FISIKA DASAR
Oleh :
NIM : 131810301016
Kelompok :
JURUSAN FISIKA
UNIVERSITAS JEMBER
2013
BAB 1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lensa adalah media transparan yang mempunyai batasan dua permukaan melengkung. Lensa
mempunyai dua macam, yang pertama lensa cembung yaitu lensa yang lebih tebal dibagian tengahnya
daripada dibagian ujungnya. Bagian dari lensa cembung itu sendiri dibagi menjadi tiga yaitu
bikonveks, plankonveks, dan konveks-konkaf. Jenis lnsa yang kedua adalah lensa cekung yang
disebut juga lensa divergen atau lensa negatif adalah lensa yang memiliki bagian tengah yang lebih
tipis daripada bagian ujungnya. Lensa cekung memiliki tiga bentuk yaitu bikonkaf(cekung-cekung),
plankonkaf (cekung-datar), konkaf-konveks (cekung-cembung).
Lensa dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan bahkan sangat mudah kita temui.
Misalnya kamera yang kita gunakan, menggunakan prinsip lensa. Begitu pula dengan kacamata dan
alat optiklainnya menggunakan prinsip kerja lensa. Dalam dunia pendidikan, prinsip lensa juga sering
digunakan seperti pada penggunaan mikroskop dan teleskop bahkan di jurusan kimia pada
spelitrofotometer juga menggunakan prinsip kerja lensa. Oleh karena itu sangat penting dilakukan
praktikum menentukan fokus lensa.
Praktikum ini dilakukan dengan dua tahap, yang pertama pada lensa cembung dan yang kedua pada
lensa cekung. Untuk menentukan jarak fokus lensa pada lensa cembung sendiri dibagi menjadi dua
tahap. Tahap pertama yaitu pergeseran benda atau objek sedangkan lensa cembung tetap. Tahap kedua
yaitu pergeseran lensa cembung sedangkan objek tetap. Pada lensa cekungpenaikkan jarak fokus
dengan cara lensa cekung diletakkan diantara lensa cembung dan layar dan gerakkan layar hingga
diperoleh bayangan yang jelas.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada praktikum menentukan fokus lensa sebagai berikut:
Tujuan
Manfaat
Praktikum menentukan fokus lensa ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan
sangat mudah kita temui dalam kehidupan. Misalnya kamera menggunakan prinsip kerja lensa. Begitu
pula dengan kacamata dan alat optik lainnya menggunakan prinsip kerja lensa. Dalam dunia
pendidikan lensa juga sering digunakan seperti pada mikroskop dan teleskop. Bahkan di jurusan kimia
pada spektrofotometer juga menggunakan prinsip kerja lensa.
Praktikum fokus lensa ini bermanfaat karena dapat menentukan fokus lensa cembung, dapat
menentukan fokus lensa cekung, dan dapat mengetahui fungsi dari lensa cembung dan lensa cekung.
Lensa adalah suatu medium transparan yang dibatasi oeh dua permukaan melengkung (sferis),
meskipun satu dari permukaan melengkung lensa itu dapat merupakan bidang datar. Karena itu suatu
gelombang datang mengalami pembiasan ketika melewati lensa tersebut. Untuk menyederhanakan
dianggap bahwa medium di kedua sisilensa tersebut adalah sama dan mempunyai indeks bias satu
(seperti udara) dan indeks bias lensa adalah n. Juga akan diperhatikan hanyalah lensa-lensa tipis, yaitu
lensa-lensa yang ketebalannya sangat kecil dibanding jari-jarinya.
Sumbu utama sebuah lensa adalah garis yang ditentukan oleh dua pusat C1 dan C2 dimana sinar
datang dipermukaan pertama dibiaskan sepanjang sinar. Jika diteruskan akan melewati sumbu utama
dan karena itu merupakan bayangan yang dihasilkan oleh permukaan pembiaspertama(Arkundato,
2007).
Jarak benda dan jarak bayangan dapat diukur dari O1 atau O2, tetapi jika lensanya sangat tipis,
ketebalan 0.02 dapat diabaikan dan semua jarak diukur dari titik pusat yang sama, O. Jarak q titik Q
dari O didapat dengan menetapkan persamaan . . . . .(2.1)
Dan pada pembiasan kedua di Q menjadi BQ, Q merupakan bayangan akhir P, dihasilkan persamaan :
. . . . .(2.2)
Fokus benda (f0)adalah posisi benda dimana sinar-sinar keluar sejajar dengan sumbu utama setelah
melewati lensa. Jarak f0 dari lensa disebut panjang fokus benda yang dilambangkan dengan f,
sehingga persamaan panjang fokus lensa : . . . . . (2.4)
Dengan persamaan ini, jika f ditentukan secara eksperimen maka digunakan sebuah lensa tanpa perlu
mengetahui indeks bias atau jari-jarinya. Pada sebuah lensa tipis kedua fokus terletak simetris pada
sebuah sisi. Jika f(+) lensanya disebut konvergen dan jika (-) disebut divergen (Arkundato, 2007).
Lensa adalah medium pembias yang dibatasi oleh dua permukaan. Jadi pembentukan bayangan
olehnya terjadi melalui pembiasan ganda pada bidang batas yang satu dan bidang batas yang lain.
