SPHF
SPHF
JANUARI 2015
OLEH :
Godeberta Astria Pakan
C111 10 101
PEMBIMBING:
dr. Irwin Aras, M.Epid.
Pembimbing
(dr. Muh. Ikhsan Madjid, MS,PKK) (Dr. dr. Sri Ramadhany, M.kes)
SKRIPSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Januari 2015
ABSTRAK
Latar Belakang : Peningkatan tekanan darah atau hipertensi merupakan faktor
risiko utama untuk penyakit jantung, stroke, dan penyakit ginjal. Hipertensi yang
tidak terkontrol berhubungan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas
penyakit kardiovaskuler. Berdasarkan data World Health Organization (WHO),
pada negara maju, sekitar 330 juta orang yang mengalami hipertensi dan sekitar
640 juta orang pada negara berkembang. Pada tahun 2025 diprediksikan ada
sekitar 1,56 milyar orang dewasa yang mengalami tekanan darah tinggi. WHO
juga menyatakan hipertensi sebagai salah satu penyebab utama kematian prematur
di seluruh dunia dan merupakan suatu masalah yang terus berkembang. Di seluruh
dunia, peningkatan tekanan darah diperkirakan menyebabkan 7,5 juta kematian,
sekitar 12,8% dari seluruh total kematian. Hipertensi termasuk dalam sepuluh
penyakit utama dan merupakan penyakit urutan pertama untuk kelompok Non
Communicable Disease di Kota Makassar. Oleh karena masih banyak penderita
hipertensi di Makassar dan masih tinggi angka kematiannya, maka perlu
dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh beberapa faktor risiko seperti
faktor demografi, status gizi, dan faktor perilaku yang dianggap berperan terhadap
terjadinya hipertensi seperti beberapa penelitian sebelumnya yang serupa di
Puskesmas Batua yang memiliki jumlah pasien rawat jalan terbanyak di Makassar.
Tujuan : Penelitian ini bertujan untuk melihat pengaruh usia, jenis kelamin,
indeks massa tubuh, perilaku merokok, dan aktifitas fisik terhadap terjadinya
hipertensi di Puskesmas Batua Kota Makassar Tahun 2015
Metode Penelitian : Penelitian ini termasuk jenis penelitian analitik dengan
menggunakan desain cross-sectional. Dalam penelitian ini melibatkan 70
responden yang dikumpulkan menggunakan teknik consecutive sampling. Pada
sampel penelitian diberikan kuesioner dan dilakukan pengukuran tekanan darah,
tinggi badan, dan berat badan langsung untuk mendiagnosis hipertensi dan untuk
mengetahui faktor risiko yang dimiliki responden.
Hasil : Berdasarkan hasil penelitian ditemukan proporsi hipertensi di Puskesmas
Batua sebesar 50%. Distribusi hipertensi berdasarkan jenis kelamin, di mana pria
yang mengalami hipertensi sebesar 77,27% sedangkan wanita yang mengalami
hipertensi sebesar 37,5%. Distribusi hipertensi berdasarkan usia, di mana
kelompok usia <40 tahun yang mengalami hipertensi sebesar 13,64%, kelompok
usia 40-45 tahun sebesar 40%, kelompok usia 46-55 tahun sebesar 61,54%, dan
kelompok usia >55 tahun sebesar 80%. Distribusi hipertensi berdasarkan indeks
massa tubuh, di mana prevalensi responden dengan IMT normal yang mengalami
hipertensi sebesar 54,84%, responden dengan IMT kurang yang mengalami
hipertensi sebesar 40%, dan responden dengan IMT overweight–obese yang
mengalami hipertensi sebesar 48,28%. Distribusi hipertensi berdasarkan perilaku
merokok, di mana proporsi responden yang merokok yang mengalami hipertensi
sebesar 80% dan responden yang tidak merokok yang mengalami hipertensi
sebesar 47,69%. Distribusi hipertensi menurut kegiatan rumah tangga, di mana
proporsi kegiatan rumah tangga ringan yang mengalami hipertensi sebesar 50%
dan responden yang melakukan kegiatan rumah tangga sedang-berat sebesar 50%.
Distribusi hipertensi menurut kegiatan olahraga, di mana proporsi responden yang
tidak olahraga yang mengalami hipertensi sebesar 45,95%. Sedangkan proporsi
responden yang olahraga ringan yang mengalami hipertensi sebesar 63,16%, dan
responden yang olahraga sedang-berat sebesar 42,86%. Berdasarkan hasil analisis
bivariat antara jenis kelamin dan hipertensi didapatkan hubungan yang bermakna
dengan p=0,002, di mana wanita merupakan faktor protektif terhadap terjadinya
hipertensi sebesar 82% (CI = 0,056-0,561). Berdasarkan analisis bivariat antara
usia dan hipertensi juga ditemukan hubungan yang bermakna yang dimulai dari
kelompok umur 45 tahun ke atas dengan p <0,05, di mana semakin bertambahnya
usia maka semakin berisiko untuk mengalami hipertensi. Sedangkan tidak
ditemukan hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh, perilaku
merokok, dan aktifitas fisik dengan terjadinya hipertensi (p>0,05) secara statistik.
Kesimpulan : Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang bermakna
antara jenis kelamin dengan terjadinya hipertensi, di mana wanita merupakan
faktor protektif terhadap terjadinya hipertensi sebesar 82%. Faktor risiko usia juga
memiliki hubungan yang bermakna dengan terjadinya hipertensi, di mana semakin
bertambahnya usia maka semakin berisiko untuk mengalami hipertensi.
Sedangkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh,
perilaku merokok, dan aktifitas fisik dengan terjadinya hipertensi secara statistik.
Kata Kunci : hipertensi, jenis kelamin, usia, indeks massa tubuh, perilaku
merokok, aktifitas fisik.
Key word : Hypertension, sex, age, body mass index, smoking, physical activity.
References : 48 (2001-2014).
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan
skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam melaksanakan tugas kepaniteraan klinik
di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin dengan judul : “Pengaruh Faktor Demografi,
Status Gizi, Dan Faktor Perilaku Terhadap Kejadian Hipertensi Di Puskesmas
Batua Makassar Tahun 2015”
Secara khusus penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih yang
mendalam kepada dr. Irwin Aras, M.Epid, selaku pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dengan tekun dan sabar memberikan arahan, koreksi dan
bimbingannya tahap demi tahap penyusunan skripsi ini. Waktu yang beliau
berikan merupakan kesempatan berharga bagi penulis untuk belajar.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya, juga penulis sampaikan
kepada:
1. Ketua bagian dan seluruh staf dosen Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin, Makassar.
2. Pimpinan dan staf-staf Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin,
Makassar.
