Anda di halaman 1dari 42

Ilmu Penyakit Dyspepsia

Dalam Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)


Ulkus peptikum/ peptic ulcer disease (PUD)
Perdarahan Sal Cerna Atas (Hematemesis
Melena)
Perdarahan Sal Cerna Bawah (Hematoskezia)
Diare Akut
Diare Kronik
Inflammatory Bowel Disease
Pankreatitis Akut
Hepatitis
Sirosis & Hepatoma
Kolelitiasis
CATATAN TUTORIAL Kolesistitis
OPTIMA Koledokolitiasis
Kolangitis
Gastroenterology
LAMBUNG
Bagian Lambung:
• Cardia
• Fundus
• Corpus
• Pylorus

Kurvatura lambung:
• Lesser curvature
• Greater curvature
DUODENUM

Sumber: Moore, K. L. (2006). Clinically Oriented Anatomy


PERITONEUM
Peritoneum merupakan membrane serosa yang
terletak pada rongga abdomen, terdiri atas
mesotel serta jaringan ikat areolar
• Visceral peritoneum: Peritoneum yang
melapisi organ-organ visceral
• Parietal peritoneum: Peritoneum yang
melapisi rongga abdomen dan pelvis.
Lipatan Besar Pada Peritoneum:

• Lipatan peritoneum yang menggantung seperti celemek dari


Greater omentum greater curvature lambung hingga duodenum, dan kembali
ke bagian anterior mesokolon.

• Menghubungkan lesser curvature lambung dan


Lesser omentum duodenum ke liver

Ligamentum menghubungkan liver dengan dinding


falciform abdomen serta diafragma

Lipatan seperti kipas yang menghubungkan


Mesenterium usus halus dengan dinding abdomen posterior

• Menghubungkan kolon transverum dan kolon


Mesokolon sigmoid ke dinding posterior abdomen
Sumber: Tortora, G. J. (2009). Principle of
Human Anatomy and Physiology 12th edition
Sumber: Moore, K. L. (2006). Clinically
Oriented Anatomy
• Dispepsia fungsional
Dyspepsia – adalah nyeri perut berulang atau
• Definisi ketidaknyamanan di area abdomen
– Rasa sakit atau tidak nyaman tengah atas selama 12 minggu atau
(discomfort) berupa kumpulan gejala lebih dalam 12 bulan terakhir
atau sindrom yang terdiri atas nyeri ulu dengan bukti tidak adanya penyakit
hati, mual, kembung, muntah, rasa organik. (Rome II)
penuh atau cepat kenyang dan sendawa. • Dispepsia fungsional mengalami
Semua keluhan di atas mencerminkan satu atau lebih gejala dibawah ini:
gangguan pada saluran cerna atas.
– Rasa penuh setelah makan
• Klinis – Cepat kenyang
– Fungsional (“nonulcer dyspepsia” atau – Nyeri epigastrik
NUD [60%]): kombinasi hipersensitivitas
visceral afferent & motilitas gaster – Rasa terbakar pada epigastrik
abnormal (Rome III) Selama 3 bulan dalam 6 bulan
– Organik (40%): GERD, PUD, Ca Gaster, terakhir, dan tidak adanya bukti
lain2 (obat, diabetic, intoleransi lactose, keterlibatan penyakit struktural yang
nyeri biliar, pancreatitis chronic, ischemia menyebabkan keluhan tersebut.
mesenteric)
• Gejala Alarm menunjukkan kelainan
organic dan indikasi endoskopi: lihat
daftar gejala alarm di bawah pada
pembahasan GERD
• Tatalaksana
– Eradikasi H. pylori  terapi empiric jika
serologi +,
– PPI efektif untuk beberapa kasus
KLASIFIKASI