Karena itu, gelombang datang mengalami dua pembiasan ketika melewati lensa. Bayangan yang
dibentuk oleh permukaan pertama merupakan objek bagi permukaan kedua. Agar sederhana, medium
diluar lensa diasumsikan memiliki indeks bias yang sama dan indeks bias lensa diambil sama dengan
n (Soedojo, 1992).
Lensa adalah benda yang dibuat dari bahan optik transparan (biasanya kaca) yang membentuk
permukaan-permukaan cembung atau cekung. Berdasarkan bentuk lensa ini maka sebuah sinar setelah
melalui lensa akan dikumpulkan di suatu titik atau di sebar. Semua efek-efek yang diperlihatkan lensa
adalah karena bentuk permukaan dan juga karena indeks bias yang dimilikinya. Kita dapat
menganalisis lensa menurut rumus pembiasan pada bidang melengkung sebelumnya. Lensa tipis
adalah sebueh lensa yang ketebalannya dapat diabaikan jika dibandingkan jarak fokus lensa ke objek
atau bayangan yang terjadi (Sutrisno, 1984).
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum menentukan fokus lensa yaitu sebagai
berikut:
1. Sumber cahaya dan perlengkapannya 1 set yang digunakan sebagai bahan percobaan.
2. Lensa cembung, lensa cekung, cermin cekung berfungsi sebagai alat penglihtan atau sebagai
medium untuk melihat.
3. Layar berfungsi untuk menunjukkan bayangan yang dihasilkan oleh cahaya.
4. Mistar berfungsi sebagai alat untuk mengukur panjang.
Gambar 3.2.1 rangkaian percobaan pergeseran objek atau benda sedangkan lensa cembung tetap.
Gambar 3.2.2 rangkaian percobaan pergeseran lensa cembung sedangakan objek atau benda tetap.
Adapun analisis data pada praktikum menentukan fokus lensa sebagai berikut:
Fp =
I=
K = 100% – I I = x 100%
AP = 1-log K = 100% – I
AP = 1 – log
1. Fokus lensa cekung
I = x 100%
K = 100% – I
AP = 1 – log
4.1 Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dari praktikum menentukan jarak fokus lensa sebagai berikut:
No. bayangan s s’ fp I K
1 Sama besar
-23
No. L H I K AP
No. d I K AP
4.2 Pembahasan
Pada praktikum menentukan fokus lensa ini terdapat dua buah lensa yang digunakan, yaitu lensa
cembung dan lensa cekung. Menentukan jarak fokus lensa cembung (bikonvek) terdapat dua cara
yaitu benda atau objek digeser tetapi lensa cembung tetap serta pergeseran lensa cembung tetapi
benda tetap. Dalam percobaan pergeseran benda atau objek terdapat empat cara yang dilakukan yaitu
benda pada jarak antara F dengan lensa, benda antara F, benda pada jarak antara 2 kali F dan benda
lebih jauh dari 2 kali F.
Percobaan lensa cembung terdapat bayangan yang dihasilkan. Pada percobaan benda dengan jarak
antara F dengan lensa menghasilkan bayangan nyata, terbalik dan diperkecil. Hasil bayangan tersebut
berbanding terbalik dengan percobaan benda antara F dan benda pada jarak antara 2 kali F yang hasil
bayangannya yaitu nyata, terbalik dan diperbesar. Untuk percobaan benda lebih jauh dari 2 kali F
menghasilkan bayangan maya, terbalik dan diperbesar. Perbedaan pembentukan bayangan ini karena
berbedanya jarak benda pada layar, benda pada lensa dan lensa pada layar. Karena semakin jauh jarak
benda ke layar maka bayangan yang dihasilkan semakin maya. Semakin jauh jarak tersebut juga
membuat bayangan yang dihasilkan semakin besar atau diperbesar dari ukuran sebelumnya. Untuk
benda yang akan ditentukan fokus lensanya akan menghasilkan bayangan yang bentuknya terbalik
dari bentuk aslinya. Itu terjadi pada lensa cembung maupun pada lensa cekung.
Percobaan pada lensa cekung dihasilkan bayangan yang sama seperti lensa cembung untuk benda
antara F dan benda pada jarak antara 2 kali F. Bayangan yang dihasilkan yaitu nyata, terbalik dan
diperbesar. Dari percobaan kedua lensa tersebut terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaan antara
lensa cekung dan lensa cembung yang terjadi berdasarkan praktikum menentukan fokus lensa ini
adalah bayangannya, tetapi terdapat pula perbedaan hasil bayangan pada lensa cembung dan lensa
cekung yaitu pada benda dengan jarak lebih jauh dari 2 kali F.
Semua hasil bayangan yang terjadi pada kedua lensa tersebut benar berdasarkan dari praktikum
menentukan fokus lensa. Dari praktikum tersebut juga diperoleh bayangan yang sesuai.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Bayangan yang dihasilkan pada lensa cembung yaitu nyata, terbalik , diperbesar untuk benda pada
jarak antara F dengan lensa, nyata, terbalik, diperbesar untuk benda antara F dan benda pada jarak
antara 2 kali F, maya, terbalik, diperbesar untuk benda lebih jauh dari 2 kali F.
