New Microsoft Excel Worksheet
New Microsoft Excel Worksheet
Di Susun Oleh :
Kelompok 1
Vira Kartika Julia Buamona 1603022
Nurlina Ridwan 1603054
Sulaiman 1603002
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah Swt, Tidak ada daya dan upaya selain darinya.
Semoga kita selalu dilimpahkan rahmat dan karunianya dalam mengarungi kehidupan ini.
Salawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Beserta
keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengikutinya sampai akhir zaman di manapun mereka
berada.
Alhamdulillah dengan izin dan kehendak dari Nyalah, sehingga makalah ini dapat kami
selesaikan. Makalah ini Dengan Sub judul “Anti asma, Anti tusif, Mukolitik, Ekspektoran,
Dekongestan”. Dengan penjelasan dalam makalah ini diharapkan kepada para pembaca lebih
memahami tentang pengertian Anti asma, Anti tusif, Mukolitik, Ekspektoran, Dekongestan.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan gambaran tentang materi yang harus selesaikan dan juga semua pihak yang turut
membantu menyelesaikan makalah ini.
Terakhir, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah ini, agar makalah ini lebih sempurna pada masa yang akan datang.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pengertian Anti asma, antitusif, mukolitik, ekspektoran,
dekongestan serta contoh-contoh obat masing-masing.
1.4 Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui pengertian Anti asma, antitusif, mukolitik, ekspektoran,
dekongestan serta contoh-contoh obat masing-masing.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Antitusif
A. Definisi
Menurut Martin (2007) antitusif atau cough suppressant merupakan obat batuk yang
menekan batuk, dengan menurunkan aktivitas pusat batuk di otak dan menekan respirasi.
Misalnya dekstrometorfan dan folkodin yang merupakan opioid lemah. Terdapat juga
analgesik opioid seperti kodein, diamorfin dan metadon yang mempunyai aktivitas
antitusif. Menurut Husein (1998) antitusif yang selalu digunakan merupakan opioid dan
derivatnya termasuk morfin, kodein, dekstrometorfan, dan fokodin. Kebanyakannya
berpotensi untuk menghasilkan efek samping termasuk depresi serebral dan pernafasan.
Juga terdapat penyalahgunaan. Antitusif adalah obat yang menekan refleks batuk, digunakan pada
gangguan saluran nafas yang tidak produktif dan batuk akibat teriritasi. Secara umum
berdasarkan tempat kerja obat antitusif dibagi atas antitusif yang bekerja di perifer dan
antitusif yang berkerja di sentral. Antitusif yang bekerja di sentral dibagi atas golongan
narkotik dan non-narkotik.
B. Contoh Obat yang beredar dipasaran
Dextrometorfan
Kodein
Difenhidramin
2.3 Mukolitik
A. Definisi
Mukolitik merupakan obat yang bekerja dengan cara mengencerkan sekret saluran
pernafasan dengan jalan memecah benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida
dari sputum (Estuningtyas, 2008). Agen mukolitik berfungsi dengan cara mengubah
viskositas sputum melalui aksi kimia langsung pada ikatan komponen mukoprotein. Agen
mukolitik yang terdapat di pasaran adalah bromheksin, ambroksol, dan asetilsistein
(Estuningtyas, 2008).
2.4 Ekspektoran
A. Definisi
Ekspektoran merupakan obat yang dapat merangsang pengeluaran dahak dari saluran
pernafasan (ekspektorasi). Penggunaan ekspektoran ini didasarkan pengalaman empiris.
Tidak ada data yang membuktikan efektivitas ekspektoran dengan dosis yang umum
digunakan. Mekanisme kerjanya diduga berdasarkan stimulasi mukosa lambung dan
selanjutnya secara refleks merangsang sekresi kelenjar saluran pernafasan lewat nervus
vagus, sehingga menurunkan viskositas dan mempermudah pengeluaran dahak. Obat yang
termasuk golongan ini ialah ammonium klorida dan gliseril guaiakoiat (Estuningtyas,
2008).
2.5 Dekongestan
A. Definisi
Dekongestan nasal adalah alfa agonis yang banyak digunakan pada pasien rinitis
alergikaatau rinitis vasomotor dan pada pasien ISPA dengan rinitis akut. Obat ini
menyebabkanvenokonstriksi dalam mukosa hidung melalui reseptor alfa 1 sehingga
mengurangi volume mukosadan dengan demikian mengurangi penyumbatan hidung.Obat
golongan ini disebut obat adrenergik atau obat simptomimetik, karena obat inimerangsang
saraf simpatis.
Kerja obat ini digolongkan 7 jenis :
1. Perangsangan organ perifer : otot polos pembuluh darah kulit dan mukosa, misal :
vasokontriksi mukosa hidung sehingga menghilangkan pembengkakan mukosa
pada konka.
2. Penghambatan organ perifer : otot polos usus dan bronkus, misal : bronkodilatasi.
3. Perangsangan jantung : peningkatan denyut jantung dan kekuatan kontraksi.
4. Perangsangan Sistem Saraf Pusat : perangsangan pernapasan dan aktivitas
psikomotor.
5. Efek metabolik : peningkatan glikogenolisis dan lipolisis.
6. Efe endokrin : modulasi sekresi insulin, renin, dan hormon hipofisis.
7. Efek prasipnatik : peningkatan pelepasan neurotransmiter.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Meskipun batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan sekret
dan benda asing dari saluran napas, tetapi bila gejala ini berlangsung lama dan terus
menerus, akan sangat menggagu bahkan dapat menimbulkan berbagai komplikasi. Untuk
itu perlu ditanggulangi dengan baik. Pengobatan batuk yang paling baik adalah dengan
menghilangkan faktor penyebabnya yaitu dengan mengatasi berbagai macam gangguan atau
penyakit yang merangsang reseptor batuk. Batuk kronik pada perokok paling baik
ditanggulangi dengan menghentikan kebiasaan merokok. Pengobatan simptomatik
diberikan apabila penyebab batuk tidak dapat ditentukan dengan tepat, bila batuk tidak
berfungsi dengan baik atau sangat mengganggu serta dikhawatirkan akan menimbulkan
komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Priyanto, 2009, Farmakoterapi dan Terminologi Medis, hal 143-155 Leskonfi, Depok.
Kee, J.L. dan Hayes, E.R.,1996, Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan, hal 140-145,
435-443, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Ari Estuningtyas., Azalia Arif. 2008. Obat Lokal. In Farmakologi dan Terapi. Edisi V. Jakarta:
Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.