Anda di halaman 1dari 3

A.

FISIOLOGI JANTUNG

1. Potensial Aksi

Aktivitas listrik jantung terjadi akibat perubahan permeabilitas yang memungkinkan terjadi
transport ion melewati saluran cepat dan saluran lambat terutama ion Na, K, Ca.

Potensial aksi terdiri dari 5 fase:

1. Fase istirahat(fase 4)

Terjadimperbedaan potensial, di dalam sel(-) di luar sel(+) yang menyebabkan terjadinya


polarisasi akibat permeabilitas terhadap Na-K terutama K. selanjutnya K akan merembes keluar
sel.

2. Depolarisasi cepat(fase0)- upstroke

Akibat permeabilitas Na meningkat kemudian Na akan masuk melalui saluran cepat


menyebabkan keadaan didalam(+) diluar(-)

3. Repolarisasi parsial-fase 1(spike)

Mendadak terjadi perubahan kadar ion sebagai penyeimbang, ion negative akan masuk,
kemudian trjadi inaktivasi sal.Na .

4. Plateu-fase 2

Tidak terjadi perubahan muatan listrik, ion masuk seimbang dengan ion yang keluar. K, Na, Ca
masuk melalui saluran lambat.

5. Repolarisasi cepat fase 3(down upstroke)

Aliran Ca& Na inaktif, permeabilitas thd K meningkat, kalium akan keluar menyebabkan
keadaan di dalam(-) dan diluar(+).
~ Ada 2 jenis refrakter dalam fase siklus elektrofisiologi jantung yaitu :

1. Periode Refrakter Absolut

- Sejak awal fase 0 sampai fase 3, sel jantung akan mengalami fase refrakter absolut yang
berarti saat ini serat otot jantung tidak dapat di aktivasi ulang walaupun diberi
stimulus yang cukup kuat.

2. Periode Refrakter Relatif

- Menuju pertengahan fase 3 dan tepat sebelum fase 4 sel jantung akan mengalami
fase refrakter relatif yang berarti apabila saat ini sel otot jantung diberi stimulus
yang lebih kuat dari stimulus normal bisa menyebabkan terbentuk potensial aksi.

~ Sedangkan setelah mencapai fase 4 atau fase istirahat, setiap stimulus yang mampu mencapai
ambang dapat menghasilkan potensial aksi.

Kurva di samping adalah kurve


potential aksi yang terjadi di otot
jantung. Sama seperti otot lurik
maupun otot polos, otot jantung
menganut hukum ‘ All or None’ dalam
menanggapi rangsang. Ketika ada
rangsangan masuk, otot jantung hanya
akan menanggapi rangsangan yang
mencapai nilai thresh hold.
Rangsangan ini lalu akan dicetuskan sebagai potensial aksi melalui peristiwa depolarisasi.
Depolarisasi terjadi karena adanya ekspansi dari Na+ ke dalam sel yang berlangsung selama
3-5 ms. Peristiwa ini mengakibatkan potensial di dalam sel menjadi positif. Setelah terjadi
penutupan sodium channel maka ekspansi akan terhenti. Lalu akan digantikan oleh
pembukaan calcium channel sehingga masuklah Ca2+, karena waktu penutupan dari calcium
channel berjalan lambat maka kurve yang terbentuk menjadi khas yaitu berupa platue. Platue
berjalan sampai 175 ms setelah itu akan digantikan dengan terjadi penurunan potensial dalam
sel karena keluarnya K+ melalui potassium channel. Peristiwa ini disebut repolarisasi.

MENGAPA BISA TERJADI PLATEAU??

Pada potensial aksi lambat, saluran Calsium-Natrium itu lebih lambat terbuka dan tetap
terbuka setelah seperbeberapapuluh detik. Oleh karena itu waktu depolarisasinya menjadi lebih
panjang dan menyebabkan gambaran plateau dalam potensial aksi.

PERAN Ca 2+

1. Potensial aksi terjasi pada membran transversum.


2. Membran retikulum sarkoplasmik melepaskan ion Ca 2+
3. Ca 2+
berdifusi ke miofibril  mempermudah penggeseran filamen aktin dan filamen
miosin yang mana kompleks aktif myosin – aktin ditutupi oleh kompleks troponin-
tropomiosin  terjadi kontraksi otot.
4. Ca 2+ yang dari retikulum sarkoplasmik masih kurang dalam memenuhi kebutuhan. Oleh
karena itu perlu ada Ca 2+ tambahan yang berdifusi dari sarkoplasma ke tubulus T.

Tubulus T pada otot jantung 5 x lebih besar sehingga volume yang dihasilkan juga 25 x lebih
besar.

Anda mungkin juga menyukai