gram)

Berat minyak terambil percobaan

= 36,7393 gram - 34,5038 gram

= 2,2355 gram)

Berat minyak terambil teoritis= 15,03% × 175,0249 gram

=26,3062 gram)

Persentase minyak terambil percobaan

2,2355 𝑔𝑟𝑎𝑚
=26,3016 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 100%

= 8,50%

19

Anda mungkin juga menyukai