Saskia Salsa N. - 1408010002 PDF
Saskia Salsa N. - 1408010002 PDF
FAKULTAS KEDOKTERAN
Disusun Oleh :
Pembimbing :
MAUMERE
2018
LEMBAR PENGESAHAN DEWAN PENGUJI
Referat ini dengan judul : Gambaran Osteomyelitis Pada Foto Roentgen atas
kegiatan kepaniteraan klinik bagian ilmu penyakit saraf RSUD DR. T.C. Hillers
Mengetahui pembimbing:
Pembimbing Klinik
Ditetapkan di : Maumere
Hal
Halaman Judul............................................................................................. i
BAB 1
PENDAHULUAN
baik itu jaringan pengikat, tulang maupun otot yang saling berhubungan, sangat
khusus, dan kompleks. Fungsi utama sistem ini adalah sebagai penyusun bentuk
tubuh dan alat untuk bergerak. Oleh karena itu, jika terdapat kelainan pada sistem
ini maka kedua fungsi tersebut juga akan terganggu. Infeksi muskuloskeletal
merupakan penyakit yang umum terjadi dapat melibatkan seluruh struktur dari
berarti infeksi tulang atau sumsum tulang dan sering dikaitkan dengan hancurnya
daripatah tulang terbuka, infeksi pada kaki penderita diabetes, atau terapi bedah
yang sering terkena ialah femur bagian distal, tibia bagian proksimal, humerus,
Pada dasarnya, semua jenis organisme, termasuk virus, parasit, jamur, dan
patogen(3).
orang dewasa sehat, dan menyerang 1 dari 5000 anak di AS. Sedangkan di negara
bidang ortopedi , meskipun insiden yang tepat tidak diketahui. Sekitar 50% kasus
osteomielitis terjadi pada lima tahun pertama kehidupan. Terjadi lebih sering pada
karena tingkat higienitas yang masih rendah, diagnosis yang terlambat, angka
memerlukan waktu lama dan biaya yang tinggi, serta banyak pasien dengan
Diagnosis infeksi tulang dan sendi biasanya dapat dibuat dari tanda-tanda
yang tampak pada pemeriksaan fisik. Pada lokasi perifer seperti efusi sendi dan
dan nyeri pada metafisis yang terlokalisir, dengan atau tanpa pembengkakan,
belakang, tulang belikat dan bahu, penegakan diagnosis terjadinya infeksi sulit
osteomielitis(1).
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
berarti infeksi tulang atau sumsum tulang dan sering dikaitkan dengan hancurnya
kortikal tulang. Infeksi pada tulang dapat terjadi melalui aliran darah, trauma dan
adalah radang tulang yang disebabkan oleh organism piogenik, walaupun berbagai
agen infeksi lain juga dapat menyebabkannya. Ini dapat tetap terlokalisasi atau
dan periosteum(1,5).
2.2 ANATOMI
Tulang Panjang
Pada tulang ini, panjangnya lebih besar daripada lebarnya. Tulang ini mempunyai
corpus berbentuk tubular, diafisis, dan biasanya dijumpai epifisis pada ujung-
yang berisi sumsum tulang. Bagian luar corpus terdiri atas tulang kompakta yang
diliputi oleh selubung jaringan ikat yaitu periosteum. Ujung-ujung tulang panjang
5
terdiri atas tulang spongiosa yang dikelilingi oleh selapis tipis tulang kompakta.
panjang yang ditemukan pada ekstremitas antara lain tulang humerus, femur, ossa
1. Articular cartilage
2. Subarticular of epiphyse
3. Epiphysis
4. Epiphyseal line
5. Metaphysis
6. Diaphysis
2.3 ETIOLOGI
TAHUN)
Epidermidis
Serattia marcescens
7
Escherichia coli
spp., Tropheryma whipplei, Brucella spp., Salmonella spp., dan Actynomyces spp.
2.4 Klasifikasi(1)
onset (akut dan kronik), mekanisme ( Contigous dan hematogen), dan ada atau
tidaknya vaskularisasi yang cukup. Klasifikasi ini sedikit membantu dalam proses
penyembuhan.
8
B. Cierny- Mader
Anatomycal Type
Osteomielitis Hematogen.
derajat infeksi. Kriteria fisiologis dibagi tiga kelas berdasarkan tiga tipe jenis host.
