Anda di halaman 1dari 76

1

PENGARUH LAYANAN KONSULTASI TERHADAP MOTIVASI


BELAJAR SISWA SMP NEGERI-10 MUARA TEWEH

SKRIPSI

Oleh
IRVAN EFTHIAN DANNY .D
NPM : 11.22.0337

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN


MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI (UNISKA MAB)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
2018
2
3

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Pendidikan


Program Sarjana (S1) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :
IRVAN EFTHIAN DANNY .D
NPM : 11.22.0337

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN


MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI (UNISKA MAB)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
2018
4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bimbingan dan konseling telah menjadi salah satu pelayanan pendidikan

yang sangat dirasakan keperluan dan urgensinya. Di sekolah Indonesia mulai

tahun 1962-1963 telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk

memasukkan program bimbingan konseling sebagai salah satu bidang penting

dalam program sekolah.

Adapun jenis layanan Bimbingan dan Konseling yang dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa ada ada 8 jenis yaitu : Layanan Orientasi, Layanan

Informasi, Layanan Penempatan dan penyaluran, Layanan penguasaan konten,

Layanan Konseling Perorangan, Layanan Bimbingan Kelompok, Layanan

Konseling kelompok, dan Layanan Konsultasi.

Namun dalam hal ini penulis memfokuskan pada Layanan Konsultasi

dalam ruang lingkup sekolah, yang bertujuan untuk membantu siswa menghadapi

masalah belajar siswa di sekolah. Dalam proses pendidikan, layanan konsultasi

sangatlah diperlukan karena layanan konsultasi membantu seseorang agar

mencapai prestasi, hasil dengan kemampuan yang dimiliki secara maksimal.

Pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian

perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung

dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi tersebut

merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Interaksi

1
2

dalam peristiwa pembelajaran mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar

hubungan guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini

bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman

sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.

Diantara beberapa faktor yang mempengaruhi aktifitas belajar siswa

adalah motivasi. Motivasi menurut Sadirman (2011 : 73) adalah gejala psikologis

dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar

untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.

Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar siswa.

Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti

tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-

prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus

diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar.

Dengan melihat perkembangan motivasi belajar siswa di SMP Negeri 10

Muara Teweh, tentunya perlu Layanan Konsultasi yang memadai dan tenaga

pembimbing atau konselor yang profesional, baik dari segi kompetensi, sistem

metode ataupun hal-hal yang terkait dengan Layanan Konsultasi demi

terbentuknya kepribadian siswa. Dengan melihat fenomena yang ada, maka

penulis tertarik untuk meneliti “Pengaruh Layanan Konsultasi Terhadap

Motivasi Belajar Siswa di SMP Negeri 10 Muara Teweh”.


3

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang dialami adalah rendahnya

motivasi belajar siswa di SMP Negeri 10 Muara Teweh. Kurangnya motivasi

belajar yang disebabkan oleh belajar siswa yang tidak teratur dan tidak disiplin

saat proses belajar mengajar berlangsung. Kurang menariknya cara belajar yang

harus siswa hadapi setiap hari, sehingga menimbulkan rendahnya motivasi belajar

siswa SMP Negeri 10 Muara Teweh.

Dengan adanya masalah tersebut maka upaya dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa adalah dengan memberikan layanan konsultasi terhadap

siswa tersebut. Maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah mengetahui

pengaruh layanan konsultasi terhadap motivasi belajar siswa.

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk membatasi ruang lingkup penelitian diperlukan batasan masalah

dengan maksud variable yang diteliti tidak meluas dan tetap fokus pada

permasalahan. Dalam penelitian ini peneliti hanya fokus pada motivasi belajar

siswa dan pengaruh layanan konsultasi terhadap siswa SMP Negeri 10 Muara

Teweh.

1.4 Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan permasalahan

sebagai berikut yaitu:

a. Bagaimanakah motivasi belajar siswa setelah diberikan layanan konsultasi?


4

b. Bagaimana pengaruh layanan konsultasi dalam motivasi belajar siswa SMP

Negeri 10 Muara Teweh?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa setelah diberikan layanan

konsultasi.

b. Untuk mengetahui pengaruh layanan konsultasi dalam motivasi belajar

siswa SMP Negeri 10 Muara Teweh.

1.6 Manfaat Penelitian

Dalam segala kegiatan yang peneliti lakukan dalam penelitian ini ingin

memberikan sebuah manfaat, sehingga apa yang dilakukan dalam penelitian ini

tidak sia;sia. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.6.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan ilmu pengetahuan di

bidang Bimbingan dan Konseling, khususnya bagi pengembang teori layanan

konsultasi untuk mengetahui motivasi belajar siswa dan pengaruh atau

keefektivan layanan konsultasi dalam motivasi belajar siswa SMP Negeri 10

Muara Teweh.

1.6.2 Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, melalui penelitian ini dapat memotivasi belajar setelah mengikuti

kegiatan layanan konsultasi.


5

b. Bagi pihak pengajar khususnya guru B, sebagai bahan masukan dalam

melaksanakan kegiatan layanan konsultasi.

c. Bagi peneliti sebagai tambahan pengalaman dan keterampilan cara

memotivasi belajar siswa melalui pemberian layanan konsultasi.

d. Bagi peneliti seanjutnya, sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang berminat

meneliti permasalahan yang terkait dengan penelitian ini.

1.7 Definisi Operasional

a. Layanan Konsultasi

Menurut prayitno (2004: 1), “layanan konsultasi adalah layanan konseling

oleh konselor terhadap pelanggan (konsulti) yang memungkinkan konsulti

memperoleh wawasan, pemahaman dan cara yang perlu dilaksanakan untuk

menangani masalah pihak ke tiga”. Konsultasi pada dasarnya dilaksanakan secara

perorangan dalam format tatap muka antara konselor (sebagai konsultan) dengan

konsulti. Konsultasi dapat juga dilakukan terhadap dua orang konsulti atau lebih

kalau konsulti-konsulti itu menghendakinya.

Menurut badan standar nasional pendidikan (2006: 6) bahwa “layanan

konsultasi yaitu layanan yang membantu peserta didik atau pihak lain dalam

memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam

menangani kondisi dan masalah peserta didik”.

b. Motivasi

Menurut Mc. Donald (2011: 73), motivasi adalah perubahan energi dalam

diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan

tanggapan terhadap adanya tujuan.


6

Menurut Sadirman A.M (Muklis, 2015: 13) belajar merupakan perubahan

tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan

membaca, mengamati dan mendengarkan atau meniru. Artinya bahwa belajar itu

dapat menghasilkan perubahan tingkah laku yang diinginkan melalui kegiatan

yang dilakukan seperti membaca, mengamati, mendengarkanatau meniru apa yang

dipelajari.

Motivasi belajar merupakan dorongan dalam diri seseorang yang muncul

atas keinginan dan kemauan diri sendiri. Jadi dapat dikaitkan bahwa pengertian

motivasi belajar merupakan dorongan dan semangat yang muncul dari diri siswa

atas dasar keinginannya sendiri.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Landasan teologis

Menurut A.M Sadirman (2011: 73) kata “motif”, diartikan sebagai

daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat

dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek, untuk

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan

motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiap siagaan).

Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya

penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat

tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan

atau mendesak.

Setiap individu mempunyai kecenderungan untuk berhubungan

dengan sesuatu yang ada dalam lingkungannya. Apabila sesuatu itu

memberikan kesenangan kepada dirinya, kemungkinan ia akan termotivasi

terhadap sesuatu. Jadi dapat dikatakan bahwa motivasi ini terkait dengan

usaha, misalnya seseorang menaruh motivasi pada salah satu bidang study,

tentu ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk menguasainya.

Sebaliknya orang yang tidak termotivasi, ia tidak akan berusaha bahkan

akan mengabaikannya.

7
8

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi

adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri seseorang yang sewaktu-

waktu dapat muncul karena adanya kebutuhan untuk mencapai tujuan yang

sangat mendesak. Adanya permasalahan-permasalahan yang diungkapkan

diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian bahwa dapat

menumbuhkan motivasi belajar siswa melalui layanan konsultasi.

Menurut Mc. Donald (dalam Alisuf Sabri, 1997: 128 – 130)

motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai

dengan munculnya “feeling” dan di dahului dengan tanggapan terhadap

adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini

mengandung tiga elemen penting, yaitu:

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri

setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa

beberapa perubahan energi di dalam sistem yang ada pada organisme

manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun

motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakannya akan

menyangkut kegiatan fisik manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/”feeling”, afeksi seseorang.

Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan,

afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.


9

2.1.2 Landasan Filosofis

Menurut M. Alisuf Sabri (1997: 128) motif adalah ”dorongan atau

kekuatan dari dalam diri seseorang yang mendorong orang untuk

bertingkah laku atau berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut S. Nasution (Nurcholifa, 2014: 19), guru merupakan salah

satu obyek yang dapat merangsang dan membangkitkan motivasi belajar

siswa. Guru yang baik, pandai, ramah disiplin dan disenangi siswa sangat

besar pengaruhnya dalam membangkitkan dan merangsang motivasi

siswa.

Oleh karena itu proses belajar mengajar guru harus peka terhadap

keadaan situasi kelas, dengan memperhatikan metode-metode mengajar

yang cocok dan sesuai dengan tingkat kecerdasan, kebutuhan dan

perkembangan siswa.

