Audit dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI) dan penilaian atas laporan keuangan sesuai dengan ketentuan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Pendapat auditor atas laporan keuangan berdasarkan hasil penerapan prosedur-prosedur audit
yang dilaksanakan. Standar auditing yang ditetapkan IAPI mengharuskan auditor merencanakan
dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan memadai, bukan absolute, bahwa
laporan keuangan bebas dari salah saji material yang disebabkan oleh kekeliruan atau
kecurangan.
Audit juga tidak dirancang untuk mendeteksi kekeliruan atau kecurangan yang tidak materil
terhadap laporan keuangan. Namun, auditor akan memeberitahukan hal-hal mengenai salah
saji dan kecurangan ataupun tindakan yang melanggar hukum yang ditemukan dalam audit.
Audit meliputi perolehan pemahaman atas pengendalian intern yang memadai untuk
merencanakan audit serta menentukan sifat, waktu dan ruang lingkup dari prosedur audit yang
akan dilakukan dan bukan dirancang untuk memberikan keyakinan atau mengidentifikasikan
kelemahan yang signifikan atas struktur pengendalian intern.
Seperti yang disyaratkan oleh standar profesi, kami akan bertemu dengan manajemen (atau
dewan direksi) untuk mendiskusikan:
- Berbagai hubungan yang mungkin berpengaruh kepada indpendensi
- Kualitas dari pelaporan keuangan Perusahaan. Diskusi mengenai laporan keuangan akan
meliputi, tetapi tidak terbatas pada kebijakan akuntansi yang signifikan; estimasi akuntansi,
pertimbangan dan ketidakpastian; penyesuaian akuntansi; dan
- Transaksi yang tidak biasa.
Tujuan audit bukan untuk memberikan pendapat secara keseluruhan atau memberikan
keyakinan atas kualitas pelaporan.
Yang tercantum dalam audit engagement letter adalah: (Lanjutan)
b) Bantuan dan kerjasama staf perusahaan
Bantuan dan kerjasama staf perusahaan sangat diperlukan dalam hal penyusunan laporan
keuanga, neraca saldo, skedul (daftar) keuangan dan analisa akun. Kemampuan auditor untuk
menyelesaikan audit dengan tepat waktu akan sangat bergantung pada ketersediaan dan
kualitas informasi dan dokumen yang diperlukan.
d) Kerahasiaan informasi
Sesuai dengan Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAPI, kami berkewajiban
untuk menjaga kerahasiaan informasi Perusahaan dan tidak akanmengungkapkan informasi
tersebut kepada pihak lain, tanpa adanya persetujuan terlebih dahulu dari perusahaan, kecuali
jika terdapat kewajiban untuk mengungkapkan informasi tersebut menurut ketentuan hukum
yang berlaku atau peraturan lainnya yang berlaku.
Berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku, kewajiban untuk menjaga kerahasiaan informasi
tersebut di atas dikecualikan atau ditiadakan apabila:
- Informasi tersebut digunakan untuk kepentingan pengawasan oleh Menteri Keuangan,
mencakup antara lain pemeriksaan kertas kerja dan permintaan keterangan untuk
memperoleh keyakinan atas kepatuhan Akuntan Publik, Kantor Akuntan Publik (KAP) dan
cabang KAP terhadap Undang-Undang No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.
- Informasi tersebut digunakan untuk keperluan pemeriksaan pajak, penagihan pajak, atau
penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan terhadap Perusahaan, atas permintaan
tertulis dari Direktur Jenderal Pajak, sebagaimana diatur dalam Pasal 35 Undang-Undang
No. 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 2007
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Yang tercantum dalam audit engagement letter adalah: (Lanjutan)
f) Persetujuan
Hal-hal di atas harap disetujui dan ditandatangani oleh klien dan dikembalikan kepada kantor
akuntan publik yang bersangkutan.
2) Bagaimana proses membuat audit engagement letter hingga menjadi opini? (Tanya pak hedy ya)
3) Bagaimana cara merencanakan audit program? Bagaimana menentukan berapa auditor yang akan
ditugaskan dan berapa lama pengerjaan audit? (Tanya pak hedy ya)
4) Bagaimana cara membuat working paper? Apakah sudah ada template sebelumnya?
- Cara membuat working paper
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat working paper adalah dengan melihat akun-
akun apa saja yang termasuk dalam materiality dan menganalisa asersi apa saja yang dapat kita
peroleh dari akun tersebut. Dari asersi-asersi tersebut barulah dapat dipikirkan prosedur yang
tepat untuk diterapkan dalam pengauditan akun tersebut.
- Apabila klien tersebut sudah pernah melakukan perikatan audit dengan suatu KAP maka
biasanya ada working paper dari tahun sebelumnya.
6) Bagaimana cara menetukan opini untuk financial statement? (Tanya Pak Hedy yah)
7) Pernakah KAP mendapatkan tuntutan (lawsuit)? (Tanya Pak Hedy yah)
8) Bagaimana cara menentukan audit fee? Apakah sudah ada tarif yang tetap? (Tanya Pak Hedy)