DISUSUN OLEH :
ANI NURHAYATI
C1061151002
i
LEMBAR PENGESAHAN
ANI NURHAYATI
NIM. C1061151002
Pontianak, 15 Oktober 2018
Mengetahui, Mengetahui,
Dosen Pembimbing Magang Ketua Program Studi Ilmu &
Teknologi Pangan
Disahkan oleh
Ketua Jurusan Budidaya Pertanian
ii
KATA PENGANTAR
Saya juga mengucupkan terima kasih kepada pihak pihak yang telah
membantu dalam pelaksanaan magang hingga terselesainya laporan ini, Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Ir. Tri Rahayuni
M.P selaku dosen pembimbing dan ketua prodi Ilmu dan Teknologi pangan yang
telah banyak membantu dan membimbing saya dalam penyelesaian penulisan
laporan magang ini. Pada kesempatan ini saya juga menyampaikan ucapan
terimakasih kepada Bapak Ir. P. Simanungkalit selaku mill manager, Bapak
Suwito dan Bapak M A Sihaloho. ST selaku asisten proses, Bapak Rois selaku
mandor dan seluruh karyawan di pabrik pengolahan kelapa sawit PT. Mitra Aneka
Rezeki yang telah banyak membantu saya selama pelaksanaan magang. Saya juga
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Ir. Fadjar Rianto, M.Sc selaku
ketua Jurusan Budidaya Pertanian.
Penulis juga menyadari laporan magang ini masih jauh dari kata
sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
diharapkan dalam perbaikan laporan ini. Penulis berharap semoga laporan magang
ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca.
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iv
1. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
5.1 Kesimpulan.................................................................................................... 1
5.2 Saran .............................................................................................................. 1
iv
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 1
LAMPIRAN ............................................................................................................ 2
v
Daftar gambar
i
Daftar tabel
i
i
1. PENDAHULUAN
Asam galat adalah senyawa fenolik antioksidan alami yang di ekstrak dari
tanaman , khususnya tanaman the hijau ( Lu dkk ,2006), yang secara luas
digunakan dalam makanan, obat-obatan dan kosmetik. Untuk mendapatkan asam
galat dapat menggunakan banyak metode , metode yang pernah digunakan adalah
menggunakan pelarut ( Sadaf dkk, 2016). Asam galat juga dapat di ekstraksi
menggunakan pelarut asam ( Ana Filipa M. Claudio dkk, 2012). Metode kedua
yang sering digunakan untuk mendapatkan asam galat adalah menggunakan cara
hidrolisis tanin menjadi asam galat menggunakan mikrobia ( Bhakti Bajpai dkk,
1
2008). Beberapa tanaman yang telah diproduksi asam galat dengan bantuan mikro
organisme adalah tanaman Terminalia Chebula, Anacardium occidentalis L. ( N.
Lokeswari dkk 2006; Lenin kumar dkk 2014)
Disamping menggunakan mikro organisme produksi asam galat juga dapat
dibantu dengan menggunakan enzim tanase (Johandi dkk, 2018) . Pada penelitian
ini akan dicoba menggunakan Aspergilus niger oleh karena belum diketahui
kondisi fermentasi terbaik untuk menghasilkan asam galat maka dalam penelitian
ini akan menggunakan faktor yang sama dengan penelitian Johandi ( 2018 ) yaitu
faktor pH dan Suhu, oleh karena itu untuk mendapatkan asam galat perlu
dipelajari kembali kondisi optimasi fermentasi pH dan suhu yang terbaik.
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi
fermentasi langsung menggunakan mikrobia Aspergilus niger sehingga dapat
menghasilkan asam galat dan asam glutamat.
1.4 Manfaat
2
II. TINJAUN PUSTAKA
3
dapat dicampur dengan sayur lainnya sebagai penyedap (Susiarti dan Setyowati,
2005).