Adanya masalah yang dialami oleh siswa maka membawa peneliti

untuk membawa pada tahap penyelesaian. Penyelesaian yang dilakukan

peneliti dalam menumbuhkan motivasi belajar belajar siswa adalah dengan

kegiatan layanan konsultasi. Masalah yang dihadapi oleh siswa di sekolah

erat kaitannya dengan motivasi dalam belajar, sebab semakin rendah

motivasi belajar siswa maka semakin besar kemungkinan terjadinya

masalah dalam belajar bahkan pencapaian kematangan kognitif siswa itu

sendiri.
10

Menurut sadirman (1996: 74) tentang macam atau jenis motivasi ini

dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian motivasi atau

motif-motif yang aktif itu sangatlah bervariasi, diantaranya yaitu:

a. Motif dilihat dari dasar pembentukannya

1) Motif-Motif Bawaan

Yang dimaksud dengan motif pembawaan adalah motif yang

dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai

contoh misalnya : dorongan untuk makan, dorongan untuk minum,

seksual, bergerak dan istirahat, dan lain sebagainya. Motif- motif

yang diisyaratkan secara biologis.

2) Motif-Motif Yang Dipelajari

Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari.

Sebagai contoh: dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu

pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam

masyarakat. Motif-motif ini seringkali disebut dengan motif-motif

yang diisyaratkan secara sosial.

b. Motivasi Intrinsik

Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa

adanya paksaan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan diri

sendiri. Misalnya anak mau belajar karena ingin memperoleh

pengetahuan.
11

c. Motivasi Ektrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar diri

individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari

orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau

melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang anak mau belajar

karena disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama di

kelasnya.

Dari berbagai macam motivasi diatas dapat disimpulkan bahwa

motivasi itu bisa timbul tanpa harus dipelajari. Dalam hal ini adalah

dorongan-dorongan yang bersifat fisik, seperti lapar, haus, seks, dan

sebagainya. Sedangkan motif yang dipelajari yaitu motif yang

diisyaratkan secara sosial atau dorongan-dorongan yang berhubungan

dengan orang lain, seperti dorongan ingin selalu berbuat baik, dan

sebagainya. Adanya masalah pembelajaran yang menurunkan motivasi

belajar siswa, akan mempengaruhi kompetensi siswa di sekolah.

Dengan adanya permasalahan ini, peneliti ingin tau sejauh mana

pengaruh layanan konsultasi terhadap motivasi belajar siswa serta

penerapannya.

1) Fungsi Motivasi

Seorang pelajar akan giat belajar apabila akan menghadapi

ujian. Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang pelajar

sebanarnya dilatar belakangi oleh sesuatu atau yang secara umum


12

dinamakan motivasi. Motivasi inilah yang mendorong mengapa

pelajar itu melakukan suatu kegiatan belajar.

Begitu juga untuk belajar sangat diperlukan adanya motivasi.

Hasil belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat

motivasi yang diberikan akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi

motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi

siswa.

Menurut Sadirman (2011: 85), bahwa motivasi bertalian

dengan suatu tujuan. Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga

fungsi motivasi yaitu:

a) Pengarah Perbuatan

Yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus

dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi

tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian

dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan

belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain

kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.

b) Pendorong Perbuatan

Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai

penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam

hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang

akan dikerjakan.
13

c) Penggerak Perbuatan

Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang

hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan

arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan

tujuan.

2) Perlunya Motivasi

Menurut Oemar Hamalik (2002: 109) Motivasi sangat

diperlukan dalam proses pembelajaran. Dengan motivasi inilah

siswa menjadi tekun dalam belajar, dan dengan motivasi itu pulalah

kualitas hasil belajar siswa juga kemungkinan dapat diwujudkan.

Siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat

dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Hal ini dapat

dipahami karena siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan

tekun dalam belajar dan terus belajar secara kontinyu tanpa

mengenal putus asa serta dapat mengesampingkan hal-hal yang

dapat mengganggu kegiatan belajar.

Dalam hal ini guru bertanggung jawab melaksanakan sistem

pembelajaran agar berhasil dengan baik. Keberhasilan ini

bergantung pada upaya guru membangkitkan motivasi belajar

siswanya. Menurut Oemar Hamalik pada garis besarnya motivasi

mengandung nilai-nilai sebagai berikut:

a) Motivasi menentukan tingkat keberhasilan atau gagalnya

kegiatan belajar siswa. Belajar tanpa motivasi sulit untuk


14

mencapai keberhasilan secara optimal.

b) Pembelajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah

pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motif,

minat yang ada pada diri siswa. Pembelajaran tersebut sesuai

dengan tuntutan demokrasi dalam pendidikan.

c) Pembelajaran yang bermotivasi menuntut kreativitas dan

imajinitas guru untuk berupaya secara sungguh-sungguh

mencari cara-cara yang relevan dan serasi guna membangkitkan

dan memelihara motivasi belajar siswa. Guru hendaknya

berupaya agar siswa memiliki motivasi sendiri (self motivation)

yang baik.

d) Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan

mendayagunakan motivasi dalam proses pembelajaran berkaitan

dengan upaya pembinaan disiplin kelas. Masalah

ketidakdisiplinan kelas dapat timbul karena kegagalan dalam

penggerak motivasi belajar.

e) Penggunaan asas motivasi merupakan sesuatu yang esensial

dalam proses pembelajaran. Motivasi merupakan bagian yang

integral daripada prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran.

Motivasi menjadi salah satu faktor yang turut menentukan

pembelajaran yang efektif.


15

Alisuf Sabri mengemukakan peranan motivasi dalam belajar

adalah sebagai berikut:

a. Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan.

b. Penentu arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak

dicapai.

c. Penseleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang

mempunyai motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah

kepada tujuan yang hendak dicapai.

3) Cara Memotivasi Siswa

Menurut Alisuf Sabri (1996: 86) di dalam kegiatan

pembelajaran peranan motivasi baik intrinsik maupun ektrinsik

sangat diperlukan. Motivasi bagi pelajar dapat mengembangkan

aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara

ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.

Dalam kaitan itu perlu diketahui bahwa cara menumbuhkan

motivasi adalah bermacam-macam.

Ada beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi dalam

kegiatan belajar di sekolah, diantaranya adalah :

a) Memberi Angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan

belajarnya. Banyak siswa belajar, yang justru untuk mencapai

angka/nilai yang baik, sehingga siswa biasanya yang dikejar

adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport.


16

Banyak murid belajar untuk mencapai angka baik dan

untuk itu berusaha dengan segenap tenaga. Angka itu bagi

mereka merupakan motivasi yang kuat. Akan tetapi ada pula

yang bekerja untuk naik kelas saja. Angka itu harus benar-benar

menggambarkan hasil belajar anak.

b) Hadiah

Hadiah dapat membangkitkan motivasi apabila setiap

orang mempunyai harapan untuk memperolehnya. Bagi pelajar,

hadiah juga dapat merusak oleh sebab menyimpangkan pikiran

anak dari tujuan belajar yang sebenarnya.

c) Kompetisi

Kompetisi sering kali digunakan sebagai alat untuk

mencapai prestasi yang lebih tinggi di lapangan industri,

perdagangan, dan juga di sekolah. Kompetisi sering

mempertinggi hasil belajar, baik kompetisi individu maupun

kompetisi antar kelompok, dalam hal ini banyak sikap anak

yang berlainan.

d) Memberi Ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui

akan ada ulangan. Oleh karena itu memberi ulangan ini juga

merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru,

adalah jangan terlalu sering (misalnya setiap hari) karena bisa

membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru harus


17

juga terbuka, maksudnya kalau akan ulangan harus diberitahukan

kepada siswa.

e) Mengetahui Hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi

kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.

Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat,

maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan

suatu harapan hasilnya terus meningkat.

f) Pujian

Apabila ada siswa yang sukses dan berhasil

menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian

ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus

merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu supaya pujian

ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan

pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan

dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan

membangkitkan harga diri.

g) Hasrat Untuk Belajar

Harat untuk belajar, berarti ada unsur kesenganjaan, ada

maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan

segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar

berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk

belajar, sehingga sudah barang tentu hasil akan lebih baik.


18

h) Minat

Motivasi sangat erat hubungannya dengan unsur minat.

Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat

sehingga tetaplah kalau minat merupakan alat motivasi yang

pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai

dengan minat.

i) Pemberian Pelayanan BK

Apabila ada siswa yang tidak termotivasi atau malas

dalam belajar, maka perlu diberikan pelayanan bimbingan dan

konseling. Dalam prosesnya siswa diberikan nasehat-nasehat

dan motivasi agar lebih giat dalam belajar. Hal ini merupakan

salah satu upaya untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa.

2.1.3 Landasan Teoritis

a. Pengertian Layanan Konsultasi

Menurut prayitno (2004:1), “layanan konsultasi adalah

layanan konseling oleh konselor terhadap pelanggan (konsulti)

yang memungkinkan konsulti memperoleh wawasan,

pemahaman dan cara yang perlu dilaksanakan untuk menangani

masalah pihak ketiga”. Konsultasi pada dasarnya dilaksanakan

secara perorangan dalam format tatap muka antara konselor

(sebagai konsultan) dengan konsulti. Konsultasi dapat juga


19

dilakukan terhadap dua orang konsulti atau lebih kalau konsulti-

konsulti itu menghendakinya.

