Ekastuti, MS
Fisiologi Veteriner 2 Nama Asisten : Ummu Asmaul Husna
Hari/tanggal : Kamis/ 27 April 2017
METABOLISME
Kelompok 5
Tujuan
Praktikan dapat mengukur laju metabolisme berdasarkan konsumsi O2 dan
mengamati pengaruh pemberian hormone insulin terhadap glukosa darah tikus.
BAB II
METODE
Metode Kerja
BAB III
PEMBAHASAN
d. Produksi panas
= Volume O2 dalam STP x NSK
= 2885 ml x 4.825 kal/ml
= 13920 kal
= 13.92 kkal
e. Laju metabolisme
= Produksi panas/BM
= 13.92 kkal/0.277 kg
= 50.256 kkal/BM/hari
Percobaan Kedua
a. Lama tikus menghabiskan 20 ml udara : 4 menit
b. Volume O2 yang dikonsumsi/hari : 7200 ml
c. Volume O2 yang dikonsumsi/hari dalam keadaan STP : 6491 ml
d. Produksi panas : 31.319 kkal
e. Laju metabolisme : 113.064
kkal/BM/hari
Percobaan Ketiga
a. Lama tikus menghabiskan 20 ml udara : 10 menit
b. Volume O2 yang dikonsumsi/hari : 2880 ml
c. Volume O2 yang dikonsumsi/hari dalam keadaan STP : 2596 ml
d. Produksi panas : 12.528 kkal
e. Laju metabolisme : 45.23 kkal/BM/hari
Diketahui bahwa laju metabolisme terukur pada tiap percobaan berturut-
turut yaitu 50.256 kkal/BM/hari, 113.064 kkal/BM/hari, dan 45.23 kkal/BM/hari.
Laju metabolisme pada percobaan pertama berada dibawah nilai laju metabolisme
basal yang bernilai 70 kkal/BM/hari. Hal ini dipengaruhi oleh aktivitas fisik yang
dilakukan mencit yang menyebabkan kedua nilai berbeda cukup jauh. Diketahui
bahwa semakin aktif mencit, maka laju metabolismenya akan semakin tinggi.
Ketika percobaan pertama berlangsung, aktivitas mencit cukup aktif. Akan tetapi,
lamanya waktu penyerapan udara yang berlangsung selama 9 menit dianggap
terlalu lama karena normalnya waktu penyerapan udara berlangsung selama 5-6
menit. Nilai laju metabolisme yang rendah ini mengindikasikan adanya kesalahan
yang terjadi pada sistem kalorimeter yang digunakan. Hal ini mungkin terjadi
karena proses absorbsi karbondioksida yang tidak sempurna oleh butiran KOH
sehingga menyebabkan volume udara di dalam metabolor bertambah. Volume
udara yang bertambah menyebabkan permukaan air di pipa U mengalami
perlambatan untuk mencapai permukaan yang sama rata seperti semula. Akibatnya,
proses penyerapan udara oleh mencit di dalam metabolor berlangsung lebih lama
meskipun aktivitas mencit cukup aktif.
Laju metabolisme pada percobaan kedua memiliki nilai yang jauh lebih
tinggi dibandingkan nilai laju metabolisme basal, yaitu mencapai 113.064
kkal/BM/hari. Lamanya penyerapan udara juga normal dan berlangsung sekitar 4
menit. Ketika percobaan kedua dilakukan, aktivitas mencit memang masih terbilang
aktif. Aktivitas mencit ini menyebabkan massa otot lebih banyak mengeluarkan
panas tubuh sehingga laju metabolisme bertambah besar. Nilai laju metabolisme
yang sebanding dengan aktivitas aktif oleh mencit sesuai dengan literatur yang
menjelaskan hubungan antara laju metabolisme dan aktivitas fisik.
Ketika pengukuran laju metabolisme yang ketiga berlangsung, aktivitas mencit jauh
lebih sedikit dibandingkan percobaan pertama ataupun kedua. Mencit terlihat
banyak beristirahat (tidur) saat pengukuran ketiga dilakukan. Aktivitas fisik mencit
yang berkurang menyebabkan nilai laju metabolisme nya juga ikut menurun, yaitu
45.23 kkal/BM/hari. Aktivitas fisik yang berkurang menunjukkan bahwa otot-otot
mencit tidak banyak melakukan kontraksi. Akibatnya, panas yang dikeluarkan
tubuh sebagai hasil dari pembakaran energi untuk bekerja juga cenderung sedikit.
Hal inilah yang menyebabkan nilai laju metabolisme turun secara drastis.
DAFTAR PUSTAKA