Gambar 1. Daun San-sangk asal Kec. Sengah Temila Kab. Landak (Dokumentasi
pribadi, 2018) dan b. Albertisia papuana Becc. (Purwayanti dkk., 2015)
Daun
Bentuk daun Memanjang
Bentuk daun (lingkaran yang sesuai) Jorong
Tipe daun daun majemuk
Tepi daun Rata
Tata letak daun Berseling
Warna daun bagian atas hijau tua mengkilat
Warna daun bagian bawah Hijau
Ujung daun Meruncing
Pangkal daun Tumpul
Permukaan daun bagian atas/bawah Mengkilap
Arah daun menghadap ke atas
Ukuran daun tua panjang: 30 cm, lebar: 9 cm
4
Tangkai daun warna: hijau, panjang: 5 cm
Jarak antar daun 2 cm
Jumlah daun baru/tangkai/siklus 15 helai
Bunga
Warna bunga Krem
Jumlah bunga Majemuk
Kedudukan bunga/tempat tumbuh Dipercabangan
Warna kelopak bunga hijau kekuningan
Hasil penelitian pada 224 tumbuhan dari suku menispermaceae tahun 1996,
teridentifikasi ada 1858 alkaloid. Berdasarkan identifikasi senyawa pada
Albertisia delagoensis, adanya alkaloid baru yaitu O-methylcocsoline,
cocsoline, cocsuline, cycleanine dan dicentrin.. Uji ekstrak metanol pada daun
dan akar tumbuhan jenis ini ternyata memberikan potensi sebagai anti
plasmodium dan anti toksit. pengujian aktivitas senyawa alkaloid sebagai
anti bakterial, anti jamur, anti plasmodium dan anti toksit dari tumbuhan
jenis Albertisia villosa, diidentifikasi adanya senyawa alkaloid
bisbenzyltetrahidroisoquinoline, yaitu cycleanine, cocsoline dan
Ndesmethylcycleanine.
Senyawa yang memiliki aktivitas yang tinggi terhadap parasit Plasmodium
falciparum adalah cycleanine. pada tumbuhan Albertisia papuana terdapat
5
empat senyawa alkaloid bisbenzylisoquinoline baru, yaitu 2,2-
bisnorphaeanthine, pangkoramine, pangkorimine dan norcocsuline.
-
.
6
Ir.P.Simanungkalit
Mill Manager
JR.Dongoran
ASKEP
Oprt. Oprt.elektrik
Laboratorium
Kordinator
security
7
2.5 Pengaturan kerja
PT. Mitra Aneka Rezeki Mill mempunyai 77 karyawan Proses yang
saat ini masih berjalan 2 shift, terkecuali untuk Keamanan terbagi menjadi 3 shift.
Untuk saat ini kondisi unit mesin dalam keadaan baik.Total seluruh tenaga kerja
dipabrik PT. MAR di Mill adalah 77 orang dengan rincian sebagai berikut :
1) Karyawan Proses Produksi = 59 orang
- 2 orang Asst. Proses
- 2 orang mandor
- 1 orang oprt. Boiler
- 1 orang oprt. Engine Room
- 57 orang Karyawan Proses
- 1 orang koordinator
- 9 orang anggota
- 1 orang office boy
- 2 orang umum
8
Tabel 1 Karyawan proses dan Kantor
No Shift Waktu
1 Non Shift 08.00 s/d 14.00 WIB
No Shift Waktu
1 1 ( pertama ) 07.00 s/d 15.00 WIB
2 2 ( dua ) 15.00 s/d 23.00 WIB
3 3 ( tiga ) 23.00 s/d 07.00 WIB
9
III.PELAKSANAAN MAGANG
1
2) Loading ream, melakukan penyuplaian buah dan memungut brondolan
yang jatuh.
3) Sterilisasi, di stasiun ini hanya melakukan control pada panel, yang semua
secara otomatis akan hidup dan mati secara berkala.
4) Tippler, tidak banyak dilakukan di stasiun ini hanya pengenalan alat
control yang fungsinya untuk mensuplay dan menuang tandan sawit yang
telah di sterilisasi ke perontokan .
