PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
a. Pengertian Seleksi ?
b. Macam-macam Seleksi ?
1.3.Tujuan
Tahap-tahap seleksi :
1. Memilih bibit
2. Mencari lingkungan dan cara yang paling cocok dan ekonomis bagi
pembiakan bibit
3. Mengadakan breeding
4. Membuat mutasi induksi
5. Memilih hasil breeding atau mutasi yang paling baik dan cocok pada suatu
daerah
6. Menyebarkan bibit hasil breeding atau mutasi induksi yang terpilih.
Metode ICL cukup disukai oleh pemulia ternak karena tingkat kemudahan
dalam penggunaannya. Metode ini mempunyai beberapa kelebihan dan
kekurangannya. Secara prinsip, kelebihan metode tandem selection menjadi
kekurangan metode ICL, yaitu :
Untuk memperoleh ternak-ternak unggul yang memenuhi standard beberapa
sifat yang diseleksi dibutuhkan jumlah ternak yang relative banyak.
Terkait dengan banyaknya ternak yang harus diseleksi, konsekuensinya adalah
membutuhkan dana yang banyak pula yaitu pada awal pelaksanaan seleksi
Kelebihan metode ICL adalah memerlukan waktu yang relatife lebih singkat
disbanding TS. Sebagaimana metode TS, data-data yang digunakan untuk
keperluan seleksi pada ICL harus distandarisasi kebatas tertentu.
3. Index selection
Metode index selection (IS) atau seleksi indek adalah seleksi yang
diberlakukan pada ternak dengan menerapkan indeks terhadap sifat-sifat yang
menjadi criteria seleksi. Pendugaan nilai pemuliaan seekor ternak dilakukan
dengan menggunakan semua sifat yang dipertimbangkan. Caranya adalah
menghitung indeks melalui perkalian pengukuran tiap sifat dengan masing-masing
faktor pembobotnya kemudiam dijumlahkan. Suatu indeks dapat ditampilkan
sebagai berikut :
I = biXI+ b2X2+.......+bnXn
Keterangan :
I = indeks seekor ternak
b = faktor pembobot
X = pengukuran untuk sifat, diekspresikan sebagai selisih dari rataan kelompok
N = jumlah sifat yang diukur.
Seleksi indeks banyak digunakan pada peternakan yang lingkungannya
relatif seragam. Untuk keakuratan seleksi ini , parameter genetik seperti nilai
heritabilitas, korelasi genetik, dan korelasi fenotif antara sifat harus diketahui.
Nilai indeks dapat dibentuk dengan menggunakan rumus :
I=(Pi – P) / P
Ket :
I=Nilai Indeks,
Pi=Performa ternak,
P=Nilai rata-rata. Membuat indeks berdasarkan nilai pemuliaan menggunakan
rumus : NP=h²(Pi – P) Indeks I=h²(Pi-P)+ h²(Pi-P)
Kualitatif Kuantitatif
Tinggi gumba:
Kualitatif Kuantitatif
tergantung;
- Leher pendek.
3. Sapi Madura
Kualitatif Kuantitatif
- Warna merah bata atau merah coklat Betina umur 18-24 bulan
4. Sapi Bali
Kualitatif Kuantitatif
- Leher ramping.
5. Sapi Aceh
Kualitatif Kuantitatif
hitam dan putih, abu-abu, kulit hitam Kelas III minimal 100 cm
Sapi Brahman
Kualitatif Kuantitatif
merah;
Tinggi gumba:
Kelas III minimal 112 cm
Tinggi gumba:
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Seleksi adalah suatu proses memilih ternak yang disukai yang akan
dijadikan sebagai tetua untuk generasi berikutnya.Tujuan umum dari seleksi
adalah untuk meningkatkan produktifitas ternak melalui perbaikan mutu genetic
bibit.Seleksi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan mutu genetik ternak.
Seleksi untuk memilih ternak didasarkan atas empat sumber informasi, yaitu 1)
dirinya sendiri, 2) keturunannya, 3)silsilah moyangnya, dan 4) saudaranya.
Seleksi terhadap satu sifat relative lebih sederhana dibandingkan dengan seleksi
terhadap banyak sifat. Di dalam seleksi ada beberapa metode yang harus
dilakukan, yaitu : Tandem selection, Independent Culling Level, dan Index
selection.
DAFTAR PUSTAKA