2. Bayangan yang dihasilkan pada lensa cekung yaitu nyata, terbalik dan diperbesar.
3. Lensa cekung dan lensa cembung terdapat perbedaan hasil bayangan yaitu pada benda dengan
jarak antara F dengan lensa dan benda dengan jarak lebih jauh dari 2 kali F.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari praktikum menentukan fokus lensa sebagai berikut:
1. Dalam melakukan praktikum, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum atau dalam
pelaksanaan praktikum. Hal ini bertujuan agar tidak mengalami kesulitan yang berarti dalam
melakukan praktikum.
2. Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan praktikum adalah pemahaman yang sungguh-
sungguh terhadap apa yang akan dibahas tentang menentukan fokus lensa.
3. Pengarahan asisten itu sangat penting dalam pelaksanaan praktikum untuk memperlancar jalannya
praktikum tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Halliday dan Resnick. 1996. Fisika Dasar Jilid II. Jakarta : Erlangga.
Soedojo, P. 1992. Ilmu Fisika. Jogyakarta : Universitas Gajah Mada.
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan di Laboratorium Fisika Dasar pada tanggal 4 April 2011 dengan judul
“LENSA”. Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan nilai jarak fokus lensa positif
dan lensa negatif. Metode yang digunakan yaitu dengan merangkai sumber cahaya (lilin), lensa dan
layar sedemikian hingga tersusun seperti dalam rancangan percobaan. Dengan diketahui jarak benda
(s) dan jarak bayangan (s’) maka akan dapat ditentukan nilai jarak fokusnya (f(+)). Namun pada lensa
negatif butuh bantuan lensa positif, kemudian menggeser-geser layar sehingga bayangan dapat
ditangkap oleh layar, kemudian mengukur d dan s’(-). Didapatkan nilai jarak fokus lensa positif
sebesar ( 7,1 ± 0,2 ) cm dan nilai jarak fokus lensa negatif sebesar ( 9,2 ± 1,4 ) cm. Terdapat
penyimpangan jarak fokus yang seharusnya sama. Hal ini dikarenakan beberapa faktor antara lain
kesulitan kami dalam menentukan bayangan yang paling tajam pada layar dan kurang cermatnya
praktikan dalam mengukur jarak bayangan.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat merasakan penggunaan dari lensa. Contoh alat yang
menggunakan lensa yaitu kacamata, lup (kaca pembesar), mikroskop, kamera, teropong, dan masih
banyak lagi. Namun, tentunya kita belum begitu paham bagaimana cara kerja, dan fungsi dari alat-alat
tersebut. Dalam alat tersebut terdapat lensa yaitu lensa positif (cembung) yang digunakan untuk
penderita rabun jauh (miopi) dan lensa negatif (cekung) yang digunakan oleh penderita rabun dekat
(hipermetropi). Selain itu kita juga kurang paham bagaimana lensa cembung dan lensa cekung
tersebut membentuk bayangan, dan juga sifat-sifat bayangan yang terbentuk dari lensa tersebut
sehingga dapat ditentukan jarak fokus dari lensa cembung dan lensa cekung. Berdasarkan hal tersebut
maka dilakukan percobaan dengan judul LENSA. Dengan dilakukan percobaan tersebut diharapkan
kita dapat mengetahui bagaimana terbentuknya bayangan pada lensa cembung dan lensa cekung dan
juga penentuan jarak fokus dari dua lensa tersebut.
Rumusan Masalah
Dari percobaan ini dapat dirumuskan rumusan permasalahan sebagai berikut:
Bagaimana cara menentukan jarak fokus lensa positif (lensa cembung)
Bagaimana cara menentukan jarak fokus lensa negatif (lensa cekung)
Tujuan Percobaan
Menentukan jarak fokus lensa positif (lensa cembung)
Menentukan jarak fokus lensa negatif (lensa cekung)
II. DASAR TEORI
Suatu medium bening yang dibatasi oleh dua permukaan lengkung atau satu lengkung dan salah
satunya datar disebut lensa. (Dra.Titin Sunarti,dkk.1999.hal:43). Pada lensa terjadi dua kali
pembiasan. Sinar parsial yang jatuh pada lensa akan dibiaskan oleh permukaan 1 untuk membentuk
bayangan. Selanjutnya bayangan 1 dapat dianggap sebagai benda oleh permukaan II untuk kemudian
dibentuk menjadi bayangan II. Muka I dan muka II berturut-turut adalah permukaan lensa ditinjau
mulai dari yang paling berdekatan dengan arah datangnya sinar.( Dosen-Dosen Fisika FMIPA ITS.
2004 hal:178)
Definisi lain tentang lensa yaitu benda bening (tembus cahaya) yang dibatasi dua bidang lengkung
atau satu bidang lengkung dan satu bidang datar. Dari definisi ini dikenal lensa cembung (bagian
tengah tebal) dan lensa cekung (bagian tengah lebih tipis daripada bagian tepi).
Berikut ini adalah macam-macam lensa:
Lensa positif atau cembung
Ciri-ciri suatu lensa cembung:
bagian tengah lensa lebih tebal dibandingkan bagian tepinya.
bersifat mengumpulkan sinar.
titik fokusnya bernilai positif.