Dalam program bimbingan di sekolah, Brow dkk (dalam

Marsudi 2003:124) menegaskan bahwa “konsultasi itu bukan

konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan

layanan yang langsung ditujukan kepada siswa (klien), tetapi

secara tidak langsung melayani siswa melalui bantuan yang

diberikan oleh orang lain”. Layanan konsultasi juga

didefinisikan bantuan dari konselor ke klien dimana konselor

sebagai konsultan dan klien sebagai konsulti, membahas tentang

masalah pihak ketiga. Pihak ketiga yang dibicarakan adalah

orang yang merasa dipertanggung jawabkan konsulti, misalnya

anak, murid atau orang tuanya.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan

bahwa layanan konsultasi merupakan suatu layanan bimbingan

yang melibatkan peserta didik secara langsung dan individual

dalam menangani kondisi dan masalah peserta didik. Adanya

bahan yang disampaikan oleh guru bimbingan dan konseling

untuk menunjang kehidupan sehari-hari peserta didik baik

sebagai pelajar, anggota keluarga, maupun anggota masyarakat

dengan didukung adanya layanan konsultasi yang dinamis dalam

mencapai tujuan dari layanan konsultasi itu sendiri.


20

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:6)

dijelaskan bahwa “layanan konsultasi yaitu layanan yang

membantu peserta didik atau pihak lain dalam memperoleh

wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakan

dalam menangani kondisi atau masalah peserta didik”.

Adapun manfaat yang bisa diperoleh konseli dalam

melakukan kegiatan layanan konsultasi diantaranya adalah:

1. Melatih keberanian konseli dalam berbicara didepan orang

dalam menanggapi masalah yang dialami.

2. Melatih keberanian konseli untuk mengemukakan

masalahnya.

3. Menumbuhkan rasa percaya dalam diri untuk

mengungkapkan suatu masalah.

b. Motivasi Belajar

Menurut Muhibbin Syah (2012: 153) pengertian dasar motivasi

adalah keadaan internal organisme baik manusia maupun hewan yang

mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi

berarti pemasok daya atau energizer untuk bertingkah laku secara

terarah (Gleitman, 1986; Reber, 1988).

Menurut Uno (2006) motivasi adalah proses psikologis yang

dapat menjelaskan perilaku seseorang, motivasi merupakan kekuatan

yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.

Kekuatan-kekuatan ini pada dasarnya dirangsang oleh adanya berbagai


21

macam kebutuhan, seperti : Keinginan yang hendak dipenuhinya,

tingkah laku, tujuan, umpan balik.

Menurut Djamarah (2008), motivasi adalah suatu perubahan

energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya

efeeltif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa motivasi

adalah sebuah kekuatan yang memberikan dorongan kepada seseorang

untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut Salamento (Anggreani dkk, 2015: 3) belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungan.

Menurut Syah (2007: 90) belajar dapat dipahami sebagai

tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif

menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Menurut Sadirman, A.M (Muklis, 2015: 13) belajar

merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan

serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati

dan mendengarkan atau meniru“. Artinya bahwa belajar itu

dapat menghasilkan perubahan tingkah laku yang diinginkan


22

melalui kegiatan yang dilakukan seperti membaca, mengamati,

mendengarkan atau meniru apa yang dipelajari.

Dari pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa belajar merupakan suatu proses yang dilakukan

seseorang secara keseluruhan baik secara fisik maupun psikis

untuk mencapai perubahan tingkah laku melalui pengalaman

dan latihan serta interaksi dengan lingkungan, dari kedua

pernyataan di atas mengenai minat dan belajar dapat

disimpulkan bahwa niat belajar adalah suatu kecenderungan

seseorang yang menetap untuk memperhatikan dan

berpartisipasi aktif dalam proses perubahan tingkah laku melalui

pengalaman dan latihan yang terjadi secara konsisten dengan

didasari rasa senang serta adanya kesiapan di dalam belajar.

.
2.2 Kajian Penelitian yang Relevan

Dalam suatu penelitian, peneliti bisa mengungkap dan

mengaitkan motivasi kepada segala hal, seperti halnya tentang

motivasi belajar, kerja, dan motivasi berbuat baik untuk mencapai

tujuan. Ada beberapa dari hasil penelitian terdahulu yang relevan

diantaranya:
23

TABEL I
PENELITIAN YANG RELEVAN

Nama Judul Penelitian /


No Peneliti Tahun Hasil
Pengaruh bimbingan Terdapat pengaruh yang positif
dan konseling terhadap sebesar 27% pada layanan
M.Nur
1 motivasi belajar siswa bimbingan dan konseling
Cahyono
di SMP Negeri 5 terhadap motivasi belajar siswa
Surabaya tahun 2014 di SMP Negeri 5 surabaya
Pengaruh Bimbingan
Belajar Terhadap Terdapat pengaruh yang
Devi Lailatul
2 Motivasi Belajar Siswa signifikan antara bimbingan
Mufiroh
Kelas X IPA Di SMAN belajar terhadap motivasi
10 Pontianak belajar siswa
Pengaruh pergaulan
teman sebaya terhadap Terdapat pengaruh pergaulan
Restu Dwi motivasi belajar siswa teman sebaya terhadap motivasi
3
Fitria kelas VIII di SMP belajar siswa sebesar 49,2 %
Negeri 28 Bandar dari variable motivasi belajar
Lampung Tahun 2016
Peran guru Bimbingan dan
Konseling di SMP Negeri 6
Peran Guru Bimbingan
Banjarbaru adalah 41,9%
dan Konseling Dalam
Atiman sering cukup baik, 36,9%
4 Meningkatkan Motivasi
Wahyudi kadang-kadang cukup baik, dan
Belajar Siswa Kelas VII
21,2% siswa menyatakan
SMP Negeri Banjarbaru
Bimbingan dan Konseling tidak
pernah kurang baik
Pengaruh Layanan
Bimbingan dan Adanya hubungan antara
Konseling Dengan layanan Bimbingan dan
Muhammad
5 Motivasi Belajar Konseling dengan tingkat
Sibaril Majdi
Peserta Didik Di SMP motivasi belajar sebesar
islam Hidayatullah 43,16%
Semarang
24

2.3 Kerangka Berpikir

Independent (X) Dependent (Y)

Layanan Konsultasi Motivasi Belajar siswa

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Layanan

Konsultasi terhadap motivasi belajar siswa di SMP Negeri-10 Muara Teweh

dengan menggunakan hasil jawaban siswa mengenai indikator pertanyaan

seperti kiat belajar, belajar kelompok dan kegiatan belajar.

2.4 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2015: 121), hipotesis merupakan prediksi

atau jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di

mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang

diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan

pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap

rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiric dengan

data.
25

Jadi, hipotesis merupakan prediksi terhadap hasil penelitian

yang diusulkan dan juga diperlukan untuk memperjelas masalah yang

sedang diteliti. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah

diatas, maka peneliti berhipotesis sebagai berikut:

Ho : tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan antara layanan

konsultasi dengan motivasi belajar siswa.

Ha : terdapat pengaruh positif yang signifikan antara layanan

kosultasi dengan motivasi belajar siswa.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rencana atau strategi yang akan digunakan

untuk menjawab masalah penelitian. Menentukan desain penelitian, dapat

memungkinkan hasil penelitiannya hanya menerima Ha atau menolak Ho.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Penelitian Kepustakaan (library research)

Penelitian kepustakaan yaitu pengumpulan data dan informasi

dengan cara membaca buku-buku, majalah, naskah, makalah-makalah

dan sumber lain yang berkaitan dengan judul skripsi.

2. Penelitian Lapangan (field research)

Penelitian lapangan yaitu pengumpulan data dari lokasi

penelitian yang tujuan utamanya mencari jawaban dari pertanyaan

dalam perumusan masalah.

3.2 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan wilayah secara umum yang terdiri

atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu

26
27

yang ditetapkan oleh penelit untuk dipelajari dan kemudian diambil

kesimpulannya.

Populasi yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa siswi

SMP Negeri 10 Muara Teweh tahun ajaran 2017 yang terdiri dari kelas

I, kelas II, dan kelas III yang berjumlah 303 orang.

2. Sampel

Sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti” Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling

yaitu teknik pengambilan sampel secara acak. Teknik ini dapat

digunakan karena dilakukan secara acak, yaitu sampel yang diambil

dari siswa-siswi di SMP Negeri 10 Muara Teweh yang terdiri dari 3

kelas, yang masing-masing kelasnya diambil sampel 10 orang yaitu

dengan cara undian, dan langkah-langkahnya antara lain sebagai

berikut:

i. Membuat daftar nama semua subjek atau individu di kertas kecil

ii. Menggulung kertas itu baik-baik

iii. Memasukkan gulungan kertas tersebut ke dalam tempolong

iv. Mengambil kertas gulungan satu-persatu sampai jumlah yang

penulis perlukan tercapai.

Sampel ini digunakan untuk menentukan siswa-siswi SMP

Negeri 10 Muara Teweh yang akan menjadi responden, sehingga 30

orang tersebut terpilih sebagai sampel dan ditambah 27 orang guru


28

yang akan menjadi sampel. Adapun perincianya terdapat pada tabel

berikut.