9
Host kelas A memiliki respon pada infeksi dan operasi. Host kelas B memiliki
kemampuan imunitas yang terbatas dan penyembuhan luka yang kurang baik.
kriteria anatomis dibagi menjadi empat tipe, seperti yang sudah dipaparkan pada
Pemakaian prosthetic adalah salah satu faktor resiko, begitu juga dengan
pembedahan ortopedi dan fraktur terbuka. Pasien yang beresiko tinggi mengalami
penurunan kekebalan tubuh atau penderita diabetes. Selain itu, pasien yang
menderita artritis reumatoid, telah di rawat lama dirumah sakit, mendapat terapi
sekarang atau sedang mengalami sepsis rentan, begitu pula yang menjalani
1.Penyebaran Umum
oMelalui embolus infeksi dan menyebabkan infeksi multifokal pada daerah lain 2.
2. Penyebaran Khusus
sistem retikulo endotelial. Fagosit matur => fagosit bakteri. Fagosit imatur =>
tidak memfagosit bakteri, tapi malah merupakan tempat berkembang biak yang
baik.
3.Teori Trauma Trauma artifisial => hematom di daerah epifisis. Bila ada fokus
Patofisiologi
Infeksi terjadi ketika mikroorganisme masuk melalui darah, secara langsung dari
benda– benda yang terinfeksi atau luka tembus. Trauma, iskemia dan benda asing
terpapar sehingga organisme tersebut lebih mudah menempel. Pada daerah infeksi
fagosit datang mengatasi infeksi dari bakteri tersebut, namun dalam waktu yang
12
menjadi lisis. Bakteri dapat lolos dari proses tersebut dan akhirnya menempel
pada bagian tulang yang lisis dengan cara masuk dan menetap pada osteoblas dan
subperiosteal dapat meningkat dan menyebar pada bagian tulang yang lain
tekanan intraosseus dan gangguan pada aliran darah.5 Hal ini dapat
bagian tulang yang sklerotik yang biasanya tidak mengandung pembuluh darah.
Kanal haversian diblok oleh jaringan parut dan tulang dikelilingi oleh bagian
periosteum yang menebal dan jaringan parutotot. Sequestra merupakan muara dari
keluar dari kulit membentuk sinus. Sinus kemungkinan tertutup selama beberapa
menembus bagian yang avaskular dan tidak efektif dalam mengatasi infeksi.
bervariasi dan memiliki reaksi periosteal yang agresif yang dapat mengakibatkan
secara fokal maupun segmental tidak dapat dihindarkan. Sequestra secara dapat
diserap sebagian maupun penuh sebagai akibat dari respon inang atau tergabung
dalam involucrum.
tulang yang nekrosis ditandai dengan tidak adanya osteosit yang hidup.
menggantikan tulang yang diserap oleh osteoklas. Jika diwarnai beberapa macam
organisme dapat ditemukan. Terdapat risiko munculnya artritis septik pada daerah
radius, proksimal humerus, distal fibula). Risiko meningkat pada anak – anak
berusia kurang dari 2 tahun sebagai akibat dari uniknya aspek pembuluh darah
pada anak – anak. Pembuluh darah metafisis dan epifisis berhubungan sampai
sekitar umur 12 -18 tahun dimana fisis berperan sebagai perisai mekanik terhadap
penyebaran infeksi.
- Kelelahan.
- Iritabilitas.
- Malaise.
- Terbatasnya gerakan.
penekanan.
- Onsetnya bertahap.
- Malaise.
15
- Edem.
- Terasa hangat.
- Berfluktuasi.
histopatologi)
penyebab.
abses di atas jaringan nekrotik, sekuestrasi, dan fibrosis; dan (2) untuk
16
lunak pada 3-5 hari setelah terinfeksi. Perubahan tulang tidak terlihat
MRI
MRI
Tiga fase scan tulang, scan gallium dan scan sel darah putih menjadi
MRI. Sebuah fase tiga scan tulang memiliki sensitivitas yang tinggi
CT scan
Ultrasonografi
Dalam beberapa kasus, gambaran radiologis pada osteomielitis spesifik pada satu
Abses brodie
- Lesi litik yang sering berbentuk oval yang terletak pada sumbu
memanjang tulang
- Sekitar 5-7 hari setelah infeksi pada anak-anak dan 14 hari setelah
Sekuestrum adalah serpihan tulang yang telah mati karena terhentinya suplai
darah dan kemudian terlepas dari tulangnya yang masih hidup yang terbentuk ±
sekuestrum ± 30 hari setelah infeksi. Sedangkan kloaka adalah bagian terbuka dari
materi nekrotik keluar dari tulang yang mati tersebut, jika saluran ini meluas ke
permukaan kulit maka saluran yang meluas tersebut disebut sinus tract.