5) Clarification, mempelajari hasil cair yaitu berupa CPO yang dilakukan
pemurnian sehingga memperkecil losses.
6) Kernel recovery dan devericarper, di stasiun ini mempelajari pengolah nut
menjadi kernel siap jual
7) Laboratorium, menganalisis asam lemak bebas kadar air, kadar kotoran
pada CPO dan Kernel serta menganalisi losses yang terbuang pada stasiun
pemurnian, stasiun kernel.
2
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1
2) Grading
Gambar 3. Grading
2
3) Loading ramp
loading ramp sebagai tempat penimbunan sementara sebelum tandan buah
dimasukkan ke dalam lori rebusan loading ream memiliki 16 pintu hidrolik yang
digunakan sebagai jalan masuknya buah ke dalam lori. Jumlah lori yang ada di
PT.MAR berjumlah 70 dan memiliki kapasitas 4,5 ton/lori Pengisian Buah ke
dalam lori diisi penuh dengan buah yang akan diolah. Pengisian yang baik jika
lori dapat memuat tandan buah sesuai kapasitas. Pengisian yang tidak penuh akan
menyebabkan penurunan kapasitas oleh sterilizer atau sebaliknya pengisian yang
terlalu penuh akan mengakibatkan pintu, maupun pelat (water plate) rusak atau
buah terjatuh dalam rebusan.
3
Gambar 5. Bejana sterilizer
1) Deaerasi.
Pipa uap masuk dibuka, katup deaerasi dan atau kutup kondensat dibuka,
udara dibuang dengan cara memasukkan uap. Karena lebih berat, udara akan
berada dilapisan bawah dan dibuang melalui katup deaerasi atau melalui pipa
kondensat. Deaerasi akan berlangsung pada saat pembuangan air kondesat selama
sistem perebusan berlangsung.
4
pipa uap masuk ditutup dan pipa kondensat dan exbaust pipe dibuka hingga
tekanan 1 Kg/cm2(sekita 3 menit).
3) Penahanan Tekanan
Setelah melalui satu puncak atau dua puncak awal, pemasakan dapat
dilanjutkan dengan membuka pipa uap masuk dan pipa kondensat “by pass” untuk
membuang air kondensat. Masa penahanan tekanan dihitung setelah mencapai
puncak tertinggi hingga awal pembuangan uap terakhir. Pembuangan uap air
setelah penahan tekanan uap selesai, uap yang berada dalam sterilizer dibuang
dengan membuka katup pipa kondensat, kemudian setelah tekanan menjadi 2,5
Kg/cm2 pipa pembuangan uap yang berada di atas sterilizer dibuka dengan tiba-
tiba. Setelah tekanan sama dengan tekanan atmosfer, pintu rebusan dibuka.
Sterilizer Buah yang telah masak dikeluarkan dari dalam sterilizer dengan
membuka pintu rebusan secara perlahan-lahan, agar packing door lebih aman.
Setelah itu lori ditarik menggunakan tali seling dengan bantuan mesin, bersamaan
dengan pemasukan buah yang akan direbus.
5
kosong. Dan brondolan dibawa oleh fruit elevator untuk selanjutnya masuk ke
mesin pres.
Fungsi dari Screw Pres berfungsi untuk mengepres TBS yang telah masak
dan memisahkan antara minyak kelapa sawit CPO ( Crude Plam Oil) dan inti
sawit ( kernel). Mesin ini bekerja dengan cara memeras TBS yang telah masak
untuk mendapatkan minyak sawit kotor atau kasar. Screw Pres memiliki beberapa
bagaian inti yaitu double screw, pres silinder, casing gearbox, dan hydrolix dauble
cone. Setiap bagian memiliki fungsi masing-masing mulai dari menentukan
jumlah sawit, menopang, hingga mengepres sawit, sehinga orang juga
menyebutnya Screw press palm oil. Secara umum mesin pres bekerja dengan
bantuan mesin penggerak yang akan dihidupkan untuk mengaktifkan sistem
6
hidroliknya. Kemudian air dengan suhu 90◦ c dimasukan melalui pipa. Motor
Mesin ini akan berputar dengan bergerak maju mundur untuk mengpres
sawit. Dalam satu screw pres design projek yang benar, sekali proses minyak yang
dihasillkan akan ditransmisikan kedalam oil vibrate screew lalu dialirkan ke crude
oil tank dan proses lebih lanjut. Serabut dan inti sawit akan di alirkan ke cake
breaker conveyor dan masuk stasiun kernel. Losis yang terdapat pada proses
pengepresan sikitar 4%.