TABEL 3.1
KEASAAN SISWA SMP NEGERI 10 MUARA TEWEH
DALAM POPULASI DAN SAMPEL

NO KELAS POPULASI SAMPEL


1 I 48 10
2 II 50 10
3 III 50 10
JUMLAH 148 30

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang peneliti maksud adalah variabel bebas (X)

ialah layanan konsultasi dan variabel terikat (Y) ialah motivasi belajar.

Adapun variabel bebas (X) yaitu variabel yang dapat mempengaruhi

variabel terikat (Y), sedangkan variabel terikat (Y) yaitu variabel yang

dipengaruhi oleh variabel bebas (X).

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang valid dalam penelitian ini, maka

peneliti mempergunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan pada objek yang diselidiki secara seksama

serta melakukan pencatatan secara sistematis. Dalam melakukan

observasi, peneliti melakukannya dengan cara mengamati lingkungan


29

sekolah dan mencatat apabila ada hal-hal yang dianggap penting dalam

melakukan penelitian ini.

Dalam penelitian ini teknik observasi penulis gunakan untuk:

a. Mengamati lokasi penelitian secara langsung

b. Mengamati kondisi siswa dan para guru

c. Mengamati sarana dan prasarana.

2. Interview atau Wawancara

Interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewancara

(interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwancara. Target

yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data

akurat, jujur dan dapat dipertanggung jawabkan tentang pengaruh

bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa. Untuk

keperluan itu maka peneliti akan menggunakan petunjuk umum

wawancara dimana peneliti harus membuat kerangka dan garis besar

pokok pertanyaan. Peneliti melakukan wawancara khususnya kepada

guru bimbingan konseling seputar pelaksanaan bimbingan dan

konseling di SMP Negeri 10 Muara Teweh.

a. Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden tentang motivasi

belajar dan layanan konsultasi yang diperlukan.

Dalam hal ini, penulis menyebarkan angket (daftar

pertanyaan) kepada seluruh responden yang berisikan pertanyaan


30

tentang masalah yang akan diteliti dan responden hanya memilih

satu jawaban yang paling tepat sesuai keadaan sebenarnya.

3.5 Validitas dan Realibilitas

a. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrument. Jika validitasnya tinggi maka instrument itu

dinyatakan valid, sedangkan jika validitasnya rendah maka instrument tersebut

kurang kevalidannya. Menurut Suharsimi Arikunto sebuah instrument

dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat

mengungkap data dari variable yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya

validitas instrument menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak

menyimpang dari gambaran tentang variable yang dimaksud. (dalam

Nurcholifa, 2014: 44)

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas

konstruk (construct validity). Menurut fraenkel (dalam siregar 2010: 163)

validitas konstruk merupakan yang terluas cakupannya dibanding dengan

validitas lainnya, karena melibatkan banyak prosedur termasuk validitas isi

dan validitas criteria. Uji validitas rumus korelasi product moment sebagai

berikut:

Rumus korelasional product moment:

rXY = ∑𝑥 𝑦

√( ∑𝑥 2) (∑𝑦 2)
31

Keterangan:

rXY = Koefisien korelasi antara gejala x dan y

xy = Jumlah product dari x dan y

Σx² = jumlah gejala x kecil kuadrat

Σy² = jumlah gejala y kecil kuadrat

Mengingat banyaknya data yang harus diproses kedalam validasi,

maka untuk mempermudah dalam penghitungan rumus dan menguji validitas

skala, maka peneliti menggunakan program aplikasi SPSS 17.0 For windows

yang diteliti oleh para ahli psikolog.

Hasil uji coba alat ukur (tryout), dari 44 item skala likert, 13 item

dinyatakan gugur karena tidak memenuhi persyaratan (tidak valid nilai

korelasi antar item ri(t-i) < 0,000 ). Berdasarkan hasil ujicoba maka dapat terlihat

item yang dinyatakan gugur dalam tabel dibawah ini :

b. Realibilitas

Menurut Zainul Arifin (Nurcholifa, 2014: 45) realibilitas adalah

tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrument. Realibilitas berkenaan

dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan

kriteria yang telah ditetapkan. Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu

memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada

waktu atau kesempatan yang berbeda.

Realibilitas tes perlu, tetapi tidak memadai sebagai syarat validitas tes.

Agar supaya tes valid maka dia harus reliabel. Namun demikian tes yang

reliabel belum tentu valid. Uji realibilitas digunakan untuk mengetahui adanya
32

konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, dengan kata lain alat ukur

tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada

waktu yang berbeda.

Tinggi rendahnya tingkat reliabilitas dinyatakan dalam koefisien

reliabilitas antara 0,00 – 0,100. Apabila koefisien dinyatakan dalam koefisien

reabilitas angka 0,100, bearti reliabilitas suatu alat ukur semakin tinggi

(andal). Sebaliknya, jika koefisien reabilitas alat ukur semakin mendekati

angka 0,00 maka reliabilitasnya semakin rendah (Azwar, 2011).

Dengan bantuan program SPSS versi 17,0 uji reliabilitas dalam

penelitian ini akan dihitung dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach.

Rumus ini ditulis sebagai berikut :

k Σ𝜎2 𝑏
r11 = (k−1) (1 − )
𝜎2 𝑡

Keterangan:

r11 : Realibilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

Σ𝜎 2 𝑏 : Jumlah varian butir

𝜎 2𝑡 : Varian total

Sekarang (2006:17) menjelaskan bahwa Alpha Cronbach adalah

koefisien keandalan yang menunjukkan seberapa baik item dalam suatu

kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain. Alpha Cronbach dihitung

dalam hal rata-rata interkorelasi antar-item yang mengukur konsep. Suatu

intrumen dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,60. Semakin dekat
33

Alpha Cronbach dengan 1, maka semakin tinggi keandalan konsistensi

internal.

Tabel 3.2
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interpretasi Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat rendah (tidak berkorelasi)
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Sedang
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 0,100 Sangat Kuat
Sumber: (sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Alfabe

3.6 Teknik Analisis Data

Untuk menganalisa data yang telah dikumpulkan peneliti akan

mempergunakan analisa data yang sesuai dengan jenis data dalam

penelitian ini. Sedangkan rumus yang akan di pergunakan adalah rumus

korelansi product moment.

𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − (∑ 𝑥) (∑ 𝑦)
𝑟=
√{𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2 } {𝑛 ∑ 𝑦 2 − (∑ 𝑦)2 }

n = Banyaknya pasangan data X dan Y

Ʃx = Total Jumlah dari variabel X

Ʃy = Total jumlah dari variabel y

Ʃx2 = Kuadrat dari total jumlah variabel X

Ʃy2 = Kuadrat dari total jumlah variabel Y

Ʃxy = Hasil perkalian dari total jumlah variabel x danvariabel y


34

TABEL 3.3
INTERPRETASI NILAI KRITIK

Besar Nilai r Interpretasi


Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Tinggi
0,600 sampai dengan 0,800 Cukup
0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah
0,200 sampai dengan 0,400 Rendah
0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah
(Tidak berkorelasi)
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum SMP Negeri 10 Muara Teweh

4.1.1 Sejarah Berdirinya SMP Negeri 10 Muara Teweh

SMP Negeri 10 Muara Teweh berlokasi di Jl. Wonorejo

Margorukun RT 29 Muara Teweh, Kecamatan Melayu Kabupaten

Barito Utara Provinsi Kalimantan Tengah saat ini dipimpin oleh

Kepala Sekolah Sunarty. S S.pd. M.pd. memiliki maskot sekolah

dengan sebutan `Si Banyi` atau binatang lebah yang diresmikan

langsung oleh Bupati Barito Utara Bapak H. Nadalsyah pada tahun

2016 di ulang tahun ke 2 Sekolah ini. SMP Negeri 10 Muara Teweh

merupakan sekolah pertama yang memiliki maskot di daerah

Kabupaten Barito Utara. Maskot itu diharapkan menjadi sebuah

motivasi sebagaimana halnya lebah binatang yang selalu melakukan

hal-hal baik tanpa melakukan perusakan bagi lingkungannya. Ini

merupakan harapan bagi siswa siswi SMP Negeri 10 Muara Teweh

dapat mengambil sesuatu yang baik sesuai dengan motto sekolah

yakni Berkah Bertaqwa, Kreatif, dan Amanah.

4.1.2 Misi

Adapun misi SMP Negeri 10 Muara Teweh adalah

sebagai berikut:

1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif

35
36

sehingga setiap siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan

potensi yang dimiliki.

2. Menumbuhkan semangat persaudaraan kepada seluruh warga

sekolah.

3. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi

dirinya, sehingga dapat berkembang secara optimal.

4. Mendorong lulusan yang berkualitas, berprestasi, berakhlak

mulia, dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa.

Berikut ini merupakan jabaran tujuan yang diuraikan dari

visi dan misi SMP Negeri 10 Muara Teweh agar komunikatif dan

bisa diukur sebagai berikut:

1. Menciptakan dan menyelenggarakan proses pendidikan yang

berorientasi pada target pencapaian efektivitas proses pendidikan

dan pembelajaran berdasarkan konsep Manajemen Peningkatan

Mutu Berbasis Sekolah.

2. Mewujudkan sistem kepemimpinan yang kuat dalam

mengakomodasi, menggerakkan dan menyerasikan semua

sumber daya pendidikan yang tersedia.

3. Mengelola tenaga pendidik dan kependidikan secara efektif

berdasarkan analisis kebutuhan, perencanaan, pengembangan,

evaluasi kerja, hubungan kerja, imbal jasa yang memadai.