Gambar 2.16 Vertebral osteomyelitis padaa vertebra T6-T7 dengan end plate
destruction
28
2.10 Penatalaksanaan(1,3)
Jika osteomielitis dicurigai pada pemeriksaan klinis, contoh darah dan cairan
untuk nyeri dan dehidrasi, (2)pembebatan areayang terkena (3) terapi antibiotik
luas atau nekrosis,menghasilkan hasil yang terbaik dan harus diberikan secara
biasanya tidak memerlukan pembedahan, pada kondisi lain misalnya fraktur yang
diperlukan. Akan tetapi, jika dalam 36 jam sejak mulai pengobatan tidak
ditemukan perbaikan gejala, atau bahkan sebelumitu ditemukan tanda pus yang
dalam (bengkak, edem, fluktuasi), dan sangat pastinya jika didapatkanpus pada
bulan. Jika diagnosis diragukan, biopsi dengan operasiterbuka dibutuhkan dan lesi
Osteomielitis kronik pada dewasa lebih sukar untuk diterapi dan umumnya
jaringan nekrotik dan granulasi bersamaan dengan rekonstruksi tulang dan defek
mudah dibuat sesuai dengan riwayat klinis, dan pemeriksaan radiologis tambahan.
Namun demikian, ostemyelitis dapat juga meniru kondisi lainnya seperti tumor
tulang.
30
1. Osteo Sarkoma
Merupakan tumr ganas primer tulang yang paling sering dengan prognosis yang
ditemukan sekitar lutut, yaitu lebih dari 50% tulang . Tulang yang sering terkena
adalah femur distal, tibia proksimal, humerus proksimal, dan pelvis. Pada tulang
Gambaran radiologik : tampak destruksi tulang yang berasal pada medula dan
terlihat sebagai daerah yang radiolusen dengan batas yang tidak tegas. Pada
stadium dini terlihat reaksi periosteal seperti garis- garis tegak (sunray
akan dirusak oleh tumor yang meluas ke luar tulang, berbentuk segitiga (segitiga
codman). Pada stadium dini gambaran tumor ini sukar dibedakan dengan
osteomielitis.
31
2. Sarkoma Ewing
Tumor ganas primer ini paling sering mengenai tulang panjang. Kebanyakan
diafisis. Tulang yang juga sering terkena adalah pelvis dan tulang iga. 75% dari
penderita dibawah umur 20 tahun, paling sering antara 5-15 tahun. Gambaran
radiologik : tampak lesi destruksi yang bersifat infiltrat yang berasal dimedula,
pada foto terlihat sebagai daerah - daerah radiolusen. Tumor cepat merusak
korteks dan tampak reaksi periosteal, sebagai garis- garis yang berlapis –lapis
menyerupai kulit bawang onion peel appearance. Tumor membesar dengan cepat,
biasanya dalam beberapa minggu tampak destruksi tulang yang luas dan
33
sekitar tulang
2.12 Komplikasi(1)
1.Abses tulang
2.Abses paravertebral/epidural
3.Bakteremia
4.Fraktur
2.13 Prognosis(8)
BAB 3
KESIMPULAN
berarti infeksi tulang atau sumsum tulang dan sering dikaitkan dengan hancurnya
keluar dari kulit membentuk sinus. Pada waktu yang sama periosteum
mengeluh tentang adanya nyeri tulang kronik dan sinus yang sering keluar.
Demam biasanya tidak spesifik kecuali jika sinus yang tersumbat mengakibatkan
polos, CT scan, MRI, dan Radioisotop bone scan, yang memiliki keunggulan
hilangnya gambaran f asia, gambaran litik pada tulang (radiolusen), sekuester dan
gambaran tampak lebih jelas, gambaran didapat dari segala arah. Jaringan yang
36
keras secara umum lebih baik ditunjukan oleh CT scan. Gambaran MRI lebih
sifat radioisotop pada bone scan akan memperlihatkan daerah kerusakan sel tulang
atau gambaran kehitaman yang memusat padadaerah sel-sel yang rusak, namun
tidak spesifik, karena kerusakan sel tidak hanya ditunjukan oleh osteomielitis saja.
Gambaran radiografi foto polos ostemyelitis sangat khas dan diagnosis dapat
DAFTAR PUSTAKA
2001; 1
141-142.
166:95 100.
38
Article,1–6.Retrieved from
http://radiopaedia.org/articles/osteomyelitis?rads