Inti sawit dapat diolah pada stasiun kernel setelah melawati proses
penyortiran, perebusan, theresing dan proses pengepresan. Sesudah beberapa
tahapan itu, barulah masuk ketahapan proses dari pengolahan biji atau lebih
sering disebut sebagai kernel station. Beberapa tahapan yang telah disebutkan
7
dengan singkat pada bagian diatas, khususnya sesudah di proses pengepresan,
maka kelapa sawit ini juga akan menghasilkan bagian crude oil dan inti sawit.
Pada bagian inti sawit dan fiber akan masuk ke station kernel untuk
tahapan pengolahannya akan dijelaskan pada uraian dibawah ini :
1) Cake breaking coveyor (CBC)
Cake breaking coveyor (CBC), memiliki fungsi yaitu dapat membawa
serta memecahkan bagian gumpalan cake berasal dari bagian press kebagian
depericaper. Alat ini terdiri dari satu talang yang mempunyai dinding rangkap
didalam conveyor, gumpalan berupa serabut dan biji dipanaskan dan aduk-aduk
sehingga ampas yang lebih ringan akan mudah dipisahkan dari biji. Cara kerja
cake breaking conveyor adalah dengan cara ampas dan biji di aduk-aduk
sehingga gumpalan ampas/serabut dan biji akan terpisah, sambil dipanaskanskan
.
8
Gambar 9. Cake breaking konveyor
bersuhu 90◦c. Tujuan dari pemanasan tersebut adalah untuk mengurangi kadar air
dalam biji dan serabut agar pada pemisahan proses depricarper lebih mudah. hal
hal yang harus diperhatiakan pada mesin CBC adalah benda benda yang melekat
pada poros, baut longgar harus diperbaiki dan pembersihan.
2) Depricarper
Fungsi Depricarper adalah untuk untuk memisahkan bagian fiber
bersama bagian nut. Lalu untuk bagian fiber akan di bawa dan menjadi bahan
bakar boiler. Dari cake breaker conveyor, pres cake jatuh ke Depericarper,
kemudian ampas (fiber) terhisap ke fiber siklon, Lalu untuk bagian fiber akan di
bawa menggunakan conveyor sehingga menjadi bahan bakar bagian boiler, juga
banyak di katakan orang sebagai chicago blower Indonesia, sedangkan biji yang
lebih berat masuk kedalam nut polishing Drum. Pemeriksaan dan pembersihan
dilakukan setiap minggu.
9
Gambar 10. Depercarper
10
Gambar 11. Nut polishing drum
4) Nut Silo
Nut silo adalah alat yang dipakai untuk tempat pemeraman biji, yang
selanjutnya bila biji tersebut yang sudah cukup kering akan dipecah di dalam alat
pemecah. Pada Nut Silo ini kadar air yang terkadung di dalam biji akan dikurangi
dengan cara meniupkan uap panas yang dialirkan melalui elemen panas (Heating
Element).
11
Suhu yang digunakan pada bagian atas 60◦c sedangkan suhu bagain
bawah sama dengan suhu udara luar. Pemanasan dan pemeraman dilakukan
sekitar 8-12 jam sampai kadar dalam biji mencapai 9%, dalam kondisi ini dapat
dipecahkan dengan baik dan inti mudah lepas dari cangkang . kapasitas Nut silo
yang ada di PT MAR 30 ton. Bila bidang penurun kotor, penurun biji tidak
merata, pengeringan tidak sempurna dapat mengakibatkan inti pecah dan inti
melekat pada cangkang. Hal hal yang perlu diperhatikan pada Nut silo adalah
pengisian harus penuh sehingga kalori tidak banyak terbuang, kipas dijalankan
secara terus menurus selama pabrik beroprasi, bidang penurun harus bersih
sehingga penurunan biji merata.