4. Penanaman budaya mutu kepada seluruh warga pendidikan yang

di dasarkan pada keterampilan atau skill dan profesionalisme


37

5. Menciptakan sistem kebersamaan melalui team work yang

kompak, cerdas dan dinamis dalam rangka menghasilkan output

pendidikan yang berkualitas dan berakhlak mulia

6. Menciptakan sikap kemandirian secara kelembagaan melalui

peningkatan sumbar daya yang memadai

7. Mengembangkan dan meningkatkan adanya partisipasi seluruh

stake holders pendidikan dengan dilandasi sikap tanggung jawab

dan dedikasi

8. Menciptakan dan mengembangkan sistem pengelolaan yang

transparan dalam pengambilan keputusan

9. Program peningkatan mutu, kualitas prestasi output santri dalam

bidang akademik maupun non akademik secara berkelanjutan

(sustainabilitas)

10. Memprioritaskan pelayanan pendidikan kepada seluruh santri

dalam rangka meminimalisasi angka drop out

11. Memberi rasa kepuasan bagi seluruh warga pendidikan sesuai

dengan tugas pokok, fungsi dan kewenangannya.

12. Penanaman budaya mutu kepada seluruh warga pendidikan yang

di dasarkan pada keterampilan atau skill dan profesionalisme

13. Menciptakan sistem kebersamaan melalui team work yang

kompak, cerdas dan dinamis dalam rangka menghasilkan output

pendidikan yang berkualitas dan berakhlak mulia

14. Menciptakan sikap kemandirian secara kelembagaan melalui


38

peningkatan sumbar daya yang memadai

15. Mengembangkan dan meningkatkan adanya partisipasi seluruh

stake holders pendidikan dengan dilandasi sikap tanggung jawab

dan dedikasi

16. Menciptakan dan mengembangkan sistem pengelolaan yang

transparan dalam pengambilan keputusan

17. Program peningkatan mutu, kualitas prestasi output santri dalam

bidang akademik maupun non akademik secara berkelanjutan

(sustainabilitas)

18. Memprioritaskan pelayanan pendidikan kepada seluruh santri

dalam rangka meminimalisasi angka drop out

19. Memberi rasa kepuasan bagi seluruh warga pendidikan sesuai

dengan tugas pokok, fungsi dan kewenangannya.

4.1.3 Keadaan Guru dan Karyawan

a. Guru

Guru atau Pendidik merupakan salah satu bagian

integral dalam keseluruhan proses pembelajaran. Pendidik

merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam kegiatan

pembelajaran. Dengan tersedianya para pendidik maka proses

pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

Di SMP Negeri 10 Muara Teweh jumlah keseluruhan

tenaga pendidik adalah 12 orang guru yang terdiri dari orang 4


39

guru laki-laki dan 8 orang guru perempuan yang sebagian besar

merupakan lulusan sarjana (S1). Untuk lebih jelasnya tentang

keadaan guru/pendidik di SMP Negeri 10 Muara Teweh dapat

dilihat pada tabel berikut.

TABEL 4.1
KEADAAN GURU SMP NEGERI 10 MUARA TEWEH
MENURUT IJAZAH
No Nama L/P Pendidikan
Terakhir

1 Sunarty S, S.pd. M.pd. P S2

2 Sriyanti R. Siregar , P S1
S.Pd.
3 Ahmad Al-ghifari, S.Pd.I L S1

4 Rusminawati, S.Pd.I P S1

5 Egy Priyanto, S.pd. L S1

6 Yudha S.Th. S.Pd.K L S1

7 Siska Andreyani, S.Pd.I P S1

8 Hery Rian Norhidayat, L S1


S.pd.
9 Erlina Lidya Jayanti, P S1
S.Pd.
10 Noorma Indah, S.Pd.I P S1

11 Sriyanti Ramadhona, P S1
S.Pd.I
12 Titin Purwaningsih, P S1
S.Pd.I

b. Karyawan

Kelancaran dan keberhasilan suatu pendidikan sangat

ditentukan oleh peran serta karyawan yang baik, teratur, serta

terencana. Yang dimaksud karyawan disini adalah kepala


40

perpustakaan, kepala Lab. IPA, kepala Lab. IPS, staff tata usaha,

staff kebersihan, dan satpam.

Selanjutnya untuk mengetahui keadaan karyawan dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

4.1.4 Keadaan Siswa

Adapun keadaan siswa SMP Negeri 10 Muara Teweh yaitu

terdiri dari kelas I, II, dan III yang mana jumlah keseluruhannya

adalah 148 orang. Untuk lebih jelasnya keadaan siswa SMP Negeri

10 Muara Teweh dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

TABEL 4.2
KEADAAN SISWA SMP NEGERI 10 MUARA TEWEH
MENURUT KELAS DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2017/2018

No Kelas Jumlah

1 I 48
2 II 45
3 III 55
Jumlah 148

4.1.5 Keadaan Sarana dan Prasarana

Untuk menunjang pelaksanaan pendidikan, saat ini SMP

Negeri 10 Muara Teweh telah memiliki berbagai sarana dan

prasarana dalam memudahkan proses pembelajaran. Untuk lebih

jelasnya keadaan sarana dan prasarana di SMP Negeri 10 Muara

Teweh dapat dilihat pada tabel berikut.


41

TABEL 4.3
KEADAAN SARANA DAN PRASARANA SMP
NEGERI 10 MUARA TEWEHMENURUT JUMLAH
DAN KONDISINYA

No Sarana dan Prasarana Jumlah Kondisi


1 Luas Tanah 10.00 m2 Baik
2 Luas Bangunan 750 m2 Baik
3 Keadaan Status Tanah Milik Baik
Yayasan
4 Ruang Kelas 6 Baik
5 Ruang Perpustakaan 1 Baik
6 Ruang Lab. Biologi 1 Baik
7 Ruang Lab. Kimia 1 Baik
8 Ruang Lab. Fisika 1 Baik
9 Ruang Lab. Komputer 1 Baik
10 Ruang Lab. Bahasa 0 -
11 Ruang Pimpinan 1 Baik
12 Ruang Guru 1 Baik
13 Ruang Tata Usaha 1 Baik
14 Tempat Beribadah 1 Baik
15 Ruang Konseling 1 Baik
16 Ruang UKS 1 Cukup Baik
17 Ruang Osis 1 Baik
18 WC Siswa 6 CukupBaik
19 WC Guru 4 Baik
20 Gudang 1 Cukup Baik
21 Ruang Tamu 1 Baik
22 Tempat 2 Baik
Bermain/Olahraga
23 Koperasi 1 Baik
24 Kantin 1 Cukup Baik
42

4.2. Hasil Penelitian

Setelah penulis mengadakan penelitian pada lokasi yang telah

penulis tentukan yakni SMP Negeri 10 Muara Teweh, maka dapatlah

penulis mengumpulkan data dari lokasi yang penulis teliti tersebut,

baik yang diperoleh dari penyebaran angket, wawancara, maupun dari

pengamatan langsung melalui indera (observasi).

Untuk mengetahui pengaruh layanan konsultasi terhadap

motivasi belajar siswa SMP Negeri 10 Muara Teweh maka penulis

mengadakan penelitian dengan cara penyebaran angket pada 10 orang

guru dan 30 orang siswa dari 3 kelas sebagaimana yang telah

dijelaskan pada bab sebelumnya.

Berangkat dari hal diatas, maka penyajian data yang akan

penulis lakukan pada bab ini yaitu dengan cara mentabulasi

sebelum penulis menganaliasanya. Sebagai gambaran selengkapnya

dapat penulis mentabulasi sebagai berikut:

TABEL 4.4
HASIL ANGKET SISWA VARIABEL X (LAYANAN KONSULTASI)

NO NOMOR VARIABEL X
RES SKOR
1 2 3 4
1 2 2 3 1 8
2 3 2 3 1 9
3 2 2 3 2 9
4 2 2 2 2 8
5 4 3 3 3 13
6 4 4 4 3 15
7 1 2 3 3 9
8 4 4 4 4 16
9 1 2 3 3 9
10 1 3 3 3 9
43

11 2 3 1 1 7
12 2 3 1 1 7
13 2 3 1 1 7
14 2 3 1 1 7
15 2 3 1 1 7
16 1 4 3 3 11
17 1 4 3 2 10
18 4 3 3 3 13
19 3 4 3 2 12
20 1 2 4 3 10
21 2 3 3 3 11
22 4 3 4 4 15
23 4 4 3 4 15
24 3 4 4 4 15
25 3 4 3 4 14
26 3 4 4 4 15
27 2 3 3 3 11
28 2 3 3 4 12
29 3 4 4 4 15
30 3 4 4 4 15

TABEL 4.5
HASIL ANGKET SISWA VARIABEL Y
(MOTIVASI BELAJAR)

NO NOMOR VARIABEL Y
RES SKOR
1 2 3 4
1 2 2 3 3 10
2 2 2 3 3 10
3 2 2 2 2 8
4 2 2 1 3 8
5 2 4 1 3 10
6 2 3 2 4 11
7 2 2 3 2 9
8 2 2 2 4 10
9 2 2 3 2 9
10 2 2 2 2 8
11 1 1 2 3 7
12 1 1 2 3 7
13 1 1 2 3 7
14 1 1 2 3 7
15 1 1 2 3 7
16 2 2 2 4 10
44