ULCER-LIKE DISMOTILITAS NON-SPESIFIK


• Dispepsia • Dispepsia • Dispepsia
fungsional fungsional fungsional
dengan gejala dengan gejala dengan gejala
predominan predominan tidak spesifik,
nyeri gejala tidak ada gejala
ketidaknyaman predominan.
pada perut
• Dispepsia fungsional dan • Tatalaksana Umum
ulkus peptikum dapat – Edukasi kepada pasien
dibedakan dengan pentingnya menghindari
pemeriksaan penunjang makanan pencetus dispepsia
fungsional seperti pedas,
endoskopi. asam, kopi, makanan tinggi
• Pemeriksaan endoskopi lemak. Edukasi kepada pasien
dianjurkan bila terdapat untuk makan sering tetapi
alarm symptomps, dengan porsi kecil.
diantaranya anemia dengan • Tatalaksana Khusus
perdarahan (dengan – Proton pump inhibitor :
melena atau hematemesis), omeprazole 2 x 20 mg
massa abdomen, – Prokinetik : contoh obat yang
penurunan berat badan, diberikan adalah
domperidone (bekerja
riwayat disfagia, dan sebagai antagonis reseptor
muntah persisten. dopamin D2). Dosis 10 mg 3
kali sehari.
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
• Definisi • Tata laksana
– relaksasi berlebihan spinkter esophagus – Non farmako: hindari pencetus,
bawah (LES) atau inkompeten
turunkan BB, hindari makan besar &
– kerusakan mukosa (esophagitis) karena terlambat, elevasi kepala saat tidur
kontak lama dengan asam & bisa jadi
striktur – Farmako: PPI (sd 2x/hr), antacids, PPI
– factor risiko: hiatal hernia, obesitas, menghilangkan 80–90% gejala; ES:
gastric hypersecretory states, diare, ↑ risiko C. diff
pengosongan lambung terlambat – Bedah: fundoplication jika refrakter
– Pencetus: posisi supinasi, makanan thhdp farmakologi: berhasil > 90%, tapi
berlemak, caffeine, alcohol, rokok, CCB, > 1⁄2 kembali ke farmakologi setelah 10
hamil tahun
• Klinis • Komplikasi
– Esophageal: rasa terbakar di – Barrett’s esophagus: 10–15%
dada/heartburn, nyeri dada atypical,
regurgitasi, dysphagia – Adenocarcinoma Esophageal: risiko
– Extraesophageal: batuk, asthma (tidak
0.5%/tahun
terkontrol), laryngitis, erosi gigi • Tujuan Pengobatan
• Endoskopi (EGD) jika tidak respon PPI 2x/hr – Hilangkan gejala
atau ada gejala alarm: dysphagia, – Sembuhkan esofagitis
odynophagia, muntah, BB turun, anemia def
Fe, perdarahan sal cerna, teraba masa atau – Tanggulangi dan cegah komplikasi
adenopathy, usia > 55 tahun – Pertahankan remisi
Erosive Esophagitis
Peptic Stricture

Barium Swallow Endoscopy


Barrett’s Esophagus
Esophageal Cancer

Barium Swallow Endoscopy


Ulkus peptikum/ peptic ulcer disease
(PUD)

• Definisi • klinis
• infeksiH. pylori: 80% ulkusduodenal (DU) • Nyeri Epigastric: reda dengan
& 60%ulkus gastric (GU) [50% makanan (DU) diperparah dengan
populasiterkoloniH. pylori, hanya 5–10% makanan (GU)
jadi PUD • Komplikasi: perdarahan sal cerna
• ASA & NSAIDs: 45% erosi, 15–30% GU atas, perforasi & penetrasi, obstruksi
• Hypersecretory states (sering ulkus gastric outlet
multipel rekuren): gastrinoma (Zollinger- • Uji H. pylori; Serology: Se 80%, Sp
Ellison 90%; tidak berguna untuk konfirmasi
• sindrom, juga diare, <1% of PUD), karena bertahan tahunan di darah.
carcinoid, mastocytosis Antigen feses: Se & Sp 90%; untuk
• Keganasan: 5–10% GU konfirmasi; endoskopi (EGD) + rapid
urease test (Se & Sp 95%) EGD
• Lain2: rokok, stress ulcers (jika SSP = diperlukan untuk diagnosis;
“Cushing’s”; luka bakar= “Curling’s”), pertimbangkan bila pengobatan
• kemo, CMV atau HSV (immunosupp), empiric gagal atau ditemukan gejala
bisphosphonates; steroids bukan factor alarm. Periksa ulang 6- 12 minggu jika
resiko EGD normal
Helicobacter pylori
• Bakteri batang gram negative berbentuk S yang ditemukan
pada bagian terdalam lapisan mukosa antara mucus dengan
epitel lambung.
• Memiliki faktor virulensi antara lain:

• Urease dapat menciptakan ammonia dari urea, mengakibatkan


UREASE peningkatan pH sehingga mendukung keidupan bakteri.

