SKRIPSI
Oleh:
Andika Marsetyo Negoro
NIM : 038114038
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing :
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan karuniaNya
DENGAN AIR DAN PENYULINGAN DENGAN AIR DAN UAP”. Skripsi ini
dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi
penulisan skripsi ini, dapat terwujud dengan adanya dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan rendah hati mengucapkan terima
kasih kepada :
Sanata Dharma.
3. Erna Tri Wulandari, M.Si., Apt., selaku dosen penguji atas kesediaan
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
determinasi.
penelitian ini.
7. Papa-Mama, Om Hadi-Bulik Tri, Beni dan Nova, untuk doa, kasih sayang,
10. Wati, Ratih, Rosa, Ningrum, Nela, Tina, Totok, Bambang, Bangun, Adi
Farmasi.
11. Jevi, Marga, Arnie, Lia, Ria, Prita, dan teman-teman kelas A angkatan
15. Semua pihak lain yang juga turut serta membantu penyusunan skripsi ini.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang
ilmu pengetahuan.
Penulis
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saya menyatakan bahwa sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
Penulis,
Andika Marsetyo. N
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................... 9
INTISARI ........................................................................................................ 16
ABSTRACT ...................................................................................................... 17
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Deskripsi .............................................................................. 22
4. Keanekaragaman .................................................................. 23
5. Kandungan ........................................................................... 24
7. Budidaya .............................................................................. 24
distillation) ..................................................................... 29
4. Chavicol ............................................................................... 33
5. Chavibetol ............................................................................ 34
d. Detektor ............................................................................ 36
e. Amplifier .......................................................................... 37
f. Pencatat ............................................................................. 37
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Hipotesis ..................................................................................... 39
1. Bahan .................................................................................... 41
2. Alat ....................................................................................... 42
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Kesimpulan ................................................................................ 62
B. Saran ........................................................................................... 63
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel II. Jarak jangkauan tiap skala pada hand refraktometer ATAGO® . 47
Tabel III. Hasil penetapan rendemen minyak atsiri daun sirih dari
pada minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan
minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan uap .. 54
Tabel VI. Hasil penetapan bobot jenis minyak atsiri daun sirih
Tabel VII. Hasil penetapan indeks bias minyak atsiri daun sirih
Tabel VIII. Hasil penetapan indeks jenis minyak atsiri daun sirih
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
massa .......................................................................................... 56
massa .......................................................................................... 56
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 12. Spektra massa Chavicol Minyak Atsiri Daun Sirih Hasil
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Minyak atsiri daun sirih (Piper betle LINN.) merupakan bahan baku
utama yang dibutuhkan dalam industri farmasi, kosmetika, dan parfum, sehingga
diperlukan suplai minyak dengan rendemen yang bagus untuk memaksimalkan
hasil dan kualitas produksi.
Penelitian ini bersifat non eksperimental. Penelitian ini bertujuan
menentukan metode penyulingan terbaik antara penyulingan dengan air dan
penyulingan dengan air dan uap untuk memperoleh hasil minyak atsiri daun sirih
dengan kualitas yang terbaik. Proses penentuan metode terbaik dilakukan dengan
membandingkan rendemen, bobot jenis, indeks bias, dan kandungan senyawa
kimia yang terdapat dalam minyak atsiri daun sirih antara penyulingan dengan air
dan penyulingan dengan air dan uap.
Hasil penelitian menunjukkan, untuk minyak atsiri daun sirih yang
diperoleh menggunakan penyulingan dengan air diketahui rendemen 0,800%,
bobot jenis 0,9733±0,0025; indeks bias 1,510±0,0012; kandungan chavicol 3,74%
dan chavibetol 30,58%; untuk minyak atsiri daun sirih yang diperoleh
menggunakan penyulingan dengan air dan uap diketahui rendemen 1,267%, bobot
jenis 0,9603±0,0015; indeks bias 1,511±0,0006; kandungan chavicol 0,72% dan
chavibetol 5,99%. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini sesuai dengan standar
yang disebutkan menurut Guenther (1952). Untuk memperoleh minyak atsiri daun
sirih secara kuantitas, metode penyulingan dengan air dan uap merupakan metode
yang lebih baik untuk digunakan. Untuk memperoleh minyak atsiri daun sirih
secara kualitas metode penyulingan dengan air merupakan metode yang lebih baik
untuk digunakan.
Kata kunci : Penyulingan air, penyulingan air dan uap, minyak daun sirih, betel
oil, chavicol, chavibetol
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Key words : water distillation, water and steam distillation, betel oil, chavicol,
chavibetol
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan parfum. Di era globalisasi yang semakin berkembang saat ini, tingkat
barang tersebut, semakin meningkat pula jumlah permintaan terhadap bahan baku
mengetahui apa dan bagaimana minyak atsiri tersebut. Oleh karena hal itulah
proses produksi dan perdagangan minyak atsiri hanya beredar pada kalangan-
kalangan terbatas saja. Padahal jika dilihat dari letak geografisnya, negara
Indonesia yang merupakan negara tropis memiliki bahan baku yang melimpah
untuk dapat menghasilkan minyak atsiri, sehingga hal ini merupakan peluang
yang cukup baik pada era ini (Lutony dan Rahmayati, 2000).
bagian tanaman yang menghasilkannya, salah satunya ialah minyak atsiri yang
berasal dari tanaman sirih terutama berasal dari bagian daunnya yang disebut
dengan minyak daun sirih. Minyak atsiri daun sirih memiliki arti penting dalam
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
minyak atsiri daun sirih memiliki daya anti bakteri yang kuat. Dengan
akan bahan baku obat-obat tersebut juga semakin meningkat. Sehingga kebutuhan
akan minyak atsiri daun sirih sebagai bahan baku obat-obat anti bakteri juga ikut
meningkat.
daun sirih yaitu chavicol dan chavibetol, kedua senyawa tersebut merupakan
komponen fenol yang berdaya antiseptik kuat (Ikmo, 2006). Menurut Eykman,
Gorter, dan Schimmel kedua jenis komponen fenol tersebut memiliki daya
antibakteri 5 kali lebih besar dibandingkan dengan fenol biasa (Heyne, 1987).