17 2 2 2 4 10
18 3 2 2 2 9
19 3 3 3 3 12
20 2 2 2 1 7
21 3 3 2 3 11
22 3 3 2 4 12
23 2 3 2 4 11
24 2 2 2 4 10
25 2 3 2 4 11
26 2 2 2 4 10
27 3 3 3 4 13
28 3 4 2 3 12
29 2 2 2 4 10
30 3 4 2 3 12

TABEL 4.6
HASIL ANGKET GURU VARIABEL X
(LAYANAN KONSULTASI)

NO NOMOR VARIABEL X
RES SKOR
1 2 3 4
1 4 3 4 3 14
2 3 2 3 3 11
3 3 3 3 3 12
4 4 3 4 3 14
5 3 2 3 4 12
6 3 2 4 2 11
7 2 2 3 3 10
8 3 2 3 3 11
9 3 2 3 2 10
10 4 3 4 3 14
45

TABEL 4.7
HASIL ANGKET GURU
VARIABEL Y (MOTIVASI
BELAJAR)

NO NOMOR VARIABEL Y
RES SKOR
1 2 3 4
1 2 4 2 3 11
2 2 2 2 3 9
3 2 3 2 3 10
4 2 4 3 3 12
5 2 2 3 2 9
6 2 3 1 2 8
7 1 2 2 2 7
8 2 4 3 3 12
9 2 2 2 1 7
10 2 2 4 4 12
46

4.3. Pembahasan

Pada pembahasan sebelumnya telah penulis paparkan data

penelitian yang telah penulis peroleh dari responden yang terdiri dari

30 orang siswa dan 10 orang guru. Namun data tersebut belum dapat

membuktikan kebenaran hipotesis yang disajikan pada bab II bagian C,

tentang pengaruh layanan konsultasi terhadap motivasi belajar siswa

SMP Negeri 10 Muara Teweh.

Maka untuk membuktikan kebenaran hipotesis tersebut, data

yangtelah penulis sajikan sebelumnya perlu pengolahan dan analisa

lebih lanjut. Pada pembahasan ini penulis mencoba melakukan analisa

hasil penelitian secara kuantitatif.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh layanan konsultasi

terhadap peningkatan motivasi belajar siswa SMP Negeri 10 Muara

Teweh, penulis menggunakan tehnik analisa statistik product moment

dengan rumus sebagai berikut :

∑𝑥 𝑦
Y=
√( ∑𝑥 2) (∑𝑦 2)

Keterangan :

XY : Koefesien korelasi antara gejala x dan gejala

xy : Jumlah product dari x dan y

x² : Deviasi dari nilai pada variabel X di kuadratkan

y² : Deviasi dari nilai pada variabel Y di kuadratkan


47

Tahap awal perlu dicari koefisien pengaruh antara variabel X

(layanan konsultasi) terhadap variabel Y (motivasi belajar) melalui

pengoreksian dan penganalisaan angket variabel X dan variabel Y

dengan ketentuan apabila menjawab a = 4, b = 3, c = 2, d = 1

kemudian hasil pengoreksian dimasukkan dalam tabel 7 dan 8

(variabel X dan Y) untuk hasil angket siswa dan tabel 9 dan 10

(variabel X dan Y) untuk hasil angket guru, langkah ini dilalukan

untuk mengetahui jumlah skor tiap responden, dengan menjumlahkan

variabel X menjadi ΣX dan variabel Y menjadi ΣY.

Kemudian menjumlah atau memasukkan ΣX dan ΣY kedalam

tabel korelasi product moment antara variabel X terhadap variabel Y

dengan langkah sebagai berikut :

∑X
1. a. Menghitung Rata-rata x dengan rumus 𝑥 = N

∑Y
b. Menghitung Rata-rata y dengan rumus 𝑦̅ = N

2. a. Mencari deviasi x dengan rumus dengan rumus x = X ke-i-𝑥

b. Mencari deviasi y dengan rumus dengan rumus y = Y ke-i-𝑦

3. a. Mengkuadratkan deviasi x menjadi x² dan menjumlahkannya

menjadi Σx²

b. Mengkuadratkan deviasi y menjadi y² dan

menjumlahkannya menjadi Σy²

4. Mengkalikan x dan y menjadi xy dan menjumlahkannya menjadi

Σxy

5. Memasukkan kedalam rumus product moment angka simpangan


48

6. Mengkonsultasikan hitungan tabel product moment

7. Menguji hipotesa.

Langkah-langkah tersebut diatas dapat dilihat secara berturut

turut pada tabel berikut sehingga akan diperoleh hasil sebagai berikut.

TABEL 4.8
KORELASI PRODUCT MOMENT ANGKET
SISWA VARIABEL X TERHADAP Y
NO X Y x y Σx² Σy² ΣXY
1 8 10 -3.13 0.4 9.82 0.16 -1.25
2 9 10 -2.13 0.4 4.55 0.16 -0.85
3 9 8 -2.13 -1.6 4.55 2.56 3.41
4 8 8 -3.13 -1.6 9.82 2.56 5.01
5 13 10 1.87 0.4 3.48 0.16 0.75
6 15 11 3.87 1.4 14.95 1.96 5.41
7 9 9 -2.13 -0.6 4.55 0.36 1.28
8 16 10 4.87 0.4 23.68 0.16 1.95
9 9 9 -2.13 -0.6 4.55 0.36 1.28
10 9 8 -2.13 -1.6 4.55 2.56 3.41
11 7 7 -4.13 -2.6 17.08 6.76 10.75
12 7 7 -4.13 -2.6 17.08 6.76 10.75
13 7 7 -4.13 -2.6 17.08 6.76 10.75
14 7 7 -4.13 -2.6 17.08 6.76 10.75
15 7 7 -4.13 -2.6 17.08 6.76 10.75
16 11 10 -0.13 0.4 0.02 0.16 -0.05
17 10 10 -1.13 0.4 1.28 0.16 -0.45
18 13 9 1.87 -0.6 3.48 0.36 -1.12
19 12 12 0.87 2.4 0.75 5.76 2.08
20 10 7 -1.13 -2.6 1.28 6.76 2.95
21 11 11 -0.13 1.4 0.02 1.96 -0.19
22 15 12 3.87 2.4 14.95 5.76 9.28
23 15 11 3.87 1.4 14.95 1.96 5.41
24 15 10 3.87 0.4 14.95 0.16 1.55
25 14 11 2.87 1.4 8.22 1.96 4.01
26 15 10 3.87 0.4 14.95 0.16 1.55
27 11 13 -0.13 3.4 0.02 11.56 -0.45
28 12 12 0.87 2.4 0.75 5.76 2.08
29 15 10 3.87 0.4 14.95 0.16 1.55
30 15 12 3.87 2.4 14.95 5.76 9.28
JML 334 288 275.47 93.2 111.60
49

Kemudian setelah penulis kerjakan koefisien korelasi dengan

statistik product moment, maka selanjutnya dimasukkan kedalam

rumus dengan keterangan sebagai berikut :

a. ΣX = 334

ΣY = 288

ΣX 334
b. x = = = 1.13
N 30
N

228
c. y = = = 7.6
30

d. ΣX2 = 275.47

e. ΣY2 = 93.2

f. ΣXY = 111.60
50

Kemudian dari hasil diatas dirumuskan ke dalam rumus

korelasi product moment sebagai berikut :

Σxy
rxy =
√ ( Σx2 ) ( Σy2 )

rxy = 111.60

√ (275.47) (93.2)

rxy = 111.60

160.23

rxy = 0.696

dengan n = 30 siswa maka taraf signifikan 5% = 0.361 dan

taraf signifikan 1% = 0.463 sebagaimana terlampir.

TABEL 4.9
HARGA KRITIK DAN KORELASI PRODUCT MOMENT

Interpretasi Kepercayaan
N
95% 99%

30 0.361 0.463

Dari harga kritik di atas dapat diketahui bahwa hasil ϒ

product moment pengaruh variabel X terhadap Y (0.696) lebih besar

dari pada nilai signifikan 5% dan 1%. Dengan demikian maka terbukti
51

bahwa hipotesis kerja (Ha) yang menyatakan bahwa “terdapat

pengaruh bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa

SMP Negeri 10 Muara Teweh” diterima.

Hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan tidak terdapat pengaruh

bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa SMP Negeri

10 Muara Teweh dinyatakan ditolak.

Kemudian setelah penulis menganalisa hasil angket siswa,

agar penelitian ini lebih akurat dan dapat dipercaya penulis juga

menganalisa hasil angket guru dengan cara atau rumus yang sama.