• untuk penempelan dengan mukosa lambung serta penarikan neutrophil


PicB dan serta monosit yang berperan dalam kerusakan mukosa lambung
ADHESIN

• berfungsi mendegradasi mucus serta lapisan pelindung mukosa.


PROTEASE
• Tata laksana
• Pada infeksi H. pylori (+) eradikasi:
– Triple terapi: clarith 500 2x1 + amox 1 g 2X1 + PPI 2X1 10–14
hari
– Quadruple terapi: MNZ +TCN + bismuth + PPI (jika resisten atau
alergi clarith atau amox)
– Sequential terapi (PPI +abx selama 5 hr  PPI +2 jenis abx 5
hari): berhasil >90%
• Jika H. pylori (-): supresi asam lambung dgn PPI
• Stop ASA & NSAID; + PPI
• Dengan komplikasi: Tukak peptik yang berdarah 
penatalaksanaan umum atau suportif sesuai dengan
penatalaksanaan hematemesis melena secara umum
TATALAKSANA
• Medikamentosa:
ANTACID H2R Antagonis PPI SITOPROTEKTIF

• Memperingan • Antagonis • Inhibisi • Sukralfat:


gejala nyeri ulu reseptor H2, H+/K+ATPase. sebagai
hati/dyspepsia. sehingga • Bekerja amat protektan
• Paling umum menurunkan poten dalam • Membentuk
digunakan : sekresi asam menghambat lapisan
gabungan lambung. asam lambung pelindung yang
Al(OH)3 dan • Contoh: • Onset dalam 26 melapisi
Mg(OH)2 cimetidine, jam dengan mukosa
• Bekerja dengan ranitidine, durasi aksi 72- • Meningkatkan
menetralisir famotidine, 96 jam. proliferasi serta
asam lambung nizatidine. • Contoh obat: meningkatkan
berlebihan omeprazole, sintesis
lansoprazole, prostaglandin.
esomeprazole,
pantoprazole.
Sumber: Fauci, A.S. et al (2012) Harrison Principles of Internal Medicine. 18th Ed
• Terapi H. Pylori

Sumber: Fauci, A.S. et al (2012) Harrison Principles of Internal Medicine. 18th Ed


Terapi Dietetik: Terapi Pembedahan:
• Perubahan pola makan, menjauhi Tatalaksana bedah dilakukan dengan
makanan yang memicu gejala indikasi:
dyspepsia harus dilakukan, antar • Penyakit yang tidak respon
lain: dengan pengobatan
• Menghindari makanan pedas medikamentosa
• Menghindari kopi, karena kopi • Bedah cito bila terdapat
dapat menyebabkan peningkatan perforasi, karena meningkatkan
sekresi asam lambung serta resiko peritonitis dan sepsis.
dihubungkan denganresiko Bedah elektif:
infeksi H. pylori • Vagotomy dan drainase
• Menghindari konsumsi alkohol (pyloroplasty,
• Diet tinggi serat gastroduodenotomy,
gastrojejunotomy)
• Pola makan teratur dengan
selingan makanan • Highly selective vagotomy
• Vagotomy dengan antrectomy
Perdarahan Sal Cerna Atas (Hematemesis Melena)