3. Seluruh keluarga dan dosen-dosen penulis yang juga telah memberikan
dorongan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Sahabat seperjuangan minggu saya yang telah banyak memberikan
dukungan kepada penulis.
5. Warga masyarakat yang mengikuti penelitian ini.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari yang diharapkan,
untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis menerima kritik dan saran dari
semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Namun demikian, dengan segala
keterbatasan yang ada mudah-mudahan skripsi ini ada manfaatnya. Akhirnya
penulis hanya dapat berdoa semoga Tuhan memberikan imbalan yang setimpal
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Makassar, 6 Februari 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 53
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
Tabel 1.2 Prevalensi Diabetes, Hipertiroid pada Umur > 15 tahun dan
Hipertensi pada Umur > 18 Tahun Menurut Provinsi,
Indonesia 2013
Tabel 1.6 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di Sarana
Pelayanan di Kota Makassar Tahun 2010
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan darah pada Orang Dewasa Berusia > 18
Tahun
11
Tabel 2.2 Penyebab Hipertensi
12
23
25
37
40
41
42
44
Tabel 5.5 Hubungan Antara Faktor Demografi, Status Gizi, dan Faktor
Perilaku Terhadap Hipertensi
45
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
14
15
18
20
27
28
DAFTAR GRAFIK
GRAFIK HALAMAN
2
LAMPIRAN
Lampiran
Tabel 1.1. Prevalensi (%) Peningkatan Tekanan Darah Terstandarisasi Umur pada
Usia 25+ Tahun di Negara-Negara pada Regional Asia Tenggara
Sumber: Hypertension in The South East Asia Region-An Overview, Regional Health
Forum, 20115
Pada tabel 1.2 tampak prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat
melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8 persen, tertinggi di Bangka
Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%)
dan Jawa Barat (29,4%). 6
Tabel 1.2. Prevalensi Diabetes, Hipertiroid pada Umur >15 Tahun dan Hipertensi pada
Umur > 18 Tahun Menurut Provinsi, Indonesia 2013
Sumber: Riset Kesehatan Dasar Republik Indonesia, 20136
Prevalensi hipertensi di Sulawesi Selatan 28.1% dan merupakan urutan ke
8 dari seluruh provinsi di Indonesia.6 Menurut RISKESDAS 2007,7 kabupaten di
Sulawesi Selatan yang memiliki prevalensi hipertensi tertinggi adalah Soppeng
(40,6%) dan Sidenreng Rappang (23,3%) seperti yang terlihat pada tabel 1.3.
1.4. Manfaat
1.4.1. Manfaat bagi Masyarakat
Sebagai salah satu sumber informasi tentang pengaruh beberapa
faktor risiko terhadap kejadian hipertensi.
1.4.2. Manfaat Ilmiah
Sebagai pedoman untuk menentukan pengaruh beberapa faktor risiko
terhadap kejadian hipertensi.
1.4.3. Manfaat bagi Peneliti
Sebagai aplikasi ilmu dan pengalaman berharga serta dapat
menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang beberapa faktor
risiko yang mempengaruhi terjadinya hipertensi .
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hipertensi
2.1.1. Definisi
Tekanan darah diukur dalam milimeter merkuri dan dinyatakan dalam dua
angka yang ditulis dimana salah satunya berada di atas angka yang satunya.
Angka yang di atas merupakan tekanan darah sistolik-tekanan tertinggi dalam
pembuluh darah yang timbul saat jantung berkontraksi. Angka yang di bawahnya
merupakan tekanan darah diastolik-tekanan terendah dalam pembuluh darah di
antara denyut jantung yaitu saat otot jantung mengalami relaksasi. Tekanan darah
normal orang dewasa didefinisikan di mana tekanan darah sistolik 120 mmHg dan
tekanan darah diastolik 80 mmHg. Tekanan darah sistolik dan diastolik yang
normal penting untuk mempertahankan fungsi efisien pada organ-organ vital
seperti jantung, otak dan ginjal, dan untuk seluruh kelangsungan hidup. 14
Menurut WHO,12 hipertensi atau yang juga dikenal sebagai peningkatan
tekanan darah merupakan suatu keadaan dimana pembuluh darah mengalami
peningkatan tekanan secara persisten. Hipertensi didefinisikan ketika tekanan
darah sistolik > 140 mmHg atau tekanan darah diastolik > 90 mmHg. Hipertensi
sendiri terbagi menjadi 2 kelas. The Seventh report of the Joint National
Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood
Pressure membuat klasifikasi tekanan darah untuk dewasa berusia > 18 tahun.
Klasifikasi ini berdasarkan pada dua atau lebih pengukuran tekanan darah rata-
rata yang dilakukan saat duduk pada dua atau lebih kunjungan. 14
Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah pada Orang Dewasa Berusia > 18 tahun
Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Darah (mmHg) (mmHg)
Normal <120 Dan < 80
Pre Hypertension 120-139 Atau 80-89
Stage 1 Hypertension 140-159 Atau 90-99
Stage 2 Hypertension > 160 Atau > 100
Sumber : WHO, 2005 14
2.1.2. Epidemiologi
Secara global penyakit kardiovaskuler menyebabkan sekitar 17 juta
kematian per tahun, hampir sepertiga dari total jumlah seluruh kematian.