Sebagai gambaran selengkapnya dapatlah dilihat pada tabel berikut

dan akan diperoleh hasil sebagai berikut:

TABEL 4.10
KORELASI PRODUCT MOMENT ANGKET GURU VARIABEL X
TERHADAP Y TENTANG LAYANAN KONSULTASI TERHADAP
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

NO X Y x y x² y² xy
1 14 11 2.10 0.5 4.41 0.25 1.05
2 11 9 -0.90 -0.5 0.81 0.25 0.45
3 12 10 0.10 0.5 0.01 0.25 0.05
4 14 12 2.10 1.5 4.41 2.25 3.15
5 12 9 0.10 -0.5 0.01 0.25 -0.05
6 11 8 -0.90 -1.5 0.81 2.25 1.35
7 10 7 -1.90 -2.5 3.61 6.25 4.75
8 11 12 -0.90 2.5 0.81 6.25 -2.25
9 10 7 -1.90 -1.5 3.61 2.25 2.85
10 14 12 2.10 1.5 4.41 2.25 3.15
JML 119 97 22.90 36.1 22.70
52

Kemudian setelah penulis kerjakan koefisien korelasi dengan

statistik product moment, maka selanjutnya dimasukkan kedalam

rumus dengan keterangan sebagai berikut :

a. ΣX = 119
ΣY = 97

b. x = 11.9

c. y = 9.7

d. ΣX2 = 22.90

e. ΣY2 = 36.1

f. ΣXY = 22.70

Kemudian dari hasil diatas dirumuskan ke dalam rumus

korelasi product moment sebagai berikut :

rxy = Σxy

√ ( Σx2 ) ( Σy2 )

rxy = 22.70

√ (22.90) (36.1)

rxy = 22.70

28.75

rxy =
0.789

Dengan memperhatikan tabel harga kritik dari r product

moment dengan n = 10 orang guru maka taraf signifikan 5% = 0,632

dan taraf signifikasikan 1% = 0.765 sebagaimana terlampir


53

TABEL 4.11

HARGA KRITIK DAN KORELASI PRODUCT MOMENT

Interpretasi Kepercayaan
N
95% 99%
10 0,632 0,765

Dari harga kritik di atas dapat diketahui bahwa hasil ϒ

product moment pengaruh variabel X terhadap Y (0.789) lebih besar

dari pada nilai signifikan 5% dan 1%. Dengan demikian maka berarti

terbukti hipotesis kerja (Ha) yang menyatakan bahwa “terdapat

pengaruh layanan konsultasi terhadap motivasi belajar siswa SMP

Negeri 10 Muara Teweh” diterima.

Dan hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan tidak terdapat

pengaruh layanan konsultasi terhadap motivasi belajar siswa SMP

Negeri 10 Muara Teweh dinyatakan ditolak.

4.4. Interpretasi Data

Setelah melakukan perhitungan melalui analisa ϒ product

moment, selanjutnya penulis melakukan interpretasi data. Berdasarkan

data-data yang telah penulis analisa mengenai pengaruh layanan

konsultasi terhadap motivasi belajar siswa SMP Negeri 10 Muara

Teweh, maka penulis menginterpretasikan bahwa layanan konsultasi

cukup berpengaruh dalam meningkatkan motivasi belajar siswa SMP


54

Negeri 10 Muara Teweh. Sebagaimana data responden (lihat tabel 7-

10).

Dengan mengkonsultasikan nilai ϒ product moment yang di

peroleh dari hasil analisa angket siswa (0.696) dan hasil analisa angket

guru (0.789) kedalam tabel ϒ product moment lampiran II atau tabel

interpretasi nilai ϒ sebagaimana tabel berikut:

TABEL 4.12

TABEL INTERPRETASI NILAI KRITIK

Besar Nilai Interpretasi


ϒ
Antara sampai 1,00 Tinggi
0,800 dengan
0,600 sampai 0,800 Cukup
dengan
0,400 sampai 0,600 Agak rendah
dengan
0,200 sampai 0,400 Rendah
dengan
0,000 sampai 0,200 Sangat rendah
dengan
(Tidak berkorelasi)2
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat menarik

kesimpulan terhadap penelitian ini diantaranya:

1. Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner didapatkan nilai

signifikansi 5% = 0.361 dan 1% = 0.463 artinya setelah diberikan

layanan konsultasi oleh guru bimbingan dan konseling (BK) siswa

di SMP Negeri 10 Muara Teweh meningkat motivasisi belajarnya.

2. Hasil analisa pengolahan kuesioner pengaruh layanan informasi

terhadap motivasi siswa berada pada interval 0,600 sampai dengan

0,80 yang masuk dalam kategori cukup sehingga dapat

disimpulkan bahwa layanan konsultasi berpengaruh positif

terhadap motivasi belajar siswa SMP Negeri 10 Muara Teweh.

5.2 Saran

Pada akhir penulisan skripsi ini, berdasarkan hasil penelitian

selama di lokasi dan demi kemajuan, perkembangan pendidikan

nasional pada umumnya serta peningkatan perkembangan pendidikaan

khususnya di lembaga tersebut untuk masa mendatang maka penulis

sampaikan saran-saran sebagai berikut kepada:

55
56

1. Pihak Sekolah

Pihak sekolah hendaknya memperhatikan adanya kegiatan

BK, karenan BK merupakan bagian integral dari pendidikan agar

seluruh kebutuhan peserta didik dapat terpenuhi secara maksimal.

2. Guru

Guru hendaknya dapat mendukung dan membantu kegiatan

BK agar program pelayanan bimbingan konseling ini dapat berjalan

dengan lancar.

3. Guru BK

Guru BK diharapkan agar tetap bekerja sama dengan baik

antara pihak-pihak yang terlibat dengan kegiatan pelayanan BK agar

program layanan BK tersebut dapat berjalan secara efektif.

4. Siswa

Siswa hendaknya berkonsultasi kepada guru BK jika

mempunyai masalah yang dapat menyebabkan penurunan motivasi

dalam pembelajaran dan siswa diharapkan dapat mengikuti setiap

layanan yang diberikan oleh guru BK agar dapat meningkatkan

motivasi belajar.
DAFTAR PUSTAKA

A, M, Sardiman., Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja


Grafindo Persada, 1996.

Arikunto, Suharsimi., Prosedur Penelitian, Jakarta: Bina Aksara,1998.


Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung:
CV Penerbit J-ART, 2005.

Depdiknas., Panduan Model Pengembangan Diri

Djamrah, Bahri, Syaiful., Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002.


Djumhur., dan Surya, Moh., Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah
(Guidance & Counseling), Bandung: C.V ilmu, 1975.

Gunawan, Yusuf., Pengantar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT


Prenhallindo, 2001.

Hallen., Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Pers, 2002.

Hamalik, Oemar., Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru


Algessindo,2002.

Yusuf, Syamsu., dan Nurihsan, Juntika, A., Landasan Bimbingan dan


Konseling, Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA, 2005.

Mahmud Yunus., Tafsir Qur’an Karim, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 2004.

Moleong, J, Lexy., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda karya,


2002.

Nasution, Noehi., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Universitas Terbuka, 1982.


Paimun., Bimbingan dan Konseling Sari Perkuliahan, Jakarta: UIN

Syarif Hidayatullah, 2008. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990


Tentang Pendidikan Menengah.

Prayitno.,dan Amti, Erman., Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling,


Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, 2004.

Sabri, Alisuf, M., Pengantar Psikologi Umum Dan Perkembangan, Jakarta:


Pedoman Ilmu Jaya, 1997.
Shaleh, Rohman, Abdul., Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam,
Jakarta: Kencana, 2008.

Sugiono., Metodologi Penelitian, Bandung: CV. Alfabeta, 1999.

Sukardi, Ketut, Dewa., Bimbingan Dan Penyuluhan Belajar Di Sekolah,


Surabaya: Usaha Nasional

Tohirin., Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta: PT.


Raja Grapindo Persada, 2007.

Usman, Uzer, Moh., Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 1995.

Winkel, W.S., Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, Jakarta: PT


Gramedia, 1987.
BERITA WAWANCARA

PENGARUH LAYANAN KONSULTASI

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

DI SMP NEGERI 10 MUARA TEWEH

TAHUN 2017 / 2018

Interview : Erlina Lidya j, S.pd

Jabatan : Koordinator BK

Hari/ Tanggal : Selasa, 30 Januari 2018

Tempat : SMP Negeri 10 Muara Teweh

PERTANYAAN

1. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh guru BK dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa?

2. Apakah tujuan dari layanan konsultasi yang diberikan oleh guru BK

kepada siswa?

3. Bagaimana tindakan/upaya guru BK terhadap siswa yang tidak memiliki

motivasi dalam belajar?

4. Bagaimana pengaruh yang dihasilkan dari layanan konsultasi yang

diberikan oleh guru BK terhadap motivasi belajar siswa?

5. Kesulitan atau kendala apa yang sering dihadapi ketika memberikan

layanan konsultasi?
JAWABAN

1. Usaha yang kami lakukan ialah dengan mencari tahu karakteristik siswa

tersebut dalam berbagai aspek, misalnya mengetahui bakat dan minat

siswa tersebut. Dengan mengetahui bakat dan minatnya, kami dapat

membimbingnya dan menyalurkannya dalam berbagai perlombaan.

2. Tujuan dari Layanan Konsultasi yang diberikan kepada siswa adalah

menagajak bersama pribadi yang memiliki peranan dan fungsi

bermacam macam untuk menyempurnakan lingkungan belajar,

membantu siswa bagaimana belajar tentang perilaku, dan menciptakan

suatu kompenen lingkungan belajar yang baik.

3. Bagi siswa yang tidak memiliki motivasi dalam belajar, kami

memberikan perhatian khusus. Dalam hal ini, kami biasanya

mendatangi rumahnya dan meminta kerja sama dengan orang tuanya

dalam rangka menigkatkan motivasi belajar siswa.

4. Pengaruh yang dihasilkan dari layanan konsultasi sampai saat ini cukup

memberikan hasil yang positif, dapat membangkitkan motivasi belajar

siswa.

5. Sampai saat ini belum ada kesulitan ketika memberikan layanan

konsultasi karena kami dapat mengawasi secara langsung bagaimana

sikap peserta didik selama di sekolah.