• Definisi • Klinis
• Penyebab
• Hematemesis = muntah darah – Peptic ulcer disease (50%): H. pylori,
berwarna hitam yang berasal NSAID, gastric hypersecretory states
dari saluran cerna bagian atas. – Varises (10–30%): esophageal,
gastric, HT portal.
• Melena = buang air besar – Gastritis/gastropathy/duodenitis
(15%): NSAIDs,ASA, alcohol, stress,
berwarna hitam ter yang HT portal
berasal dari saluran cerna – Erosive esophagitis/ulcer (10%):
GERD, infeksi (CMV, HSV, atau
bagian atas. Yang dimaksud Candida pd immunosup), pill
dengan saluran cerna bagian esophagitis (bisphosphonate,
NSAIDs)
atas adalah saluran cerna di – Mallory-Weiss (10%): robekan
atas (proksimal) ligamentum sambungan gastroesofagus karena
regangan
Treitz, mulai dari jejunum – Lesi Vascular (5%)
proksimal, duodenum, gaster – Neoplastik: carcinoma esophageal
dan esophagus. atau gastric, GIST
– Perdarahan Oropharyngeal &
epistaxis  darah tertelan
Tata laksana
• Nonfarmakologis: tirah baring, puasa, diet hati/lambung, pasang NGT untuk dekompresi,
pantau perdarahan