Hipertensi menyebabkan sekitar 45% kematian akibat penyakit jantung dan 51%
kematian akibat stroke. 14
Pada tahun 2008, di seluruh dunia, sekitar 40% orang dewasa berusia 25
tahun ke atas telah didiagnosa mengalami hipertensi. Jumlah orang yang
mengalami hipertensi meningkat dari 600 juta pada tahun 1980 mnejadi 1 milyar
pada tahun 2008. Prevalensi hipertensi tertinggi ditemukan di Afrika yaitu sekitar
46% pada orang dewasa usia 25 tahun ke atas dan prevalensi terendah yaitu
sekitar 35% ditemukan di Amerika. Secara keseluruhan, di negara yang
berpenghasilan tinggi memiliki prevalensi hipertensi yang lebih rendah yaitu
sekitar 35% dibandingkan kelompok lain sekitar 40%.14
2.1.3. Etiologi
Banyak hal yang menyebabkan hipertensi seperti yang terdaftar pada tabel
8. Hipertensi primer (esensial atau idiopatik) merupakan hipertensi sistemik yang
sebabnya tidak diketahui yang diakibatkan disregulasi mekanisme homeostatik
normal dari tekanan darah, dimana sebab sekunder tidak ditemukan. Sekitar lebih
dari 95% kasus hipertensi masuk dalam kategori ini. Hipertensi sekunder
merupakan hipertensi sistemik yang disebabkan oleh penyakit yang mendasari,
yang berjumlah kurang dari 5% kasus hipertensi. 15
Tabel 2.2.Penyebab Hipertensi
Systolic and diastolic hypertension Systolic hypertension
1. Primary (essential or idiopathic) 1. Increased cardiac output
Aortic valvular insufficiency
Arteriovenous fistula, patent ductus arteriosus
Thyrotoxicosis
Vasokonstriksi
Pembuluh Darah
Merokok 28,29
Cedera Vaskuler
Faktor Demografi
Jenis Kelamin
Usia
Faktor Perilaku
Merokok
Aktifitas Fisik
Hipertensi
Status Gizi
Indeks Massa Tubuh (IMT)
Dimana:
Q : 1-P
α= 0,05
Zα = 1,96
P = 23,5 %
Q= 1-0,235 =0,765
d = 10 %
1,962 x 0,235(1−0,235)
n=
0,12
�=(3,8416) � (0,17978) /0,01
n= 69,064
Faktor Risiko
Ya a b a+b
Tidak c d c+d
RP = a/(a+b) : c/(c+d)
Data yang telah diolah akan disajikan dalam bentuk tabel dan diagram
untuk menggambarkan pengaruh beberapa faktor risiko terhadap prevalensi
hipertensi di Puskesmas Batua periode 14 Januari 2015-23 Januari 2015.
1 Dokter Umum 3
2 Dokter Gigi 3
4 Sarjana Apoteker 1
5 Sarjana Sosial 1
6 Akper 1
7 SPK 9
8 SPRG 2
9 D3 Gizi 2
10 D3 Kebidanan 1
11 SPK/ Bidan 3
12 Bidan 1
13 D3 Kesling 1
14 Pekarya 1
15 SMAK 1
16 SMA 2
Total 38
Tabel 5.4. Distribusi Hipertensi Menurut Faktor Demografi, Status Gizi, dan Faktor
Perilaku
Status Hipertensi
Faktor Risiko Tidak
Hipertensi
Hipertensi
Jenis Kelamin
Pria 5 (22,73%) 17 (77,27%)
Wanita 30 (62,5%) 18 (37,5%)
Usia
<40tahun 19(86,36%) 3(13,64%)
40-45 tahun 6(60%) 4(40%)
46-55tahun 5(38,46%) 8(61,54%)
>55tahun 5(20%) 20(80%)
IMT
Normal 14(41,56%) 17(54,84%)
Kurus 6(60%) 4(40%)
Overweight- 15(51,72%) 14(48,28%)
Obese
Perilaku
Merokok
Merokok 1(20%) 4(80%)
Tidak Merokok 34(50,31%) 31(47,69%)
Kegiatan
Rumah Tangga
Ringan 28 (50%) 28(50%)
Sedang-Berat 7(50%) 7(50%)
Olahraga
Tidak Olahraga 20(54,05%) 17(45,95%)
Ringan 7(36,84%) 12(63,16%)
Sedang-Berat 8(57,14%) 6(42,86%)
Sumber: Data Primer Puskesmas Batua
Tabel 5.5. Hubungan antara Faktor Demografi, Status Gizi, dan Faktor Perilaku Terhadap
Hipertensi
Status Hipertensi
Faktor Risiko Tidak P POR 95% CI
Hipertensi
Hipertensi
Jenis Kelamin
Pria 5 (22,73%) 17 (77,27%) 1,00 Referensi
Wanita 30 (62,5%) 18 (37,5%) 0,002 0,176 0,056-0,561
Usia
<40tahun 19(86,36%) 3(13,64%) 1,00 Referensi
40-45 tahun 6(60%) 4(40%) 0,094 4,22 0,729-24,442
46-55tahun 5(38,46%) 8(61,54%) 0.003 10,13 1,941-52,902
>55tahun 5(20%) 20(80%) 0,000 25,33 5,307-
120,921
IMT
Normal 14(41,56%) 17(54,84%) 1,00 Referensi
Kurus 6(60%) 4(40%) 0,414 0,549 0,129-2,339
Overweight- 15(51,72%) 14(48,28%) 0,258 0,769 0,278-2,122
Obese
Perilaku
Merokok
Tidak Merokok 34(50,31%) 31(47,69%) 1,00 Referensi
Merokok 1(20%) 4(80%) 0,164 4,387 0,465-41,404
Kegiatan
Rumah Tangga
Ringan 28 (50%) 28(50%) 1,00 Referensi
Sedang-Berat 7(50%) 7(50%) 1,000 1,00 0,310-3,226
Olahraga
Tidak Olahraga 20(54,05%) 17(45,95%) 1,00 Referensi
Ringan 7(36,84%) 12(63,16%) 0,222 2,017 0,649-6,271
Sedang-Berat 8(57,14%) 6(42,86%) 0,843 0,882 0,255-3,050
Sumber: Data Primer Puskesmas Batua
Pada tabel 5.5 dapat dilihat hasil analisis bivariat antara jenis kelamin
dengan hipertensi didapatkan bahwa pada responden wanita yang mengalami
hipertensi lebih rendah dibandingkan dengan responden pria. Wanita merupakan
faktor protektif sebesar 0,82 kali terhadap terjadinya hipertensi. Dan secara
statistik hubungan ini signifikan.
Dari tabel 5.5 juga dapat kita lihat hasil analisis bivariat antara usia dengan
hipertensi bahwa semakin bertambahnya usia semakin meningkatkan risiko
mengalami hipertensi. Hubungan ini mulai terlihat pada subgrup kelompok usia
46-55 tahun. di mana reponden kelompok usia 46-55 tahun lebih berisiko sepuluh
kali untuk hipertensi, dan responden kelompok usia > 55 tahun memiliki risiko
dua puluh lima kali lebih tinggi untuk mengalami hipertensi dibandingkan
responden kelompok usia < 40 tahun. Dan secara statistik hubungan ini signifikan.
Melalui analisis bivariat yang terlihat pada tabel 5.3 , dapat dilihat bahwa
faktor risiko Indeks Massa Tubuh (IMT), perilaku merokok, kegiatan rumah
tangga, dan olahraga tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap terjadinya
hipertensi.