ANGKET PENELITIAN PENGARUH LAYANAN KONSULTASI

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 10

MUARA TEWEH TAHUN 2017 / 2018

A. DATA RESPONDENT/SISWA

No. Angket : …………………………………

Nama : …………………………………

Kelas : …………………………………

B. PETUNJUK

1. Isilah Biodata Anda dengan lengkap!

2. Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan teliti!

3. Pilihlah salah satu jawaban a, b, atau c dengan memberi tanda

silang (X) seseuai dengan keadaan yang sebenarnya!

C. PERTANYAAN

1. Apakah anda diberi tugas rumah (PR) secara perorangan


oleh guru anda dalam mata pelajaran tertentu?

a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

2. Apakah tugas tersebut dikerjakan selesai tepat waktu?

a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

3. Apakah anda pernah disuruh mengikuti pelajaran untuk

emperbaiki nilai hasil belajar anda (remedial)?

a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

4. Apakah dengan mengikuti remedial tersebut membuat anda

selalu lebih terdorong untuk rajin belajar?

a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

5. Apakah anda diberi informasi bagaimana cara membuat

jadwal belajar?

a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

6. Apakah dengan mendapat informasi cara membuat jadwal

belajar tersebut dapat membuat anda untuk selalu disiplin dalam

belajar?

a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

7. Apakah anda diberi informasi cara mengatur waktu belajar?

a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

8. Apakah dengan mengetahui cara mengatur waktu belajar

tersebut selalu dapat menambah semangat anda dalam


belajar?

a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

9. Apakah guru anda menginformasikan cara belajar yang baik?

a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

10. Apakah dengan mengetahui cara belajar yang baik dapat

mendorong anda untuk selalu rajin belajar?

a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

11. Apakah anda diberikan penerangan/sarana yang cukup

memadai untuk belajar?

a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

12. Apakah dengan penerangan/sarana yang memadai tersebut

selalu membuat anda ingin belajar?

a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah


ANGKET

PENELITIAN PENGARUH

LAYANAN KONSULTASI

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

DI SMP NEGERI 10 MUARA TEWEH

TAHUN 2017 / 2018

A. DATA RESPONDENT/GURU

No. Angket : …………………………………

Nama : …………………………………

Guru Bid. Studi : …………………………………

B. PETUNJUK

1. Isilah Biodata Anda dengan lengkap!

2. Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan teliti!

3. Pilihlah salah satu jawaban a, b, atau c dengan memberi

tanda silang (X) seseuai dengan keadaan yang

sebenarnya!
C. PERTANYAAN

1. Apakah anda memberikan tugas rumah (PR) secara

individual kepada murid anda?

a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

2. Apakah tugas tersebut dikerjakan selesai tepat waktu oleh

murid anda?

a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

3. Apakah anda pernah menyuruh murid anda mengikuti

pelajaran untuk memperbaiki nilai hasil belajarnya

(remedial)?

a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

4. Apakah dengan mengikuti remedial tersebut dapat

membuat murid anda lebih terdorong untuk selalu

rajin belajar?

b. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

5. Apakah anda menginformasikan kepada murid anda

bagaimana cara membuat jadwal belajar?

a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

6. Apakah dengan informasi cara membuat jadwal belajar

tersebut dapat membuat murid anda selalu disiplin

dalam belajar?

a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah


7. apakah anda menginformasikan kepada murid anda cara

mengatur waktu belajar?

a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

8. Apakah dengan informasi cara mengatur waktu belajar

tersebut dapat menambah semangat murid anda

dalam belajar?

a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

9. Apakah anda menginformasikan cara belajar yang baik

kepada murid anda?

a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

10. Apakah dengan mengetahui cara belajar yang baik dapat

mendorong murid anda untuk selalu rajin belajar?

a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

66
67

ABSTRAK

Irvan Efthian Danny D., 11.22.0337, Pengaruh Layanan Konsultasi


Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 10 Muara Teweh

Latar Belakang penelitian ini adalah rendahnya motivasi belajar Siswa


SMP Negeri 10 Muara Teweh yang rendah.
Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah motivasi
belajar siswa setelah diberikan layanan konsultasi dan bagaimana pengaruh
layanan konsultasi dalam motivasi belajar siswa SMP Negeri 10 Muara Teweh.
Metode Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif kuantitatif, yaitu
penelitian yang menggunakan metode statistik dalam mengukur tanggapan
responden tentang pertanyaan yang diberikan yang menyangkut topik penelitian
dengan Populasi penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 10 Muara Teweh
sebanyak 303 orang, semetara sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30
orang siswa dan 12 orang guru. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan
adalah teknik random sampling yaitu dengan cara diacak dan undian. Teknik yang
digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, wawancara dan angket.
Hasil analisis data angket siswa dengan menggunakan rumus korelasi
product moment diperoleh ϒ kerja 0.639. Setelah dikonsultasikan dengan tabel
harga kritik pada n 30 dengan taraf signifikan 95% 0.361 dan 99% 0.463.
Kemudian dari hasil data angket guru diperoleh ϒ kerja 0.746. Setelah
dikonsultasikan dengan tabel harga kritik pada n 12 dengan taraf signifikan 95%
dan 99% 0.487 diperolah kesimpulan bahwa terdapat pengaruh layanan konsultasi
terhadap motivasi belajar siswa di SMP Negeri 10 Muara Teweh tahun
2016/2017. Dengan taraf signifikan cukup.
Kesimpulan penelitian ini adalahh : 1.Berdasarkan hasil pengolahan
kuesioner didapatkan nilai signifikansi 5% = 0.361 dan 1% = 0.463 artinya setelah
diberikan layanan konsultasi oleh guru bimbingan dan konseling (BK) siswa di
SMP Negeri 10 Muara Teweh meningkat motivasisi belajarnya dan 2.Hasil
analisa pengolahan kuesioner pengaruh layanan informasi terhadap motivasi siswa
berada pada interval 0,600 sampai dengan 0,80 yang masuk dalam kategori cukup
sehingga dapat disimpulkan bahwa layanan konsultasi berpengaruh positif
terhadap motivasi belajar siswa SMP Negeri 10 Muara Teweh.

Kata Kunci : Layanan Konsultasi, Motivasi Belajar

ii
68

MOTTO
DALAM SETIAP KESULITAN SELALU TERDAPAT
KEMUDAHAN

iii
69

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan syukur Kehadirat

tuhan YME, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga

penyusunan Skripsi dengan judul “Pengaruh Layanan Konsultasi Terhadap

Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 10 Muara Teweh " dapat selesai sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih karena

telah banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu rasa terima kasih yang terhingga serta penghargaan, disampaikan kepada :

1. Bapak Abdul Malik, S.Pt, M.Si., P.HD selaku Rektor Universitas Islam

Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin.

2. Ibu Farial, S.Psi, M.M.Pd selaku Ketua Jurusan Bimbingan Konseling sebagai

Dosen Pembimbing Kedua yang telah mengarahkan dan membimbing hingga

selesai skripsi ini.

3. Ibu Nurmiati S.Pd, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah

mengarahkan dan membimbing hingga selesai skripsi ini.

4. Bapak/ibu dosen di lingkungan Fakultas Studi Islam Universitas Islam Jurusan

ekonomi Syari’ah Kalimantan Muhammad Arsyad AI-Banjari yang telah

memberikan materi perkuliahan dan ilmu pengetahuan hingga tersusunnya

skripsi ini.

5. Kepala Sekolah SMP Negeri 10 Muara Teweh dan Dewan Guru yang telah

membantu memberikan Informasi sehingga selesainya penyusunan Skripsi

ini.

iv
70

6. Kedua orang tua, Kakak dan adik-adikku tersayang dan keluarga yang selalu

mendukung dan memberi semangat hingga selesainya penulisan Skripsi ini.

7. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah banyak membantu dan

memberikan dorongan serta semangat selama menyusun Skripsi ini.

Semoga amal dan kebaikan pihak yang telah membantu ini dicatat disisi Allah

SWT.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini banyak kekurangan

dan hasilnyapun jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan kemampuan penulis

dalam pengetahuan dan pengalaman.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran guna

kesempurnaan Skripsi ini, sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua dan pihak

yang memerlukan serta penulis mohon maaf atas segala kekurangan.

Banjarmasin, Juli 2018

Penulis,

Irvan Efthian Danny D


71

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................ 1


1.2 Identifikasi Masalah ........................................................ 2
1.3 Pembatasan Masalah ....................................................... 3
1.4 Rumusan Masalah ........................................................... 3
1.5 Tujuan Penelitian ............................................................ 4
1.6 Manfaat Penelitian .......................................................... 4
1.7 Definisi Operasional........................................................ 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka................................................................. 11


2.2 Kajian Penelitian yang relevan ....................................... 22
2.3 Kerangka Berpikir ........................................................... 24
2.4 Hipotesis.......................................................................... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ............................................................ 26
3.2 Populasi dan Sampel ...................................................... 26
3.3 Variabel Penelitian ......................................................... 28
3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................. 28

vi
72

3.5 Validitas dan reliabilitas ................................................. 30


3.6 Teknik Analisa data ........................................................ 33
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum SMP Negeri 10 Muara Teweh .............................. 35
4.2 Hasil Penelitian ................................................................................... 42
4.3 Pembahasan ......................................................................................... 46
4.4 Interpretasi Data .................................................................................. 53
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 55
5.2 Saran-saran ......................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii

Anda mungkin juga menyukai