• Farmakologis:
– Transfusi darah PRC (sesuai perdarahan yang terjadi dan Hb). Pada kasus varises transfusi sampai
dengan Hb >10.
– Sementara menunggu darah dapat diberikan pengganti plasma (misalnya dekstran/hemacel) atau
NaCl 0,9% atau RL
– Untuk penyebab non varices :
• Injeksi antagonis reseptor H2 atau penghambat pompa proton
• Sitoprotektor : Sukralfat 3-4 x 1 gram atau Teprenon 3 x 1 tab
• Injeksi vitamin K untuk pasien dengan penyakit hati kronis atau sirosis hati
– Untuk penyebab varises :
• Somatostatin bolus 250 ug + drip 250 mikro g/jam intravena atau ocreotide (sandostatin) 0,1 mg/2 jam.
Pemberian diberikan sampai perdarahan berhenti atau sampai Tata Laksana/ligasi varices esophagus/
skleroterapi.
• Propanolol, dimulai dosis 2 x 10 mg dosis dapat ditingkatkan sampi tekanan diastolik turun 20 mmHg atau
denyut nadi turun 20% (setelah keadaan stabil  hematemesis melena (-)
• Isosorbid dinitrat/mononitrat 2 x 1 tablet/hari setelah KU stabil
• Metoklorpramid 3 x 10 mg/hari
• Bila ada gangguan hemostasis obati sesuai kelainan
• Pada pasien dengan pecah varises/penyakit hati kronik/sirosis hati diberikan :
– Laktulosa 4 x 1 sendok makan
– Neomisin 4 x 500 mg/ Ciprofloxacin 2 x 500mg
– Obat ini diberikan sampai tinja normal.
• Prosedur bedah dilakukan sebagai tindakan emergensi atau elektif. Bedah emergensi di
indikasikan bila pasien masuk dalam keadaan gawat
Perdarahan Saluran Cerna Bawah (Hematoskezia)
• Definisi
– Hematoskezia = BAB darah segar berwarna merah yang berasal dari
saluran cerna bagian bawah
• Klinis
– diarrhea, tenesmus, hematochezia
– penyebab
• perdarahan diverticular (33%): 60% di colon dextra
• Neoplastic (19%): tes perdarahan samar
• Colitis (18%): infeksi, ischemic, radiasi, inflammatory bowel disease
• Angiodysplasia (8%): sering di colon ascending & cecum
• Anorectal (4%): hemorrhoids, fissura anal, ulkus rectal
• Lain2: post-polypectomy, vasculitis
• Tata laksana
– Non farmakologis: puasa, perbaikan hemodinamik. Jika hemodinamik
stabil dapat nutrisi enteral
– Farmakologis: Transfusi darah PRC/WB sampai dengan Hb > 10 gr%,
Infus cairan.Pengobatan infeksi sesuai penyebab. Bila ada kelainan
hemostasis di obati sesuai penyebabnya
• Definisi
Klinis
Diare Akut
Pathogen Klinis
• Diare berlangsung Non inflamasi Gangguan absorpsi & sekresi, diare dgn
kurang dari 15 hari ampas, leukosit & eri (-)
sejak awal diare Toksin Keracunan makanan < 24 jam S. aureus
(menurut jurnal (dagning & susu), B cereus (nasi goring), C
gastro 2004 < 4 Perfringens (daging)
Viral Rotavirus Menular, penitipan anak, 4-8 hari
minggu)
Norovirus 50 % semua diare daerah dingin, 1-3 hari,
• Tata laksana dominan muntah
• Atasi dehidrasi Bakteri E coli (toxin) > 50% diare daerah berkembang, <7 hari
V cholera BAB cucian beras, dehidrasi & gang
• Antibiotic empirik elektrolit berat
untuk diare Parasit Giardia Lewat air, wabah, kembung
inflamasi: Shigella, Cryptosporodia Lewat air, wabah, sembuh sendiri, nyeri
cholera, C. diff, perut 80%, demam 40%
Giardia, amebiasis, Cyclospora Produk kontaminasi
Salmonella Inflamasi Invasi kolon. Diare ampas sedikit, kram
perut, tenesmus, demam, bisa leukosit &
eri (+)
Bakteri Campylobacter Unggas mentah, susu belum dipasteur,
dibawa kucing/anjing, GBS
Salmonella (non typhoid) Telur, unggas, susu
Shigella Menular, perdarahan massif & pus di
feses, leukosit (+)
E Coli (EHEC) Daging mentah, susu belum dipasteur,
eritrosit (+)
Salmonella typhi Demam, bradikardi relative, lidah tifoid
Parasite E hystolytica Tenesmus, abses hepar
Virus CMV Pasien Immunosupresi
Diare • Inflammatory (leukosit di feses, atau
lactoferrin atau calprotectin, darah
Kronik samar, demam, nyeri perut)
– Infeksi: terutama parasit, CMV, TB
• Definisi – Inflammatory bowel disease
– Diare kronik yang berlangsung lebih dari 15 hari sejak – Enteritis Radiasi, colitis ischemic, neoplasia
awal diare (menurut jurnal gastro 2004 > 4 minggu) (cancer colon, lymphoma)
• Klinis • Secretory (normal osmotik)
– Akibat obat (↑sekresi, ↑motilitas, ganggu flora normal, – Hormonal:VIP (VIPoma,Verner-Morrison),