5) Rippel mill
Rippel mill berfungsi untuk pemecah biji yang berasal dari Nut Silo
yang telah diperam menjadi cangkang dan inti sawit. kecepat baling-baling sesuai
dengan biji, jarak antara baling-baling dan dinding bergerigi disesuikan dangan
biji. Efesiensi rippel mill sekitar 96% dan dapat memcahkan nut sebanyak 5,4 ton
-8 ton/jam. Di PT MAR terdapat 3 mesin Rippel mill. Cara kerja Rippel mill
dengan cara menekan biji pada rotar pada dinding bergerigi maka rotar akan
bergerak sebagai resultan gaya, jarak antara rotar dan plat bergerigi dan
ketajaman gerigi plat disusun sedemikian rupa sehingga berperan sebagai
penahan dan pemecah. biji yang ada pada alat mengalami frekuensi beraturan
yang cukup tinggi, baik dengan plat bergerigi maupun antara rotar, sehingga
frekuensi dapat menyebabkan biji mudah pecah.
12
Gambar 13. Rippel mill
13
Gambar 14. LTDS 1 dan 2
7) Hydo Cyclone
Hydro Cyclone berfungsi untuk memisahkan cangkang dan inti yang
tidak terolah dari LTDS I Dan LTDS 2. Kapasitas air 500 L dan penambahan
kalsium karbonad sebanyak 800 kg dan mengalami titik jenuh jika sudah
digunakan selama 8 jam dengan indikator diatas permukaan sudah banyak
mengandung minyak.
fungsi kalsium karbonad untuk memisahkan antara cangkang dan inti,
massa jenis kalsium karbonad dengan cangkang dan inti hamipr sama sehingga
digunakan untuk pemisahan. Cara kerjanya kernel yang telah pecah yang tidak
terolah di LTDS I Dan 2 masuk ke kolam pemisah masuk kedalam bak air sekat
pertama, dan dihisap dengan pompa dan ditekan masuk kedalam tabung pemisah,
dengan gaya sentrifugal bend-benda yang ringan akan naik kebagian atas melalui
vortek vinder masuk ke dalam dewatering drum inti dimana air dibuang dan
sedangkan benda-benda berat (cangkang masih mengandung inti) turun kebawah
melalui konus masuk kedalam bak. Hal yang perlu diperhatikan adalah sampah-
sampah yang melekat pada dewatering drum harus segera dibersihkan,
penambahan air kedalam bak harus dilakukan secara kontinui dan dalam keadaan
baik. Perawatan dilakukan setiap minggu dan pengecekan setiap pagi sebelum
proses dimulai.
14
Gambar 15. Hydro cylone
bentuk uap panas dengan Suhu 60◦c- 80◦ c. temperature pengering dibagi atas 3
tingkatan:
Kadar air inti yang baik berkisar 6%-7%, jika kadar air terlalu rendah
maka inti akan cepat berubah warna, daya tahan simpan menurun dan dapat
menimbulkan jamur, kadar asam lemak bebas tinggi, Kadar minyak yang
diperoleh rendah ( min 40,0%) . Kadar inti yang mentah dan kurang kering
disebabkan karena :
- Blower tidak dijalankan secara kontinu.
- Elemen pemanas kotor.
- Silo inti kotor.
- Lama pemansan kurang dan isian silo tidak penuh.
15
Sedangkan jika inti terlalu kering disebabkan karena terlalu lama
dalam pemanasan dan mengakibatkan kadar minyak pada inti rendah dan
kerugian pada berat inti. Kernel Silo.di PT. MAR miliki kapasitas 15,8 ton
dengan jumlah 3 Kernel Silo.