Lensa cembung bersifat mengumpulkan cahaya (divergen). Lensa cembung mempunyai bentuk,
bagian tepi lebih tipis dari pada bagian tengah, atau bagian tengah lebih tebal daripada bagian tepinya
seperti yang terlihat pada gambar 1.(http://vaniamustofa.wordpress.com). Lensa cembung terdiri atas
3 macam bentuk yaitu lensa bikonveks (cembung rangkap), lensa plankonveks (cembung datar), dan
lensa konvek konkaf (cembung cekung).
Untuk menentukan jarak fokus (f) pada lensa positif yaitu jika benda di depan lensa positif, dan
bayangannya dapat diterima layar, maka bayangan tersebut disebut bayangan nyata. Untuk
memperoleh bayangan yang tajam di layar, lensa atau layar dapat digeser-geser sehingga bayangan
dapat diterima jelas oleh layar. Berdasarkan hal itu akan diketahui jarak benda ke layar (s) dan jarak
bayangan ke layar (s’) sehingga dapat dirumuskan :
1/s+ 1/s'= 1/f ....persamaan 1
Dimana :
s : adalah jarak benda (cm)
s’ : adalah jarak bayangan (cm)
f : adalah jarak fokus lensa positif (cm)
Untuk menentukan jarak fokus dari lensa cekung yakni dengan menggunakan bantuan lensa cembung
(positif) yang telah diketahui panjang fokusnya (f(+)) karena bayangan yang dibentuk oleh lensa
cekung bersifat maya (tidak bisa ditangkap oleh layar). Bayangan benda yang dibentuk dari lensa
negatif dianggap benda oleh lensa cembung, kemudian akan terbentuk bayangan II.
Gambar. 2
S(-) S(+)
S(-) x=S’(-) d S’(+) L
Gambar. 3
Variabel
Lensa positif (cembung)
Variabel manipulasi: jarak benda
Variabel kontrol: sumber cahaya
Variabel respon: jarak bayangan (s’) dan jarak fokus (f)
Lensa negatif (cekung)
Variabel manipulasi : jarak benda dari lensa negatif (s(-))
Variable kontrol : jarak fokus lensa positing (f(+)), jarak antara lensa positif dan negatif (d)
Variabel Respon : jarak bayangan dari lensa positif
(s(-))jarak fokus lensa negatif (f(-))
Langkah Percobaan
Menentukan jarak fokus lensa positif (cembung)
Menempatkan benda , lensa positif, dan layar hingga tersusun seperti gambar 2.
Menentukan jarak antara benda dan lensa (variabel manipulasi).
Menggeser-geser layar sehingga didapat gambar bayangan yang tajam pada layar.
Mengulang langkah 3 sebanyak 10 kali dengan mengubah jarak benda ke lensa (s) sebagai variabel
manipulasi kemudian mengukur jarak benda ke lensa (s) dan jarak bayangan dari lensa ke layar (s’).
Dengan diukur S dan S’ maka akan di dapat jarak fokus lensa positif (f).
Menentukan jarak fokus lensa negatif (cekung)
Meletakkan benda, lensa negatif, lensa positif dan layar hingga tersusun seperti gambar 3.
Menentukan jarak antara benda dengan lensa negative (S(-)) sebagai variable manipulasi
Menentukan jarak antara lensa positif dan lensa negative (d) sebagai variable control
Menggeser-geser layar sehingga didapat bayangan lensa positif yang tajam pada layar (S’(+))
Mengulang langkah 4 sebanyak 10 kali dengan mengubah jarak antara benda dan lensa negative (S(-))
sebagai variable manipulasi kemudian mengukur jarak bayangan lensa positif (S’(+)). Dalam hal ini
nilai (F(+)) sudah diperoleh.
Dengan diukur jarak benda ke lensa negatif (S(-)) dan jarak bayangan ke lensa positif (S’(+)) maka
akan dapat ditentukan jarak focus lensa negatif (f(-))
ANALISIS DATA
Lensa positif
Berdasarkan data hasil percobaan diatas, dengan menggunakan persamaan:
1/s+ 1/s'= 1/f
Maka diperoleh jarak fokus lensa positif sebesar:
Percobaan ke (f(+)± 0,1) cm
1 6,0
2 6,7
3 6,9
4 7,1
5 7,2
6 7,4
7 7,4
8 7,5
9 7,6
10 7,6
Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai f(+) yang didapat dari setiap percobaan, mengalami perbedaan.
Hal ini berbeda dengan teori yang ada. Seharusnya nilai f yang didapat haruslah sama besar, karena
nilai f bergantung pada kelengkungan lensa. Sehingga jika lensa yang kita pakai dalam percobaan satu
macam , maka nilai f haruslah sama atau tidak berubah. Dalam percobaan ini, kami memperoleh nilai
f sebesar ( 7,1 ± 0,2) cm.
Analisis grafik
Berdasarkan grafik di atas, dapat dianalisis bahwa hubungan antara jarak benda (s) dengan jarak
bayangan (s’) diperoleh persamaan garis y = -0,546x + 0,122. Dimana y = mx + C, dengan
kemiringan (m) 0,546, x adalah 1/S , dan C adalah 1/f. Hal ini didapatkan dari, sumbu y adalah 1/S'
dan sumbu x adalah 1/S. Dari hal tersebut kita subtitusikan pada y = mx + C, maka di dapatkan 1/S' =
m 1/S + 1/f. Dari persamaan tersebut maka didapatkan fokus sebesar, 1/f = C, jadi 1/f = 0,122 dan
didapatkan nilai fokus sebesar 8,2 cm. Grafik tersebut mendekati linier dengan taraf ketelitian 0,967 x
100% = 96,7 %. Pada grafik tersebut dapat dilihat bahwa jarak bayangan (s’) bergantung pada jarak
benda (s). Apabila semakin jauh jarak benda dari pusat lensa, maka jarak bayangan yang diperoleh
semakin kecil.