penyulingan dengan air, metode penyulingan dengan air dan uap, dan metode
penyulingan air serta metode penyulingan air dan uap lebih menguntungkan,
dalam bentuk industri skala kecil. Sebagian besar pengusaha komoditi ini tampak
masih berjalan sendiri, sehingga banyak keterbatasan yang dimiliki oleh para
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Metode penyulingan dengan air dan metode penyulingan dengan air dan
uap merupakan metode yang populer dikalangan petani penyuling kelas menengah
dengan uap. Hal ini disebabkan kerena sebagian besar petani penyuling berjalan
B. Perumusan Masalah
jumlah rendemen yang dihasilkan, bobot jenis, indeks bias, serta komponen
senyawa yang terdapat dalam minyak atsiri hasil penyulingan dengan air atau
C. Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai minyak atsiri daun sirih telah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya (Effendi, “Daya Anti Bakteri Rebusan Daun Sirih (Piper betle L.)
tentang penentuan metode terbaik proses penyulingan minyak atsiri daun sirih
antara metode penyulingan dengan air dan metode penyulingan dengan air dan
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Manfaat Penelitian
suatu informasi mengenai perbandingan rendemen, bobot jenis, indeks bias, serta
komponen dari minyak atsiri daun sirih yang dihasilkan melalui penyulingan
dengan air dan penyulingan air dan uap. Manfaat praktis yang diharapkan, yaitu
atsiri daun sirih sehingga memperoleh hasil rendemen dan kualitas minyak yang
lebih baik.
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
kandungan chavicol dan chavibetol yang terdapat dalam minyak atsiri hasil isolasi
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Tanaman Sirih
1. Keterangan botani
Piperaceae. Tanaman ini memiliki sinonim Chavica auriculata Miq; C.betle Miq.
Hutapea, 1991).
2. Nama daerah
(Gayo), blo (Alas), belo (Batak Karo), demban (Batak Toba), burangir (Angkola),
(Sunda), sedah, suruh (Jawa), sere (Madura). Bali: base, sedah. Nusa Tenggara:
kuta (Sumba), mota (Flores), orengi (Ende), malu (Solor), mokeh (Alor).
Sulawesi: ganjang, gapura (Bugis), bolu (Parigi), lalama, sangi (Talaud). Maluku:
kakina (Waru), kamu (Piru, Sapalewa), amu (Ambon), garmo (Buru). Irian: leman
3. Deskripsi
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Daun : helaian daun berbentuk bundar telur atau bundar telur lonjong,
pada bagian pangkal berbentuk jantung atau agak bundar, tulang daun bagian
bawah gundul atau berambut sangat pendek, tebal, warna putih, panjang 5 cm
terbalik atau lonjong, panjang kira-kira 1 mm. Bulir jantan, panjang gagang 1,5
cm sampai 3 cm, benang sari sangat pendek. Bulir betina, panjang gagang 2,5 cm
d. Buah : buah buni, bulat, dengan ujung gundul. Bulir masak berambut
kelabu, rapat, tebal 1 cm sampai 1,5 cm. Biji membentuk lingkaran (Anonim,
1980).
4. Keanekaragaman
a. Daun sirih yang berwarna hijau tua dengan rasa pedas merangsang.
Barat.
berwarna merah.
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Kandungan
mengandung enzim diastase, gula, dan tanin. Biasanya, daun sirih muda
mengandung enzim diastase, gula, dan minyak atsiri lebih banyak dibandingkan
dengan daun sirih tua. Sementara itu kandungan taninnya tetap (Damayanti dan
Mulyono, 2005)
Zanzibar, daerah sekitar sungai Indus ke timur menelusuri sungai Yang Tse
Kiang, kepulauan Bonin, kepulauan Fiji dan kepulauan Indonesia. Sirih tersebar
di Nusantara dalam skala yang tidak terlalu luas. Di Jawa tumbuh liar di hutan jati
atau hutan hujan sampai ketinggian 300 m diatas permukaan laut. Untuk
memperoleh pertumbuhan yang baik diperlukan tanah yang kaya akan humus,
7. Budidaya
sulur yang tumbuh bari bagian ujung atas sepanjang 40 cm sampai 50 cm. Untuk
randu, kelor, waru atau gamal. Sandaran ditanam dengan jarak 1,5 m dengan
panjang stek atau stump 3 m atau 4 m. Tiap selang dua baris dibuat selokan untuk
mengalirkan air karena sirih tidak tahan terhadap tanah yang terlalu basah.
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selokan ini juga digunakan untuk mengairi sirih di musim kemarau, karena dalam
keadaan kering pembentukan daunnya akan berkurang atau berhenti sama sekali.
Dari ketiak daun akan tumbuh cabang dan ranting yang menggantung dan bagian
inilah yang akan dipanen. Bila tanaman telah berumur satu tahun, panen dapat
B. Minyak Atsiri
Minyak atsiri disebut juga minyak eteris, minyak esensial atau minyak
menguap, merupakan zat berbau yang terdapat dalam berbagai bagian tanaman.
Minyak atsiri tidak berwarna, tersimpan dalam keadaan segar pada tempat yang
gelap dan tertutup rapat, tetapi dalam penyimpanan yang lama dapat teroksidasi
sehingga warnanya dapat berubah menjadi hitam. Pada umumnya, minyak atsiri
tidak dapat bercampur dengan air tetapi larut dalam eter, alkohol dan kebanyakan
meningkatkan proses difusi uap air kedalam jaringan tanaman dan mendesak
sebanyak mungkin kelenjar minyak yang terdapat pada jaringan tanaman. Pada
bahan baku berupa daun, penyulingan dilakukan tanpa dirajang terlebih dahulu.