16
Gambar 17. Kernel storage
17
4.2. Efesiensi mesin Rippel mill pemecacah nut
Mesin ripple mill adalah salah satu mesin yang wajib ada di sebuah stasiun
kernel pengolahan kelapa sawit. Fungsi dari rippel mill ini untuk memecahkan
nut menjadi kernel. Efesiensi mesin rippel mill yang ada di PT MAR yaitu 96 %
dan dapat memecahkan nut sebanyak 5,4 ton sampai 8 ton/jam dan terdapat 3
mesin pemecah. Pengujian mesin rippel mill dapat dilakukan dengan cara
mengambil sampel pada mesin rippel mill 1, 2 dan 3 sebanyak 1 kg dari masing-
masing mesin, kemudian di timbang berdasarkan bentuknya dan sisanya adalah
kernel utuh . Data dibawah ini diambil pada tanggal 18 september 2018. Cara
perhitungan efesiensi rippel mill adalah:
Efesiensi = ( produk nut utuh, nut pecah, kernel pecah x 100) - 100 =
Sampel
18
Tabel 4 Efesiensi mesin rippel mill 2
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa mesin rippel mill yang ada di PT
MAR masih di bawah standar efesiensi karena dari nut utuh, nut pecah, dan
kernel peceh, masih di bawah ambang batas standar efesiensi yang telah
ditentukan oleh pabrik. Pemecahan nut yang kurang sempurna bisa dikarenakan
adanya kerusakan mesin atau penyetelan mesin tidak benar dan juga disebabkan
karena pada saat proses didalam Nut silo proses pemeraman dan pemanasan
kurang sempurna sehingga cangkang susah terlepas dan banyak kernel yang
pecah. Buah yang kurang matang juga mempengarungi proses pemecahan,
biasanya buah yang tidak matang akan sulit untuk dipecah karena cangkang sulit
dilepas dari inti dan di ujung nut banyak terdapat serabut memanjang.
19
Jika sudah terjadi penurunan efesiensi mesin Rippel mill pada pabrik
maka pihak labarotorium akan langsung turun kepabrik memberikan informasi
jika mesin mengalami penurunan efesiensi, sehingga cepat dilakukan perbaikan
penyetelan mesin ulang agar mesin rippel mill dapat kembali pada standar
semula dan mendapatkan rendemen kernel sesuai standar. Rendemen kernel
pabrik kelapa sawit PT MAR sebesar 4 % dan standar losisi 1%, jadi efesinsi
mesin rippel mill sangat penting, jika standar efesiensi mesin turun maka mutu
kernel juga akan turun. jika kernel yang pecah melebihi 15%, nut utuh melebihi 1
% dan nut pecah melebihi 2 % maka nilai jual inti kernel akan menurun karena
tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
20
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1
DAFTAR PUSTAKA
Adlin, dan lubis U.1992 . kelapa sawit Indonesia. Pusat penelitian perkebunan
marihat, Pemantang Siantan.
Andoko, agus dkk. 2013. Berkebun Kelapa Sawit “Si Emas Cair”. Jakarta:
Agromedia.
Anonim. 2017. Pengolahan Minyak Kelapa Sawit. Penajam: PT Sukses Tani
Nusasubur.
Pardamean, Saruli. 2008. Panduan Lengkap Pengolahan Kebun Dan Pabrik Kelapa
Sawit. Medan: Agromedia.
Pardamean, Maruli. 2011. Sukses Membuka Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit”.
MedanPenebar Swadaya.
Sastrosayono, Selardi. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Purwokerto: Agromedia. 8.
1
LAMPIRAN
2
-
- pabrik
-
- Area grading
3
-
4
-. Engine room
-. Kolam limbah
5
- Cangkang bahan bakar boiler
- Storage tank
-. Lori
6
- Tbs mentah
-. Tbs matang
-. Tbs upnormal
7
- Tbs busuk
- Brondolan
8
- Tempat pembuangan tangkos