BAB 6
PEMBAHASAN
Faktor risiko terjadinya hipertensi terbagi menjadi faktor yang tidak dapat
dimodifikasi dan faktor yang dapat dimodifikasi. Faktor yang tidak dapat
dimodifikasi adalah usia, jenis kelamin, ras, dan riwayat keluarga mengalami
hipertensi. Sedangkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah obesitas,
aktivitas fisik yang kurang, merokok, stress, diet yang buruk, konsumsi alkohol
yang berlebihan.14
6.1. Jenis Kelamin
Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa wanita merupakan faktor
protektif terhadap terjadinya hipertensi, yang berarti bahwa pria lebih berisiko untuk
mengalami hipertensi. Pada penelitian Marice 41 yang dilakukan pada responden obese
yang berumur 18 tahun ke atas pada tahun 2010 yang dilakukan di 33 provinsi di
Indonesia, didapatkan bahwa pria lebih berisiko 1 kali dibandingkan wanita untuk
mengalami hipertensi.
Insidens dan angka progresivitas penyakit kardiovaskuler dan hipertensi
lebih banyak pada pria dibandingkan wanita pada saat sebelum menopause.
Setelah menopause insidens yang terjadi sama untuk pria dan wanita. Meskipun
mekanisme yang mendasari perbedaan jenis kelamin terhadap insidens dan
progresivitas penyakit kardiovaskuler belum diketahui, diduga adanya peranan
hormon seks dalam memodulasi beberapa aktivitas sistem regulasi, termasuk
sistem Renin-Angiotensin. Sebagai tambahan, perbedaan genetik juga
berpengaruh dalam memediasi perbedaan jenis kelamin dalam insidens dan
progresivitas penyakit kardiovaskuler dan hipertensi. Menurut hasil penelitian
pada mencit, ditemukan bahwa terjadi peningkatan ekspresi reseptor angiotensin 2
pada mencit betina yang mengalami cedera vaskuler. Reseptor angiotensin 2
memiliki efek protektif terhadap cedera vaskuler sehingga wanita memiliki efek
protektif terhadap penyakit kardiovaskuler dan hipertensi dibandingkan pria.21
6.2. Usia
Dari penelitian ini juga dapat disimpulkan bahwa semakin bertambahnya usia
semakin meningkatkan risiko mengalami hipertensi yang mulai terlihat pada
kelompok usia 46-55 tahun. Kelompok usia 46-55 tahun lebih berisiko sepuluh kali
mengalami hipertensi, dan kelompok usia > 55 tahun lebih berisiko dua puluh lima
kali untuk mengalami hipertensi dibandingkan dengan kelompok usia < 40 tahun. Hal
ini juga terlihat dalam penelitian Julianty 42 pada tahun 2013 yang dilakukan pada
responden laki-laki dan perempuan kelompok umur 15-60 tahun di Kabupaten Bogor
dari data Riskesdas 2007 sebanyak 2.785 orang, dimana semakin bertambahnya usia
maka semakin berisiko untuk mengalami hipertensi.
Hasil yang sama juga dapat dilihat pada penelitian Zuraidah et al13
yang dilakukan di Kecamatan Kemuning Kota Palembang tahun
2012 yang kepada orang yang berusia 18 tahun ke atas yang
bertempat tinggal di Kecamatan, di mana ada hubungan yang
signifikan antara usia yang meningkat(> 35 tahun) dengan
peningkatan kejadian hipertensi.
Pada usia 45 tahun, pria memiliki risiko mengalami hipertensi
dibandingkan wanita. Tetapi pada usia 55 hingga 64 tahun, pria dan wanita
memiliki kemungkinan yang sama untuk mengalami hipertensi. Pada usia 65
tahun ke atas, wanita yang memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami
hipertensi dibandingkan pria. Pada sebuah studi, semakin tua usia seseorang maka
semakin besar risiko mengalami hipertensi, karena dengan semakin bertambahnya
usia, kemampuan elastisitas pembuluh darah akan mengalami penurunan.21
Framingham Heart Study23 melaporkan risiko untuk mendapatkan hipertensi yaitu
sekitar 90% untuk pria dan wanita yang sebelumnya tidak menderita hipertensi
pada usia 45 atau 65 tahun dan diperkirakan dapat bertahan hidup hingga usia 80-
85 tahun.
6.3. Indeks Massa Tubuh (IMT)
Dalam penelitian ini juga ditemukan IMT tidak memiliki hubungan dengan
terjadinya hipertensi. Hal yang sama juga ditemukan pada penelitian Fauzia43
yang dilakukan pada tahun 2011 terhadap 30 orang lansia yang berkunjung di
Bagian Geriatri RSUP dr. Kariadi Semarang. Berbeda dengan hasil penelitian
Nieky44 pada tahun 2014 yang dilakukan pada pasien hipertensi yang datang ke
Poliklinik Hipertensi dan Nefrologi BLU RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
menunjukkan adanya hubungan indeks massa tubuh dengan tekanan darah pada
penderita hipertensi. Berbedanya hasil antara kedua penelitian yang menggunakan
metode yang sama tersebut dikarenakan perbedaan cara pengambilan sampel,
pengumpulan data, dan perbedaan lokasi penelitian., dimana dalam penelitian
Nieky44 menggunakan teknik purposive sampling di Poliklinik Hipertensi dan
Nefrologi BLU RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado dengan pengumpulan data
melalui kuesioner dan rekam medik pasien dan penelitian ini menggunakan
consecutive sampling di Puskesmas Batua Makassar dengan penggumpulan data
melalui kuesioner dan pengukuran langsung.
Menurut teori, angka yang lebih tinggi pada indeks massa tubuh meskipun
dalam range yang normal, merupakan prediktor yang kuat untuk terjadinya
hipertensi di masa depan pada suatu penelitian kohort terhadap wanita yang
normotensif. Pada penelitian yang lain juga menunjukkan overweight atau
obesitas berhubungan dengan peningkatan risiko terjadinya hipertensi.27
6.4. Perilaku Merokok
Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa merokok bukan merupakan faktor
risiko terjadinya hipertensi. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang
dilakukan Finsie45 tahun 2014 di Puskesmas Ratahan, Kabupaten Minahasa
terhadap semua pasien rawat jalan di Puskesmas Ratahan yang didiagnosis oleh
dokter menderita hipertensi sesuai data rekam medis bulan Desember 2013
sampai Mei 2014 sebagai kasus sebanyak 56 orang dan penduduk yang tinggal di
wilayah kerja Puskesmas Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara yang tidak
menderita hipertensi dan tidak sedang mengkonsumsi obat anti hipertensi sebagai
kontrol sebanyak 56 orang, di mana ditemukan perilaku merokok bukan
merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi.