Lensa negatif
Berdasarkan data yang diperoleh pada percobaan ini, dengan cara mengubah nilai jarak benda dengan
kelipatan 5, secara berkala didapatkan nilai jarak bayangan yang semakin kecil. Apabila jarak benda
semakin besar maka jarak bayangan semakin kecil. Dan dengan menggunakan persamaan:
1/s+ 1/s^' = 1/f atau f=(S^'. S)/(S^'+ S)
Dapat dicari harga jarak fokusnya. Sedangkan untuk menentukan besarnya nilai jarak fokus lensa
negatif, menggunakan persamaan :
1/((x+d))+1/〖s'〗_((+)) = 1/f_((+))
Diperoleh nilai x. Kemudian nilai x dimasukkan pada persamaan
1/x+ 1/s_((-)) = 1/f_((-))
Dari sini barulah diperoleh besarnya nilai jarak fokus pada lensa negatif. Dari hasil perhitungan,
diperoleh nilai f(-) sebagai berikut.
Percobaan ke F(-)
1 2,6
2 4,8
3 6,1
4 7,4
5 8,7
6 10,0
7 10,5
8 10,9
9 15,4
10 15,9
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa nilai f(-) yang diperoleh pada setiap percobaan adalah
berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa nilai f(-) yang kami peroleh tidak sesuai dengan teori yang
ada. Nilai f(-) pada setiap percobaan (jarak benda yang berbeda) seharusnya sama, karena sama
seperti pada lensa positif bahwa nilai f(-) itu bergantung pada kelengkungan lensa. Sehingga jika lensa
yang kita pakai dalam percobaan satu macam lensa maka nilai f(-) haruslah sama atau tidak berubah.
Dalam percobaan ini, kami memperoleh nilai f(-) sebesar ( 9,2 ± 1,4 ) cm.
Analisis grafik
Berdasarkan grafik pada lensa negatif antara hubungan jarak benda pada lensa negatif (S(-)) dengan
jarak bayangan benda (S’(+)) diperoleh persamaan garis y = -0,144x + 0,105. Dimana y = mx + C,
dengan kemiringan (m) 0,144, x adalah 1/S , dan C adalah 1/f. Hal ini didapatkan dari, sumbu y
adalah 1/S' dan sumbuu x adalah 1/S. Dari hal tersebut kita subtitusikan pada y = mx + C, maka di
dapatkan 1/S' = m 1/S + 1/f. Dari persamaan tersebut maka didapatkan fokus sebesar, 1/f = C, jadi 1/f
= 0,105 dan didapatkan nilai fokus sebesar 9,5 cm. Grafik tersebut mengalami penyimpangan yang
menyebabkan grafik kurang linier. Penyimpangan ini dikarenakan kurang cermat dalam mengamati
bayangan yang terbentuk pada layar, sehingga berpengaruh pada jarak bayangan (S’(+)). Pada grafik
ini dapat dilihat bahwa jarak bayangan (S’(+)) bergantung pada jarak benda (S(-)). Apabila semakin
jauh jarak benda dari pusat lensa, maka jarak bayangan yang diperoleh semakin kecil. Dalam grafik
ini diperoleh taraf ketelitian sebesar 0,721 x 100% = 72,1%.
DISKUSI
Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan, diperoleh nilai jarak fokus lensa positif sebesar ( 7,1 ±
0,2 ) cm dengan taraf ketelitian 97% dan jarak fokus lensa negatif sebesar ( 9,2 ± 1,4 ) cm dengan
taraf ketelitian sebesar 85 %. Berdasarkan hasil percobaan yang kami dapatkan dalam percobaan ini,
diperoleh bahwa pada setiap percobaan jarak fokus lensa positif maupun lensa negatif berbeda-beda.
Hal ini berbeda dengan teori yang ada. Apabila kita meninjau teori yang ada, jarak fokus lensa positif
maupun lensa negatif seharusnya bernilai sama untuk jarak benda yang berbeda, karena nilai dari
jarak fokus lensa positif maupun lensa negatif bergantung pada kelengkungan lensa. Selain itu lensa
positif maupun lensa negatif yang kami gunakan dalam percobaan adalah 1 macam, sehingga jarak
fokus lensa positif maupun lensa negatif seharusnya sama, akan tetapi dalam percobaan yang telah
kami lakukan, kami memperoleh hasil yang berbeda disetiap percobaan. Hal ini dikarenakan kesulitan
kami dalam menentukan bayangan yang paling tajam pada layar dan kurang cermatnya praktikan
dalam mengukur jarak bayangan.
VI. KESIMPULAN
Dalam penentuan jarak fokus lensa positif cukup dengan mengukur jarak benda ( S ) dan jarak
bayangan ( S’ ). Dalam menentukan jarak fokus lensa negatif kita membutuhkan bantuan lensa positif.