inflammasi) serotonin (carcinoid), thyroxine, calcitonin
– (ca medullar thyroid), gastrin (Zollinger-
– PPI, colchicine, abx, SSRI, ARB, Ellison), glucagon, substansi P
NSAID, kemo, kafein – Laksative
– Osmotic (↑ osmotic, (-) lemak feses, puasa ↓ diare) – Neoplasma: carcinoma, lymphoma,
• Intoleransi Lactosa: didapat post gastroenteritis,
adenoma
operasi GI. Gejala: kembung, flatulence, begah, – ↓penyerapan asam empedu
diare. Dx: hydrogen breath test ataudiet bebas • Motility (osmotik normal)
lactose.
– Irritable bowel syndrome (10–15%)
• Lain2: lactulose, laxatives, antasid, sorbitol,
fructosa • Kriteria Rome III: nyeri abdomen
– Malabsorpsi(↑osmotic, ↑lemak feses, puasa ↓ diare) berulang 3 hari/minggu selama 3 bulan
• Celiac disease terakhir plus 2 gejala: (i) mereda dengan
• Whipple’s disease BAB, (ii) onset disertai gangguan frek
• Bacterial overgrowth: ↑bakteri usus halus BAB, (iii) onset disertai gangguan bentuk
• Insufisiensi Pankreas: sering karena pankreatitis feses. Terapinyeri: antispasmodics,TCA,
kronik atau cancer pancreas SSRI. Kembung: rifaximin,probiotics.
• ↓ asam karena↓synthesis (cirrhosis) atau Diare: loperamide, alosetron (5-HT3
cholestasis  malabsorpsi antagonist) konstipasi: serat 25 g/d.
– Scleroderma; neuropati otonom diabet,
hipertiroid, dll
• Definisi Inflammatory
• Colitis ulserativa (UC): idiopathic,inflammasi
mukosa colon Bowel Disease
• Crohn’s disease (CD): idiopathic,inflamasi
transmural, skip area
• Crohn disease
– Diare, umumnya tidak berdarah
– Nyeri perut pada region kanan bawah
– Nyeri dicetuskan oleh makanan
– Endoskopi: skip lesion (lesi terputus oleh regio
usus yang sehat), cobblestone
• Colitis ulserativa
– Diare, dapat dengan atau tanpa darah, berlendir
– Tenesmus atau perasaan tidak lampias BAB
– Nyeri regio rektal
– Endoskopi: pseudopolyp, umumnya melibatkan
rektum dan lesi berlanjut tanpa diselingi bagian
usus sehat (continuous lesion)
• Tata laksana
• Hindari NSAID
• Induksi remisi akut  perbaikan mukosa
Pankreatitis Akut • Tata laksana
• Definisi – Non farmakologis :
• Puasa dan pemasangan infus
– reaksi peradangan pankreas untuk nutrisi parentral total
yang akut sampai amilase dan lipase serum
normal/mendekati normal dan
• klinis pada selang nasogastrik cairan
– dispepsia sedang sampai lambung < 300 cc, dan pasien tak
berat, gelisah kadang disertai merasakan nyeri ulu hati.
gangguan kesadaran – Farmakologis :
– Demam, ikterus, gangguan • Analgesik dan sedatif, infus
hemodinamik, syok dan cairan, pasang selang lambung
takikardia, bising usus • Antibiotika bila ada infeksi
menurun ( ileus paralitik) • Penghambat sekresi enzim
pankreas
– Nyeri tekan abdomen,
defans, tanda perdarahan • Prosedur bedah pada infeksi
retroperitoneal (Cullens – berat berupa drainase cairan
periumbilical, Grey Turners –
pinggang) jarang terlihat
– Amylase & lipase ↑
Hepatitis • Klinis
• Definisi • Semua hepatitis virus akut, dibagi ke
• Inflamasi hepar yang disebabkan oleh dalam 4 fase:
berbagai macam penyebab. • Fase inkubasi  tidak bergejala.
• Penyebab hepatitis: autoimun, Infektifitas tertinggi, partikel virus
hepatitis imbas obat, virus, alkohol, beredar dalam darah, terjadi mulai
dan lain-lain. dari akhir fase asimtomatik pada
periode inkubasi hingga fase awal
• Virus hepatitis merupakan infeksi gejala klinis.
sistemik yang dominan menyerang
hepar. Hepatitis jenis ini paling sering • Fase preikterik  gejala
disebabkan oleh virus hepatotropik konstitusional: malaise, mual, dan
(virus Hepatitis A, B, C, D, E). penurunan nafsu makan.Gejala lain
seperti penurunan berat badan,
demamyang tidak begitu tinggi, nyeri
kepala, mialgia, nyerisendi, muntah,
dan diare
• Fase ikterik pada hepatitis A biasa
terjadi pada orang dewasa, tetapi
tidak pada anak-anak. Dalam
beberapa minggu hingga bulan
semua gejala dan tanda hepatitis
seperti ikterik dan gejala sistemik
lainnya akan menghilang begitu
memasuki fase konvalesens.
• Fase konvalesens
• HBcAg (c = core/inti)
Hepatitis B – Ditemukan pada inti hepatosit