Hasil ini berbeda dengan penelitian Hasrin46 pada tahun 2013 yang
dilakukan pada orang yang datang berobat di Puskesmas Bangkala Kabupaten
Jeneponto yang berasal dari sepuluh Desa/Kelurahan yang termasuk dalam
wilayah kerja Puskesmas Bangkala Kabupaten Jeneponto dengan menggunakan
metode case control di mana kelompok kasus dikumpulkan sebanyak 82 orang
dengan menggunakan teknik purposive sampling dan kelompok kontrol juga
dikumpulkan sebanyak 82 orang dengan menggunakan teknik simple random
sampling, dimana ditemukan bahwa perilaku merokok merupakan faktor risiko
terjadinya hipertensi. Perbedaan ini dapat dikarenakan perbedaan metode dan
jumlah sampel yang digunakan di mana dalam penelitian Hasrin 46 menggunakan
metode case control dengan jumlah sampel 164 orang yang dapat mewakili lebih
banyak populasi.
Merokok meningkatkan tekanan darah dan denyut nadi melalui efek
vasokonstriksi akutnya. Merokok dapat melepaskan neurotaransmitter
norephinefrin dan epinefrin yang berkaitan dengan perubahan hemodinamik dan
metabolik yang dimediasi melalui mekanisme adrenergik.28
6.5. Aktifitas Fisik
Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa aktifitas fisik bukan
merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi. Hasil yang sama juga ditemukan
dalam penelitian Agnesia47 pada tahun 2012 yang dilakukan di Desa Kabongan
Kidul, Kabupaten Rembang dengan menggunakan 106 responden, di mana
aktifitas fisik bukan merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi. Hal ini berbeda
pula dengan penelitian Febby48 pada tahun 2013 dan sampel merupakan pasien
yang berobat ke Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat sebanyak 75 responden,
di mana kurangnya aktivitas fisik merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi.
Perbedaan ini dikarenakan perbedaan hasil ukur yang digunakan pada variabel
aktifitas fisik di mana pada penelitian Febby 48 kegiatan olahraga dilihat dari
teratur tidaknya melakukan olahraga.
Aktifitas fisik yang teratur seperti berjalan, bersepeda, dan olahraga
lainnya memiliki banyak keuntungan yang signifikan terhadap kesehatan.
Aktifitas fisik yang kurang meningkatkan risiko untuk terjadinya hipertensi.
Aktifitas fisik yang teratur memiliki efek kardioprotektif. Aktifitas fisik yang
teratur berhubungan dengan peningkatan kolesterol densitas tinggi dan
pengurangan berat badan, lingkar perut, persentase lemak tubuh, resistensi insulin,
tahanan sistemik pembuluh dalah, noradrenalin plasma, dan aktivitas renin
plasma.34
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian ini, yaitu :
1. Proporsi hipertensi di Puskesmas Batua sebesar 50%.
2. Distribusi hipertensi berdasarkan jenis kelamin, di mana pria yang mengalami
hipertensi sebesar 77,27% sedangkan wanita yang mengalami hipertensi
sebesar 37,5%.
3. Distribusi hipertensi berdasarkan usia, di mana kelompok usia <40 tahun
yang mengalami hipertensi sebesar 13,64%, kelompok usia 40-45 tahun
sebesar 40%, kelompok usia 46-55 tahun sebesar 61,54%, dan kelompok usia
>55 tahun sebesar 80%.
4. Distribusi hipertensi berdasarkan indeks massa tubuh, di mana proporsi
responden dengan IMT normal yang mengalami hipertensi sebesar 54,84%,
responden dengan IMT kurang yang mengalami hipertensi sebesar 40%, dan
responden dengan IMT overweight–obese yang mengalami hipertensi sebesar
48,28%.
5. Distribusi hipertensi berdasarkan perilaku merokok, di mana proporsi
responden yang merokok yang mengalami hipertensi sebesar 80% dan
responden yang tidak merokok yang mengalami hipertensi sebesar 47,69%.
6. Distribusi hipertensi menurut kegiatan rumah tangga, di mana proporsi
kegiatan rumah tangga ringan yang mengalami hipertensi sebesar 50% dan
responden yang melakukan kegiatan rumah tangga sedang-berat sebesar 50%.
7. Distribusi hipertensi menurut kegiatan olahraga, di mana proporsi responden
yang tidak olahraga yang mengalami hipertensi sebesar 45,95%. Sedangkan
proporsi responden yang olahraga ringan yang mengalami hipertensi sebesar
63,16%, dan responden yang olahraga sedang-berat sebesar 42,86%.
8. Terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dan usia dengan
terjadinya hipertensi.
9. Terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan terjadinya hipertensi.
10. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh dengan
terjadinya hipertensi.
11. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku merokok dengan
terjadinya hipertensi.
12. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara aktifitas fisik dengan
terjadinya hipertensi.
7.2. Saran
1. Saran untuk penelitian ini adalah melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
hubungan antara faktor demografi, status gizi, dan faktor perilaku dengan
kejadian hipertensi pada daerah lainnya sehingga dapat menambah
pengetahuan akan faktor-faktor risiko apa saja yang berperan dalam
terjadinya hipertensi pada daerah lainnya apakah terdapat persamaan atau
perbedaan faktor-faktor risiko yang berperan jika dibandingkan dengan
penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya di Puskesmas Batua.
2. Saran lainnya adalah melakukan penelitian serupa dengan menggunakan
metode penelitian kohort untuk meminimalisir bias dalam penelitian sehingga
keterkaitan antara variabel-variabel tersebut dapat diperoleh secara lebih
akurat.
DAFTAR PUSTAKA
10. Tee SR. The Prevalence Of Hypertension And Its Associated Risk Factors
In Two Rural Communities In Penang, Malaysia. Malaysian Journal of
Hypertension. 2010;4(2):27-40.
19. Branch CDMaC. Heart Disease and Stroke Prevention Program. Blood
Pressure Factsheet [Internet]. 2012:[1-20 pp.].