Hal ini dikarenakan bayangan yang dihasilkan lensa negatif adalah maya ( tidak dapat ditangkap layar
). Bayangan negatif dianggap benda oleh lensa positif, sehingga bayangan menjadi nyata (seperti
ditangkap oleh layar).
Percobaan dalam penentuan jarak fokus lensa positif dan negatif diperoleh hasil berturut-turut sebesar
( 7,1 ± 0,2 ) cm dan ( 9,2 ± 1,4 ) cm dengan taraf ketelitian sebesar 97 % dan 85 %. Terdapat
penyimpangan jarak fokus yang seharusnya sama. Hal ini dikarenakan kesulitan kami dalam
menetukan bayangan yang paling tajam pada layar dan kurang cermat dalam mengukur jarak
bayangan. Selain itu semakin besar nilai jarak benda dari lensa, maka semakin kecil jarak bayangan
yang dihasilkan, berlaku sebaliknya. Pada penentuan lensa negatif, semakin besar nilai jarak bayangan
pada lensa positif ( S’(+) ) maka semakin besar nilai jarak benda pada lensa negatif ( S(-) ) dan
berlaku sebaliknya.
Saran
Apabila dalam melakukan percobaan, sebaiknya lebih cermat dalam mengamati bayangan yang paling
tajam pada layar.
Dalam melakukan perhitungan, sebaiknya lebih teliti saat memasukkan rumus dan saat perhitungan
Sebaiknya periksa alat terlebih dahulu sebelum percobaan.
VII. Daftar Pustaka
Tim Fisika Dasar. 2011. Panduan Praktikum Fisika Dasar I. Surabaya: Unipress-Unesa.
Dosen-Dosen Fisika FMIPA ITS. 2004. Fisika II Listrik, Magnet, Gelombang, Optika, Fisika Modern.
ITS: Surabaya
(http://vaniamustofa.wordpress.com).
Sunarti, Titin dkk.1999. FISIKA DASAR II (SERI OPTIKA). Surabaya : Unipress-Unesa
#
4
#
7
6a"bar ;$ Fokus lensa nega!i#
a $ L , n a - o i t i f ( l , n a # , m b " n . )
3ensa ce"bung 'kon.eks( "e"iliki bagian! e n g a h a n g l e b i h ! e b a l d a r i p a d a b a g i a n
!epin a,sehingga sinar/sinar biasn a bersi#a! "engu"pul$3ensa ini disebu! juga lensa
konvergen
$T i ! i k 7 # o k u s F
4
u n ! u k l e n s a c e " b u n g diperoleh dari perpo!ongan langsung sinar/sinar
bias,s e h i n g g a 7 # o c u s F
4
adalah 7#okus
nyata
$ Sehingga#okus bernilai posi!i# dan lensa ce"bung disebu! lensa
positif
$2a angan ang !erben!uk dari su"ber caha a ang "ele5a!i lensa posi!i# dapa! di!angkap oleh
la ar$0 a l i n i " e " b u k ! i k a n b a h 5 a l e n s a p o s i ! i # b e r s i # a ! " e n g u " p u l k a n c a h a a ,
s e h i n g g a b a a n g a n a n g !erben!uk adalah n a!a 'dapa! di!angkap oleh la ar($
b$ l,n a n,.atif (l,n a #,k"n.)
3ensa cekung 'konka#( "e"iliki bagian!engah ang lebih !ipis dari pada bagi
a n ! e p i n a , sehingga sinar/sinar biasn a bersi#a! "engha"burkan$3ensa ini disebu! juga lensa
divergen
Ti!ik 7#ocus F
4
un!uk lensa cekung
diperolehd a r i p e r p o ! o n g a n p e r p a n j a n g a n s i n a r / s i n a r b i a s , s e h i n g g a 7 # o c u s F
4
adalah 7#ocus
maya
$ Sehingga#okus bernilai nega!i# dan lensa cekung disebu! lensa
negatif
.
Pada lensa nega!i# bersi#a!
"engha"burkancaha a dan ba angan ang !erben!uk adalah "a a' ! i d a k d a p a ! d i !