Dinding sel daun sangat tipis dan bersifat permeabel sehingga peristiwa
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Teori Penyulingan
suatu campuran dari dua jenis cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan
tipe penyulingan dari campuran cairan yang saling tidak melarut dan selanjutnya
memisahkan minyak asiri dengan cara penguapan, dan proses penguapan tersebut
juga dimaksud untuk mengekstraksi minyak atsiri dari tanaman penghasil minyak
Titik didih adalah nilai suhu pada tekanan atmosfir atau pada tekanan
tertentu lainnya, dimana cairan akan berubah menjadi uap, atau suhu pada saat
tekanan uap dari cairan tersebut sama dengan tekanan gas atau uap yang berada
disekitarnya (Hackh cit Guenther, 1987). Cairan heterogen (tidak saling campur)
memiliki titik didih yang berbeda. Dengan penguapan komponen yang bertitik
didih rendah, maka titik didih cairan yang tinggal akan meningkat secara bertahap
dan akhirnya mendekati komponen yang bertitik didih tertinggi (Guenther, 1987).
yaitu :
dimana PAo dan PBo adalah tekanan uap murni senyawa A dan tekanan uap murni
senyawa B.
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Campuran air dan minyak atsiri membentuk cairan dua fase. Cairan dua
fase dalam keadaan seimbang, jumlah molekul yang terdapat dalam fase uap lebih
besar daripada jumlah molekul uap cairan murni pada suhu yang sama. Oleh
karena itu, tekanan yang dihasilkan oleh campuran uap akan lebih besar daripada
tekanan yang dihasilkan oleh uap murni itu sendiri. Maka, apabila minyak atsiri
bersama-sama dengan air di dalam alat penyulingan; tekanan dalam ruang uap
akan lebih besar dari 1 atmosfir. Tetapi karena ruang uap berhubungan dengan
udara luar, maka tekanan akan turun kembali mencapai tekanan atmosfir. Keadaan
ini dapat berlangsung jika suhu turun secara otomatis. Dengan demikian titik didih
dari setiap cairan dua fase akan selalu lebih rendah dari titik didih masing-masing
yang akan disuling kontak langsung dengan air mendidih. Pada metode
penyulingan air, seluruh ruang antar simplisia daun yang terisi oleh air, dapat
dipenetrasi secara kontinyu. Proses pengisian simplisia daun tidak boleh terlalu
penuh (harus ada ruang kosong), untuk menghindari simplisia jangan sampai
jangan terlalu panas. Karena akibat penguapan air dan minyak, sebagian dari
tumpukan bahan tidak terendam lagi dalam air, sehingga bahan tidak dapat
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
simplisia daun dalam ketel dapat dipertahankan dalam keadaan cukup longgar,
digerakkan oleh air mendidih. Simplisia yang diisi longgar dan terendam dalam
air mendidih, sehingga partikel uap dapat kontak dengan semua partikel bahan
dan menguapkan minyak atsiri. Minyak atsiri akan berdifusi menuju epidermis.
beberapa jenis ester, misalnya linalil asetat akan terhidrolisis; persenyawaan yang
Selain itu, komponen minyak yang bertitik didih tinggi (misalnya sinnamil
alkohol, benzil alkohol) dan senyawa yang bersifat larut dalam air tidak dapat
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Penyulingan dengan air dan uap (water and steam distillation). Pada
metode penyulingan ini, simplisia daun diletakkan di atas rak-rak atau saringan
berlubang. Ketel suling diisi air sampai permukaan air berada tidak jauh dibawah
saringan. Ciri khas dari metode ini, adalah uap selalu dalam keadaan basah, jenuh
dan tidak terlalu panas; serta simplisia yang disuling hanya berhubungan dengan
air, adalah karena simplisia yang disuling tidak dapat menjadi gosong. Timbulnya
gosong dapat dicegah karena suhu tidak akan melebihi suhu uap jenuh pada
tekanan 1 atmosfir, hal ini karena penyulingan dengan air dan uap merupakan
metode penyulingan dengan tekanan uap jenuh yang rendah, sehingga kerusakan
minyak kecil.
Pada metode penyulingan dengan air dan uap, perlu diusahakan agar
proses penetrasi uap merata di dalam simplisia, sehingga rendemen minyak yang
simplisia daun hanya menumpuk pada satu tempat tertentu saja dan jarak antar
jalur uap sehingga uap akan langsung lolos tanpa menimbulkan pengaruh pada
simplisia tersebut dan sebagian besar simplisia tidak pernah kontak dengan uap.
Masalah lain yang timbul, pada awal penyulingan bahan olah keadaannya masih
dingin, sehingga uap yang mula-mula terbentuk akan mengembun dan membasahi
simplisia yang disuling. Pembasahan ini akan berlangsung terus menerus sampai
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
suhu pada seluruh bahan sama dengan titik didih air pada tekanan tertentu
(Guenther, 1987).
penyulingan dengan air dan uap lebih efisien daripada metode penyulingan
dengan air karena jumlah bahan bakar yang dibutuhkan lebih kecil dan rendemen
penyulingan ini, air tidak diisikan dalam ketel bersama simplisia daun. Uap yang
digunakan adalah uap jenuh atau uap kelewat panas pada tekanan lebih dari 1
atmosfir, dihasilkan dari ketel uap yang letaknya terpisah, dan kemudian dialirkan
ketel (dari tekanan tinggi ke tekanan rendah), maka uap tersebut cenderung
berubah menjadi uap kelewat panas. Dalam hal ini terdapat dua faktor penting,
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yaitu 1) suhu simplisia tidak tetap pada titik didih air, tetapi meningkat hingga
mencapai suhu uap kelewat panas; 2) uap kelewat panas cenderung mengeringkan
hanya akan menguap setelah terjadi difusi cairan minyak, dan akan berhenti sama
sekali atau menurun aktifitasnya jika simplisia tersebut menjadi kering. Dalam
kasus penyulingan uap langsung, jika keluarnya minyak atsiri berhenti sebelum
waktunya, maka penyulingan perlu dilanjutkan dengan uap jenuh atau uap basah,
meningkat secara bertahap sampai pada akhir proses, yaitu ketika minyak yang
tertinggal dalam bahan relatif kecil, dan hanya komponen minyak yang bertitik
didih tinggi saja yang masih tertinggal di dalam bahan (Guenther, 1987).