22. Indonesia KBB. Usia. Indonesia: Kamus Besar Bahasa Indonesia; 2014.
25. Prevention CfDCa. Family History and Other Characteristic that increase
Risk Factor High Blood Pressure. Washington: Center for Disease Control
and Prevention; 2013 [cited 2015].
27. Tesfaye F. Association Between Body Mass Index and Blood Pressure
Across Three Populations in Africa and Asia. Journal of Human
Hypertension. 2007;21.
28. Prevention CfDCa. Report of the Surgeon General. How Tobacco Smoke
Causes Disease [Internet]. 2010:[25-40 pp.].
29. Abtahi F. Correlation between Cigarette Smoking and Blood Pressure and
Pulse Pressure among Teachers Residing in Shiraz, Southern Iran. Iranian
Cardiovasculer Research Journal. 2011;5(3):1-7.
30. Zaeland AACoN. Alcohol -The Body & Health. Effects : A brief overview
[Internet]. 2011:[3-15 pp.].
31. Organization WH. Harmful Use of Alcohol The Problem [Internet]. 2012:
[4-20 pp.].
32. Fuchs FD. Alcohol Consumption and the Incidence of Hypertension The
Atherosclerosis Risk in Communities Study. American Heart Association
Journal 2001;37:1242-50.
33. Organization WH. Physical Activity. Geneva: World Health Organization;
2014 [cited 2015].
36. Association AH. Stress ang Blood Pressure. USA: www. heart.org; 2014
[cited 2015].
44. Greyti, N. Hubungan Indeks Massa Tubuh (Imt) Dengan Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi Di Poliklinik Hipertensi Dan Nefrologi Blu
Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi Manado: Laporan Penelitian. 2014:1-7.
Kuesioner
No. Responden:
Tanggal:
Nama :
Tanggal Lahir :
Jenis Kelamin:
1. Pria
2. Wanita
Riwayat Penyakit Responden:
Hipertensi 0.Tidak 1. Pernah, 2. Masih, 3. Tak tahu
Pernah didiagnosis didiagnosis
tahun______ tahun _____
Ginjal 0.Tidak 1. Pernah, 2. Masih, 3. Tak tahu
Pernah didiagnosis didiagnosis
tahun______ tahun _____
Stroke 0.Tidak 1. Pernah, 2. Masih, 3. Tak tahu
Pernah didiagnosis didiagnosis
tahun______ tahun _____
Jantung 0.Tidak 1. Pernah, 2. Masih, 3. Tak tahu
Pernah didiagnosis didiagnosis
tahun______ tahun _____
Diabetes 0.Tidak 1. Pernah, 2. Masih, 3. Tak tahu
Melitus Pernah didiagnosis didiagnosis
tahun______ tahun _____
Tempat berobat :
Nama obat :
Kebiasaan merokok:
1. Tidak Merokok
2. Merokok
Aktifitas Fisik
(Pilih aktifitas fisik yang biasa dilakukan : Kegiatan Rumah Tangga dan atau
Olahraga)
(Kemudian lingkari/tulis rincian aktivitasnya pada kolom I dan II)
A. Kegiatan Rumah Tangga
B. Olahraga
1. Tidak Olahraga
2. Ringan Jalan kaki 2-4 km/jam, bola voli (bukan kompetisi),
bulutangkis ganda, tenis meja, bersepeda 8-15 km/jam,
memancing, panahan, golf, bersepeda motor, dansa
perlahan, lainnya:
3. Sedang Jalan kaki 6-8 km/jam, bulutangkis tunggal, tennis,
berenang gaya dada, bersepeda 16-20 km/jam, senam
aerobik, bela diri (pencak silat, karate), golf(tanpa
kereta dan membawa sendiri perangkatnya), berkuda
cepat, lainnya:
4. Berat Jogging/lari 6-9 km/jam, berenang gaya bebas,
mendayung, senam berat, lari cepat, bersepeda 21-30
km/jam, lompat tali, sepak bola, mendaki gunung, bola
tangan, anggar, bola basket, semua olahraga kompetisi,
lainnya:
Master Tabel
Statistics
Olahraga Hipertensi
Valid 70 70
N
Missing 0 0
Frequency Table
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Pria 22 31.4 31.4 31.4
Valid Wanita 48 68.6 68.6 100.0
Total 70 100.0 100.0
Usia
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
<40tahun 22 31.4 31.4 31.4
40-45tahun 10 14.3 14.3 45.7
46-50tahun 7 10.0 10.0 55.7
Valid
51-55tahun 6 8.6 8.6 64.3
>55tahun 25 35.7 35.7 100.0
Total 70 100.0 100.0
Perilaku Merokok
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak
65 92.9 92.9 92.9
merokok
Valid
Merokok 5 7.1 7.1 100.0
Total 70 100.0 100.0
Olahraga
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
tidak
37 52.9 52.9 52.9
olahraga
ringan 19 27.1 27.1 80.0
Valid
sedang 12 17.1 17.1 97.1
berat 2 2.9 2.9 100.0
Total 70 100.0 100.0
Hipertensi
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak
35 50.0 50.0 50.0
Hipertensi
Valid
Hipertensi 35 50.0 50.0 100.0
Total 70 100.0 100.0
Chi-Square Testsc
Point Probability
Pearson Chi-Square
Continuity Correctionb
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association .002d
N of Valid Cases
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,00.
b. Computed only for a 2x2 table
c. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
d. The standardized statistic is -3,067.
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Approx. Approx.
Errora Tb Sig.
Interval by
Pearson's R -.369 .107 -3.277 .002c
Interval
Ordinal by Spearman
-.369 .107 -3.277 .002c
Ordinal Correlation
N of Valid Cases 70
Symmetric Measures
Monte Carlo Sig.
Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Interval by Interval Pearson's R .014 .000 .042
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .014 .000 .042
N of Valid Cases
Risk Estimate
Value 95% Confidence
Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Jenis
.176 .056 .561
Kelamin (Wanita / Pria)
For cohort Hipertensi =
.364 .163 .810
Tidak Hipertensi
For cohort Hipertensi =
2.061 1.341 3.167
Hipertensi
N of Valid Cases 70
Chi-Square Testsc
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
(2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 8.700 1 .003 .007 .005
Continuity Correctionb 6.620 1 .010
Likelihood Ratio 8.725 1 .003 .007 .005
Fisher's Exact Test .007 .005
Linear-by-Linear
8.452d 1 .004 .007 .005
Association
N of Valid Cases 35
Chi-Square Testsc
Point Probability
Pearson Chi-Square
Continuity Correctionb
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association .005d
N of Valid Cases
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,09.
b. Computed only for a 2x2 table
c. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
d. The standardized statistic is 2,907.
