Anda di halaman 1dari 2

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan budidaya tanaman holtikultura yang meliputi sayuran dan buah-buahan
semakin banyak diminati petani. Hal tersebut dikarenakan komoditas ini mampu memberikan
keuntungan lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman padi dan palawija pada area sawah
yang sama. Beberapa komoditas holtikultura seperti tanaman cabai, semangka dan melon
menuntut pekerjaan yang lebih intensif dan biaya yang lebih besar, namun demikian
keutungan yang diraih masih sesuai dengan pengorbanan yang dikeluarkan.
Melon (Cucumis melo L.) tergolong tanaman semusim yang tumbuh merambat,
berbatang lunak dari setiap pangkal tangkai daun pada batang utama tumbuh tunas lateral,
pada tunas lateral inilah muncul bunga betina (bakal buah) yang rata-rata mampu
menghasilkan 1-2 calon buah. Namun tidak semuanya menjadi buah, calon buah yang tidak
sempat diserbuki akan gugur. Maka dari itu, kegiatan perempelan tunas lateral harus
dilakukan kecuali pada tunas lateral yang bakal buahnya akan dijadikan buah. Melon
merupakan tanaman semusim yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Buah melon banyak
digemari oleh masyarakat karena buahnya yang berasa manis dan mengandung banyak air
sehingga menyegarkan apabila dimakan.
Melon merupakan tanaman yang mempunyai daya tarik sendiri. Melon mempunyai
kharisma tersendiri di kalangan konsumen maupun produsen (petani). Permintaan pasar
(konsumen) cenderung terus meningkat dari waktu ke waktu, karena makin digemari oleh
berbagai kalangan masyarakat. Celah dan peluang pasar ini dimanfaatkan oleh para petani
dan pengusaha tani untuk membudidayakan melon di berbagai wilayah atau daerah.
Usaha tani melon diminati petani karena cukup menguntungkan dan memiliki umur
panen yang pendek yaitu 55-65 hari (Rukmana, 1994), dan harga buah melon yang relatif
lebih tinggi dibandingkan dengan komoditas hortikultura pada umumnya (Tjahjadi, 2000).
Namun melon memerlukan penanganan intensif dalam budidayanya karena tanaman melon
sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan sehingga memiliki resiko kegagalan yang
cukup besar. Kondisi tersebut juga berdampak pada meningkatnya input pertanian yang
dibutuhkan terlebih bagian pestisida. Tidak jarang kita melihat yang begitu seringnya
menyemprotkan pestisida ke melon untum meminimalisir resiko gagal panen.
Tanaman melon ini juga memiliki arti penting bagi perkembangan sosial ekonomi
masyarakat khususnya dalam meningkatkan pendapatan petani, karena dirasa buah melon
memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi. Adapun arti penting yang lain adalah sebagai
perbaikan gizi masyarakat dan perluasan kesempatan kerja. Suatu fenomena yang menjadi
daya tarik tersendiri dari budidaya tanaman melon ini adalah resiko kegagalan yang cukup
tinggi, serta membutuhkan modal yang tidak sedikit. Akan tetapi, saat ini justru mulai banyak
petani yang beralih komoditas melon untuk ditanam. Oleh karena itu, observasi terhadap
teknik budidaya melon yang dilakukan oleh petani dalam rangka mencegah resiko gagal
panen.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari observasi yang dilakukan adalah sebagai berikut L
1. Mengetahui teknik budidaya tanaman melon (Cucumis melo L.) yang dilakukan oleh
masing-masing petani.
2. Mengetahui kendala yang dialami petani dalam budidaya tanaman melon (Cucumis
melo L.).
3. Mengetahui alasan petani melakukan penanaman tanaman melon (Cucumis melo L.).

Daftar Pustaka
Rukmana, R. 1994. Melon Hibrida. Kanisius, Yogyakarta.
Tjahjadi, N. 2000. Bertanam Melon. Kanisius, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai