Anda di halaman 1dari 12

ASKEP ANGINA PECTORIS

MAKALAH

disusun untuk memenuhi tugas mata ajaran KMB I

oleh

KELAS SANTA TERESA

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS
2009
BAB II
TINJAUAN TEORETIS
A. Konsep Penyakit Angina Pectoris

1. Angina Pectoris
Angina Pectoris ini ditemukan oleh Herbeden pada tahun 1772. Dia menemukan
suatu sindroma gangguan pada dada berupa perasaan nyeri, terlebih saat sedang
berjalan, mendaki, sebelum atau sesudah makan. Nyeri ini sebenarnya tidak hanya
karena kelainan organ didalam thorax, akan tetapi juga dari otot, syaraf, tulang, dan
faktor psikis.

a. Pengertian
 Angina Pectoris adalah penyakit kejang jantung. Penyakit ini timbul karena
adanya penyempitan pembuluh koroner pada jantung yang mengakibatkan
jantung kehabisan tenaga pada saat kegiatan jantung dipacu secara terus-
menerus karena aktivitas fisik atau mental.(www.turboimagehost.com)
 Angina Pectoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan episode
atau paroksisma nyeri atau perasaan tertekan di dada depan.(Brunner &
Suddarth, 2005)
 Angina Pectoris adalah nyeri dada khas jantung berupa sekumpulan gejala
dengan gambaran rasa terjepit atau terperas di dada kiri sering menjalar ke
leher, rahang, dan lengan kiri. Lamanya 1 – 10 menit terjadi waktu bekerja dan
menghilang setelah istirahat.(Budiana SpPD, dokter di RSUD Atambua Nusa
Tenggara Timur)

Jadi, Angina Pectoris adalah nyeri dada yang ditimbulkan akibat penyempitan
arteri koroner sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah ke jantung.
b. Anatomi Fisiologi Jantung

Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler. Jantung


dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri
serta ventrikel kanan dan kiri. Ukuran jantung kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-9
cm serta tebal kira-kira 6 cm.Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425
gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak
100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau
setara dengan 7.571 liter darah. Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan
berada ditengah tengah dada, bertumpu pada diaphragma thoracis dan berada kira-
kira 5 cm diatas processus xiphoideus. Pada tepi kanan cranial berada pada tepi
cranialis pars cartilaginis costa III dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi
kanan caudal berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari
tepi lateral sternum Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars
cartilaginis costa II sinistra di tepi lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada
ruang intercostalis 5, kira-kira 9 cm di kiri linea medioclavicularis.
Selaput yang membungkus jantung disebut pericardium dimana terdiri antara
lapisan fibrosa dan serosa, dalam cavum pericardium berisi 50 cc yang berfungsi
sebagai pelumas agar tidak ada gesekan antara pericardium dan epicardium.
Epicardium adalah lapisan paling luar dari jantung, lapisan berikutnya adalah
lapisan miokardium dimana lapisan ini adalah lapisan yang paling tebal. Lapisan
terakhir adalah lapisan endocardium.
Ada 4 ruangan dalam jantung dimana dua dari ruang itu disebut atrium dan sisanya
adalah ventrikel. Pada orang awan atrium dikenal dengan serambi dan ventrikel
dikenal dengan bilik.
Diantara atrium kanan dan ventrikel kanan nada katup yang memisahkan
keduanya yaitu katup tricuspidalis, sedangkan pada atrium kiri dan ventrikel kiri
juga mempunyai katup yang disebut dengan katup mitral. Kedua katup ini
berfungsi sebagai pembatas yang dapat terbuka dan tertutup pada saat darah
masuk dari atrium ke ventrikel.

1. Right Coronary
2. Left Anterior Descending
3. Left Circumflex
4. Superior Vena Cava
5. Inferior Vena Cava
6. Aorta
7. Pulmonary Artery
8. Pulmonary Vein
9. Right Atrium
10. Right Ventricle
11. Left Atrium
12. Left Ventricle
13. Papillary Muscles
14. Chordae Tendineae
15. Tricuspid Valve
16. Mitral Valve
17. Pulmonary Valve

Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh dimana pada saat
memompa jantung otot-otot jantung (miokardium) yang bergerak. Selain itu otot
jantung juga mempunyai kemampuan untuk menimmbulkan rangsangan listrik.
Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot yang tipis karena rendahnya
tekanan yang ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya ventrikel mempunyai dinding
otot yang tebal terutama ventrikel kiri yang mempunyai lapisan tiga kali lebih
tebal dari ventrikel kanan.
Aktifitas kontraksi jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh selalu
didahului oleh aktifitas listrik. Aktifitas listrik ini dimulai pada nodus sinoatrial
(nodus SA) yang terletak pada celah antara vena cava suiperior dan atrium kanan.
Pada nodus SA mengawali gelombang depolarisasi secara spontan sehingga
menyebabkan timbulnya potensial aksi yang disebarkan melalui sel-sel otot
atrium, nodus atrioventrikuler (nodus AV), berkas His, serabut Purkinje dan
akhirnya ke seluruh otot ventrikel.
Oleh karena itu, jantung tidak pernah istirahat untuk berkontraksi demi memenuhi
kebutuhan tubuh, maka jantung membutuhkan lebih banyak darah dibandingkan
dengan organ lain. Aliran darah untuk jantung diperoleh dari arteri koroner kanan dan
kiri. Kedua arteri koroner ini keluar dari aorta kira-kira ½ inchi diatas katup aorta dan
berjalan dipermukaan pericardium. Lalu bercabang menjadi arteriol dan kapiler ke
dalam dinding ventrikel. Sesudah terjadi pertukaran O2 dan CO2 di kapiler , aliran
vena dari ventrikel dibawa melalui vena koroner dan langsung masuk ke atrium kanan
dimana aliran darah vena dari seluruh tubuh akan bermuara. Sirkulasi darah ditubuh
ada 2 yaitu sirkulasi paru dan sirkulasi sistemis. Sirkulasi paru mulai dari ventrikel
kanan ke arteri pulmonalis, arteri besar dan kecil, kapiler lalu masuk ke paru, setelah
dari paru keluar melalui vena kecil, vena pulmonalis dan akhirnya kembali ke atrium
kiri. Sirkulasi ini mempunyai tekanan yang rendah kira-kira 15-20 mmHg pada arteri
pulmonalis. Sirkulasi sistemis dimulai dari ventrikel kiri ke aorta lalu arteri besar,
arteri kecil, arteriole lalu ke seluruh tubuh lalu ke venule, vena kecil, vena besar, vena
cava inferior, vena cava superior akhirnya kembali ke atrium kanan.
Sirkulasi sistemik mempunyai fungsi khusus sebagai sumber tekanan yang tinggi
dan membawa oksigen ke jaringan yang membutuhkan. Pada kapiler terjadi
pertukaran O2 dan CO2 dimana pada sirkulasi sistemis O2 keluar dan CO2 masuk
dalam kapiler sedangkan pada sirkulasi paru O2 masuk dan CO2 keluar dari
kapiler.

c. Etiologi
Ada beberapa etiologi yang menimbulkan terjadinya Angina Pectoris, yaitu :
 Arterosklerosis
 Aorta Insufisiensi
 Spasmus Arteri Koroner
 Anemi Berat

d. Patofisiologi
e. Manifestasi Klinis
Iskemia otot jantung akan menyebabkan nyeri dengan derajat yang bervariasi,
mulai dari rasa tertekan pada dada atas sampai nyeri hebat yang disertai sengan rasa
takut atau rasa akan menjelang ajal. Nyeri sangat terasa pada dada di daerah
belakang sternum atas atau sternum ketiga tengah ( retrosternal ). Meskipun rasa
nyeri biasanya terlokalisasi namun nyeri tersebut dapat menyebar ke leher, dagu,
bahu, dan aspek dalam ekstremitas atas.
Pasien biasanya memperlihatkan rasa sesak, tercekik dengan kualitas yang
terus-menerus. Rasa lemah atau baal di lengan atas, pergelangan tangan, dan tangan
akan menyertai rasa nyeri. Selama terjadi nyeri fisik, pasien mungkin merasa akan
segera meninggal. Karakteristik utama nyeri angina adalah nyeri tersebut akan
berkurang apabila factor presipitasinya dihilangkan.

f. Diagnostik Angina Pectoris


Diagnosa angina sering dibuat berdasarkan evaluasi manifestasi klinis nyeri
dan riwayat pasien. Pada angina jenis tertentu, perubahan pola EKG dapat
membantu dalam membuat berbagai diagnose angina. Respon pasien terhadap kerja
berat dan stress juga dapat diuji dengan elektrokardiografi, pada saat klien bersepeda
atau bersepeda statis.
g. Komplikasi
 Infarksi myocardium yang akut ( serangan jantung )
 Kematian jantung secara mendadak
 Aritmia cardiac

h. Penatalaksanaan Medis
 Pencegahan
Aspirin dengan dosis yang rendah, misalnya Angettes 75 yang dapat mengurangi
kecenderungan dari sel darah merah dan membantu pencegahan pembentukan
maupun pengaturan trombosit.
 Terapi :
1. Glyseril trinitrat, diletakkan di bawah lidah atau obat semprot dapat
mengendurkan arteri pada jantung dan dapat mengurangi serangan angina.
2. Nitrat, gerakan nitrat dapat digunakan untuk mengurangi frekuensi serangan
angina. Dapat berupa tablet atau potongan obat, dan sangat efektif. Efek
samping dari penggunaan nitrat ini adalah sakit kepala. Tetapi setelah
pemakaian dalam beberapa minggu, sakit kepala ini akan jarang terjadi.
3. Penghambat beta, memberikan efek pada hormone sehingga nadi akan
berdenyut secara pelan dan tekanan darah menjadi rendah. Hal ini akan
membuat jantung untuk mengurangi jumlah oksigen yang diperlukan dan
memperbaiki suplai darah ke otot jantung. Selain itu, penghambat beta ini
juga penting untuk melindungi jantung saat terkena serangan.
4. Antagonis kalsium, fungsinya secara umum adalah untuk mengurangi
tekanan pada otot arteri coronary. Antagonis kalsium ini ada beberapa jenis,
antara lain verapamil ( cordilox ), dan nifedipin ( adalat ).
5. Pengobatan secara umum, yang mungkin diperlukan untuk mengontrol atau
mengetahui gejala-gejala dan memperbaiki kondisi tanpa ada efek samping
dari pengobatan itu sendiri. Pengobatan ini disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing penderita.

2. Proses Keperawatan Angina Pectoris


A. Pengkajian
Perawat mengumpulkan informasi tentang seluruh segi aktivitas pasien, terutama
mereka yang ditemukan berisiko mengalami serangan jantung atau nyeri angina.
Pertanyaan yang sesuai mencakup :
 Kapan cenderung terjadi serangan? Setelah makan? Setelah melakukan
aktivitas tertentu? Setelah melakukan aktivitas fisik secara umum? Setelah
mengunjungi anggota keluarga atau teman-teman?
 Bagaimana pasien menggambarkan nyerinya?
 Apakah awitan nyeri mendadak atau bertahap?
 Berapa lama hal itu terjadi-dalam beberapa detik? Menit? Jam?
 Apakah kualitas nyeri menetap dan terus-menerus?
 Apakah rasa tidak nyaman disertai dengan gejala seperti perspirasi yang
berlebihan, sedikit sakit kepala, mual, palpitasi, dan nafas pendek?
 Berapa menit nyeri berlangsung setelah minum nitrogliserin?
 Bagaimana nyeri berkurang?

B. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan pada pengkajian, diagnosa keperawatan utama untuk klien ini
mencakup yang berikut :
1. Nyeri erhubungan dengan iskemia miokardium
2. Cemas behubungan dengan rasa takut akan kematian
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan deficit knowlage

C. Intervensi
Pencegahan nyeri, pasien harus memahami gejala kompleks dan harus
menghindari aktivitas yang diketahui akan menyebabkan nyeri angina seperti
latihan mendadak, pajanan terhadap dingin, dan kegembiraan emosional. Belajar
untuk berubah, menyesuaikan dan beradaptasi terhadap stress tersebut amatlah
penting. Bagi pasien yang serangannya terutama terjadi pada pagi hari perlu
dilakukan pembuatan jadwal kegiatan sehari-hari. Pada tahap pertama pasien
merencanakan bangun lebih awal setiap pagi agar bisa mandi dan berdandan
dengan santai. Idealnya kegiatan yang tidak terburu-buru ini dilakukan sepanjang
hari, sehingga semua tugas dan perjanjian yang direncanakan dapat dijalankan
tanpa terburu-buru.
Mengurangi kecemasan, pasien-pasien ini biasanya mempunyai rasa takut
akan kematian. Untuk pasien rawat inap, asuhan keperawatan direncanakan
sedemikian rupa sehingga waktu dimana ia jauh dari tempat tidur diusahakan
seminimal mungkin, karena perasaan takut akan meninggal tersebut sering dapat
dikurangi dengan adanya kehadiran fisik orang lain. Paien rawat jalan harus
diberikan informasi penting mengenai penyakitnya dan penjelasan mengenai
pentingnya mematuhi petunjuk yang penting yang telah diberikan.
Penyuluhan pasien dan pendekatan asuhan di rumah, program penyuluhan
untuk pasien dengan angina dirancang untuk menjelaskan sifat dasar penyakit dan
menunjukan data yang diperlukan untuk mengatur kembali kebiasaan hidup untuk
mencapai tujuan sebagai berikut : mengurangi frekuensi dan beratnya serangan
angina, memperlambat perkembangan penyakit yang mendasarinya bila mungkin,
memberikan perlindungan dari komplikasi lain. Program perawatan diri harus
disiapkan, berkolaborasi dengan pasien dan keluarga atau sahabat. Aktivitas harus
direncanakan untuk meminimalkan terjadi episode angina. Pasien harus memahami
bahwa setiap nyeri yang tidak dapat dikurangi dengan metode yang biasa, harus
segera dirawat kepusat gawat darurat terdekat.

D. Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
1. Bebas dari nyeri
2. Menunjukan penurunan kecemasan
 Memahami penyakit dan tujuan perawatannya
 Mematuhi semua aturan medis
 Mengetahui kapan harus meminta bantuan medis bila nyeri menetap
atau sifatnya berubah
 Menghindari tinggal sendiri saat terjadinya episode nyeri
3. Memahami cara mencegah komplikasi dan menunjukan tanda-tanda bebas
dari komplikasi
 Menjelaskan proses terjadinya angina
 Menjelaskan alasan tindakan pencegahan komplikasi
 EKG dan kadar enzim jantung normal
 Bebas dari tanda dan gejala infark myocardium acut
4. Mematuhi program perawatan diri
 Menunjukan pemahaman mengenai terapi farmakologi
 Kebiasaan sehari-hari mencerminkan penyesuaian gaya hidup.

Anda mungkin juga menyukai