• Serologi – Tidak dalam bentuk bebas dalam darah
• HBsAg (antigen dari selubung HBV) • Anti-HBs
– Selubung penanda pertama infeksi HBV – Antibodi terhadap selubung/Anti HbsAg
– Bila + selama > 6bln  Hep B kronik – Penanda riwayat imun Hepatitis B
• HBeAg • Anti-HBc
– Produk dari degradasi HbcAg – Respon pertama terhadap HbcAg
– Marker HBV sedang replikasi  sangat – Terdeteksi dlm darah
infeksius
– IgM : infeksi akut
– IgG : infeksi kronik/riwayat infeksi
Sirosis
• Definisi
• Penyakit hati menahun yang difus ditandai dengan adanya
nekrosis, pembentukan jaringan ikat disertai nodul
regenerasi
• Klinis
• stigmata sirosis ( palmar eritema, spider nevi) vena kolateral
dinding perut, ikterus, edema pretibial, asites, splenomegali
• Laboratorium: rasio albumin dan globulin terbalik
• Tata laksana
• Istirahat cukup
• Diet seimbang (tergantung kondisi klinis)
• Roboransia
• Lamivudin pada sirosis hati yang disebabkan hepatitis B virus
• Komplikasi
• Hipertensi portal, SBP, hematemesis melena, sindrom
hepatorenal, gangguan hemostasis, ensefalopati hepatikum
• Tata laksana
Hepatoma • Pembedahan/reseksi tumor
• Definisi (bila tumor mengenai 1
lobus, ukuran < 3 cm)
• Tumor ganas hati primer
• Injeksi etanol perkutan
• Klinis dengan tuntunan USG (bila
• penurunan BB, nyeri perut tumor < 3 buah, ukuran < 3
kanan atas, anoreksia, cm, tumor yang residif
malaise, benjolan perut pasca reseksi hati, tumor
kanan atas residual pasca embolisasi)
• hepatomegali berbenjol- • Transplantasi hati
benjol, stigmata penyakit • Kemoembolisasi tumor
hati kronik
• RFA pada tumor <5 cm
• Laboratorium: peningkatan
AFP, PIVKA II, ALP
• USG: lesi fokal/ difus di hati
Kolelitiasis
• Definisi
– Batu di kandung empedu
– Empedu – garam empedu, phospholipid,
kolesterol; ↑ saturasi kolseterol di empedu +
mempercepat nukleasi + hypomotilitas kandung
empedu batu empedu
• Klinis
– Tipe: batu kolesterol 90%, batu pigmen 10%
– Kolik bilier: nyeri perut kanan atas atau
epigastrium, tiba2, bertahan 30 menit sd 3 jam,
menjalar ke scapula, mual
– Dipicu makanan berlemak
• Tata laksana
– Cholecystectomy (CCY), laparoscopic, jika
symptomatik
– Ursodeoxycholic acid (jarang) untuk batu
cholesterol jika tidak bisa operasi
• Komplikasi
– Kolsesistitis
– Koledokolitiasis  kolangitis
Kolesistitis
• Definisi
– Reaksi inflamasi kandung empedu
akibat infeksi bakterial akut yg
disertai keluhan nyeri perut kanan
atas, nyeri tekan dan panas badan
• Klinis
– Nyeri epigastrium atau perut kanan
atas yang dapat menjalar ke daerah
scapula kanan, demam.
– Teraba massa kandung empedu,
nyeri tekan disertai tanda-tanda
peritonitis lokal, tanda Murphy (+).
Laboratorium: leukositosis.
– USG: penebalan dinding kandung
empedu, seringkali ditemukan pula
sludge atau batu
• Tata laksana
– Tirah baring
– Puasa sampai nyeri berkurang /
hilang
– Pengobatan suportif (antipiretik,
analgetik, pemberian cairan infus
dan mengoreksi kelainan elektrolit)
– Antibiotika parenteral
– Kolesistektomi bila diperlukan
Koledokolitiasis
• Definisi
– Batu di duktus biliaris
koledokus
• Klinis
– Asymptomatic (50%)
– Kolik bilier: nyeri perut
kanan atas atau
epigastrium, tiba2,
bertahan 30 menit sd 3
jam, menjalar ke scapula,
mual
– Obstruksi bilier  ikterik,
pruritis, mual
• Tata laksana
– ERCP & papillotomy
– CCY
• Komplikasi
– Cholangitis, cholecystitis,
pancreatitis, stricture
• Definisi
– Obstruction duktus koledokus biliar 
Kolangitis
infeksi sisi proximal dari obstruksi
• Etiologi:
– Batu duktus bilier/ koledokolitiasia (85%)
– Keganasan (biliar, pancreas) atau striktur
jinak
– Infiltrasi cacing (Clonorchis sinensis,
Opisthorchis viverrini)
• Klinis
– Charcot’s triad: nyeri perut kanan atas,
ikterik, demam/menggigil; 70%
– Reynold’s pentad: Charcot’s triad + shock
dan gangguan kesadaran;15%
• Tata laksana
– Antibiotik (broad spectrum) :ampicillin +
gentamicin (atau levofloxacin) + MNZ
(jika berat); carbapenems; pip/tazo
– 20% butuh dekompresi bilier cito via
ERCP (papillotomy, extraksi, stent).

Anda mungkin juga menyukai