Anda di halaman 1dari 2

Aku adalah seorang anak perempuan yang “Kok bisa begitu sih dia, yuadah nanti biar

mempunyai keluarga yang lengkap. Sewaktu Maa marahin dia ya.Udah jangan nangis
kecil aku tinggal bersama kedua orang lagi.” Mama menenangkanku sambil
tuaku, kakung dan nenek. Kami tinggal di mengels kepalaku.
suatu desa yang bernama Desa Cerme. Aku
memanggil nenekku dengan sebutan Ibu dan Pada suatu waktu Kakung, Ibu serta anak-
Ibuku dengan sebutan Mama. Pagi hari saat anaknya berbincang- bincang di ruang tamu
berada di ruang tamu dan bersiap untuk dan membicarkan hal yang serius.
berangkat ke sekolah. “Bapak dan Ibu bagaimana kalau kalian
“ Ayo sudah siang cepat berangkat ke pindah saja ke Purwodadi?.” Tanya
sekolah nanti keburu telat kamu.” Ucap pamanku kepada Kakung, Ibu dan yang
nenek sambil menyapu. lainnya untuk selaligus member saran.

“ Iya bu, tunggu sebentar ya.” Aku “Bapak nurut saja. Mau pindah apa tetap
menjawab sambil memakai sepatu dan disini, iya bapak nurut sama kalian.” Jawab
terburu-buru. kakung dengan suara yang lantang yang
duduk disebelah paman.
“Ayo cepat berangkat, sekolah dekat masak
masih mau telat juga kamu.” Mama “Baiklah, secepatya akan kami urus , Pak.”
mengomel sambil berdiri disampingku. Jawab paman dengan mka yang senang dan
suara yang lembut.
“ Iya iya, aku berangkat ke sekolah dulu ya.
Assalamualaikum.” Aku mengucap salam Pada suatu pagi saat sedang membongkar
sambil jalan keluar rumah. rumah untuk dipindah ke rumah Purwodadi.

“ Waalaikumsalam.” Jawab mama dan ibu “Ayo, semuanya semangat ya. Kalau lapar
sambil tersenyum. makan aja tenang aja nasinya banyak
kok..haha..” Ucap Pakde sambil tertawa
Setelah pulang sekolah aku pulang sambil keras.
menangis. Karena adikku mengganguku
disekolah. “Iya mas, perut kami ini juga muat kok mas
buat makan nasi satu wakul..haha…”
“Assalamualaikum.” Aku berjalan sambil Jawanb tukang sambil tersenyum membalas
menangis. ejekan dari paman.

“Kamu kenapa kok pulang sekolah malah “Awas kalau tidak habis yaa, akan aku
nangis.” Mama bertanya sambil bingung tendang pantat kalian semuaa….wkw…”
karena melihatku menangis. Pakde membalas ejekan dari tukang sambil
menujuk mereka.
“Tadi aku disekolah diganggu sama Sukron
ma, masak tadi tasku dibuang terus bukuku “Siap, Pak. Kalau kami habis memakannya,
sama alat tulisku juga dibuang sama Bapak yang akan kami tendang pantatnya
dia.”Aku menjawab sambil menangis. …haha…” jawab sang tukang.
Sesampainya di Purwodadi para tukang Setelah beberapa bulan sudah waktunya
menurunkan barang- barang di truk dan kenaikan kelas dan Aku akan segera pindah
memasang pondasi lalu mendrikan rumah. ke sekolah yang baru dan tinggal bersama
Ibu di Purwodadi.
“Semangat mas, bentar lagi selesai. Setelah
itu makan sama minum ya mas, di rumahnya “Kamu mau sekolah dimana, Jeng? Sekolah
Mbak Rubi.” Ucap pakde kepada para di Alfirdaus ya deket rumah?.” Tanya Pakde
tukang. tentang sekolahku’

“Iya, Pak.” Jawab tukang “ Gamau Pakde maunya satu sekolah sama
Mbak Dini aja pokoknya.” Aku menjawab
Setelah rumah selesai didirikan beberapa telfon dari Pakde.
hari kemudian, rumah ditinggali oleh
Kakung dan Ibu.Aku masih tinggal di Desa “Yaudah, penting Kamu kesini dulu ya.”
bersama Orang Tuaku. Pada suatu hari Pakde menyuruh untuk ke Purwodadi
terjadi percakapan antara Aku dan Mama. segera.

“ Nanti kamu naik kelas 4 sd ikut sama Ibu Sesampainya di Purwodadi , Pada keesokan
ya?” Tanya mama kepadaku. harinya Aku ditemani Budhe untuk
mendaftar ke sekolah sesuai dengan
“Kenapa harus ikut dengan Ibu? Kenapa keinginanku.
nggak tinggal sama mama aja si,,.” Aku
menjawab sambil kesal. “Assalamualaikum.Bu Saya akan
mendaftarkan keponakan saya di sekolah ini,
“Biar kamu dapat sekolah yang bagus, biar dimana ya tempatnya?.” Tanya Budhe
masa depan Kamu cerah sayang.” Mama sambil melihat-lihat sekolahan.
menjelaskan sambil senyum.

“Berarti mama ikut Adik kesana ya?


Pokoknya kalo Adik kesana Mama harus
ikut juga!.” Jawabku tegas.

“Iya nggak bisa sayang, disini kan juga


masih ada rumah Kita dan sapi juga
kan.Nanti setiap minggu Mama kesana buat
ketemu sama Adik ya.” Jawab Mama
dengan halus sambil memandangiku.

“Iya iya, Ma. Adik mau tapi Mama janji ya


setiap minngu kesana. Janji?.” Aku melihat
Mama sambil mngerutkan dahi.

“Iya janji, Sayang.” Jawab mama dengan


senang.

Anda mungkin juga menyukai