Pada penyulingan minyak atsiri dari tanaman, uap berfungsi untuk dapat
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melalui air mendidih kedalam simplisia dengan cara perendaman simplisia, atau
dengan mengalirkan uap air panas diantara simplisia tanaman tersebut (Guenther,
1987).
sifat fisika-kimia, merupakan cara yang penting dilakukan dalam menilai kualitas
yang dihasilkan. Penentuan bobot jenis, putaran optik, kelarutan dalam alkohol,
dan indeks bias ditentukan secara rutin untuk semua jenis minyak atsiri. Uji
Dengan cara membandingkan hasil analisis dan data dari pustaka, maka
ahli kimia dapat memperoleh gambaran tentang kemurnian dan kualitas minyak
tradisional oleh penduduk asli India, Malaya, Indonesia, dan beberapa daerah
adalah minyak yang mudah menguap yang dikenal dengan minyak atsiri daun
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sirih. Dalam minyak atsiri daun sirih mengandung fenol yang dikenal dengan
merupakan antiseptik kuat, 5 kali lebih kuat dibandingkan dengan fenol biasa.
Kedua jenis fenol ini memberikan pengaruh yang kuat terhadap karakteristik bau
pada daun dan minyak atsiri. Gildemeister menyatakan spesifikasi dari minyak
atsiri daun sirih adalah : cairan berwarna kuning terang hingga coklat gelap,
berbau khas, dan memiliki rasa pedas seperti terbakar (Ikmo, 2006). Rentang
rendemen minyak atsiri yang diperoleh dari daun sirih antara 0,6 – 1,8 persen.
Bobot jenis minyak atsiri daun sirih berkisar antara 0,958 – 1,057 (Guenther,
1963).
Grieve dan Christy menyatakan daun dan minyak atsiri daun sirih dapat
4. Chavicol
OH
H2C CH CH2
Keterangan :
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
p-Hydroxyallylbenzene
atsiri daun sirih. Chavicol sedikit larut dalam air dan sangat larut dalam pelarut
5. Chavibetol
OCH3
OH
H2C CH CH2
Keterangan :
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyambung keluaran kromatografi gas, dimana keluaran gas solut dari kolom
kromatografi gas dalam bentuk molekul saat masuk ke dalam detektor akan
terionisasi akibat dibombardir oleh eletron berenergi tinggi, sehingga ion-ion yang
terpisah pada spektrometer saat melalui alat pemisah massa dapat terdeteksi
campuran yang terpisahkan dengan kromatografi gas akan tergambar dalam satu
1. Kromatografi Gas
komponen minyak atsiri dengan meneruskan arus gas melalui fase diam.
Komponen yang akan dipisahkan dibawa oleh gas pembawa melalui kolom.
Campuran cuplikan terbagi diantara gas pembawa dan fase diam yang terdapat
pada zat padat dengan ukuran partikel tertentu (penyangga padat). Pelarut akan
terbentuk sejumlah pita yang berlainan pada gas pembawa. Pita komponen ini
meninggalkan kolom bersama aliran gas pembawa dan dicatat melalui detektor
Puncak yang akan muncul akan dipakai untuk analisis kualitatif dan
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan melakukan teknik spiking yaitu dengan cara pencampuran bahan dan baku
dalam jumlah yang sama kemudian diinjeksikan. Jika puncak yang muncul satu
a. Gas pembawa. Gas yang biasa dipakai ialah hidrogen, helium, dan
nitrogen. Syarat yang harus dipenuhi adalah : lembam untuk mencegah antraksi
dengan cuplikan atau pelarut (fase diam), dapat meminimumkan difusi gas,
b. Ruang injeksi. Selalu dipanaskan dan suhu sekitar 50oC lebih tinggi
dari titik didih campuran cuplikan yang mempunyai titik didih paling tinggi.
kapiler, panjang antara 15 – 100 meter, diameter antara 0,1 – 0,7 mm. Bagian
dalam kolom tidak terhalang fasa diam. Kolom terbuka tidak dapat menampung
senyawa satu dengan yang lainnya akan bertambah, dan waktu analisis yang
dibutuhkan menjadi lebih pendek karena fasa gerak tidak mengalami hambatan
tingkat deraunya rendah, peka terhadap semua jenis senyawa, tanggapan linier
pada rentang rendemen rendah, tidak peka terhadap perubahan aliran dan suhu
serta murah harganya (Mc Nair & Bonelli, 1988). Jenis detektor meliputi :
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
detektor daya hantar panas (thermal conductivity detector), detektor ionisasi nyala
Pertama, suhu ruang injeksi yang akan menentukan kecepatan cuplikan yang
diuapkan. Kedua, detektor harus cukup panas sehingga penyusun cuplikan tidak
dengan penurunan panas, sehingga suhu optimum dipilih sedikit di atas suhu
kolom. Ketiga, suhu tinggi pada kolom maka senyawa yang terpisahkan akan
cenderung ke fase gas sehingga senyawa tersebut akan cepat keluar dan berhimpit
terbentuk ion molekul, dan kemudian terpecah lagi menjadi ion-ion yang lebih
kecil. Ion yang terbentuk dalam ruang pengionan akan dipercepat ke dalam
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lempeng medan magnet. Pada medan magnet, ion tersebut dibelokkan sesuai
komponen ion akan melewati celah pengumpul dan akan menumbuk lempengan
pengumpul. Arus yang timbul pada sistem pengumpul akan diperkuat dan akan
terekam pada alat perekam dalam bentuk grafik spektra massa yang merupakan
D. Landasan Teori
cepat karena seluruh ruang antar partikel bahan terisi oleh air, maka partikel bahan
dapat dipenetrasi secara kontinyu. Selain itu, komponen minyak yang bertitik
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
didih tinggi dan bersifat larut dalam air tidak dapat menguap secara sempurna,
dengan tekanan uap jenuh yang rendah, sehingga kerusakan minyak kecil. Di
samping itu, dalam metode penyulingan ini, proses dekomposisi minyak lebih
kecil, sehingga minyak yang tersuling akan mengandung komponen yang lengkap.
yang paling banyak dipergunakan diantara para petani penyuling yang terdapat di
Indonesia.
yang berasal dari tanaman tertentu menggunakan uap air, salah satunya adalah
minyak atsiri yang berasal dari tanaman sirih terutama bagian daunnya yang
modern yang mulai mengurangi penggunaan bahan sintetik dan beralih kembali
mempergunakan bahan alami, tingkat kebutuhan minyak atsiri daun sirih pada
E. Hipotesis
penyulingan yang lebih baik dibandingkan dengan proses penyulingan dengan air.
