Inhaler
INDIKASI
Penggunaan terapi inhalasi ini diindikasikan untuk pengobatan asma, penyakit paru obstruktif
kronis (PPOK), sindrom obstruktif post tuberkulosis, fibrosis kistik, bronkiektasis, keadaan atau
penyakit lain dengan sputum yang kental dan lengket. 3
Penggunaannya terbatas hanya untuk obat-obat yang berbentuk gas atau cairan yang mudah
menguap dan obat lain yang berbentuk aerosol. 2
Pada penyakit Asma dan Chronic Obstructive pulmonal disease (COPD = PPOK & PPOM)
terapi inhalasi merupakan terapi pilihan. 7 Dengan terapi inhalasi obat dapat masuk sesuai dengan
dosis yang diinginkan, langsung berefek pada organ sasaran. Dari segi kenyamanan dalam
penggunaan, cara terapi MDI banyak disukai pasien karena obat dapat mudah di bawa ke mana-
mana. Kemasan obat juga menguntungkan karena dalam satu botol bisa dipakai untuk 30 atau
sampai 90 hari penggunaan. 8
KONTRA INDIKASI
Kontra indikasi mutlak pada terapi inhalasi tidak ada. Indikasi relatif pada pasien dengan alergi
terhadap bahan atau obat yang digunakan
2. Tabung oksigen
Indikasi
Tidak ada konsentrasi pada pemberian terapi oksigen dengan syarat pemberian jenis dan jumlah
aliran yang tepat. Namun demikan, perhatikan pada khusus berikut ini
1. Pada klien dengan PPOM (Penyakit Paru Obstruktif Menahun) yang mulai bernafas
spontan maka pemasangan masker partial rebreathing dan non rebreathing dapat
menimbulkan tanda dan gejala keracunan oksigen. Hal ini dikarenakan jenis masker
rebreathing dan non-rebreathing dapat mengalirkan oksigen dengan konsentrasi yang
tinggi yaitu sekitar 90-95%
2. Face mask tidak dianjurkan pada klien yang mengalami muntah-muntah
3. Jika klien terdapat obstruksi nasal maka hindari pemakaian nasal kanul.
3. Nebulizer
4. Pulmotor
5. Trakeostomi
6. Ambubag
7. Tujuan Dilakukan Bantuan Napas dengan Ambubag
8. 1) Untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernapasan buatan
untuk menjamin kebutuhan adanya oksigen.
9. 2) Untuk menjamin pertukaran antara oksigen (O2 ) dan karbondioksida (CO2) yang
terjadi di paru-paru secara normal.
10. 2.3 Indikasi Bantuan Napas dengan Ambubag
11. Indikasi bantuan napas dengan ambubag yaitu sebagai berikut.
12. a. Pasien dengan gangguan sistem pernapasan dan memerlukan bantuan pernapasan.
13. b. Pasien dengan henti nafas.
14. c. Pasien dengan cardiac arrest.
15. d. Pasien dengan respiratory failure.
16. e. Pasien yang sebelum, selama atau sesudah menjalani suction.
17. Kontraindikasi dilakukan bantuan napas dengan ambubag:
18. a. Trauma wajah parah.
19. b. Cedera mata terbuka
20. c. Pemakaian benda asing dalam rongga mulut (Contoh: pemakaian kawat gigi,
pemakaian gigi palsu).
21. Suction Pump
22. Pengertian
Suatu cara untuk mengeluarkan secret dari saluran nafas dengan menggunakan suction
kateter yang dimasukkan melalui hidung atau rongga mulut kedalam pharyng atau
trachea.
23. Penghisapan lendir digunakan bila klien mampu batuk secara efektif teapi tidak mampu
membersihkan sekret dengan mengeluarkan atau menelan. Tindakan penghisapan lendir
juga tepat pada klien yang kurang responsif atau, yang mmerlukan pembuangan sekret
oral.
24.
25. B. Tujuan
1. Untuk memelihara saluran nafas tetap bersih.
2. Untuk mengeluarkan sekret dari pasien yang tidak mampu mengeluarkan sendiri.
26. 3. Diharapkan suplay oksigen terpenuhi dengan jalan nafas yang adekuat
27. C. Indikasi
1. Pasien yang pita suaranya tidak dapat tertutup.
2. Pasien yang koma.
3. Pasien yang tidak bias batuk karena kelumpuhan dari otot pernafasan.
4. Bayi atau anak dibawah umur 2 tahun.
5. Pasien yang secretnya sangat banyak dan kental, dimana dia sendiri sulit untuk
28. mengeluarkannya.
29.
30. D. Kontra Indikasi
1. Pasien dengan stridor.
2. Pasien dengan kekurangan cairan cerebro spinal.
3. Pulmonary oedem.
4. Post pneumonectomy, ophagotomy yang baru.