a n g k a p o l e h l a a r ( , s e h i n g g a dibu!uhkan ban!uan lensa posi!i# un!uk
"endapa!kan ba angan dari lensa nega!i# agar dapa! di!angkap olehla ar$ 2a angan pada lensa
nega!i# dianggap sebagaiobjek pada lensa posi!i#$0ubungan an!ara jarak benda, jarak ba angandan
jarak7#okus adalah sbb 1 'persa"aan gauss(%e!erangan 1S < jarak bendaS&< jarak
ba angan # < jarak #okus pada lensa nega!i#, ba angan lensa nega!i# sebagai benda oleh lensa
posi!i#$ Sehingga s&
'/(
< = dan s
'*( <
= *d$Sehingga dari ru"us lensa posi!i# berlaku, ari persa"aan di a!as, dapa! diperoleh nilai dari s&
'/(
, ke"udian, dengan persa"aan beriku! dapa! di!en!ukan jarak #okus lensa nega!i# ai!u,
I I I $ / E * + & E % E R + A A N
A$>ancangan Percobaan
Gamabar 4. Penentuan harak fokus ensa positif
F
4
F
7
SS&#
'*(
'* (' / (S
'/(
S
'*(
dS&
'*(
3?<S&
'/(
Lensa (O-3)Gambar !. Penentuan "arak fokus ensa negatif
2$Ala! dan
bahan4$3ensa posi !i # 4 buah 7$3ensa nega!i# 4 buah;
$ 3 a a r 4 b u
a h : $ P e n g g a r i s 4
b u a h @ $ S u " b e r c a h a a 4
b u a h $-ariabel/-ariabel
/,n,nt"kan 2arak fok" l,n a -o itif
-ariabel "anipulasi 1 jarak benda ke lensa 's(-ariabel kon!rol 1 le!ak lensa-ariabel respon 1 jarak ba angan 's&(
/,n,nt"kan 2arak fok" l,n a n,.atif
- a r i a b e l " a n i p u l a s i 1 j a r a k b e n d a k e l e n s a nega!i# 's
'/(
(-ariabel kon!rol 1jarak an!ara lensa posi!i# dan nega!i# 'd(-ariabel respon 1jarak ba angan 's
'*(
&(, $ 3 a n g k a h P e r c o b a a n
a$/,n,nt"kan 2arak fok" l,n a -o itif
3angkah per!a"a, "ele!akkan benda,l e n s a p o s i ! i # , d a n l a a r s e s u a i g a " b a r ' : ( , ke"u
dian geser/geser la ar un!uk "endapa!kanga"bar ba angan ang paling jelas$
%e"udian,u k u r j a r a k b a a n g a n S & p a d a l a a r ! e r h a d a p lensa$ Ulangi langkah di a!as
dengan "engubah jarak benda S$
b$/,n,nt"kan 2arak fok" l,n a n,.atif
3angkah per!a"a, le!akkan benda,
lensan e g a ! i # , l e n s a p o s i ! i # , d a n l a a r s e d e " i k i a n hingga !ersusun seper!i ga"bar '@($
%e"udian,geser/geser la ar un!uk "endapa!kan ga"bar ba angan ang jelas ke"udian, ukur j
arak an!ara lensa posi!i# dan nega!i# 'd( dan jarak ba angan pada lensa posi!i# )s&
'*(
+ d a n c a ! a hasiln a$ ala" hal ini nilai #
'*(
!elah di
perolehd a r i p e r c o b a a n p e r ! a " a $ U l a n g i l a n g k a h ! e r s e b u ! d e n g a n " e n g
u b a h j a r a k b e n d a !erhadap lensa nega!i#$
I $ &A*A &AN ANALISIS
A $ a ! a a r i p e r c o b a a n a n g ! e l a h d i l a k u k a n , diperoleh da!a sebagai beriku! 1
a$L,n a -o itif
TA2E3INo$'S B 9,4( c"'S& B 9,4( c"' #
'*(
B 9,4(
c"4 7 8 4 8
, 9 4 9 ,
C @ 7 7 ;
7 9 , 9 4
9 , D C ;
7 4 7 4 ,
@ 4 9 , D
7 : 4 C 7
; , @ 4 9
, @ 9 @ 4
7 8 , @
4 9 , D @
D 4 @ ; @
, 9 4 9 ,
@ 9 7 C
4 , 9 4
9 , 7 8
7 4 8 ,
@ 4 9 , C
8 C 7 @ 4
C , 9 4 9
, C 4 9
4 ; : 7 ,
9 C , C ;
b$L,n a n,.atif
ari percobaan lensa posi!i# diperoleh' #
'*(
B 9,4( c" < 44, D c"TA2E3II No$
'dB9,4( c"'S&
'*(
B9,4(c"'S
'/(
B9,4( c"' S&
'/(
B9,4( c"'#
'/(
B9,4(c"
4497 : , @ 7 @ / 7 , 9 @ /
4 , 8 C 7 7 @ , 9 7
; / 7 , 9 9 / 4
, 8 : ; 7 @ , @
7 4 / 4 , C @ /
4 , 8 : 7 D ,
9 4 C / 4 , C 9
/ 4 , ; @ 7
, 9 4 / 4 , 8
4 / 4 , D : D 7
8 , @ 4 @ / 4 ,
D 8 / 4 , @ 4
; 9 , 9 4 ; / 4
, @ @ / 4 , ; 8
8 ; ; , 9 4 4 /
4 , ; ; / 4 , 4
C C ; @ , 9 C
/ 4 , 7 9 / 4 ,
9 7 4 9 : 9 , 9
/ 9 , C 4 / 9
, 8 4
2 $ A n a l i s i s a$
a$ L,n a -o itif
2erdasarkan da!a ang !elah ka"i peroleh dengan"enggunakan huku" gauss
ai!u2 e r d a s a r k a n g r a # i k d i a ! a s , d a p a ! k i ! a l i h a ! bah5a hasil ang diperoleh ai!u 4 #
'*(
sebesar 9,98@$Sehingga besar !i!ik #okus # '*( ai!u sebesar
11,76c m d e n g a n k e t e l i t i a n s e b e s a r 9 8 , 8 % . K e a k u r a t a n d a t a t e r s e b u t t e l i h a t
d a r i kelinearitas data yang diperoleh yaitu
2
;
Ar!ikel Se"inar Fisika asar II '78 No.e"ber 794:(
! 9 " s e h i n g g a k e a k u r a t a n d a t a y a n g diperoleh semakin tinggi.