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
penelitian ini tidak dilakukan manipulasi atau intervensi terhadap subjek uji.
B. Definisi Operasional
menggunakan air secukupnya hingga daun terendam, dipanaskan, dan uap yang
air.
Penyulingan daun sirih yang telah kering, diletakkan diatas rak saringan
berlubang dalam ketel suling, bagian bawah rak diisi air ± 5 liter, dipanaskan, uap
dari air.
3. Penetapan rendemen
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
massa
terbentuk.
kerapatan air. Bertujuan untuk mengetahui kemurnian minyak atsiri daun sirih
dengan cara membandingkan nilai bobot jenis minyak atsiri yang diperoleh
dengan nilai bobot jenis pembanding yang telah ditentukan sebagai nilai standar.
kemurnian minyak atsiri daun sirih, dengan membandingkan nilai indeks bias
yang diperoleh terhadap nilai indeks bias yang telah ditentukan sebagai nilai
standar.
1. Bahan
a. Bahan utama adalah daun sirih yang diperoleh dari desa Kaliori,
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Alat
Instrumen atau alat yang dipergunakan dalam penelitian ini antara lain :
a. Alat destilasi
b. Piknometer (PYREX)
d. Timbangan analitik
QP2010S SHIMADZU)
glass, tabung reaksi, erlenmeyer, kompor listrik, hair dryer, dan lampu sebagai
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun sirih yang
dikumpulkan dari desa Kaliori, Banyumas, Jawa Tengah, pada bulan Oktober
tahun 2006. Daun yang diambil dalam keadaan segar, berasal dari tanaman sirih
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diperbandingan dengan pertelaan tanaman sirih yang terdapat pada buku acuan
yaitu Material Medika jilid IV untuk memberikan kepastian daun sirih yang
dipergunakan pada penelitian telah sesuai dengan daun sirih yang berasal dari
2. Pengumpulan bahan
dilakukan pada tanaman sirih yang memiliki umur lebih dari satu tahun, daun
yang dipetik berasal dari ruas ke satu hingga ruas ke lima yang merupakan
percabangan dari batang utama (bonggol). Ukuran daun yang dipetik memiliki
diameter kurang lebih antara 6 – 11 sentimeter. Warna daun hasil pemetikan hijau
tua.
3. Pengeringan bahan
memenuhi kriteria, dicuci bersih dengan air mengalir dan dipotong kecil-kecil,
sinar matahari tak langsung dengan ditutup kain hitam. Pengeringan dilakukan
sampai bahan mudah diremukkan. Jumlah bahan yang akan dikeringkan sebesar
10 kg.
Isolasi minyak atsiri dari daun sirih dilakukan dengan cara penyulingan
dengan air serta penyulingan dengan air dan uap. Proses penetapan rendemen
minyak atsiri dilakukan dengan mempergunakan alat penyulingan dengan air dan
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
alat penyulingan dengan air dan uap. Daun kering utuh sebanyak 750 gram
disuling selama kurang lebih 6 jam. Minyak atsiri yang diperoleh ditampung,
atsiri disimpan dalam wadah tertutup rapat dan kedap cahaya. Rendemen minyak
dilakukan proses optimasi alat agar siap dipergunakan untuk proses analisis.
Penyuntikan cuplikan minyak atsiri daun sirih sebesar 0,1L ke dalam alat
dengan pelarut. Proses pembacaan puncak dan penentuan spektra massa dilakukan
6. Pemeriksaan organoleptik
meliputi bau, rasa, dan warna. Pemeriksaan warna dilakukan secara visual. Untuk
pemeriksaan bau, pada kertas saring ditetesi beberapa tetes minyak atsiri
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cara menimbang piknometer yang bersih dan kering dengan seksama. Setelah
menjadi ± 2oC di bawah suhu percobaan. Tutup piknometer, tetapi pipa kapiler
tetap dibiarkan terbuka dan baru ditutup setelah suhu aquades naik mencapai suhu
piknometer mencapai suhu kamar. Usap air yang menempel pada dinding luar
piknometer dan timbang piknometer yang berisi aquades dengan seksama. Untuk
t oC 0 3,98 10 15 20 25
t4 0,99987 1,0000 0,99973 0,99913 0,99823 0,99707
t oC 30 40 50 60 70 80
t4 0,99569 0,99224 0,98807 0,98324 0,97781 0,97183
Penghitungan volume piknometer dilakukan dengan rumus :
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
taquades( 25)
sampel
Bobot jenis ( Dtsampel ( 25) ) =
aquades
menggunakan kertas lensa secara hati-hati agar tidak menimbulkan goresan pada
prisma utama. Sampel minyak atsiri diteteskan pada prisma utama menggunakan
pipet tetes sebanyak 1 atau 2 tetes. Tutup penutup prisma utama dengan lembut
hingga menyentuh prisma utama. Setelah itu, atur skala indeks bias yang terdapat
pada hand refraktometer dengan cara memutar knob sampai tanda “” menempati
skala “1”, “2”, atau “3” tergantung pada jarak jangkauan konsentrasi sampel yang
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diuji. Rentang jarak jangkauan yang dimiliki oleh tiap skala pada hand
Tabel II. Jarak jangkauan tiap skala pada hand refraktometer ATAGO®
lensa sambil memutar knob pada hand refraktometer hingga skala terlihat dengan
jelas, dari dalam lensa akan tampak garis batas yang memisahkan sisi terang dan
gelap pada bagian atas dan bawah, jika garis batas berwarna atau tidak jelas,
putarlah ring untuk menghilangkan warna hingga garis batas tersebut menjadi
jelas (atur knob pada posisi “1”, “2”, atau “3” cari posisi yang menunjukkan
perbedaan jelas antara bagian terang dan bagian gelap). Setelah garis batas terlihat
dengan jelas membedakan bagian terang dan bagian gelap, kemudian baca indeks
biasnya.
dan chavibetol pada minyak daun sirih antara hasil penyulingan dengan air dan
minyak daun sirih hasil penyulingan dengan air dan uap dengan pustaka menurut
Guenther (1987).
