Anda di halaman 1dari 3

NAMA : PUTRI AJENG MONICA

NO : 23
KELAS : XI MIPA 6

DAUN YANG JATUH TIDAK


PERNAH MEMBENCI ANGIN
Cerita ini dimulai dari gadis kecil dan adiknya. Seorang gadis yang ditinggal oleh
ayahnya sejak umur 8 tahun dan adiknya Dede yang masih berumur 3 tahun. Tania dan
adiknya tinggal bersama ibunya. Sejak ditinggal oleh ayahnya kehidupan keluarga Tania
semakin sulit, mereka tidak sanggup untuk membayar uang kontrakan rumah dan juga biaya
sekolah. Tania dan Dede harus mengamen dari bis satu ke bis yang lain demi mencari uang
untuk makan. Tania tak pernah berencana untuk jatuh cinta dengan malaikat penolongnya. Dia
tak pernah membayangkan akan memiliki kehidupan yang baik, dia bahkan tak pernah
bermimpi bahwa suatu saat dia akan mampu menginjakkan kakinya bahkan bersekolah di
Singapura, tapi semuanya berubah sejak pertemuannya dengan malaikat itu. Om Danar, itulah
panggilan yang dia dan adiknya berikan dulu, saat pertama kali mereka bertemu. Saat dirinya
hanyalah gadis kecil berkepang dua, yang kakinya tertusuk paku payung saat mengamen di
atas bis tanpa alas kaki. Seseorang itu telah sempurna mengubah hidupnya.

Didalam diri Tania mulai merasakan perasaan yang berbeda bahkan saat rambutnya
masih dikepang dua dengan malaikat keluarganya. Dari timbulnya perasaan senang saat Danar
memujinya sebagai gadis yang cerdas, munculnya perasaan cemburu saat Kak Ratna -pacar
Om Danar- tiba-tiba mengambil alih posisinya, perasaan rindu saat dia harus melanjutkan
studinya di Singapura. Menurut Tania wajar jika dia mempunyai rasa kagum terhadap malaikat
baiknya itu. Apalagi bagi Tania jika ada seeorang yang mendapati orang yang menyenangkan
seperti Om Danar, memiliki senyum hangat yang menentramkan dan tatapan teduh yang penuh
dengan kasih sayang. Apa salah bagi Tania untuk jatuh cinta kepada orang yang telah
menemani, menguatkan, menghiburnya, disaat Ibunya tiba-tiba meninggalkan mereka tepat
disaat mereka berpikir bahwa kehidupan mereka mulai membaik. Tania tak pernah meminta
untuk dibuat jatuh cinta kepada malaikatnya. Hal itu terjadi begitu saja. Menurut Tania tidak
salah jika dia menyukai ataupun mencintai seseorang.

Buncah melingkupi hati Tania saat Om Danar nya memberikan liontin dengan inisial T
dengan ukiran bunga linden sebagai kado ulang tahun ke-17 nya. Tania bertanya- tanya apa
maksud dari liontin yang diberikan Om Danar kepadanya. Setelah beberapa waktu kemudian
Tania mengetahui arti dari liontin tersebut adalah hanya “ sebatas teman” , adiknya Dede yang
mengatakan bahwa Ia dan Ibunya juga diberikan kalung yang sama sepertinya. Graduation day
Tania telah datang. Dede,Om Danar dan pacarnya Kak Ratna datang keacara tersebut. Saat
acara makan malam Om Danar dan Kak Ratna mengumukan acara pernikahan mereka yang
akan dilaksanakan 3 bulan kemudian. Tania menangisi karena pengumuman ini menurutnya
sangat menyakitkan seperti saat kehilangan Ibunya untuk kedua kalinya. Hal itu semakin
memupuk harapan bahwa Om Danar juga memiliki perasaan yang sama terhadapnya. Tapi
semua khayalan itu hancur berkeping-keping. Ketika daun yang jatuh tak pernah membenci
angin. Itu yang pernah diucapkan Danar dulu. Tapi ungkapan itu pula lah yang membuatnya
merasa sangat sedih ketika akhirnya dia memahami makna dari kalimat tersebut. Dia ingin
mengakui perasaannya kepada malaikat penolongnya. Tapi disaat bersamaan, dia tak mau
menghancurkan kehidupan orang baik itu. Dia hanya bisa mencoba berdamai dengan dirinya
sendiri. Meskipun hal itu sedikit banyak merubah dirinya, merubah sifat dan tabiatnya.
Mengubahnya menjadi Tania yang tidak menyenangkan.

Tania diminta pulang ke Indonesia untuk menghadiri acara pernikahan Om Danar dan
Kak Ratna, yang tentu saja ditolak oleh Tania. Yang membuat Tania bertambah sedih karena
Kak Ratna selalu baik kepada Tania dan selalu menganggap Tania sebagai teman. Setalah
kejadian pernikahan itu, Tania dan Oom Danar tidak memberi kabar satu sama lain. Saat Tania
ada libur semester, ia pulang ke Indonesia untuk memperingati hari kematian Ibu yang ke 8
tahun. Saat itu juga Tania dan Om Danar bertemu kembali dan mereka berdamai seperti dulu.
Tania kembali pulang ke Singapura, saat di Singapura Tania mulai terbuka dengan teman
lain jenisnya juga juga teman-temannya yang lain. Karena, sebelumya Tania terkenal galak
diantara par apria di tempat kuliahnya commerece NUS.

Kak Ratna sering mengirimi E-Mail ke Tania tentang kehidupan rumah tangganya
dengan Oom Danar yang akhir-akhir ini Kak Ratna yang sering diacuhkan oleh Oom Danar.
Tania bingung dengan apa yang telah dilakukan Oom Danar ke Kak Ratna, padahal sewaktu
mereka bertemu di pemakaman Ibu mereka terlihat serasi.

Kak Ratna semakin sering berkirim email dengan Tania dan curhat tentang suaminya
yang berubah semakin parah. Tania tahu apa yang sebenarnya terjadi sekarang dengan Om Danar
melalui cerita adiknya Dede. Dede menceritakan jika liontin yang diberikan oleh Om Danar ke
Tania adalah spesial. Karena di dalam liontin mereka berdua ada sepasang bunga linden.
Sebenarnaya Om Danar telah mencintai Tania. Namun Om Danar tetap memilih istrinya, karena
takdir sudah tidak bisa dirubah. Keesokan harinya Tania kembali ke Singapura.

Anda mungkin juga menyukai