Ser!a dapa! diliha! pada gra#ik !erliha! bah5a se"akin jauh jarak benda,le!ak ba angann a
se"akin deka!$
b $ L , n a n , . a t i f
2erdasarkan da!a ang !elah ka"i perolehdengan "enggunakan huku" gauss ai!u ari da!a ang diperoleh, hasil
pada S&
'/(
dan #
'/(
bernilai nega!i#$ 0al ini "enunjukkan bah5a ba angan ang !erben!uk S&
'/(
adalah "a a dan besar #okus bernilai nega!i# #
'/(
"enunjukkan bah5a lensacekung "erupakan lensa nega!i#2erdasarkan gra#ik dia!as, dapa!
ki!a liha! bah5ahasil ang diperoleh ai!u 4 #
'/(
sebesar 9,77@$ Sehingga besar !i!ik #okus # '/( ai!u sebesar /
4 , 4 4 c m d e n g a n k e t e l i t i a n s e b e s a r 9 8 , 2 % . Keakuratan data
t e r s e b u t t e l i h a t d a r i kelinearitas data yang diperoleh yaitu
2
! 9 " s e h i n g g a k e a k u r a t a n d a t a y a n g diperoleh semakin tinggi.
Ser!a dapa! diliha! pada gra#ik !erliha! bah5a se"akin jauh jarak benda,le!ak ba angann a
se"akin jauh pula$
$ & I S ! S I
2erdasarkan da!a a n g d i p e r o l e h d a r i percobaan !ersebu!, diperoleh jar
ak #okus pada lensa posi!i# 'lensa ce"bung( #okus # '*( ai!u sebesar
11,76 cm dengan ketelitian sebesar 98,8%
$ Sedangkan pada penen!ukan jarak #okus lensanega!i# 'lensa cekung( diper
oleh jarak #okus lensan e g a ! i # # ' / ( ai!u sebesar /
4,44 cm dengank e t e l i t i a n s e b e s a r 9 8 , 2 % .
0asil a n g d i p e r o l e h s e s u a i d e n g a n h u k u " p e " a n ! u l a n d a n pe"biasan pada
lensa ang dikenai seberkas caha a$% o n s e p ! e r s e b u ! d i p a h a " i d e n g a n " e " p e r h a ! i k a n
dengan cer"a! ba angan a n g ! e r b e n ! u k p a d a la ar,di"ana
un!uk "endapa!kan ba angan ang jelasdipengaruhi oleh jarak benda !erhadap lensa$ an
da!a a n g d i p e r o l e h s e s u a i d e n g a n k o n s e p d i " a n a h a s i l #okus pada lensa ce"bung
selalu bernilai posi!i# dan pada lensa nega!i# selalu bernilai nega!i#$ Sedangkan,%e!idakpas!ian
!ersebu! dikarenakan kesalahan
paralaks a i ! u k e s a l a h a n p e n g l i h a ! a n " a ! a d a l a " " e n e ! u k a n kejelasan dan ke!idak
jelasan ba angan ang
!erben!uk pada la ar$ Padahal, hal ini sanga! pen!ing dala" penga"bilan da!a saa! percobaan$ Selain
i!u,l i n g k u n g a n j u g a b e r p e n g a r u h ! e r h a d a p d a ! a a n g d i peroleh, karena ke!ika da!a !
ersebu! dia"bil keadaanr u a n g a n ! i d a k d a l a " k e a d a a n g e l a p $ S e h i n g g a , "e
ngurangi kejelasan ga"bar ba angan ang !erben!uk $
I $ ! E S I / % L A N
ari percobaan ang !elah dilakukan, dapa!d i s i " p u l k a n b a h 5 a u n ! u k " e n e n ! u k a n j a r a k
# o k u s pada lensa posi!i# dan nega!i# "enggunakan persa"aan gauss$ Na"un, un!uk "enen!ukan #oku
slensa nega!i# dibu!uhkan ban!uan lensa posi!i#, karenalensa nega!i# bersi#a! "engha"burkan caha a$
Gadi,u n ! u k " e n g u " p u l k a n b e r k a s c a h a a ! e r s e b u ! d i b u ! u h k a n l e
n s a p o s i ! i # a n g b e r s i # a ! "engu"pulkan caha a$ Sehingga ba an
gan lensanega!i# dapa! di !angkap oleh la ar$
II$SARAN
Pada percobaan lensa !ersebu!, sebaikn a lebih !eli!idala" "enen!ukan kejelasan dari ba angan ang
di!angkap oleh la ar dan sebaikn a dilakukan
di!e"pa!g e l a p a g a r l e b i h " u d a h " e " a s ! i k a n k e j e l a s a n ba angan !ersebu!$ Sehingga hasil
ang diperolehlebih akura!$
&AF*AR % S*A!A
a.id 0allida and >esnick, Ph sic par! 7, john Hile sons$
4C 8T i " osen Pe"bina Prak!iku"$ 794:$
Panduan Praktikum Fisika #asar $$.
Suraba a13 a b o r a ! o r i u " F i s i k a a s a r G u r u s a n F i s i k a FMIPA
UNESA$T i " P e n u s u n , 4 C 8
Fisika (Listrik-%agnet&Ge ombang& Optika& Fisika %odern)
GurusanFisika, FMIPA$ ITS$ Suraba a