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
Jawa pada khususnya. Oleh karena masyarakat telah sangat mengenal tanaman
sirih, maka proses determinasi tidak dilakukan. Untuk memberikan kepastian daun
sirih yang dipergunakan pada penelitian telah sesuai dengan daun sirih yang
pertelaan tanaman sirih yang terdapat pada buku acuan (Anonim, 1980).
sebagai bahan penelitian, diketahui bahwa pertelaan tanaman sirih yang digunakan
sebagai bahan penelitian sesuai dengan pertelaan tanaman sirih yang tertulis pada
serta alat penyulingan air dan uap. Proses penyulingan dilakukan sebanyak 2 kali
dengan air dan uap. Daun sirih kering utuh yang dipergunakan sebanyak 750
gram, proses penyulingan berlangsung hingga semua minyak atsiri habis tersari
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang ditandai dengan tidak menetesnya minyak dari dalam kondensat. Minyak
reaksi penyerapan air oleh desikan yang dalam hal ini ialah natrium sulfat anhidrat
dimana tingkat penyerap air berbeda-beda tergantung pada jumlah air yang
terdapat pada minyak atsiri. Minyak atsiri disimpan dalam wadah tertutup rapat
Tabel III. Hasil penetapan rendemen minyak atsiri daun sirih dari penyulingan air dan penyulingan
air dan uap
Rendemen (%v/b)
No Metode
Replikasi 1 Replikasi 2 X ± SD
1. Penyulingan dengan air 0,800 0,786 0,793±0,0099
2. Penyulingan dengan air dan uap 1,267 1,063 1,165±0,1178
Dari tabel III, terlihat bahwa pada metode penyulingan dengan air dan
uap menunjukkan rendemen minyak atsiri daun sirih yang dihasilkan lebih besar
daripada hasil penyulingan dengan air. Hasil rendemen dari kedua metode tersebut
dianggap baik menurut kriteria Guenther (1952) karena standar rentang rendemen
minyak atsiri daun sirih yaitu 0,6 – 1,8%. Diperoleh hasil rendemen yang lebih
besar pada penyulingan minyak daun sirih dengan air dan uap (1,165±0,1178);
sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk dapat memperoleh hasil yang baik
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk mengetahui persentase dan jumlah kandungan senyawa yang terdapat dalam
minyak atsiri daun sirih, baik yang berasal dari penyulingan dengan air maupun
yang berasal dari penyulingan dengan air dan uap. Minyak atsiri sebanyak 0,1 L
diinjeksikan kedalam kolom pada suhu 280oC yang telah dialiri gas helium,
minyak atsiri tersebut dalam bentuk gas bergerak bersama gas helium (fase gerak)
melalui kolom kapiler sepanjang 30 meter (Rtx-5 berisi fase diam 5% phenyl
yang memiliki afinitas rendah terhadap fase diam, akan keluar pertama dari kolom
karena interaksi komponen minyak atsiri daun sirih tersebut kecil terhadap fase
diam, sehingga waktu retensi yang dimiliki kecil, sebaliknya komponen minyak
atsiri daun sirih yang memiliki afinitas besar, akan keluar dari kolom dengan
waktu retensi yang besar, hal ini dikarenakan interaksi komponen minyak atsiri
daun sirih tersebut terhadap fase diam besar. Puncak-puncak kromatogram yang
molekul senyawa yang terkandung di dalam minyak atsiri daun sirih tersebut
dalam detektor spektrometri massa kemudian terionisasi, hal tersebut dapat terjadi
tinggi yang berasal dari sumber elektron tegangan tinggi pada detektor
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
minyak atsiri daun sirih yang diperoleh dari penyulingan dengan air dan
dapat dilihat pada Gambar 9,10, Tabel IV, dan Lampiran 6 – 12.
Gambar 9. Kromatogram komponen minyak atsiri daun sirih menggunakan kromatografi gas
gas-
spektrometri massa yang dihasilkan dari penyulingan dengan air
Gambar 10. Kromatogram komponen minyak atsiri daun sirih menggunakan kromatografi gas-
spektrometri massa yang dihasilkan dari penyulingan dengan air dan uap
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dari penyulingan dengan air dan penyulingan dengan air dan uap menunjukkan
waktu retensi setiap pemisahan komponen senyawa minyak atsiri daun sirih, luas
area, tinggi dari setiap puncak kromatogram, konsentrasi relatif setiap komponen
senyawa minyak atsiri daun sirih dan data spektra massa dari setiap komponen
minyak atsiri daun sirih meliputi berat molekul, struktur komponen dan nama
pemisahan komponen minyak atsiri daun sirih baik yang berasal dari penyulingan
dengan air maupun yang berasal dari penyulingan dengan air dan uap.
Pada pemisahan minyak atsiri daun sirih yang berasal dari penyulingan
kromatogram. Sedangkan, pada pemisahan minyak atsiri daun sirih yang berasal
dari penyulingan dengan air dan uap secara kromatografi gas-spektrometri massa
diketahui bahwa minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan uap
jumlah senyawa penyusun yang dimiliki minyak atsiri daun sirih hasil
penyulingan dengan air, hal ini dapat dibuktikan dengan jumlah puncak yang
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
muncul pada masing-masing kromatogram hasil analisis minyak atsiri daun sirih
hasil penyulingan dengan air dan minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan
Secara organoleptis dapat diamati bahwa minyak atsiri daun sirih hasil
penyulingan dengan air dan uap yang memiliki senyawa penyusun yang lebih
banyak dibandingkan dengan minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan
air, memiliki warna yang lebih gelap yaitu berwarna kuning kecoklatan dibanding
warna minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air yang berwarna
kuning bening.
massa dari komponen minyak atsiri daun sirih dapat dilakukan perbandingan
persentase kandungan senyawa yang sama antara minyak atsiri daun sirih hasil
penyulingan dengan air dan minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air
dan uap.
