Kapan suatu peristiwa hk perdata dapat dikatakan sebagai peristiwa HPI
Suatu peristiwa hk perdata dapat dikatakan sebagai peristiwa HPI apabila peristiwa hukum perdata tersebut tidak sepenuhnya bersifat intern-domestik dan terdapat unsur asing.
2. Apa yang dimaksud Unsur asing dalam HPI
Unsur asing adalah unsur yang timbul dari akibat perbedaan kewarganegaraan pihak-pihak yang membuat kontrak . 3. A. Perkawinan Ani dan Ali di Jakarta apakah termasuk peristiwa HPI sesungguhnya/semu? B. Perkawinan Ani dan Ali di Malaysia apakah termasuk peristiwa HPI sesungguhnya/semu? A. Semu, karena mempertemukan dua sistem hukum yang berbeda, Ani berdomisili di Indonesia menggunakan sistem hukum Civil Law ( yaitu sistem hukum berdasarkan kewarganegaraan ) dan Ali berdomisili di Malaysia menggunakan sistem hukum Anglo saxon ( yaitu sistem hukum berdasarkan domisili ). Terjadinya pernikahan di Indonesia maka berdasarkan HPI yang berlaku hanya sistem hukum Indonesia (Civil Law) saja B. Sesungguhnya , karena hanya satu Ani berdomisili di Indonesia menggunakan sistem hukum Civil Law ( yaitu sistem hukum berdasarkan kewarganegaraan ) dan Ali berdomisili di Malaysia menggunakan sistem hukum Anglo saxon ( yaitu sistem hukum berdasarkan domisili ). Terjadi di Malaysia maka berdasarkan HPI yang berlaku bisa saja menggunakan sistem hukum Indonesia dan juga Malaysia.
4. Contoh HPI semu & sesungguhnya :
a. Contoh Peristiwa HPI semu : Raja dan Winda ingin menikah, Raja Warga Negara Inggris sedangkan Winda Warga Negara Indonesia yang berasal dari Semarang , mereka ingin menikah di Papua. Hal tersebut merupakan peristiwa HPI semu karena mempertemukan dua sistem hukum yang berbeda, Winda berdomisili di Indonesia menganut sistem hukum Civil Law ( yaitu sistem hukum berdasarkan kewarganegaraan ) sedangkan Raja berasal dari Inggris menganut sistem hukum Anglo saxon ( yaitu sistem hukum berdasarkan domisili) Terjadinya pernikahan di Papua (Indonesia) maka berdasarkan HPI yang berlaku hanya sistem hukum Indonesia (Civil Law) saja b. Contoh HPI sesungguhnya Raja dan Winda ingin menikah, Raja Warga Negara Inggris sedangkan Winda Warga Negara Indonesia yang berasal dari Semarang , mereka ingin menikah Australia. Hal tersebut merupakan peristiwa HPI sesungguhnya karena mempertemukan dua sistem hukum yang berbeda dan menimbulkan konflik hukum, Winda berdomisili di Indonesia menganut sistem hukum Civil Law ( yaitu sistem hukum berdasarkan kewarganegaraan ) sedangkan Raja berasal dari Inggris menganut sistem hukum Anglo saxon ( yaitu sistem hukum berdasarkan domisili) Terjadinya pernikahan di Australia maka berdasarkan HPI yang berlaku bisa saja menggunakan sistem hukum Indonesia dan juga Inggris dan Australia
5. Batas pencatatsn perkawinan di indonesia
Menurut Peraturan Mentri Dalam Negeri No. 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Pencatat Perkawianan dan Pelaporan Akta yang Diterbitkan oleh Negara Lain “Pelaporan Perkawinan Melampaui Batas Waktu adalah pelaporan perkawinan yang sah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang melampaui 60 (enam puluh) hari sejak tanggal perkawinan.” Dengan kata lain batas pencatatan perkawinan adalah 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal perkawinan
6. cari asas" pilihan hukum
Menurut Prof. Dr. Soedargo Gautama S.H. dalam bukunya “Pengantar Hukum Perdata Internasional Indonesia”, ada empat macam pilihan hukum dalam Hukum Perdata Internasional, yaitu: 1. Pilihan hukum secara tegas, di mana di dalam klasula kontrak tersebut terdapat pilihan hukum yang dinyatakan secara tegas. Contohnya: “This contract shall be governed by the laws of Republic of Indonesia”. Dari klausula ini, jelas terllihat bahwa pilihan hukum para pihak adalah hukum negara Indonesia. 2. Pilihan hukum secara diam-diam. Pada jenis ini para pihak memilih hukum yang berlaku secara diam-diam. Maksud dari para pihak mengenai pilihan hukum seperti ini disimpulkan dari sikap mereka, isi dan bentuk perjanjian tersebut. 3. Pilihan hukum yang dianggap atau yang disebut juga “presumptio iuris”. Hakim menerima telah terjadi suatu pilihan hukum berdasarkan dugaan-dugaan hukum belaka. Dalam hukum antar tata hukum (HATAH) intern Indonesia dikenal lembaga penundukan hukum secara dianggap. 4. Pilihan hukum secara hipotetis. Di sini, sebenarnya tidak ada satu kemauan dari para pihak untuk memilih pilihan hukum. Hakimlah yang melakukan pilihan hukum.