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Approx. Approx.
Errora Tb Sig.
Interval by
Pearson's R .499 .153 3.304 .002c
Interval
Ordinal by Spearman
.499 .153 3.304 .002c
Ordinal Correlation
N of Valid Cases 35
Symmetric Measures
Monte Carlo Sig.
Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Interval by Interval Pearson's R .000 .000 .042
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .000 .000 .042
N of Valid Cases
Risk Estimate
Value 95% Confidence
Interval
Lower Upper
Odds Ratio for usia
(<40tahun / 46- 10.133 1.941 52.902
55tahun)
For cohort hipertensi =
2.245 1.107 4.555
tidak hipertensi
For cohort hipertensi =
.222 .071 .690
hipertensi
N of Valid Cases 35
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
usia4 *
47 67.1% 23 32.9% 70 100.0%
hipertensi4
Chi-Square Testsc
Point Probability
Pearson Chi-Square
Continuity Correctionb
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association .000d
N of Valid Cases
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,77.
b. Computed only for a 2x2 table
c. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
d. The standardized statistic is 4,493.
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Approx. Approx.
Errora Tb Sig.
Interval by
Pearson's R .662 .108 5.932 .000c
Interval
Ordinal by Spearman
.662 .108 5.932 .000c
Ordinal Correlation
N of Valid Cases 47
Symmetric Measures
Monte Carlo Sig.
Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Interval by Interval Pearson's R .000 .000 .042
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .000 .000 .042
N of Valid Cases
Risk Estimate
Value 95% Confidence
Interval
Lower Upper
Odds Ratio for usia4
25.333 5.307 120.921
(<40tahun / >55tahun)
For cohort hipertensi4 =
4.318 1.938 9.624
Tidak Hipertensi
For cohort hipertensi4 =
.170 .058 .497
Hipertensi
N of Valid Cases 47
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
usia2 *
32 45.7% 38 54.3% 70 100.0%
hipertensi2
Chi-Square Testsc
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
(2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 2.796 1 .094 .165 .115
Continuity Correctionb 1.466 1 .226
Likelihood Ratio 2.635 1 .105 .165 .115
Fisher's Exact Test .165 .115
Linear-by-Linear
2.709d 1 .100 .165 .115
Association
N of Valid Cases 32
Chi-Square Testsc
Point Probability
Pearson Chi-Square
Continuity Correctionb
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association .096d
N of Valid Cases
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,19.
b. Computed only for a 2x2 table
c. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
d. The standardized statistic is 1,646.
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Approx. Approx.
Errora Tb Sig.
Interval by
Pearson's R .296 .184 1.695 .100c
Interval
Ordinal by Spearman
.296 .184 1.695 .100c
Ordinal Correlation
N of Valid Cases 32
Symmetric Measures
Monte Carlo Sig.
Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Interval by Interval Pearson's R .157 .072 .242
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .157 .072 .242
N of Valid Cases
Risk Estimate
Value 95% Confidence
Interval
Lower Upper
Odds Ratio for usia2
(<40tahun / 40- 4.222 .729 24.442
45tahun)
For cohort hipertensi2 =
1.439 .845 2.452
Tidak Hipertensi
For cohort hipertensi2 =
.341 .093 1.247
Hipertensi
N of Valid Cases 32
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
IMT3 *
60 85.7% 10 14.3% 70 100.0%
Hipertensi3
Chi-Square Testsc
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
(2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square .258 1 .611 .796 .401
Continuity Correctionb .062 1 .803
Likelihood Ratio .259 1 .611 .796 .401
Fisher's Exact Test .796 .401
Linear-by-Linear
.254d 1 .614 .796 .401
Association
N of Valid Cases 60
Chi-Square Testsc
Point Probability
Pearson Chi-Square
Continuity Correctionb
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association .180d
N of Valid Cases
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14,02.
b. Computed only for a 2x2 table
c. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
d. The standardized statistic is -,504.
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Approx. Approx.
Errora Tb Sig.
Interval by
Pearson's R -.066 .129 -.501 .618c
Interval
Ordinal by Spearman
-.066 .129 -.501 .618c
Ordinal Correlation
N of Valid Cases 60
Symmetric Measures
Monte Carlo Sig.
Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Interval by Interval Pearson's R .757 .657 .858
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .757 .657 .858
N of Valid Cases
Risk Estimate
Value 95% Confidence
Interval
Lower Upper
Odds Ratio for IMT3
(Normal / Overweight- .769 .278 2.122
obese)
For cohort Hipertensi3
.873 .517 1.474
= Tidak Hipertensi
For cohort Hipertensi3
1.136 .693 1.862
= Hipertensi
N of Valid Cases 60
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
IMT2 *
41 58.6% 29 41.4% 70 100.0%
Hipertensi2
Chi-Square Testsc
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
(2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square .666 1 .414 .484 .326
Continuity Correctionb .205 1 .651
Likelihood Ratio .669 1 .413 .484 .326
Fisher's Exact Test .484 .326
Linear-by-Linear
.650d 1 .420 .484 .326
Association
N of Valid Cases 41
Chi-Square Testsc
Point Probability
Pearson Chi-Square
Continuity Correctionb
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association .207d
N of Valid Cases
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,88.
b. Computed only for a 2x2 table
c. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
d. The standardized statistic is -,806.
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Approx. Approx.
Errora Tb Sig.
Interval by
Pearson's R -.127 .154 -.803 .427c
Interval
Ordinal by Spearman
-.127 .154 -.803 .427c
Ordinal Correlation
N of Valid Cases 41
Symmetric Measures
Monte Carlo Sig.
Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Interval by Interval Pearson's R .500 .383 .617
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .500 .383 .617
N of Valid Cases
Risk Estimate
Value 95% Confidence
Interval
Lower Upper
Odds Ratio for IMT2
.549 .129 2.339
(Normal / Kurus)
For cohort Hipertensi2
.753 .398 1.424
= Tidak Hipertensi
For cohort Hipertensi2
1.371 .602 3.124
= Hipertensi
N of Valid Cases 41
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Perilaku Merokok *
70 100.0% 0 0.0% 70 100.0%
Hipertensi
Count 65
Expected Count 65.0
Tidak merokok % within Perilaku Merokok 100.0%
% within Hipertensi 92.9%
% of Total 92.9%
Perilaku Merokok
Count 5
Expected Count 5.0
Merokok % within Perilaku Merokok 100.0%
% within Hipertensi 7.1%
% of Total 7.1%
Count 70
Total Expected Count 70.0
% within Perilaku Merokok 100.0%
% within Hipertensi 100.0%
% of Total 100.0%
Chi-Square Testsc
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
(2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 1.938a 1 .164 .356 .178
Continuity Correctionb .862 1 .353
Likelihood Ratio 2.066 1 .151 .356 .178
Fisher's Exact Test .356 .178
Linear-by-Linear
1.911d 1 .167 .356 .178
Association
N of Valid Cases 70
Chi-Square Testsc
Point Probability
Pearson Chi-Square
Continuity Correctionb
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association .151d
N of Valid Cases
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,50.
b. Computed only for a 2x2 table
c. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
d. The standardized statistic is 1,382.
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Approx. Approx.
Errora Tb Sig.
Interval by
Pearson's R .166 .103 1.392 .169c
Interval
Ordinal by Spearman
.166 .103 1.392 .169c
Ordinal Correlation
N of Valid Cases 70
Symmetric Measures
Monte Carlo Sig.
Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Interval by Interval Pearson's R .414 .299 .530
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .414 .299 .530
N of Valid Cases
Risk Estimate
Value 95% Confidence
Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Perilaku
Merokok (Tidak 4.387 .465 41.404
merokok / Merokok)
For cohort Hipertensi =
2.615 .446 15.329
Tidak Hipertensi
For cohort Hipertensi =
.596 .359 .990
Hipertensi
N of Valid Cases 70
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KRT *
70 100.0% 0 0.0% 70 100.0%
Hipertensi
Chi-Square Testsc
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
(2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square .000 1 1.000 1.000 .617
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .000 1 1.000 1.000 .617
Fisher's Exact Test 1.000 .617
Linear-by-Linear
.000d 1 1.000 1.000 .617
Association
N of Valid Cases 70
Chi-Square Testsc
Point Probability
Pearson Chi-Square
Continuity Correctionb
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association .234d
N of Valid Cases
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,00.
b. Computed only for a 2x2 table
c. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
d. The standardized statistic is ,000.
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Approx. Approx.
Errora Tb Sig.
Interval by
Pearson's R .000 .120 .000 1.000c
Interval
Ordinal by Spearman
.000 .120 .000 1.000c
Ordinal Correlation
N of Valid Cases 70
Symmetric Measures
Monte Carlo Sig.
Sig. 99% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Interval by Interval Pearson's R 1.000 .936 1.000
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation 1.000 .936 1.000
N of Valid Cases
Risk Estimate
Value 95% Confidence
Interval
Lower Upper
Odds Ratio for KRT
(Ringan / Sedang- 1.000 .310 3.226
Berat)
For cohort Hipertensi =
1.000 .557 1.796
TIdak Hipertensi
For cohort Hipertensi =
1.000 .557 1.796
Hipertensi
N of Valid Cases 70
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
OR1 *
51 72.9% 19 27.1% 70 100.0%
Hipertensi1
Chi-Square Testsc
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
(2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .039a 1 .843 1.000 .548
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .039 1 .843 1.000 .548
Fisher's Exact Test 1.000 .548
Linear-by-Linear
.038d 1 .845 1.000 .548
Association
N of Valid Cases 51
Chi-Square Testsc
Point Probability
Pearson Chi-Square
Continuity Correctionb
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association .243d
N of Valid Cases
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,31.
b. Computed only for a 2x2 table
c. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
d. The standardized statistic is -,196.
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Approx. Approx.
Errora Tb Sig.
Interval by
Pearson's R -.028 .140 -.194 .847c
Interval
Ordinal by Spearman
-.028 .140 -.194 .847c
Ordinal Correlation
N of Valid Cases 51
Symmetric Measures
Monte Carlo Sig.
Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Interval by Interval Pearson's R 1.000 .958 1.000
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation 1.000 .958 1.000
N of Valid Cases
Risk Estimate
Value 95% Confidence
Interval
Lower Upper
Odds Ratio for OR1
(Tidak Olahraga / .882 .255 3.050
Olahraga Sedang-Berat)
For cohort Hipertensi1
.946 .550 1.627
= Tidak Hipertensi
For cohort Hipertensi1
1.072 .533 2.156
= Hipertensi
N of Valid Cases 51
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
OR2 *
56 80.0% 14 20.0% 70 100.0%
Hipertensi2
Chi-Square Testsc
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
(2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 1.490 1 .222 .267 .174
Continuity Correctionb .880 1 .348
Likelihood Ratio 1.503 1 .220 .267 .174
Fisher's Exact Test .267 .174
Linear-by-Linear
1.463d 1 .226 .267 .174
Association
N of Valid Cases 56
Chi-Square Testsc
Point Probability
Pearson Chi-Square
Continuity Correctionb
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association .109d
N of Valid Cases
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.16.
b. Computed only for a 2x2 table
c. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
d. The standardized statistic is 1.210.
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Approx. Approx.
Errora Tb Sig.
Interval by
Pearson's R .163 .131 1.215 .230c
Interval
Ordinal by Spearman
.163 .131 1.215 .230c
Ordinal Correlation
N of Valid Cases 56
Symmetric Measures
Monte Carlo Sig.
Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Interval by Interval Pearson's R .186 .095 .277
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .186 .095 .277
N of Valid Cases
Risk Estimate
Value 95% Confidence
Interval
Lower Upper
Odds Ratio for OR2
(Tidak Olahraga / 2.017 .649 6.271
Olahraga ringan)
For cohort Hipertensi2
1.467 .759 2.837
= Tidak Hipertensi
For cohort Hipertensi2
.727 .446 1.187
= Hipertensi
N of Valid Cases 56
RIWAYAT PENULIS
Data Pribadi
Nama : Godeberta Astria Pakan
Tempat / Tanggal Lahir : Makassar/18 Februari 1993
Alamat : Jl. A.P. Pettarani Komp. IDI GA 10 no.9,
Makassar
Agama : Katholik
Suku Bangsa : Indonesia
Riwayat Pendidikan
Tahun 2004 Lulus SD Pundarika Makassar
Tahun 2007 Lulus SMP Dian Harapan Makassar
Tahun 2010 Lulus SMA Dian Harapan Makassar
Tahun 2013 Lulus Sarjana S1 Kedokteran Universitas
Hasanuddin Makassar
Tahun 2013 – Sekarang Kepaniteraan Klinik