Schimmel (Heyne, 1987); Mann dkk (Grieve cit Hernani dan Yuliani, 1991),
kandungan utama penentu kualitas minyak atsiri daun sirih terdapat pada
komponen fenol yang terkandung di dalam minyak atsiri daun sirih dalam bentuk
Oleh karena hal tersebut untuk menentukan kualitas terbaik minyak atsiri
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang terdapat dalam minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan
minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan uap.
Tabel IV. Perbandingan persentase kandungan chavicol dan chavibetol pada minyak atsiri daun
sirih hasil penyulingan dengan air dan minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan
dengan air dan uap
Persentase Kandungan
Persentase Kandungan
No Senyawa (Metode Penyulingan Air
(Metode Penyulingan Air)
dan Uap)
1. Chavibetol (eugenol) 30,58 5,99
2. Chavicol (4-alilfenol) 3,74 0,72
bahwa persentase komponen chavicol dan chavibetol yang terdapat dalam minyak
atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air lebih besar bila dibandingakan
minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan uap. Persentase chavicol
dan chavibetol pada komponen minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan
air sebesar 3,74% dan 30,58%, sedangkan persentase chavicol dan chavibetol
pada komponen minyak atsiri hasil penyulingan dengan air dan uap sebesar
spektometri massa juga diperoleh data keluaran berupa spektra massa, setiap
dalam minyak atsiri daun sirih, sehingga pada tiap kromatogram yang muncul
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
minyak atsiri daun sirih, pada spektra massa yang muncul dari analisis minyak
sumber data yang terdapat komputer yang terhubung dengan alat kromatografi
gas-spektrometri massa.
nisti terhadap spektra massa yang diperoleh dari hasil analisis, maka persentase
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 11. Spektra massa hasil analisis dan spektra pembanding chavibetol menggunakan alat
kromatografi
matografi gas-spektrometri
gas massa
Gambar 12. Spektra massa hasil analisis dan spektra pembanding chavibetol menggunakan alat
kromatografi gas-spektrometri
gas massa
Pada Gambar 11 dan 12,, dapat dilihat gambar spektra massa pertama
(spektra atas) merupakan gambar spektra massa komponen minyak atsiri daun
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang terdapat dalam komputer analisis yang terhubung dengan alat kromatografi
pembanding sebesar 96%, dapat disimpulkan bahwa spektra hasil anlisis minyak
atsiri daun sirih yang diperoleh, merupakan spektra massa chavicol sesuai dengan
data Wiley.
pembanding sebesar 95%, dapat disimpulkan bahwa spektra hasil anlisis minyak
atsiri daun sirih yang diperoleh, merupakan spektra massa chavibetol sesuai
D. Pemeriksaan Organoleptik
dan warna. Hasil identifikasi diketahui minyak atsiri daun sirih memiliki bau khas
tanaman sirih, memiliki rasa pedas-pahit, dan berwarna kuning bening pada
minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air, serta berwarna kuning
kecoklatan pada minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan uap.
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bahwa minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan uap memiliki
kandungan senyawa penyusun yang terdapat pada minyak atsiri daun sirih hasil
penyulingan dengan air, yang masing-masing diwakili oleh jumlah puncak yang
muncul pada tiap kromatogram, yaitu pada minyak atsiri hasil penyulingan dengan
air dan uap memiliki 64 puncak dan pada minyak atsiri hasil penyulingan dengan
semakin banyak jumlah senyawa yang terdapat di dalam minyak atsiri daun sirih,
menimbulkan warna yang semakin gelap bila dibandingkan dengan minyak atsiri
dan kemurnian minyak atsiri. Karena dengan membandingkan nilai bobot jenis
minyak atsiri tertentu dengan standar nilai bobot jenis minyak tersebut. Maka kita
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kerapatan minyak atsiri daun sirih dengan kerapatan aquades, dimana volume
Proses penetapan bobot jenis minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan
dengan air dan hasil penyulingan dengan air dan uap masing-masing dilakukan
dengan replikasi sebanyak tiga kali. Data hasil penetapan bobot jenis minyak atsiri
daun sirih hasil penyulingan dengan air dan hasil penyulingan dengan air dan uap
Tabel V. Hasil penetapan bobot jenis minyak atsiri daun sirih menggunakan penyulingan dengan
air
t
No. Sampel Bobot Jenis ( Dt ) X ± SD
1. Replikasi 1 0,9756
2. Replikasi 2 0,9706 0,9733±0,0025
3. Replikasi 3 0,9737
Tabel VI. Hasil penetapan bobot jenis minyak atsiri daun sirih menggunakan penyulingan dengan
air dan uap
t
No. Sampel Bobot Jenis ( Dt ) X ± SD
1. Replikasi 1 0,9619
2. Replikasi 2 0.9589 0,9603±0,0015
3. Replikasi 3 0.9602
Dari tabel V dan VI, menurut rentang bobot jenis standar yang ditetapkan
yaitu 0,958 – 1,057 (Gildemeister dan Hoffmann cit Guenther, 1952). Diketahui
bahwa hasil penetapan bobot jenis minyak atsiri daun sirih baik yang berasal dari
penyulingan dengan air maupun yang berasal dari penyulingan dengan air dan
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
minyak atsiri daun sirih pada prisma utama yang terdapat dalam hand
memutar knob dan ring yang terdapat pada hand refraktometer pada skala “1”,
“2”, atau “3” hingga garis batas yang membedakan antara bagian terang dan
bagian gelap dapat terlihat dengan jelas. Nilai indeks bias dapat dibaca pada skala
dimana garis batas antara bagian gelap dan bagian terang dapat terlihat dengan
jelas.
Proses penetapan indeks bias minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan
dengan air dan hasil penyulingan dengan air dan uap masing-masing dilakukan
dengan replikasi sebanyak tiga kali. Data hasil penetapan indeks bias minyak
atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan hasil penyulingan dengan air
dan uap dapat dilihat pada Tabel VII dan Tabel VIII.
Tabel VII. Hasil penetapan indeks bias minyak atsiri daun sirih menggunakan penyulingan
dengan air
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel VIII. Hasil penetapan indeks bias minyak atsiri daun sirih menggunakan penyulingan
dengan air dan uap
Dari tabel VII dan VIII, menurut rentang indeks bias standar untuk
tanaman famili Piperaceae yang ditetapkan yaitu 1,496 – 1,529 (Gildemeister dan
Hoffmann cit Guenther, 1952). Diketahui bahwa hasil penetapan indeks bias
minyak atsiri daun sirih baik yang berasal dari penyulingan dengan air maupun
yang berasal dari penyulingan dengan air dan uap, masuk ke dalam rentang indeks
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
A. Kesimpulan
1. Hasil penelitian minyak atsiri daun sirih menggunakan penyulingan dengan air
penyulingan dengan air dan uap diketahui rendemen 1,267%, bobot jenis
2. Pada minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air diketahui
atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan uap kandungan chavicol
3. Penyulingan minyak atsiri daun sirih dengan menggunakan air dan uap
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Saran
minyak atsiri daun sirih dengan melakukan replikasi pada tiap metode
penyulingan dengan air dan penyulingan dengan air dan uap terhadap metode
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Agusta, Andria, 2000, Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia, 1-5, 29-37,
86, Penerbit ITB, Bandung
Anonim, 1980, Materia Medika Indonesia, Jilid IV, 92-95, 98, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Dirjen POM, Jakarta
Christian, Gary, 2003, Analytical Chemistry, 6th edition, 593-599, John Wiley and
Sons INC., New Jersey
Damayanti, Rini, dan Mulyono, 2005, Khasiat dan Manfaat Daun Sirih Obat
Mujarab dari Masa ke Masa, 7-18, Agromedia Pustaka, Jakarta
Effendi, Hendri, 2000, Daya Anti Bakteri Rebusan Daun Sirih (Piper betle L.)
Terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, Skripsi, Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Guenther, E., 1952, The Essential Oils, Volume Two, Fourth Printing, Van
Nostrand Reinhold Company, New York, 504-515
___________, 1963, The Essential Oils, Volume Five, D. Van Nostrand Reinhold
Company. INC, New York, 158-161
Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid II, diterjemahkan oleh
Badan Litbang Kehutanan, cetakan ke-1, 622-627, Koperasi Karyawan
Departemen Kehutanan, Jakarta Pusat
Lutony, T.L dan Rahmayati, Yeyet, 2000, Produksi dan Perdagangan Minyak
Atsiri, 1-9, 32-44, Penebar Swadaya, Jakarta
Mc. Nair & Bonelli, 1988, Dasar Kromatografi Gas, 27-37, Penerbit ITB,
Bandung
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siagian, Naomi, 2003, Ekspor Minyak Atsiri Diharapkan Capai US$ 500 Juta,
Sinar Harapan, September 2006, http// www.sinar
harapan.com/ekonomi&bisnis/ Ekspor Minyak Atsiri Diharapkan Capai US$ 500
Juta.htm, Diakses pada 10 Februari 2007.
Yuliani, Sri., dan Hernani, 1991, Peranan Sirih Sebagai Obat Tradisional,
Prosiding Seminar Sirih 1991, Volume 1, 13-14, Warta Tumbuhan Obat
Indonesia, Yogyakarta
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Foto 7. Piknometer 10 mL
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Foto 10. Minyak Atsiri Daun Sirih Hasil Penyulingan dengan Air dan Uap
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Replikasi 1
6,00
= x100%
750
= 0,800%
b. Replikasi 2
5,50
= x100%
700
= 0,786%
a. Replikasi 1
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9,50
= x100%
750
= 1,267%
b. Replikasi 2
4,25
= x100%
400
= 1,063%
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rasa : Pedas-pahit
dengan air)
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peneliti,
(_____________)
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perhitungan Data
a. Replikasi 1
10,071 g
Volume piknometer = volume aquades = Vp =
0,99707 g / ml
= 10,1006 mL
9,825 g
Diketahui kerapatan sampel = = 0,9727 g/mL
10,1006 mL
b. Replikasi 2
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10,078 g
Volume piknometer = volume aquades = Vp =
0,99707 g / ml
= 10,1076 mL
9,782 g
Diketahui kerapatan sampel = = 0,9678 g/mL
10,1076 mL
c. Replikasi 3
10,068 g
Volume piknometer = volume aquades = Vp =
0,99707 g / ml
= 10,0976 mL
9,803 g
Diketahui kerapatan sampel = = 0,9708 g/mL
10,0976 mL
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(_____________)
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perhitungan Data
a. Replikasi 1
10,058 g
Volume piknometer = volume aquades = Vp =
0,99707 g / ml
= 10,0876 mL
9,675 g
Diketahui kerapatan sampel = = 0,9591 g/mL
10,0876 mL
b. Replikasi 2
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10,088 g
Volume piknometer = volume aquades = Vp =
0,99707 g / ml
= 10,1176 mL
9,673 g
Diketahui kerapatan sampel = = 0,9561 g/mL
10,1176 mL
c. Replikasi 3
10,058 g
Volume piknometer = volume aquades = Vp =
0,99707 g / ml
= 10,0876 mL
9,803 g
Diketahui kerapatan sampel = = 0,9574 g/mL
10,0976 mL
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Replikasi np ns
1 1,506 1,511
2 1,505 1,509
3 1,505 1,509
Ns rata-rata : 1,510
Peneliti,
( ________________ )
Perhitungan data
a. Replikasi 1
= 1,511
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Replikasi 2
= 1,509
c. Replikasi 3
= 1,509
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Replikasi np ns
1 1,506 1,511
2 1,507 1,512
3 1,506 1,511
Ns rata-rata : 1,511
Peneliti,
( ________________ )
Perhitungan data
a. Replikasi 1
= 1,511
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Replikasi 2
= 1,512
c. Replikasi 3
= 1,511
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 11. Spektra massa Chavibetol (eugenol) Minyak Atsiri Daun Sirih
Hasil Penyulingan Air dan Uap
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 12. Spektra massa Chavicol Minyak Atsiri Daun Sirih Hasil
Penyulingan Air dan Uap
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
bekerja secara independen di bidang perdagangan minyak atsiri. Karya ilmiah ini
94